Anda di halaman 1dari 8

Lanjutan

*Hukum pidana khusus


* Merupakan hukum pidana terhadap orang – orang tertentu
atau orang – orang khusus.
contoh : pidana anak, UU militer

* Yang diberlakukan terhadap perbuatan – perbuatan


tertentu.
contoh: pidana korupsi, narkotika, pencucian uang
Dalam hukum pidana

* Hukum pidana bagian khusus tidak sama dengan hukum


pidana khusus. Hukum pidana yang mempelajari khusus
tentang perbuatan, perbuatan tindak pidana yang diatur
dalam buku II dan Buku III dan juga buku IV KUHP

* Hukum pidana bagian umum tidak sama dengan hukum


pidana umum. Hukum pidana yang membicarakan ajaran –
ajaran umum tentang hukum pidana, pada buku I KUHP.
dasar hukum pidana khusus
* hukum pidana khusus mengatur perbuatan tertentu; untuk
orang atau golongan tertentu.

* hukum pidana khusus menyimpang dari hukum pidana


formal dan hukum pidana materiil.

* penyimpangan diperlukan atas dasar kepentingan umum.

* dasar hukum UU Pidana Khusus melihat dari hukum pidana


adalah Pasal 103 KUHP yang mengandung pengertian:
Pasal 103 ini mengandung pengertian:

1. Semua ketentuan yang ada dalam Buku I KUHP berlaku


terhadap UU di luar KUHP sepanjang UU itu tidak menentukan
lain.
2. Adanya kemungkinan UU termasuk UU Pidana di luar KUHP,
karena KUHP tidak mengatur seluruh tindak pidana
didalamnya (tidak lengkap dan tidak mungkin lengkap).
Hukum Pidana Khusus Materiil

• Hukum Pidana bersifat elastis.


• Percobaan dan membantu melakukan tindak pidana diancam
dengan hukuman.
• Pengaturan tersendiri tindak pidana kejahatan dan pelanggaran.
• Perluasan berlakunya asas territorial.
• Hukum berhubungan/ditentukan berdasarkan kerugian keuangan
dan perekonomian negara.
• Pegawai Negeri merupakan sub. Hukum tersendiri.
• Mempunya sifat terbuka, maksudnya adanya ketentuan untuk
memasukkan tindak pidana yang berada dalam UU lain asalkan UU
lain menentukan menjadi tindak pidana.
• Pidana denda + 1/3 terhadap korporasi.
• Perampasan barang bergerak, tidak bergerak.
• Adanya pengaturan tindak pidana selain yang diatur dalam
UU itu.
• Tindak Pidana bersifat transnasional.
• Adanya ketentuan yurisdiksi dari negara lain terhadap
tindak pidana yang terjadi.
• Tidak dipidananya dapat bersifat politik
• Dapat pula berlaku asas retroactive
Hukum Pidana Khusus Formal

• Penyidikan dapat dilakukan oleh Jaksa, pada komisi


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
• Perkara pidana khusus harus didahulukan dari perkara pidana lain.
• Adanya gugatan perdata terhadap tersangka/terdakwa Tindak
Pidana Korupsi.
• Penuntutan kembali terhadap pidana bebas atas dasar kerugian
negara.
• Perkara pidana khusus diadili di Pengadilan Khusus (HPE).
• Dianutnya peradilan in absentia.
• Diakuinya terobosan terhadap rahasia bank.
• Larangan menyebutkan identitas pelapor.

Anda mungkin juga menyukai