Anda di halaman 1dari 2

Nama: I KETUT YOGA BUDI ASTAWA

Kelas: X AKL 4

Asal sekolah: SMK NEGERI 1 NEGARA

Nomor handphone: 081803341797

KISAH JAYAPRANA DAN LAYONSARI

Pada jaman dahulu di sebuah desa di bali, ada seorang anak yang bernama Nyoman Jayaprana. Jayaprana
merupakan satu satunya anak yang selamat dari wabah di desanya yang pada akhirnya beliau menjadi abdi
Raja Kerajaan Kalianget. Jayaprana beranjak dewasa dan diperintah untuk mencari istri, pada saat Jayaprana
mencari calon istri, beliau bertemu dengan Nyoman Sekarsari anak kepala desa di desa Sekar, Jayaprana dan
Sekarsari pun saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Jayaprana pun memberitahu raja bahwa beliau telah
menemukan calon istri, lalu raja pun mengirimkan surat lamaran kepada Kepala Desa Sekar ayah Sekarsari.
Diceritakan kemudian Nyoman Jayaprana dan Nyoman Sekarsari menikah, namun raja jatuh cinta pada
Sekarsari dan menginginkan Sekarsari menjadi istri raja.

Diceritakan kemudian ada kabar perampokan yang terjadi di Teluk Terima, raja kemudian meminta prajurit
untuk melakukan perlawanan terhadap perampok yang ada di teluk terima. Jayaprana kemudian di hasut untuk
ikut berperang melawan perampok. Jayaprana yang terhasut pun ikut ke dalam peperangan tersebut, namun
sebelum itu Jayaprana meminta ijin kepada istrinya Sekarsari namun Sekarsari tidak memberikan ijin kepada
Jayaprana untuk ikut ke dalam peperangan karena Sekarsari bermimpi buruk. Karena Jayaprana merasa jika
beliau tidak ikut, maka beliau akan dihina dan dinamai pengecut, maka Jayaprana tetap ikut berperang di
Terima. Dengan berat hati Sekarsari melepas kepergian suaminya Jayaprana untuk ikut berperang di Terima.

Diceritakan Jayaprana ikut bersama Patih Kerajaan untuk naik ke atas bukit Terima, namun bukan untuk
berperang melawan perampok melainkan untuk menjalankan rencana Patih untuk membunuh Jayaprana atas
perintah raja. Jayaprana bersedia untuk dibunuh oleh sang Patih, tetapi Patih menantang Jayaprana untuk
bertarung melawan dirinya namun Jayaprana menolak dan lebih memilih untuk ditumbangkan oleh sang
Patih. Patih pun membunuh Jayaprana di bukit Terima. Sekarsari yang mengetahui bahwa Jayaprana sudah
tiada pun memilih untuk Mesatya atau Mati Setia, melompat ke api pemakaman suaminya Jayaprana.

Karena raja mencintai Sekarsari, maka niat Sekarsari untuk Mesatya tidak diijinkan oleh sang raja. Sekarsari
yang setia terhadap suaminya itupun tetap berniat untuk Mesatya. Sekarsari diminta untuk menjadi istri Raja,
namun Sekarsari yang setia terhadap Jayaprana pun menolak permintaan tersebut dan memilih untuk
mengakhiri hidupnya sendiri. Raja memerintah prajurit untuk memanggil Sekarsari ke kerajaan, namun raja
melihat Sekarsari telah tiada. Raja pun memberi nama mayat tersebut LAYONSARI yang berarti mayat yang
harum. JAYAPRANA dan LAYONSARI pun bersama sama menuju surga.
Cerita JAYAPRANA DAN LAYONSARI merupakan salah satu cerita legendaris dalam tradisi sastra Bali.
Meskipun ada berbagai interpretasi dan variasi cerita yang berbeda, ada beberapa nilai-nilai umum yang dapat
dipetik dari cerita ini, berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Cinta yang tulus


2. Pengorbanan
3. Kesetiaan
4. Ketabahan dan keberanian
5. Menghormati adat dan tradisi
6. Menghargai keindahan alam

Kesimpulan dari kisah Jayaprana dan Layonsari adalah tentang cinta yang tragis, pengorbanan, kesetiaan dan
ketidakadilan dalam kehidupan. Kisah ini menggambarkan kompleksitas dan kerapuhan hubungan antara
manusia, serta mengajarkan kita untuk menghargai cinta dan kesetiaan dalam hidup, meskipun takdir tidak
selalu berpihak kepada kita.

Anda mungkin juga menyukai