BAHASA INDONESIA
PENEKANAN, KEHEMATAN, DAN KEVARIASIAN KATA
DOSEN PEMBIMBING :
Ari Suryawati Secio Chaesar, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul, “Penekanan,
Kehematan, dan Kevariasian Kata.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta kritik dari berbagai pihak. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
BAB I
Pendahuluan
Oleh karena itu, penulis dalam menghasilkan karya sastra perlu memperhatikan
penekanan, kehematan, dan kevariasian kata sebagai bagian penting dalam
menghasilkan karya yang efektif, kreatif, dan berkualitas. Dengan demikian, pembaca
atau pendengar akan lebih tertarik dan terkesan dengan karya yang dihasilkan serta
mampu memperoleh pemahaman yang lebih jelas terkait maksud dan tujuan dari
karya sastra tersebut
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
Pembahasan
- Menggunakan Intonasi. Caranya adalah dengan memberi tekanan yang lebih keras
kepada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contohnya :
Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata Hafidh maka kalimat itu berarti yang membaca
buku sejarah di kamar adalah Hafidh, bukan orang lain.
Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat itu berarti yang
dilakukan Hafidh di kamar adalah membaca, bukan melakukan pekerjaan lain.
Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata buku sejarah maka kalimat itu berarti buku yang
dibaca Hafidh adalah buku sejarah, bukan buku lain.
Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata kamar, maka kalimat itu berarti Hafidh membaca
buku sejarah di kamar, bukan di tempat lain.
- Menggunakan kata keterangan. Keterangan penegas yang lazim digunakan adalah
kata Memang, Apalagi, Bahkan, dan Lebih – lebih lagi. Contohnya :
Mencari pekerjaan di Semarang tidak semudah yang kita bayangkan, apalagi
kalau kita tidak mempunyai koneksi
- Menggunakan bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat pasif dibentuk dengan
maksud untuk lebih menegaskan peranan objek penderita. Contohnya :
Hafidh dan Bonang dimarahi dosen (kalimat asalnya “Dosen memarahi Hafidh
dan Bonang”)
Pohon kelapa itu ditebang oleh Hafidh kemarin (Kalimat asalnya “Hafidh
menebang pohon kelapa itu kemarin”)
Menghindari penggunaan hiponimi. Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan
makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Didalam makna kata tersebut terkandung
makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Contoh:
1) Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata ‘bunga-bunga’ dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata ‘mawar,
anyelir, dan melati’ sudah mengandung makna bunga. Kalimat efektifnya: Mawar,
anyelir, dan melati sangat disukainya.
2) Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya lampu neon.
Seharusnya: Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya neon.
3) Beliau dilahirkan di kota Yogyakarta pada tahun 1924.
Seharusnya: Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1924.
Perhatikan bentuk kata jamak. Jika sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka
tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:
....... Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai
bahan bakar dan energt dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk tanya.
Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai
efektifitas, ia memakai kalimat tanya.
a. Polion pisang itu cepat tumbuh Kita dengan mudah dapat menanamnya dan
memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
b. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat
ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali
lubang. menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada
paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat
pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya
variasi aktif-pasif.