Anda di halaman 1dari 3

BAB I

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

1.1 Fungsi Bahasa


Selain fungsi utamanya sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki fungsi sebagai
1. sarana integrasi,
2 sarana kontrol sosial,
3 sarana memahami diri dan memahami orang lain,
4 sarana ekspresi diri,
5 sarana mengamati lingkungan
6 sarana berpikir logis
7 sarana membangun/ mengembang kecerdasan
8 sarana mebangun karakter
9 sarana mengembang profesi
Dengan fungsi bahasa yang demikian penting dan beragam, menguasai suatu bahasa
menjadi suatu keharusan. Memahami dan menerapkan konsep kebahasaan dalam
berkomunikasi sangat diperlukan agar komunikasi berlangsung baik dan lancar, serta
tujuan komunikasi pun tercapai.

1.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Salah satu dari tiga butir Sumpah Pemuda yang dicetuskan tanggal 28 Oktober
1928 adalah “Kami puetra dan poetri Indonesia mendjoengdjoeng bahasa persatoean,
bahasa Indonesia.” Butir ini menjadi dasar peletak kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional.
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi, yaitu
1. lambang kebanggaan nasional;
2. lambang identitas nasional;
3. alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya;
4. alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar
belakang budaya dan bahasanya masing-masing.
Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 mencantumkan pernyataan
“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia” merupakan dasar peletak kedudukan ”bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara”.

1
Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi, yaitu
1. bahasa resmi kenegaraan;
2. bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan;
3. alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pembangunan;
4. alat pengembang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Dengan kedua kedudukan tersebut, Sugono (2009) mengemukakan bahwa bahasa
Indonesia menjadi media ekspresi berbagai gagasan modern, pencerminan jati diri dalam
membangun kebudayaan baru yang diilhami oleh sumber-sumber kebudayaan tradisi dan
kebudayaan modern. Bahasa Indonesia dalam masyarakat Indonesia berfungsi sebagai
wahana ekspresi budaya, punumbuh rasa kenasionalan dan solidaritas kemanusiaan,
serea perekam perkembangan kehidupan masyarakat.
Bahasa Indonesia memiliki posisi strategis dalam kehidupan kebangsaan, yaitu
sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian, Bahasa Indonesia juga
menjadi salah satu penentu identitas dan jati diri bangsa.

1.3 Undang-Undang No.24 Tahun 2009 dan Perpres No.63 Tahun 2019

Undang-Undang No.24 Tahun 2009


Undang-Undang Republik Indonesia No 24 Tahun 2009 yang diberlakukan sejak
09 Juli 2009 ini berisi peraturan tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dalam Bab III, diatur secara khusus bagaimana
penggunaan bahasa dalam perundang-undangan, bahasa sebagai pengantar dalam
pendidikan, pelayanan administrasi publik, bahasa pada nama gedung, pemukiman,
merek dagang, lembaga usaha, sampai dengan penggunaan bahasa dalam informasi
melalui media massa.
Pada tahun 2010, telah pula ditetapkan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam
Pidato Resmi Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya melalui
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 40
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009. Perpres yang mulai diberlakukan 01 Maret 2010
ini memang belum mencakup pembahasan penggunaan bahasa lebih detail dan rinci
sehingga pemerintah memandang perlu menetapkan Peraturan Presiden lagi tentang
Penggunaan Bahasa Indonesia.

2
Perpres No.63 Tahun 2019
Atas pertimbangan bahwa Perpres yang ada belum mengakomodasi secara lebih
menyeluruh tentang pemakaian bahasa Indonesia, pada 30 September 2019, Presiden
Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2019
tentang Penggunaan Bahasa Indonesia. Dalam Perpres itu, dikemukakan bahwa
penggunaan Bahasa Indonesia harus memenuhi kriteria Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Kaidah yang dimaksud meliputi kaidah
tata bahasa, kaidah ejaan, dan kaidah pembentukan istilah, sebagaimana diatur dengan
Peraturan Menteri.
Menurut Perpres ini, Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan
perundang-undangan, mencakup:
a. pembentukan kata;
b. penyusunan kalimat;
c. teknik penulisan; dan
d. pengejaan.
Perpres ini juga menyebutkan Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen
resmi negara yang meliputi surat keputusan, surat berharga, ijazah, surat keterangan,
surat identitas diri, akta jual beli, surat perjanjian, dan putusan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai