Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
PENEKANAN, KEHEMATAN, DAN KEVARIASIAN KATA

DOSEN PEMBIMBING :
Ari Suryawati Secio Chaesar, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Bonang Dimas Aryo Dwi Sutanto (F0122045)


2. Cevin Alfansyah (F0122046)
3. Daniel Wahyu Nugroho (F0122051)
4. Dhevana Dama Alfareta (F0122053)
5. Gabriella Megumi (F0122071)
6. Hafidh Risky Gemilang (F0122074)
7. Hana Noveline Sitio (F0122075)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul, “Penekanan,
Kehematan, dan Kevariasian Kata.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta kritik dari berbagai pihak. Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang sastra, penekanan, kehematan, dan kevariasian kata adalah aspek
penting untuk menghasilkan karya yang efektif dan berkualitas. Penekanan kata adalah
teknik dalam menonjolkan kata-kata tertentu untuk memberikan efek tertentu pada
pembaca atau pendengar. Sedangkan, kehematan kata mengacu pada penggunaan
kata-kata yang minimal namun tetap mampu mengungkapkan maksud dengan jelas
dan tepat. Di sisi lain, kevariasian kata bertujuan untuk menambah kaya bahasa dalam
karya sastra dengan memanfaatkan berbagai variasi kata dengan makna yang
sama atau sejenis.

Peningkatan keterampilan pada penekanan, kehematan, dan kevariasian kata dapat


meningkatkan efektivitas komunikasi dalam karya sastra. Dengan menguasai teknik
penekanan kata, penulis dapat memperlihatkan kekuatan kata-kata tertentu dan
memberikan kesan mendalam pada pembaca. Selain itu, kehematan kata akan
mengurangi pengulangan yang tidak perlu dalam karya sastra serta mempercepat
pemahaman. Sementara kevariasian kata akan meningkatkan daya tulis dan membuat
karya lebih menarik dan dinamis.

Oleh karena itu, penulis dalam menghasilkan karya sastra perlu memperhatikan
penekanan, kehematan, dan kevariasian kata sebagai bagian penting dalam
menghasilkan karya yang efektif, kreatif, dan berkualitas. Dengan demikian, pembaca
atau pendengar akan lebih tertarik dan terkesan dengan karya yang dihasilkan serta
mampu memperoleh pemahaman yang lebih jelas terkait maksud dan tujuan dari
karya sastra tersebut
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
Pembahasan

2.1 Penekanan Kata dalam Kalimat Efektif


Penekanan dalam kalimat adalah upaya untuk memberikan ketegasan, aksentuasi,
pemusat perhatian pada salah satu bagian kalimat. Penekanan kalimat ini dilakukan agar
pembaca ataupun pendengar lebih memperhatikan kalimat tersebut. Bagian kalimat yang
penting perlu diberi penekanan supaya maksud dari kalimat secara keseluruhan dapat
dipahami oleh pembaca ataupun pendengar.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam
suatu kalimat, yaitu :
- Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya :
Harapan kami adalah perencanaan pembangunan rumah Dp 0 rupiah segera dicanangkan
oleh pemerintah.
Penekanan : Harapan kami
- Menggunakan partikel. Penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel -lah, -
pun, dan -kah. Contohnya :
 Bisakah Hafidh menyelesaikan tugas tersebut ?
 Dialah yang menjadi dalang dibalik semua masalah ini

- Melakukan repetisi ( Pengulangan Kata ), contohnya :


 Saya suka akan penampilannya, saya suka akan pakaiannya.

- Menggunakan Pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau


berlawanan makna dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contohnya :
 Hafidh itu tidak malas, tapi rajin
 Bonang bukan anak yang nakal dan pemarah, tetapi baik dan penyabar

- Menggunakan Intonasi. Caranya adalah dengan memberi tekanan yang lebih keras
kepada salah satu unsur atau bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contohnya :
 Hafidh membaca buku sejarah di kamar

Apabila tekanan diberikan pada kata Hafidh maka kalimat itu berarti yang membaca
buku sejarah di kamar adalah Hafidh, bukan orang lain.
 Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata membaca maka kalimat itu berarti yang
dilakukan Hafidh di kamar adalah membaca, bukan melakukan pekerjaan lain.
 Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata buku sejarah maka kalimat itu berarti buku yang
dibaca Hafidh adalah buku sejarah, bukan buku lain.
 Hafidh membaca buku sejarah di kamar
Apabila tekanan diberikan pada kata kamar, maka kalimat itu berarti Hafidh membaca
buku sejarah di kamar, bukan di tempat lain.
- Menggunakan kata keterangan. Keterangan penegas yang lazim digunakan adalah
kata Memang, Apalagi, Bahkan, dan Lebih – lebih lagi. Contohnya :
 Mencari pekerjaan di Semarang tidak semudah yang kita bayangkan, apalagi
kalau kita tidak mempunyai koneksi

- Menggunakan bentuk pasif. Penekanan dalam bentuk kalimat pasif dibentuk dengan
maksud untuk lebih menegaskan peranan objek penderita. Contohnya :
 Hafidh dan Bonang dimarahi dosen (kalimat asalnya “Dosen memarahi Hafidh
dan Bonang”)
 Pohon kelapa itu ditebang oleh Hafidh kemarin (Kalimat asalnya “Hafidh
menebang pohon kelapa itu kemarin”)

2.2 Kehematan Kata


Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan
luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimat dikatakan hemat bukan karena
jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya
terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyak kata yang bermanfaat bagi
pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata,
kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu,
kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan. Untuk penghematan kata-kata hal-hal
berikut perlu diperhatikan.
 Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat. Contoh:
1) Karena dia rajin, dia menjadi juara satu.
2) Hadirin serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Seharusnya adalah:
1) Karena rajin, dia menjadi juara satu
2) Hadirin serentak berdiri begitu mengetahui mempelai memasuki ruangan.

 Menghindari penggunaan hiponimi. Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan
makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Didalam makna kata tersebut terkandung
makna dasar kelompok makna kata yang bersangkutan. Contoh:
1) Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata ‘bunga-bunga’ dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata ‘mawar,
anyelir, dan melati’ sudah mengandung makna bunga. Kalimat efektifnya: Mawar,
anyelir, dan melati sangat disukainya.
2) Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya lampu neon.
Seharusnya: Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahaya neon.
3) Beliau dilahirkan di kota Yogyakarta pada tahun 1924.
Seharusnya: Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1924.

 Menghindari penggunaan ‘dari’ dan ‘daripada’. Contoh:


1) Mobil dari paman saya terbakar. (seharusnya: Mobil paman saya terbakar)
2) Usul daripada bapak ketua perlu diperhatikan (seharusnya: Usul bapak ketua perlu
diperhatikan)

 Perhatikan bentuk kata jamak. Jika sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka
tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:

Kalimat tidak efektif: Para hadirin dimohon berdiri.


Kalimat efektif: Hadirin dimohon berdiri.

2.3 Kevariasian Kata

 Variasi dalam pembukaan kalimat


Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu
dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah
kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :
1. Frase Keterangan (waktu, tempat, dan cara)
2. Frase Benda
3. Frase Kerja
4. Frase Penghubung
 Gemuruh teriakan serempak penonton ketika penyerang tengah menyambar umpan
dan membahas jala kiper pada menit ke-19.
 Dengan gagah Obahorok telah tampil di Jakarta, kota metropolitan yang angkuh ini.
 Pada menit ke-50 kapten kesebelasan kembali menjaringkan bola untuk yang kedua
kalinya.
 Mang Usil dari Kompas menganggap hal ini sebagai suatu isyarat sederhana untuk
bertransmigrasi
 Tetapi cara kualitatif kecenderungan itu menunjukkan perkembangan yang
merisaukan.
 Dengan tabah dia menghadapi musibah yang berat itu.

 Variasi dalam pola kalimat


Demi mencapai sebuah efektifitas dalam kalimat dan menghindari suasana
monoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat Subjek-Predikat - Objek
dapat diubah menjadi Predikat - Objek-Subjek atau yang lainnya. Contoh :
1) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S-P-O)
2) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju dokter muda itu. (P-O-S)
3) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S-O-P)

 Variasi dalam jenis kalimat


Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat
dikatakan dalam kalimat tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut

....... Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai
bahan bakar dan energt dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?

Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk tanya.
Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai
efektifitas, ia memakai kalimat tanya.

 Variasi bentuk aktif-pasif


Perhatikan contoh berikut!

a. Polion pisang itu cepat tumbuh Kita dengan mudah dapat menanamnya dan
memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!

b. Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat
ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali
lubang. menanam dan tinggal menunggu buahnya.

Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat aktif, sedangkan pada
paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat
pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya
variasi aktif-pasif.

Anda mungkin juga menyukai