Anda di halaman 1dari 12

Macam-macam Pelanggaran HAM

Menurut Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang


Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, pelanggaran hak asasi manusia adalah
setiap perbuatan seseorang atau kelompok
orang termasuk aparat negara, baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi
manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.
2
pelanggaran HAM merupakan tindakan
pelanggaran kemanusiaan baik dilakukan oleh
individu maupun oleh institusi negara atau
institusi lainnya terhadap hak asasi individu lain
tanpa ada dasar atau alasan yuridis dan alasan
rasional yang menjadi pijakanya

3
Kejahatan Genosida (Genocide)
Kejahatan genosida termasuk dalam jenis
pelanggaran HAM berat yang berada dalam
yuridiksi International Criminal Court.
Genosida merupakan sebuah pembantaian secara
massal atau besar-besaran yang secara sistematis
terhadap satu suku bangsa atau sekelompok suku
bangsa dengan maksud dan tujuan untuk
memusnahkan hingga punah bangsa tersebut.
Termasuk dalam kejahatan berat, kejahatan
genosida pernah terjadi di beberapa negara
sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan
mendapatkan kecaman dari PBB
4
Kejahatan Kemanusiaan
Konsep CAH pertama kali diperkenalkan di era
setelah berakhirnya Perang Dunia II. Dalam Pasal 6
huruf c Charter of the International Military
Tribunal (“Nuremberg Charter”), tindakan CAH
dijelaskan sebagai berikut:
Pembunuhan, pemusnahan, perbudakan,
pemindahan secara paksa dan tindakan tidak
manusiawi lainnya yang ditujukan pada
masyarakat sipil, sebelum atau selama perang,
atau penindasan berdasarkan politik, ras atau
agama dalam pelaksanaan atau dalam ruang
lingkup pengadilan ini, apakah perbuatan
tersebut baik yang melanggar atau tidak hukum
dimana perbuatan tersebut dilakukan.

5
Seiring dengan terjadinya perkembangan di bidang
hukum pidana internasional, penjelasan terkait
CAH tersebut kemudiaan diadaptasi dan
digunakan di dalam beberapa statuta pengadilan
internasional, antara lain:
 International Military Tribunal for the Far East;
 International Criminal Tribunal for Former
Yugoslavia (ICTY);
 International Criminal Tribunal for
Rwanda (ICTR); dan
 International Criminal Court (ICC).

6
Kejahatan perang
suatu tindakan pelanggaran dalam
cakupan hukum internasional terhadap hukum
perang oleh satu atau beberapa orang,
baik militer maupun sipil.
Pelaku kejahatan perang ini disebut penjahat
perang. Setiap pelanggaran hukum perang
pada konflik antar bangsa merupakan
kejahatan perang. Pelanggaran yang terjadi
pada konflik internal suatu negara, belum tentu
bisa dianggap kejahatan perang.

7
Kejahatan perang meliputi semua pelanggaran
terhadap perlindungan yang telah ditentukan oleh
hukum perang, dan juga mencakup kegagalan
untuk tunduk pada norma prosedur dan aturan
pertempuran, seperti menyerang pihak yang telah
mengibarkan bendera putih, atau sebaliknya,
menggunakan bendera perdamaian itu
sebagai taktik perang untuk mengecoh pihak
lawan sebelum menyerang.
Perlakuan semena-mena terhadap tawanan
perang atau penduduk sipil juga bisa dianggap
sebagai kejahatan perang

8
Trafficking
Adalah segala tindakan pelaku trafficking yang mengandung
salah satu atau lebih tindakan perekrutan, pengangkutan antar
daerah dan antar negara, pemindahtanganan, pemberangkatan,
penerimaan dan penampungan sementara atau di tempat tujuan,
perempuan dan anak. Dengan cara ancaman, penggunaan
kekerasan verbal dan fisik, penculikan, penipuan, tipu muslihat,
memanfaatkan posisi kerentanan (misalnya ketika seseorang
tidak memiliki pilihan lain, terisolasi, ketergantungan obat,
jebakan hutang dan lain-lain), dengan memberikan atau
menerima pembayaran atau keuntungan, Dimana perempuan
dan anak digunakan untuk tujuan pelacuran dan eksploitasi
seksual (termasuk phaedofili), buruh migran legal maupun ilegal,
adopsi anak, pekerja jermal, pengantin pesanan, pembantu
rumah tangga, mengemis, industri pornografi, pengedaran obat
terlarang, dan penjualan organ tubuh, serta bentuk-bentuk
eksploitasi lainnya.

9
Forced Eviction
Dalam instrumen hukum Indonesia, kami tidak menemukan
istilah “penggusuran” atau “penggusuran paksa”. Committee
on Economic, Social, and Cultural Rights berpendapat
dalam Poin Ketiga General Comment No. 7 on the Right to
Adequate Housing (Article 11(1) of the Covenant) bahwa:
Forced eviction is “the permanent or
temporary removal against their will of individuals,
families and/or communities from the homes and/or land
which they occupy, without the provision of,
and access to, appropriate forms of legal or other
protection.

10
Apabila diterjemahkan secara bebas,
penggusuran paksa berarti pemindahan individu,
keluarga, atau kelompok secara paksa dari
rumah atau tanah yang mereka duduki, baik
untuk sementara atau untuk selamanya, tanpa
perlindungan hukum yang memadai.

11
Slavery

adalah segala hal mengenai pengendalian


terhadap seseorang oleh orang lain dengan cara
paksaan. Perbudakan biasanya terjadi untuk
memenuhi keperluan akan buruh atau
kegiatan seksual. Orang yang dikendalikan
disebut dengan budak.

12

Anda mungkin juga menyukai