Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Kadek Candra Raditya

Kelas : X Perhotelan M1
Asal Sekolah : SMKN 3 DENPASAR
No Telepon : 08980594008
JAYAPRANA DAN LAYONSARI
Cerita Jayaprana dan Layonsari merupakan sebuah cerita rakyat yang sangat menarik dari
Bali cerita ini berisikan tentang kisah cinta yang terpisahkan karena rasa rakus dan iri dengki.

Alkisah di sebuah kerajaan yang bernama negara Kalianget hiduplah sebuah keluarga yang
hidup dengan kesederhanaan, pada suatu saat munculah sebuah wabah yang membuat seluruh
rakyat Kalianget sengsara dan meninggal termasuk keluarga tersebut namun disaat dirasa
semua rakyat sudah mati terdengar lah suara anak kecil menangis meratapi orang tuanya dan
para saudaranya yang telah meninggal, melihat itu anggota kerajaan pun mencarinya dan
menyelamatkannya, berselang lama anak-anak di Kalianget pun dididik oleh salah satu guru
yang berada di Kalianget untuk membaca,saat mereka sedang belajar datanglah raja dari
negara Kalianget, ia pun menguji anak-anak disana untuk membaca namu tidak satupun yang
menjawab pertanyaan dari sang raja namun seorang anak laki-laki menjawab pertanyaan
tersebut melihat hal itu sang raja pun memerintahkannya untuk manju dan menanyakan nama
nya, ternyata ia memiliki nama Nyoman Jayaprana seorang anak kecil yang selamat dari
wabah, melihat potensi Jayaprana yang memiliki kelebihan di bidang pendidikan sang raja
pun mengutusnya untuk menjadi abdinya terkhusus di bidang sastra dan matembang.

Bertahun-tahun berlalu Jayaprana tubuh dewasa di negara Kalianget yang memiliki paras
yang tampan sehingga wanita di negara Kalianget memperebutkannya.permaisuri
memberikan saran untuk jayaprana segera menikah dan jayaprana pun mengiyakan perintah
tersebut, lalu di suatu pagi jayaprana bersama temannya yang bernama genyol pergi ke pasar
untuk mencari seorang wanita yang cocok untuk menjadi istrinya dilihatlah seorang wanita
yang memiliki paras yang cantik melintas di pasar tersebut namun jayaprana belum sempat
berkenalan karena wanita tersebut terburu-buru namun di suatu saat ia melihat kain yang
dibawa wanita tersebut terjatuh dan diambil oleh seorang kakek tua lalu jayaprana lantas
mengejar kakek tersebut dan meminta untuk mengembalikan kain tersebut namun kakek
tersebut meminta bayaran kepada jayaprana dan jayaprana membayarnya dengan dua uang
gepeng namun kakek tersebut tidak menerimanya Karena jumlahnya yang sedikit lalu
jayaprana pun meninggalkan kakek tersebut sembari memberikan uang gepeng kepada anak
kakek tersebut yang mengalami kekurangan, di suatu saat kakek tersebut pun menemui
jayaprana ia memberikan kain tersebut ke jayaprana, di lain tempat wanita penjual kain
tersebut juga sedang dimarahi karena kelalaiannya yang menghilangkan kain tersebut lalu
wanita tersebut lantas pergi untuk mencari kain tersebut di saat wanita tersebut sedang
mencari kainnya bertemulah dia dengan jayaprana yang langsung mengembalikan kain
tersebut kepada wanita tersebut dan ia pun lantas berkenalan ternyata wanita tersebut
memiliki nama Nyoman Sekar Sari

Lalu jayaprana membuat surat untuk mempersunting Sekar Sari dan mengirimkan surat
tersebut ke kediaman Sekar Sari, singkat cerita sekarsari pun mengiyakan ajakan untuk
menikah tersebut dan mereka pun menikah. Saat mereka berdua dihadapkan kepada raja
Kalianget, raja Kalianget terlihat terpesona dengan paras cantik yang dimiliki Sekar Sari.
Karena Sekar Sari telah sah menjadi istri jayaprana raja Kalianget pun merasa sedih dan tidak
memiliki gairah.

Keesokan harinya jayaprana pun diperintahkan untuk pergi ke Celuk Terima karena diserang
oleh perompak karena dengan unsur paksaan dan untuk membela negara jayaprana pun
mengiyakan ajakan tersebut, sebelum pergi ke sana jayaprana pun menyempatkan diri untuk
berpamitan dengan istrinya namun sang istri pun memiliki firasat yang buruk sampai terbawa
mimpi dan. singkat cerita pasukan pun ditugaskan untuk menyebar dan jayaprana ditugaskan
pergi ke dalam hutan bersama Patih Sawunggaling dan tibalah ia di suatu tempat bersama
Patih Sawunggaling dan Patih pun memberikan ia sepucuk surat yang berisi perintah untuk
membunuh jayaprana dan Patih Sawunggaling pun tidak tega untuk membunuh jayaprana
karena ia merupakan manusia yang tidak bersalah, karena hal ini merupakan demi
kepentingan raja dan kerajaan dan karena jayaprana memiliki hutang Budi karena telah
dibesarkan ia pun bersedia untuk dibunuh namun ia meminta waktu sebentar untuk berdoa
dan sambil menyanyikan kekawin Arjuna Wiwaha lalu dibunuhlah jayaprana oleh Patih
Sawunggaling.

Singkat cerita jayaprana pun dikabarkan meninggal yang membuat hati Sekar Sari hancur ia
pun memutuskan untuk Matsarya dan menerjunkan dirinya ke api pembakaran
suaminya ,namun di sela-sela upacara prajurit pun datang dan menyuruh Sekar Sari bertemu
dengan raja dan raja pun meminta Sekar Sari untuk mengiklaskan jayaprana dan menikah
dengannya namun Sekar sari pun menolak ajakan tersebut iya lebih memilih mati bersama
suaminya daripada menikah dengan raja Kalianget dan Sekar Sari pun pergi menuju ke kebun
dan ia pun membunuh dirinya. Setelah berselang waktu sang raja pun mendengar bahwa
Sekar sari telah meninggal karena bunuh diri oleh karena itu raja menjadi gila dan tidak dapat
meredam amarahnya ia pun membunuh semua rakyat yang berada di kerajaan Kalianget. Dari
cerita kita dapat memetik sebuah nilai di mana cinta harus disadari oleh kesetiaan bukan
hanya karena ingin memuaskan nafsu dan keinginan.

Anda mungkin juga menyukai