Anda di halaman 1dari 10

RAGAM DAN LARAS

BAHASA

DISUSUN OLEH:
1. DLIFANA ZULFA
2. FERI IRAWAN
3. SAHARA AMAT JODHY
1. Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang
oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi),
yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan
teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat
menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak
baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
yaitu:
1.) Ragam Bahasa Lisan
2.) Ragam Bahasa Tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai
unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa
tulis.
Pembagian Ragam Bahasa Berdasarkan :

1) Media pengantarnya atau sarananya


A. Ragam Bahasa Lisan.
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita
dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang
berpidato, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang
nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, atau dalam
kesempatan nonformal lainnya.

B. Ragam Bahasa Tulis.


Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam
tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam
tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah,
surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis
nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
2. Berdasarkan situasi dan pemakaian
Ragam bahasa baku dapat berupa: (1) ragam bahasa baku tulis dan (2) ragam bahasa baku
lisan.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa
dan kosa kata):
1). Tata Bahasa
(Bentuk Kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam Bahasa Lisan
 Saya akan tanyakan soal itu.
b. Ragam Bahasa Tulis
 Akan saya tanyakan soal itu.
2). Kosa Kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:
a. Ragam Lisan
 Kita harus bikin karya tulis.
b. Ragam Tulis
 Kita harus membuat karya tulis.
2. Laras Bahasa
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal
ini kita mengenal :

A. Laras Ilmiah
Laras ilmiah adalah penggunan bahasa dalam kegiatan ilmiah,
contohmya adalah penulisan karya tulis ilmiah.
B. Laras Jurnalistik
Sebuah laras bahasa yang digunakan oleh kelompok profesi atau
kegiatan dalam bidang tertentueb, sebagai media penyampai informasi.
Laras bahasa jurnalistik tentu diharapkan mampu menjembatani antarlaras
bahasa.
C. Laras Hukum
Adalah laras yang corak penggunaan bahasanya dengan dunia hukum. Dengan
ciri-ciri yaitu, mempunyai bahasa tersendiri, objektif dan menekan prasangka
pribadi, dan tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.
D. Laras Sastra
Merupakan tulisan yang menggambarkan sesuatu hal yang telah dialami,
diamati, didengar, maupun yang hanya di dalam imajinasi.
3. Ciri Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
1) Bersifat lugas.
Artinya, apa yang mau diutarakan, dikatakan saja secara langsung, apa
adanya, tidak berbelit-belit atau bertele-tele, atau tanpa kalimat yang berbunga-
bunga.
2) Mematuhi kaidah-kaidah gramatika.
Artinya, kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf sesuai dengan kaidah-kaidah
tata bahasa.
3) Efektivitas kalimat-kalimatnya terpenuhi.
Artinya, pesan-pesan yang terkandung kalimat-kalimat itu dapat diterima
pembaca persis seperti yang diinginkan penulis.
4) Kosa kata yang digunakan,
selain kosa kata baku, juga sesuai dengan kaidah pemilihan kata (diksi); dan
istilah-istilah yang digunakan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
5) Kalimatnya bebas dari ketaksaan (ambiguiti).
Maksutnya, kalimat-kalimatnya, atau paragraf-paragrafnya tidak
menimbulkan tafsiran ganda.
6) Bebas dari makna hias dan figura bahasa.
Artinya, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan harus bermakna
lugas. Misalnya, kata buaya dalam ucapan buaya darat adalah bermakna kias;
tetapi dalam ucapan buaya yang ada di darat tidak bermakna kias, melainkan
bermakna sebenarnya, yang disebut makna leksikal.
7) Mematuhi persyaratan penalaran.
Maksutnya, secara sematik kalimat-kalimat bersifat lugas dan dapat diterima
oleh akal sehat.
8) Mematuhi atau menerapkan kaidah-kaidah ejaan yang berlaku.
SEKIAN, TRIMA KASIH

WASALAMMU’ALAIKUM WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai