Anda di halaman 1dari 1

Nama : Siti Nuraini Indriasih

Kelas : 2A

Npm : 2213046014

Dajang Rindoe

Dajang Rindoe, sebuah cerita yang berasal dari Sumatera Selatan yang ditulis menggunakan
aksara Lampung dengan judul “tetimbai sai rindu”. Teater Dajang Rindoe mengisahkan
tentang kasih tak sampai. Di sebuah tempat, tersebutlah seorang gadis amat jelita. Ia adalah
putri mahkota Kerajaan Tanjung Iran. Gadis itu bernama Dayang Rindu yang kala itu telah
diperjodohkan dengan Ki Bayi Radin anak Batin Pasak di Rambang. Keduanya saling
mencintai dan telah mengikat janji. Tapi apa mau dikata, keduanya urung bersatu lantaran
utusan Pangiran Riya keburu datang untuk meminang. Disebutkan, kecantikan Dayang Rindu
membuat Pangiran Riya mabuk kepayang. Lalu ia memerintahkan Temenggung Itam dan Ki
Bayi Metig beserta segenap pasukan untuk memboyong Dayang Rindu ke Palembang
meskipun harus meleburkan Tanjung Iran. Wayang semu, orang tua Dayang Rindu, menolak
lamaran Pangiran. Kemudian terjadilah perang antara Kerajaan Palembang dan Tanjung Iran.

Pesan Moral

Cerita ini mengejari kita untuk tidak berbuat egois hingga melanggar norma norma yang
berlaku hanya ingin karena ingin meraih suatu keinginan sebenarnya tidak dapat tercapai.
jangan pernah memaksakan cinta pada orang lain. Jangan sampai kamu menyesal sama
seperti yang dialami oleh Pangeran Riyo. Amanat yang terakhir adalah tidak semua
permasalahan bisa diselesaikan dengan jalan kekerasan. Coba saja kalau Kerajaan Palembang
dan Tanjung Iran mau berdiskusi dan membahas lamaran itu dengan kepala dingin, mungkin
pertumpahan darah tidak akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai