NPM : 2620230394
POKJAR : Sukoharjo
A. RAGAM BAHASA
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa
yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi),
yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis,
(seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku
dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti
ini berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, dan kosa kata. Kelengkapan
tata bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan
dan pakultas.
(jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap
tersebut, yaitu resmi, akrab, dan santai. Kedudukan lawan bicara atau pembaca
Hal ini dapat dilihat dari ragam bahasa baku yang digunakan, seperti:
yang berbeda. Hal ini dilihat dari lingkungan, agama, dan profesi masing-
masing penutur.
Seperti istilah dalam bidang kedokteran, hanya dapat dimengerti oleh kalangan
pemakaiannya.
akrolek, (b) basilek, (c) vulgar, (d) slang, (e) kolokial, (f) jargon,
bahasa ilmiah.
sebagai, yaitu (a) ragam resmi atau formal, (b) ragam usaha atau
ragam konsultatif, (c) ragam santai atau ragam kasual, dan (d)
d. Ragam bahasa dari segi sarana meliputi dua hal, yaitu (a) ragam
1. Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah mampu mengungkapakan hasil berpikir logis secara tepat. Hal
artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau
penulis.
penulisan karya ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda,
sedangkan ciri logis adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal sehat. Hal itu membantu
penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan membantu pembaca
3. Jelas
Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat membantu
Padat yang dimaaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapakan
tidak tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperdulikan.
Ciri ringkas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir
melalui tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga bahasa
Indonesia yang digunakan harus bahasa yang dalam situasi formal atau resmi pada
Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola
pikir bukan pada penulis. Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas
penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut secara dominan harus bertolak pada
objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis secara pribadi. Oleh karena itu,
kata saya,kami, dan kita.
Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis,
artinya sesuai dengan bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis
yang meliputi penulisan angka, lambing, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.
8. Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan
terluas (keseluruhan struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas atau selalu
menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir
tulisan.
Contoh penerapan diksi yang benar dsalah bisa dilihat pada kalimat berikut
ini:
1. Saya sudah tinggal di Jakarta sejak masih kecil – penggunaan diksi yang benar
Sekilas kedua kalimat tersebut terdengar tidak ada masalah dan tidak ada
nomor 2 kurang tepa jika menggunakan kata tinggal sebagai predikat. Kata tersebut
bisa diganti dengan pilihan kata yang lebih sesuai, seperti berikut:
Kata belum lebih tepat untuk digunakan dibandingkan kata tinggal. Karena
Untuk menentukan apakah diksi yang digunakan dalam suatu kalimat maupun
paragraf sudah tepat, maka harus ada indikator tertentu yang harus dipenuhi. Indikator
untuk menentukan tepat tidaknya diksi yang digunakan di antaranya adalah sebagai
berikut:
dengan tepat dan sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
Target komunikasi yang ingin dicapai sesuai yang diharapkan termasuk dalam
memilih kata untuk lawan bicara pada tingkat pendidikan dan usia tertentu
ilmiah. Pertama, topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Topik yang
terlalu luas dan jangan terlalu sempit. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan
penulisannya karena tidak ada pemfokusan masalah. Topik yang terlalu sempit tidak
Ella: "Kalau aku sih liburannya ke rumah kakekku yang ada di kampung".
Dona: "Wah, asyik dong. Waktu kamu di sana, kamu ngapain aja?"
Ella: "Ya seperti biasanya Don, bantu-bantu pekerjaan kakek, kayak nanamin padi,