Anda di halaman 1dari 18

Pemberontakan Darul Islam/Tentara

Islam Indonesia
Pemberontakan DI/TII di Jawa
Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa
Tengah
Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemberontakan
DI/TII
di
Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi
Selatan

Latar Belakang
DI/ TII (Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia)
adalah gerakan yang menginginkan berdirinya
Negara Islam Indonesia

DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM


INDONESIA
Pemberonatakan DI/TII di Jawa Barat
Latar Belakang
Kartosuwiryo bercita-cita ingin mendirikan Negara Islam
Indonesia, dan mendirikan pesantren di Mlangbong Garut.
Tokoh-tokoh yang Terlibat
Kartosuwiryo adalah pemimpin dari pemberontakan ini.

Kartosuwiryo

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat


Proses Pemberontakan
Kartosuwirjo bercita-cita ingin mendirikan
NegaraIslam Indonesia, mendirikan pesantren di
Mlangbong Garut; setelah perjanjian Reville RI
agar mengosongkan Jawa Barat pindah ke Jawa
Tengah dianggap RI menghianati perjuangan rakyat
Jawa Barat.
Kartosuwirjo
menolak
hijrah
dan
mendirikanNegara Islam Indonesia 7 Agustus 1949.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Proses Penyelesaian
Untuk menumpas DI/ TII pemerintah melakukan
operasi Baratayudha 27 Agustus 1949.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah


Latar Belakang
Amir Fatah adalah komandan laskar Hizbullah di
Tulangan, Sidoarjo dan Mojokerto
memproklamasikan diri bergabung dengan
DI/TII 23 Agustus 1949 di Tegal, diangkat
sebagai Komandan pertempuran Jawa Tengah
dengan pangkat Majen TII. Mulai saat itu,
pemberontakan pun terjadi.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah


Tokoh-tokoh yang Terlibat
Amir Fatah sebagai pemimpin dari
pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah.
Mahfudz Abdurachman

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah


Proses Pemberontakan
Di Kebumen Pemberontakan DI/TII dilakukan
oleh Angkatan Umat Islam dipimpin Kyai
Somalangu. Kedua gerakan bergabung dengan
DI/TII Jawa Barat (Kartosuwirjo), Gerakan
DI/TII di Jawa Tengah semakin kuat didukung
oleh batalyon 624 yang membelot.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah


Proses Penyelesaian
Untuk mengatasi gerakan ini pemerintah membentuk
pasukan khusus Yaitu Banteng Raiders; pasukan ini
melakukan operasi Gerakan Banteng Negara dipimpin
Letnan Kolonel Sarbini, kemudian diganti Letnan
Kolonel M. Bahrun, kemudian Letnan Kolonel A.
Yani.
Pemberontakan dapat ditumpas tahun 1954. Untuk
mengatasi Batalyon 624 dilakukan operasi Merdeka
Timur oleh Letnan Kolonel Soeharto.

Pemberontakan DI/TII di Aceh

Latar Belakang
Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh rasa khawatir akan hilangnya
kedudukan dan perasaan kecewa karena diturunkannya Aceh dari
Daerah Istimewa menjadi keresidenan dibawah propinsi Sumatera Utara
yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 1950. Pertentangan
antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak
lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.

Pemberontakan DI/TII di Aceh


Tokoh-tokoh yang Terlibat
Tengku Daud Beureueh sebagai pimpinan dalam pemberontakan DI/TII di daerah Aceh.
Kolonel M. Jasin dan Pangdam I Bukit Barisan sebagai orang yang memprakasai musyawarah
kerukunan rakyat Aceh, yang saat itu dapat mengakhiri pemberontakan DI/TII di Aceh.

Tengku Daud Beureueh

Tengku Daud Beureueh

Pemberontakan DI/TII di Aceh


Proses Pemberontakan

Pemberontakan ini dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang dulunya adalah
Gurbernur Militer pada masa perang Pemerintahan. Pada tanggal 20 September
1953 Daud Beureueh memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari
Negara Islam Indonesia (NII) dibawah pimpinan Kartosuwiryo.

Operasi Penyelesaian
Penyelesaian dari pemberontakan ini adalah melalui musyawarah dan operasi militer.
Pada tanggal 17-28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Aceh.
Dimana musyawarah ini diselenggarakan atas inisiatif dari Kolonel M. Jasin, dan
Pangdam I Bukit Barisan.
Dengan kembalinya Daud Beureueh ke masyarakat, keamanan di daerah Aceh kembali
pulih..

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan


Latar Belakang
Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan di pimpin oleh Ibnu Hajar alias Haderi
bin Umar. Ia adalah bekas Letnan Dua TNI yang kemudian memberontak dan
menyatakan gerakannya merupakan bagian dari DI/TII Kartosuwiryo. Pasukan Ibnu
Hajar dinamakan Kesatuan Rakyat yang Tertindas (KRYT).

Tokoh- tokoh yang Terlibat


Ibnu Hajar sebagai pemimpin dari Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan.
Qahar Mudzakkar sebagai orang yang membantu Ibnu Hajar dalam pemberontakan
DI/TII yang terjadi di Kalimantan Selatan. Qahar juga memimpin pemberontakan di
wilayah Sulawesi Selatan.
Kartosuwiryo terlibat dalam pemberontakan ini, karena ia membantu Ibnu Hajar.
Kartosuwiryo juga terlibat dalam pembentukan Negara Islam Indonesia.
.

Kartosuwiryo

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan


Proses Pemberontakan
Pada bulan Oktober 1950, Ibnu Hajar dan tentaranya melakukan tindakan pengacauan dan
meyerang pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. Untuk memperkuat pasukannya Ibnu Hajar bekerja
sama dengan Qahar Mudzakkar dan Kartosuwiryo.

Operasi Penyelesaian
Akhirnya, untuk menumpas pemberontakan ini Pemerintah melakukan pendekatan dan meminta
Ibnu Hajar untuk menyerah, Ibnu Hajar sempat menyerah. Namun, stelah itu ia melarikan diri dan
kembali memberontak. Maka dari itu Pemerintah bertindak tegas menggempur gerakan Ibnu Hajar
melalui operasi militer.
Pada akhir tahun 1959, pasukan Ibnu Hajar berhasil dihancurkan dan Ibnu Hajar dapat ditangkap.
Pada bulan Maret 1965 Pengadilan Militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar

D A R U L I S L A M / T E N TAR A I S L A M I N D O N E S I A
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Latar Belakang
Pemberontakan ini dimulai dengan perbedaan pendapat yang terjadi di MBAD (Markas Besar
Angkatan Darat) antara Kol. Bambang Soepeno dan Kol. AH. Nasution yang berpendapat bahwa
tentara harus cakap secara tekhnis. Seiring dengan berjalanannya waktu Panglima Soedirman
meninggal dunia, dalam hal ini pertentangan di MBAD tetap berjalan, dan dimenangi oleh
kelompok Nasution. Akibatnya, sekitar 1.500 gerilyawan tidak diterima menjadi tentara oleh
MBAD, sebab mereka tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi.

Kol. AH Nasution

Jenderal Soedirman

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan


Tokoh-tokoh yang Terlibat
Qahar Mudzakkar sebagai pemimpin pemberontakan DI/TII di Sulawesi
Selatan.
Kolonel AE Kawilarang yaitu Kastaf Terittirial IV Indonesia Timur.
Kopda Sadeli (anggota Pasukan Batalyon 330) yang dapat menembak mati
Qahar Mudzakkar.

Qahar Mudzakkar

Kol. AE Kawilarang

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan


Selatan

Proses Pemberontakan

Abdul Qahar Mudzakkar kemudian membela hak-hak kaum


gerilyawan, ia mengusulkan kepada Kol. AE Kawilarang agar
para gerilyawan dimasukkan dalam suatu resimen/ Namun, usulan
tersebut ditolak oleh Kol. AE Kawilarang. Setelah itu Qahar
Mudzakkar mulai menghimpun para gerilyawan dan memimpin
mereka dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS).
Pada periode 1953-1959, Qahar dan pasukannya bergabung
dengan Darul Islam pimpinan Kartosuwiryo. Kemudian pada
periode 1962-1965 TNI perlahan-lahan dapat menekan gerakan
ini, disebabkan karena adanya perpecahan di dalam pasukan
tersebut.

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan


Selatan
Operasi Penyelesaian
Untuk mengakhiri pemberontakan ini, pemerintah
melakukan serangkaian operasi militer. Pada tanggal 3
Februari 1965 Qahar Mudzakkar berhasil tertembak
mati ditangan Kopda Sadeli, yaitu anggota Pasukan
Batalyon 330 Kujang I Siliwangi.

Anda mungkin juga menyukai