Disusun Oleh:
Kelompok 1
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah- Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Belajar Kegiatan Ngumung
Dilem Profesi Adat Jamo Tradisi Budayo Lappung
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3. Tujuan Makalah...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1. Kalimat Efektif jamo Kalimat Efisien.................................................................2
2.2. Faktor Penghambat jamo Penunjang Kemampuan Ngumung.............................8
2.3. Metode Ngumung................................................................................................9
2.4. Jenis-Jenis Kegiatan Ngumung...........................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
3.1. Simpulan..............................................................................................................12
3.2. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Contoh:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama. (Salah)
Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama. (Benar)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. (Benar)
Jika ingin tetap menggunakan kalimat tunggal, kata ‘sehingga’ bisa diganti
dengan ‘oleh karena itu’.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’
Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam sebuah
kalimat.
Contoh:
Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Surya. (Salah)
Sekolah kami terletak di depan bioskop Surya. (Benar)
2. Keparalelan Bentuk
Kalimat efektif harus memiliki bentuk yang paralel. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan kata benda, maka bentuk selanjutnya juga harus
menggunakan kata benda. Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka
bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata kerja.
Contoh:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
Kalimat di atas tidak paralel karena kata yang menduduki predikat tidak
memiliki bentuk yang sama. Supaya efektif, predikatnya harus diubah
menjadi kata benda semua, menjadi seperti berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
3. Kehematan Kata
Kalimat efektif harus hemat dalam penggunaan kata. Jangan
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.
3
a. Hilangkan pengulangan subjek
Subjek hanya perlu disebutkan sebanyak satu kali dalam satu kalimat.
Contoh:
Contoh:
4. Kecermatan Penalaran
4
Contoh:
5. Kelogisan Bahasa
Kalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat
efektif tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku.
Contoh:
Kedua kalimat di atas tidak logis. Pada contoh pertama, masa yang
dipersilakan waktu dan tempat, Emangnya waktu dan tempat mau dipersilakan
ke mana? Terus pada contoh kedua, masa jenazahnya mondar-mandir di
pasar? Kan serem?
Setelah diperbaiki!
5
Pada contoh pertama, ganti kata ‘waktu dan tempat’ menjadi subjek
(berupa orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu
Bapak Lurah. Sedangkan pada contoh kedua, ubah subjeknya menjadi
‘wanita’, bukan ‘jenazah wanita’. Setelah itu, tambahkan kata ‘sebelum
meninggal’ untuk memperjelas kapan wanita tersebut mondar-mandir di
pasar.
Berikut adalah beberapa contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif yang
bisa kamu gunakan sebagai referensi dalam membentuk suatu kalimat:
1. Kalimat tidak efektif → Walau masih pagi buta, tapi dia sudah mulai
bekerja
Kalimat efektif → Walau masih pagi buta, dia sudah mulai bekerja
3. Kalimat tidak efektif → Ibu pergi ke toko dan Ibu membeli roti juga
selai
Kalimat efektif → Ibu pergi ke toko untuk membeli roti dan selai
Kalimat Efisien
6
Efisien dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan yang optimal
(cepat dan tepat) serta sesuai keinginan, dengan meminimalkan sumber daya yang
dikeluarkan. Sumber daya yang dimaksud adalah tenaga, uang, dan waktu.
7
Jadi, setiap proses yang efektif belum tentu menjadi efisien,
bahkan sebaliknya. Oleh karena itu, betapa pentingnya bagaimana
menyelaraskan keduanya, yakni bekerja secara efektif dan efisien.
Agar setiap tujuan, baik itu individu maupun organisasi, dapat tercapai
sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
1. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan.
2. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
3. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam
keadaan marah, menangis, dan sakit.
8
a) ketepatan ucapan,
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
c) pilihan kata,
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya,
e) ketepatan sasaran pembicaraan.
Faktor nonkebahasaan, meliputi
a) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
b) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
c) kesediaan menghargai orang lain,
d) gerak-gerik dan mimik yang tepat,
e) kenyaringan suara,
f) kelancaran,
g) relevansi, penalaran,
h) penguasaan topik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan
(linguitik) dan non kebahasaan (nonlinguistik).
9
yang ada dalam ingatan. Metode ini cepat mengeluarkan kata-kata dari ingatannya
tanpa memperhatikan dan menghayati maknanya.
Metode naskah
Metode naskah adalah berbicara dengan menggunakan naskah. Metode ini
digunakan pada saat-saat penting seperti siaran radio, televisi, pidato-pidato
kenegaraan (Tarigan, 1981:25). Dalam metode ini, pembicara menyusun hal-hal
yang akan disampaikan dalam bentuk tulisan. Dapat pula naskah disiapkan oleh
orang lain, sehingga tinggal membacakan.
Metode ekstemporer
Metode ekstemporer adalah metode berbicara tanpa persiapan naskah. Keraf
(1970:317) mengatakan bahwa metode sangat dianjurkan dalam berbicara, karena
pembicara tidak bergantung kepada naskah yang harus di hafalkan dan pembicara
bebas memilih kata-kata sendiri. Dengan demikian, pembicara dapat dengan mudah
memilih kata-kata dan nada berbicara tergantung pada reaksi penyimak.
b. Berbicara Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan,
dilaksanakan bila seseorang ingin: a) menjelaskan suatu proses, b)
menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, c)
memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, d) menjelaskan
kaitan
c. Berbicara Menstimulasi
Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari
tujuan berbicara lainnya sebab berbicara itu harus pintar merayu,
memengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. Ini dapat tercapai jika
10
pembicara benar-benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan,
dan cita-cita pendengarnya.
d. Berdasarkan Meyakinkan
Berbicara dengan tujuan meyakinkan ini dapat membuat pendengar
yakin tentang informasi yang disampaikan pembicaranya. Melalui
keterampilannya, pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari
tidak setujuamenjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati, dan
sebagainya. Agar semakin meyakinkan, pembicara harus melandaskan
pembicaraannya pada argumentasi yang bernalar, logis, dan dapat
dipertanggungjawabkan dari berbagai segi.
e. Berbicara Menggerakan
Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang
berwibawa, panutan, atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya
dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan
pendengarnya
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/kalimat-efektif
https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-efisien-pengertian-dan-contohnya/
https://repository.ump.ac.id/2553/3/NUR%20INDAH%20PUSPARANI%20BAB
%20II.pdf
http://hasan2u.blogspot.com/2011/01/metode-berbicara-oleh-hasanudin-s.html
http://indrimulyadini.blogspot.com/2016/12/jenis-jenis-berbicara.html
13