Di Tii
Di Tii
Islam Indonesia
Pemberontakan DI/TII di Jawa
Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa
Tengah
Pemberontakan DI/TII di Aceh
Pemberontakan
DI/TII
di
Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi
Selatan
Latar Belakang
DI/ TII (Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia)
adalah gerakan yang menginginkan berdirinya
Negara Islam Indonesia
Kartosuwiryo
Proses Penyelesaian
Untuk menumpas DI/ TII pemerintah melakukan
operasi Baratayudha 27 Agustus 1949.
Latar Belakang
Pemberontakan ini dilatarbelakangi oleh rasa khawatir akan hilangnya
kedudukan dan perasaan kecewa karena diturunkannya Aceh dari
Daerah Istimewa menjadi keresidenan dibawah propinsi Sumatera Utara
yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 1950. Pertentangan
antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak
lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang dulunya adalah
Gurbernur Militer pada masa perang Pemerintahan. Pada tanggal 20 September
1953 Daud Beureueh memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari
Negara Islam Indonesia (NII) dibawah pimpinan Kartosuwiryo.
Operasi Penyelesaian
Penyelesaian dari pemberontakan ini adalah melalui musyawarah dan operasi militer.
Pada tanggal 17-28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Aceh.
Dimana musyawarah ini diselenggarakan atas inisiatif dari Kolonel M. Jasin, dan
Pangdam I Bukit Barisan.
Dengan kembalinya Daud Beureueh ke masyarakat, keamanan di daerah Aceh kembali
pulih..
Kartosuwiryo
Operasi Penyelesaian
Akhirnya, untuk menumpas pemberontakan ini Pemerintah melakukan pendekatan dan meminta
Ibnu Hajar untuk menyerah, Ibnu Hajar sempat menyerah. Namun, stelah itu ia melarikan diri dan
kembali memberontak. Maka dari itu Pemerintah bertindak tegas menggempur gerakan Ibnu Hajar
melalui operasi militer.
Pada akhir tahun 1959, pasukan Ibnu Hajar berhasil dihancurkan dan Ibnu Hajar dapat ditangkap.
Pada bulan Maret 1965 Pengadilan Militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu Hajar.
Ibnu Hajar
D A R U L I S L A M / T E N TAR A I S L A M I N D O N E S I A
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan
Latar Belakang
Pemberontakan ini dimulai dengan perbedaan pendapat yang terjadi di MBAD (Markas Besar
Angkatan Darat) antara Kol. Bambang Soepeno dan Kol. AH. Nasution yang berpendapat bahwa
tentara harus cakap secara tekhnis. Seiring dengan berjalanannya waktu Panglima Soedirman
meninggal dunia, dalam hal ini pertentangan di MBAD tetap berjalan, dan dimenangi oleh
kelompok Nasution. Akibatnya, sekitar 1.500 gerilyawan tidak diterima menjadi tentara oleh
MBAD, sebab mereka tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi.
Kol. AH Nasution
Jenderal Soedirman
Qahar Mudzakkar
Kol. AE Kawilarang
Proses Pemberontakan