Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BELAJAR KEGIATAN NGUMUNG DILEM PROFESI ADAT JAMO TRADISI


BUDAYO LAPPUNG

Mata Kuliah : Dasar-Dasar Berbicara


Dosen Pengampu : 1.Drs.Iqbal Hilal,M.Pd.
2. Marzius,S.Pd.,M.Pd.
3. Ade Siska,S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Melani Cindy Putri 2213046093


Zidny Rizka Rahmatika 2213046103
Aripal Prayoga 2213046107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah- Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Belajar Kegiatan Ngumung
Dilem Profesi Adat Jamo Tradisi Budayo Lappung

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar


Berbicara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada
pembaca mengenai materi yang terdapat dalam makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs.Iqbal Hilal,M.Pd.,


Marzius,S.Pd.,M.Pd., Ade Siska,S.Pd.,M.Pd.Selaku dosen Mata Kuliah Teori
Belajar Bahasa. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

BandarLampung, 28 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3. Tujuan Makalah...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1. Kalimat Efektif jamo Kalimat Efisien.................................................................2
2.2. Faktor Penghambat jamo Penunjang Kemampuan Ngumung.............................8
2.3. Metode Ngumung................................................................................................9
2.4. Jenis-Jenis Kegiatan Ngumung...........................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
3.1. Simpulan..............................................................................................................12
3.2. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki
seseorang, karena berbicara merupakan sarana komunikasi yang sangat penting.
Kemampuan berbahasa seseorang menentukan keberhasilan karirnya. Terkadang
berbicara menjadi alat yang sangat efektif untuk menghubungkan kelompok sosial.
Namun di sisi lain, tuturan juga dapat menjadi garis pemisah yang dapat menantang
setiap perbedaan yang ada pada setiap gambaran mental masing-masing kelompok.
Dengan cara ini, berbicara mendorong rasa kasih sayang, cinta dan kedamaian dalam
diri seseorang. Dan berbicara juga bisa menjadi penyebab kemarahan seseorang,
menimbulkan masalah yang sangat rumit, semua tergantung situasi dan keadaan.
Dalam hal ini penulis terlibat dalam " Belajar Kegiatan Ngumung Dilem Profesi Adat
Jamo Tradisi Budayo Lappung.Dimana terdapat penjelasan kalimat efektif dan
efisien,metode berbicara,jenis kegiatan berbicara,dan faktor penunjang dan
penghambat dalam berbicara. Sehingganya dapat membentuk cara berbicara yang
baik dan benar.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kalimat efisien dan kalimat efektif dalam unsur berbicara?
2. Bagaimanakah faktor penghambat dan penunjang dalam berbicara ?
3. Bagaimanakah metode belajar ?
4. Bagaimanakah jenis kegiatan berbicara ?

1.3. Tujuan Makalah


1. Mengetahui apasaja kalimat efisien dan kalimat efektif dalam berbicara
2. Mengetahui apasaja faktor penghambat dan penunjang dalam berbicara
3. Mengetahui apasaja metode belajar
4. Mengetahui apasaja jenis kegiatan berbicara

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kalimat Efektif Jamo Kalimat Efisien


 Kalimat Efektif
Efektif menurut KBBI adalah kata yang berarti dapat menimbulkan akibat.
Arti lainnya adalah mampu menghasilkan hasil yang efisien atau efektif. Merujuk
pada KBBI, efektif dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada hasilnya. Hasil yang
relevan adalah hasil yang positif atau dapat dikatakan berhasil. Sehingganya Kalimat
efektif adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat. Kalimat
yang dimaksud bisa dalam bentuk lisan maupun tulisan. Adapun ciri dan syarat kalimat
efektif sebagai berikut :
1. Kesepadanan Struktur
Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu keseimbangan
antara gagasan dengan struktur yang dipakai. Untuk memiliki kesepadanan
struktur yang baik, ada poin-poin yang harus dipenuhi,yaitu
a. Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Cara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat yang jelas adalah
dengan menghindari penggunaan kata depan sebelum penyebutan subjek.
Contoh:
 Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (Salah)
 Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Subjek ganda dapat membuat kalimat menjadi tidak terfokus sehingga
maknanya menjadi sulit dipahami.
Contoh:
 Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)
 Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)
c. Kata hubung tidak dipakai pada kalimat tunggal
Kata hubung dipakai untuk membangun sebuah kalimat majemuk. Oleh
karena itu, kata hubung tidak boleh ada di kalimat tunggal.

2
Contoh:
 Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama. (Salah)
 Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama. (Benar)
 Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama. (Benar)
Jika ingin tetap menggunakan kalimat tunggal, kata ‘sehingga’ bisa diganti
dengan ‘oleh karena itu’.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’
Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam sebuah
kalimat.
Contoh:
 Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Surya. (Salah)
 Sekolah kami terletak di depan bioskop Surya. (Benar)
2. Keparalelan Bentuk
Kalimat efektif harus memiliki bentuk yang paralel. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan kata benda, maka bentuk selanjutnya juga harus
menggunakan kata benda. Kalau bentuk pertama menggunakan kata kerja, maka
bentuk selanjutnya juga harus menggunakan kata kerja.
Contoh:
 Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
Kalimat di atas tidak paralel karena kata yang menduduki predikat tidak
memiliki bentuk yang sama. Supaya efektif, predikatnya harus diubah
menjadi kata benda semua, menjadi seperti berikut:
 Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.
3. Kehematan Kata
Kalimat efektif harus hemat dalam penggunaan kata. Jangan
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak perlu.

3
a. Hilangkan pengulangan subjek
Subjek hanya perlu disebutkan sebanyak satu kali dalam satu kalimat.
Contoh:

 Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (❌Salah)


 Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (✅ Benar)
Tidak perlu mengulang kata ’dia’.
b. Hindari kesinoniman dalam satu kalimat
Jika terdapat dua kata dalam satu kalimat yang maknanya sama
(sinonim), gunakan salah satunya saja.
Contoh:
 Sejak dari pagi dia bermenung. (❌ Salah)
 Sejak pagi dia bermenung. (✅ Benar)

Kata ‘sejak’ dan ‘dari’ adalah sinonim, sehingga penggunaan salah satunya


saja sudah cukup.

c. Perhatikan kata jamak

Jika terdapat kata yang sudah bermakna jamak,maka tidak


perlu menambahkan kata lain yang juga bermakna jamak.

Contoh:

 Hadirin sekalian dimohon berdiri. (Salah)


 Hadirin dimohon berdiri. (Benar)

Kata ‘hadirin’ sudah bermakna jamak, sehingga tidak perlu menambahkan


kata ‘sekalian’ setelah kata hadirin.

4. Kecermatan Penalaran

Dalam kalimat efektif terdapat kecermatan penalaran, artinya


harus memperhatikan pemilihan kata-kata supaya tidak menimbulkan makna
ganda.

4
Contoh:

 Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

 Mahasiswa terkenal itu menerima hadiah. 


Gunakan bentuk ini jika yang terkenal adalah mahasiswanya. Kata
‘perguruan tinggi’ dihilangkan karena mahasiswa sudah pasti berkuliah
di perguruan tinggi sehingga tidak perlu disebutkan lagi.

 Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah.


Gunakan bentuk ini jika yang terkenal adalah perguruan tingginya.

5. Kelogisan Bahasa

Kalimat efektif harus memiliki kelogisan bahasa. Artinya, ide pada kalimat
efektif tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku.

Contoh:

 Waktu dan tempat kami persilakan.

 Jenazah wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir


di sekitar pasar.

Kedua kalimat di atas tidak logis. Pada contoh pertama, masa yang
dipersilakan waktu dan tempat, Emangnya waktu dan tempat mau dipersilakan
ke mana? Terus pada contoh kedua, masa jenazahnya mondar-mandir di
pasar? Kan serem?

Setelah diperbaiki!

 Kepada Bapak Lurah, kami persilakan.

 Sebelum meninggal, wanita yang ditemukan jenazahnya itu sering


mondar-mandir di sekitar pasar.

5
Pada contoh pertama, ganti kata ‘waktu dan tempat’ menjadi subjek
(berupa orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu
Bapak Lurah. Sedangkan pada contoh kedua, ubah subjeknya menjadi
‘wanita’, bukan ‘jenazah wanita’. Setelah itu, tambahkan kata ‘sebelum
meninggal’ untuk memperjelas kapan wanita tersebut mondar-mandir di
pasar.

 Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

Berikut adalah beberapa contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif yang
bisa kamu gunakan sebagai referensi dalam membentuk suatu kalimat:

1. Kalimat tidak efektif → Walau masih pagi buta, tapi dia sudah mulai
bekerja
Kalimat efektif → Walau masih pagi buta, dia sudah mulai bekerja

2. Kalimat tidak efektif → Hendery adalah merupakan salah satu murid


yang,berprestasi
Kalimat efektif → Hendery adalah salah seorang murid berprestasi

3. Kalimat tidak efektif → Ibu pergi ke toko dan Ibu membeli roti juga
selai
Kalimat efektif → Ibu pergi ke toko untuk membeli roti dan selai

4. Kalimat tidak efektif → Ada beragam macam aksesoris yang dijual di


sana

Kalimat efektif → Ada beragam aksesoris yang dijual di sana

5. Kalimat tidak efektif → Kritik yang disampaikan olehnya akan


dipertimbangkan oleh pihak kami

Kalimat efektif → Kritik yang ia sampaikan akan kami


pertimbangkan

 Kalimat Efisien

6
Efisien dapat diartikan sebagai cara untuk mencapai suatu tujuan yang optimal
(cepat dan tepat) serta sesuai keinginan, dengan meminimalkan sumber daya yang
dikeluarkan. Sumber daya yang dimaksud adalah tenaga, uang, dan waktu.

 Pengertian efisien menurut para ahli

1. Efisien adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan yang maksimal


dengan meminimalisir pengeluaran sumber daya.
2. Efisien merupakan penggunaan sumber daya seperti biaya, waktu, dan
usaha atau tenaga, untuk mencapai tujuan dalam melakukan kegiatan.
3. Efisien merupakan kemampuan untuk mengimplementasikan suatu
kegiatan atau usaha dengan mengeluarkan output sedikit uang, waktu,
dan tenaga untuk mencapai hasil atau target yang maksimal.

 Berikut ini merupakan beberapa contoh dari efisien dalam bekerja:

Suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan B. Untuk cara


pekerjaa A dapat kamu kerjakan dalam waktu 1 jam. Sedangkan untuk cara B
dapat dikerjakan dalam waktu 2 jam. Maka, cara A (cara yang tepat) dapat
dikatakan sebagai cara yang efisien, dibandingkan dengan cara B. 

 Perbedaan efektif dan efesien

Inilah beberapa perbedaan efektif dan efisien yang mendasar:

 Perbedaan dari segi aksi/pekerjaan:


1. Efektif merupakan bekerja sesuai dengan apa yang
direncankan.
2. Efisien merupakan bekerja dengan sumber daya dan energi
yang sesuai tanpa adanya pemborosan.
 Perbedaan dari segi mencapai tujuan :
1. Efektif dapat mencapai tujuan (goal) yang maksimal sesuai
dengan apa yang direncankan.
2. Efisien dapat mendapatkan suatu hasil yang lebih maksimal
dengan menghemat biaya, tenaga, atau pun waktu.

7
Jadi, setiap proses yang efektif belum tentu menjadi efisien,
bahkan sebaliknya. Oleh karena itu, betapa pentingnya bagaimana
menyelaraskan keduanya, yakni bekerja secara efektif dan efisien.
Agar setiap tujuan, baik itu individu maupun organisasi, dapat tercapai
sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya. 

2.2. Faktor Penghambat Jamo Penunjang Kemampuan Ngomong


 Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan
pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh
pembicara. Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:

1. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan.
2. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
3. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam
keadaan marah, menangis, dan sakit.

 Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara


Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam
usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga
audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada
audience dengan baik, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang
keefektifan berbicara. Kegiatan berbicara juga memerlukan hal-hal di luar
kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan.
Pada saat berbicara diperlukan
a) penguasaan bahasa,
b) bahasa,
c) keberanian dan ketenangan,
d) kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur. 

Faktor penunjang pada kegiatan berbicara sebagai berikut.


 Faktor kebahasaan, meliputi

8
a) ketepatan ucapan,
b) penempatan tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,
c) pilihan kata,
d) ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya,
e) ketepatan sasaran pembicaraan.
 Faktor nonkebahasaan, meliputi
a) sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku,
b) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara,
c) kesediaan menghargai orang lain,
d) gerak-gerik dan mimik yang tepat,
e) kenyaringan suara,
f) kelancaran,
g) relevansi, penalaran,
h) penguasaan topik.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan kebahasaan
(linguitik) dan non kebahasaan (nonlinguistik). 

2.3. Metode Ngomong


 Metode impromtu
Metode impromtu digunakan pembicara yang tidak atau tanpa persiapan.
Dengan metode ini, pembicara harus mempunyai kemampuan penyampaian lisan
karena penggunaan metode ini hanya terbatas pada kesempatan yang diberikan
pembicara secara tidak terduga (Arsjad dan Mukti US., 1998:65). Pembicara bebas
menyampaikan gaya, lelucon-lelucon atau insiden-insiden dari pengalamannya
untuk berbicara (Tarigan, 1981:24).
 Metode menghafal
Metode menghafal adalah metode yang dilakukan pembicara dengan
menghafal kata demi kata (Arsjad dan Mukti US., 1998:65). Pembicara
mempersiapkan naskah sebelumnya kemudian dihafalkan secara utuh (Keraf,
1970:316). Tarigan (1981:25) mengatakan bahwa metode menghafal disebut juga
metode dari ingatan. Sehingga penyampaian pembicaraan berasal dari ingatan yang
telah dihafalkan, dan menuntut pembicara menguasai materi selengkap mungkin

9
yang ada dalam ingatan. Metode ini cepat mengeluarkan kata-kata dari ingatannya
tanpa memperhatikan dan menghayati maknanya.
 Metode naskah
Metode naskah adalah berbicara dengan menggunakan naskah. Metode ini
digunakan pada saat-saat penting seperti siaran radio, televisi, pidato-pidato
kenegaraan (Tarigan, 1981:25). Dalam metode ini, pembicara menyusun hal-hal
yang akan disampaikan dalam bentuk tulisan. Dapat pula naskah disiapkan oleh
orang lain, sehingga tinggal membacakan.
 Metode ekstemporer
Metode ekstemporer adalah metode berbicara tanpa persiapan naskah. Keraf
(1970:317) mengatakan bahwa metode sangat dianjurkan dalam berbicara, karena
pembicara tidak bergantung kepada naskah yang harus di hafalkan dan pembicara
bebas memilih kata-kata sendiri. Dengan demikian, pembicara dapat dengan mudah
memilih kata-kata dan nada berbicara tergantung pada reaksi penyimak.

2.4. Jenis-Jenis Kegiatan Ngumong


Kegiatan berbicara dibagi menjadi 5 jenis yaitu :
a. Berbicara menghibur
Berbicara untuk menghibur berarti pembicara menarik perhatian
pendengar dengan berbagai cara, seperti humor, spontanitas,
menggairahkan, kisah-kisah jenaka, petualangan, dan sebagainya untuk
menimbulkan suasana gembira pada pendengarnya.

b. Berbicara Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan menginformasikan, untuk melaporkan,
dilaksanakan bila seseorang ingin: a) menjelaskan suatu proses, b)
menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, c)
memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, d) menjelaskan
kaitan

c. Berbicara Menstimulasi
Berbicara untuk menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks dari
tujuan berbicara lainnya sebab berbicara itu harus pintar merayu,
memengaruhi, atau meyakinkan pendengarnya. Ini dapat tercapai jika

10
pembicara benar-benar mengetahui kemauan, minat, inspirasi, kebutuhan,
dan cita-cita pendengarnya.

d. Berdasarkan Meyakinkan
Berbicara dengan tujuan meyakinkan ini dapat membuat pendengar
yakin tentang informasi yang disampaikan pembicaranya. Melalui
keterampilannya, pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari
tidak setujuamenjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati, dan
sebagainya. Agar semakin meyakinkan, pembicara harus melandaskan
pembicaraannya pada argumentasi yang bernalar, logis, dan dapat
dipertanggungjawabkan dari berbagai segi.
e. Berbicara Menggerakan
Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yang
berwibawa, panutan, atau tokoh idola masyarakat. Melalui kepintarannya
dalam berbicara, kecakapan memanfaatkan situasi, ditambah
penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicara dapat menggerakkan
pendengarnya

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
3.2. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.com/blog/kalimat-efektif

https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-efisien-pengertian-dan-contohnya/

https://repository.ump.ac.id/2553/3/NUR%20INDAH%20PUSPARANI%20BAB
%20II.pdf

http://hasan2u.blogspot.com/2011/01/metode-berbicara-oleh-hasanudin-s.html

http://indrimulyadini.blogspot.com/2016/12/jenis-jenis-berbicara.html

13

Anda mungkin juga menyukai