Anda di halaman 1dari 11

PEMBERONTAKAN

DI/TII JAWA
TENGAH
NAMA KELOMPOK 5 :
1. DWI MAHA RANI
2. R.ARYA RIZKY
3. KIAN SANTANG
4. INDAH ELIZABETH
5. RICKY ANANDA
Pokok Bahasan
Pemimpin
1 Latar belakang 2 pemberontakan DI/TII
di Jawa Tengah

3 kesimpulan
PENUMPASAN PEMBERONTAKAN
DI/TII DI JAWA TENGAH
Munculnya gerakan DI/TII di Jawa Tengah diawali dengan adanya perubahan situasi politik
di daerah Tegal-Brebes akibat penandatanganan Perjanjian Renville. Dalam perjanjian
tersebut disebutkan satu pasal yang berisi bahwa semua kekuatan pasukan RI yang
berada di daerah pendudukan Belanda harus ditarik dan ditempatkan di daerah RI. Wilayah
karesidenan Pekalongan termasuk daerah pendudukan Belanda, sehingga pasukan RI
harus meninggalkan dan mengosongkan daerah tersebut. Namun, meskipun demikian,
rupanya tidak semua pasukan meninggalkan daerah mereka, seperti di Brebes dan
Tegal. Para pejuang di dua wilayah tersebut masih tetap bertahan dan menyusun strategi
untuk melakukan perlawanan. Mereka melakukan operasi militer dengan membentuk
Gerakan Antareja Republik Indonesia (GARI) dan Gerilya Republik Indonesia
(GRI). Terbentuknya dua gerakan ini memicu timbulnya gerakan-gerakan lain yang
menghasilkan pemberontakan di Jawa Tengah.
Pemberotakan DI/TII di Jawa Tengah terjadi di
beberapa Daerah,yaitu :
brebes ,tegal dan pekalongan dipimpin oleh amir fatah.untuk menumpaskan
01 pemberontakan ini pada bulan 1950 pemerintah melakukan operasi kilat
“GERAKAN BANTENG NEGARA “ (GBN) dan “BANTENG RAIDERS”

02 Kebumen dipimpin oleh mohammad mahmud abdulrahman (kyai


sumolangu).gerombolan ii dapat ditumpaskan pada tahun 1954 melalui
sebuah operasi militer yang diberi nama OPERASI GUNTUR.

Kudus dan magelang yang dilakukan oleh batalyon 426 yang bergabung
03 dengan DI/TII pada bulan desember 1951. untuk menumpas
pemberontakan ini pemerintah melalukan “OPERASI MERDEKA
TIMUR” yang dipimpin oleh letnan kolenel soeharto,komandan brigade
pragolo.
PEMIMPIN
PEMBERONTAKAN DI/TII
DI JAWA TENGAH
Sebelum adanya pemberontakan DI/TII di
bawah kepemimpinan Amir Fatah, di
Jawa Tengah sudah lebih dulu pernah
muncul gerakan yang serupa dipimpin
oleh Abas Abdullah. Pasukan yang
dipimpin Abas ini bernama Pasukan
Hizbullah, di mana saat itu mereka
memutuskan untuk pergi ke wilayah
sengketa Indonesia-Belanda, yaitu
Brebes. Sampai di sana, pasukan ini
membentuk pasukan baru bernama
Mujahidin yang disebut sebagai Majelis
Islam (MI). 
Sejak saat itu, Amir Fatah beserta kelompoknya melakukan penyerangan
terhadap TNI dan beberapa desa, seperti Desa Rokeh Djati dan
Pagerbarang. Akhir PemberontakanDemi melemahkan kekuatan para
tentara Amir Fatah serta penyerangan mereka, TNI membentuk Gerakan
Banteng Nasional (GBN).GBN adalah komando penumpasan pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah. Para pemimpin dari GBN sendiri adalah Letnan
Kolonel Sarbini, Letnan Kolonel Bachrum, dan Letnan Kolonel Ahmad
Yani. Unsur penting yang ada di dalem GBN adalah Banteng Raiders, sebuah
pasukan elit di bawah kepemimpinan Ahmad Yani untuk memburu
gerilyawan DI/TII. Selama proses pembekukan, pasukan Mujahidin serta
Hizbullah sempat berhasil meloloskan diri dari tangkapan TNI. Sampai
akhirnya pada 22 Desember 1950, pasukan-pasukan ini berhasil ditangkap
saat berada di Desa Cisayong, Tasikmalaya. Amir Fatah yang juga ikut
tertangkap dipenjara selama dua tahun.
Di Kebumen muncul pemberontakan DI/TII yang
dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang
dipimpin oleh Kyai Somalangu.
Kedua gerakan ini bergabung dengan DI/TII Jawa
Barat pimpinan Kartosoewirjo.
Pemberontakan di Jawa Tengah ini menjadi
semakin kuat setelah Batalion 624 pada
Desember 1951 membelot dan menggabungkan
diri dengan DI/TII di daerah Kudus dan Magelang.
Untuk mengatasi pemberontakan tersebut,
Pemerintah RI membentuk pasukan khusus yang
disebut dengan Banteng Raiders. Pasukan Raiders
ini melakukan serangkaian operasi kilat
penumpasan DI/TII, yaituOperasi Gerakan
Banteng Negara (OGBN) di bawah pimpinan
Letnan Kolonel Sarbini,
kemudian diganti oleh Letnan Kolonel M. Bachrun,
dan selanjutnya dipegang oleh
Letnan Kolonel A. Yani
pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah
dapat ditumpas pada 1954.
Adapun untuk mengatasi pembelotan
Batalyon 624, pemerintah melancarkan
Operasi
Merdeka Timur yang dipimpin oleh
Letnan Kolonel Soeharto.
Kesimpuan
Amir Fatah adalah komandan laskar Hizbullah di Tulangan, Sidoarjo dan Mojokerto
memproklamasikan diri bergabung dg DI/TII 23 Agustus 1949 di Tegal, diangkat
sebagai Komandan pertempuran Jawa Tengah dg pangkat Majen TII; di Kebumen
Pemberontakan DI/TII dilakukan oleh Angkatan Umat Islam dipimpin Kyai Somalangu
Kedua gerakan bergabung dg DI/TII Jawa Barat (Kartosuwirjo), Gerakan DI/TII di
Jawa Tengah semakin kuat didukung oleh batalyon 624 yg membelot.
Untuk mengatasi gerakan ini pemerintah membentuk pasukan khusus Yaitu Banteng
Raiders; pasukan ini melakukan operasi Gerakan Banteng Negara dipimpin Letkol.
Sarbini, kemudian diganti Letkol. M Bahrun, kemudian Letkol. A. Yani.
pemberontakan dapat ditumpas th 1954. untuk mengatasi Batalyon 624 dilakukan
operasi Merdeka Timur oleh LetKol. Soeharto
“HIDUP KESEPIAN
TANPA KEKASIH
CUKUP SEKIAAN DAN
TERIMA KASIH”

Anda mungkin juga menyukai