Anda di halaman 1dari 2

Judul Film : "Jayaprana dan Layonsari (2023)"

Sinopsis :
I Nyoman Jayaprana, yang kemudian dipanggil Jayaprana, merupakan satu-satunya anak
yang tersisa dari keluarga yang terkena wabah penyakit di Desa Kalianget.Dua saudara
kandung dan orang tuanya meninggal dunia terkena wabah penyakit itu.Sebagai seorang
yatim piatu, Jayaprana kecil memberanikan diri untuk datang dan mengabdi di istana dan
diterima.Ia merupakan abdi yang sangat rajin, sehingga Raja Kalianget sangat
mengasihinya. Jayaprana tumbuh besar, dalam usia 12 tahun telah terlihat parasnya yang
rupawan dan senyum manisnya. Suatu hari, raja menitahkan supaya Jayaprana memilih
satu dari dayang-dayang atau gadis di luar istana untuk dijadikan pendamping
hidup.Walaupun belum ada niat untuk mencari istri lantaran masih kanak-kanak, Jayaprana
tak kuasa menolak. Akhirnya, Jayaprana menemukan tambatan hati yang cantik jelita
bernama Ni Layonsari atau Layonsari yang merupakan putri dari Jero Bendesa dari Banjar
Sekar.Setelah mendapatkan laporan dari Jayaprana, raja menulis surat kepada Jero
Bendesa untuk menikahkan Layonsari dengan Jayaprana.Surat dari raja disetujui oleh Jero
Bendesa. Upacara pernikahan dipililh pada hari Selasa Legi Kuningan.Pada saat
menghadap raja, Jayaprana dan Layonsari menyembah dengan hormat kepada Sri Baginda
Raja. Sejenak, raja diam seribu bahasa melihat kecantikan Layonsari. Setelah acara
pernikahan selesai, sepasang pengantin tersebut kembali ke rumah.Raja mengumpulkan
semua abdinya untuk meminta pertimbangan memisahkan pasangan tersebut supaya
Layonsari dapat menjadi istrinya.Atas berbagai saran, raja menitahkan Jayaprana pergi ke
Celuk Terima untuk menyelidiki perahu yang hancur karena ulah para perampok.Walaupun
baru tujuh hari merasakan bulan madu, Jayaprana tidak dapat menolak meskipun tidak
disetujui istrinya. Apalagi, Layonsari mendapatkan firasat buruk dari mimpinya tentang
suaminya. Namun akhirnya, Layonsari hanya bisa pasrah dan berdoa agar suaminya
selamat menunaikan tugas raja. Dalam perjalanan bersama rombongan, Jayaprana sering
mendapat firasat buruk dan mengetahui kalau dirinya akan dibinasakan.Setelah sampai
Celuk Terima, Patih Saunggaling menyerahkan sepuncuk surat yang berisi bahwa
Jayaprana harus dibunuh dan istrinya menjadi milik raja.Setelah membaca surat itu,
Jayaprana menangis tersedu-sedu sambil memohon agar perintah tersebut tidak dijalankan.
Namun, dia juga sadar bahwa perintah raja tidak bisa ditolak. Terlebih, ia dirawat dan
dibesarkan oleh raja. Sambil mengucurkan air mata, Jayaprana mempersilahkan Patih
Saunggaling untuk membunuhnya. Jayaprana meninggal, Layonsari pun dipinang oleh Raja.
Akan tetapi, didorong rasa cintanya yang kuat pada Jayaprana, Layonsari memilih untuk
mati dengan cara menusukkan keris ke dadanya.

Nilai Esensial :
Nilai yang dapat dipetik dari Film Jayaprana dan Layonsari ini adalah nilai kesetiaan yang
diperlihatkan sepanjang film. Dimana karakter Jayaprana yang memiliki rasa setia yang
sangat besar pada Raja sampai-sampai ia rela matii di tangan Patih utusan Rajanya. Nilai
kesetiaan dan ketulusan hati juga terlihat pada karakter Layonsari pada Jayaprana yang
amat mendalam hingga berniat untuk mesatya (mati setia), terbakar bersama mayat
suaminya. Yang ketiga, sifat setia juga melekat pada diri Patih Saunggaling yang rela
mengemban dosa demi melaksanakan perintah dari Raja untuk membunuh Jayaprana.
Nilai-nilai esensial film “Jayaprana dan Layonsari” amat penting. Lewat makna dan pesan
yang terkandung dari film kita bisa mencontoh banyak sekali sifat-sifat dan karakter yang
baik. Terutama karakter dengan sifat yang mementingkan ajaran agama untuk diterapkan
salah satunya adalah ajaran Tri Kaya Parisudha. Kita sebagai manusia harus bisa menjaga
pikiran, perkataan, dan perbuatan kita agar tetap suci dan terhindar dari berbagai masalah.

I Kadek Rainata Nuraga/XI MIPA 3/SMA Negeri 1 Kediri/085792997833

Anda mungkin juga menyukai