Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL ILMIAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

Dosen Pembimbing
Dr. Aryusmar

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh
Dewi Ailie Fennysia (2702232220)
Fran Mi Go (2702315841)

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN AUDIT


FAKULTAS SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Sebagai pembuka kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat-Nya kami dapat menyusun artikel penugasan bahasa Indonesia dengan
baik dan pada waktu yang tepat. Selanjutnya, kami juga memberikan terima kasih kami
kepada dosen pembimbing, Dr. Aryusmar. yang senantiasa membantu kami dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga artikel berjudul “KALIMAT EFEKTIF” dapat kami
susun.

Dalam penyusunan artikel ini kami telah berusaha menggali, mengurai, dan
menyajikan informasi seputar “KALIMAT EFEKTIF” dengan harapan dapat memberikan
wawasan dan pemahaman yang lebih luas. Terima kasih atas kesempatan ini, dan besar
harapan kami artikel ini dapat meningkatkan kemampuan pembaca di bidang kalimat efektif.

Akhir kata, kami menyadari bahwa artikel ini tidak sempurna. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala saran maupun kritik dari pembaca agar artikel ini dapat
dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Kalimat Efektif
Kalimat efektif digunakan untuk,
(1) Menghindari terjadinya kesalahpahaman antara penyampai dengan
penerima.
(2) Menyempurnakan proses penyampaian dan penerimaan kalimat atau
informasi di antara dua orang atau lebih.

1.2 Pengertian Kalimat Efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan kata sesedikit
mungkin, untuk mengkomunikasikan gagasan penulis kepada pembaca dengan
singkat, tepat, jelas, dan lengkap. Kalimat efektif tidak hanya
mengkomunikasikan gagasan, tapi juga memberi kesan dan memengaruhi
pembacanya.
Keraf (dalam Panduan Pustaka: KALIMAT EFEKTIF BAHASA
INDONESIA, 1995:4) mengatakan bahwa penguasaan bahasa juga
mencangkup kekayaan kosakata, keterampilan gaya bahasa, dan tingkat logika
seseorang. Dari sini dapat kita pahami bahwa semakin tinggi keterampilan
berbahasa seseorang semakin efektif kalimat yang dapat dibuat. Kalimat
efektif menggunakan kosakata dan gaya bahasa yang sesuai untuk
menyampaikan gagasan yang ingin disampaikan dan kalimat efektif adalah
kalimat yang logis dan sistematis.
Kalimat efektif akan menghasilkan kesepahaman antara pemberi
gagasan dengan penerima gagasan. Kalimat efektif, sesuai dengan namanya,
membuat komunikasi menjadi seefektif mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pola Kalimat
Pola kalimat adalah struktur dasar dari sebuah kalimat efektif. Dalam
bahasa Indonesia, terdapat pola kalimat yang umum digunakan, seperti
kalimat verbal, nominal, dan adverbal. Pemahaman pola kalimat membantu
pembicara atau penulis menyusun kalimat dengan jelas dan juga logis.
Contohnya dalam kalimat verbal, subjek akan diikuti oleh predikat,
sedangkan dalam kalimat nominal, subjek akan diikuti oleh frasa benda.
Pemilihan pola kalimat yang tepat akan memberikan landasan yang kuat
sehingga pesan dapat tersampaikan dengan jelas.
Kalimat memiliki empat unsur, antara lain: Subjek, Predikat, Objek,
dan Keterangan.
(1) Subjek adalah unsur dari sebuah kalimat yang menjadi inti
pembicaraan atau pelaku suatu tindakan, bagian ini biasanya
menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, atau suatu hal.
Contoh: Aillie makan kue di Binus. (Subjek: Aillie)
(2) Predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan tindakan atau
keadaan yang dilakukan oleh subjek. Predikat mengandung kata kerja
yang menyatakan perbuatan atau keadaan yang terjadi dari sebuah
kalimat.
Contoh: Aillie makan kue di Binus. (Predikat: makan)
(3) Objek adalah unsur kalimat yang menjadi pelengkap bagi sebuah
predikat.
Objek dapat berupa orang, benda, atau konsep yang menerima dampak
dari tindakan yang dilakukan oleh subjek.
Contoh: Aillie makan kue di Binus. (Objek: kue)
(4) Keterangan adalah unsur kalimat yang memberikan informasi
tambahan dan juga melengkap tindakan yang dilakukan dalam kalimat.
Keterangan dapat memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara,
alasan, atau tambahan lainnya yang memberikan detail pada kalimat.
Penempatannya dapat terletak di awal, di tengah, ataupun di akhir
kalimat.
Contoh: Aillie makan kue di Binus. (Keterangan: di Binus)
Namun, tidak semua kalimat wajib memiliki keempat unsur ini.
Minimal terdiri atas dua unsur, yaitu Subjek (S) dan Predikat (P).

2.2 Jenis Kalimat


Jenis kalimat dibagi menjadi dua jenis yaitu menurut jumlah klausanya dan
menurut fungsinya.
Jenis kalimat menurut jumlah klausanya terdiri dari Kalimat tunggal, kalimat
majemuk, dan kalimat campuran.
(1) Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa (subjek dan
predikat).
Contoh: Dewi membaca buku.
(2) Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa yang
berdiri sendiri, tetapi dihubungkan oleh kata hubung atau tanda baca tertentu.
Contoh: Dewi membaca buku, sedangkan kakaknya bermain game.
(3) Kalimat campuran merupakan pergabungan atau kombinasi dari kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.
Contoh: Dewi membaca buku, sementara kakaknya bermain game, dan ibunya
sedang memasak di dapur.

Jenis kalimat menurut fungsinya terdiri dari kalimat pernyataan, tanya, seru,
dan perintah. Setiap jenis kalimat memiliki fungsi dan karakteristiknya sendiri.
(1) Kalimat pernyataan/berita digunakan untuk menyampaikan atau memberitakan
suatu informasi
Contoh: “Kevin mendapatkan juara satu pada olimpiade renang”
(2) Kalimat tanya digunakan untuk meminta informasi atau menanyakan sesuatu
hal
Contoh: “Apakah kamu sudah makan?”
(3) Kalimat seru digunakan untuk mengekspresikan emosi dan ekspresi.
Contoh: “Wow pertunjukkan itu sangat luar biasa!”
(4) Kalimat perintah digunakan untuk memberikan perintah ataupun saran.
Contoh: “Tolong kumpulkan tugas tersebut sebelum pukul 5 sore.”
Pemahaman pada jenis kalimat memungkinkan pendengar dan
pembicara untuk menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan tujuan dan
situasi.
2.3 Syarat Kalimat
Ada 6 syarat yang harus dipenuhi sebuah kalimat untuk menjadi
kalimat efektif. Syarat-syarat tersebut antara lain:

2.3.1 Kesatuan
Syarat kesatuan, juga dikenal sebagai kesepaduan, adalah kesetaraan
antara gagasan dan struktur kalimat. Dalam kalimat efektif harus terdapat
suatu ide pokok yang menjadi kunci dari kalimat tersebut.
Kesatuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

2.3.1.1 Subjek dan predikat jelas


Subjek dan predikat dapat menjadi tidak jelas
ketika adanya preposisi seperti dari, ke, di, akan, dlsb.
Oleh dari itu, penggunaan preposisi sebaiknya dihindari.

Contoh:
- Tentang ujian dilaksanakan hari Kamis.
+ Ujian dilaksanakan hari Kamis.

2.3.1.2 Tidak ada subjek ganda


Kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek
menjadi tidak fokus dan dapat membingungkan
penerima gagasan.
Contoh:
- Nasi goreng itu Migo makan.
+ Migo memakan nasi goreng.

2.3.1.3 Tidak menggunakan penghubung intrakalimat


Penghubung yang tidak tepat atau dipaksakan
membuat kalimat menjadi sulit dipahami. Akan lebih
baik kalimat tersebut dipecah menjadi 2 kalimat.
Contoh:
- Fran lupa dia sedang memasak ketika dipanggil
temannya main Valorant, sehingga nasi
gorengnya hangus.
+ Fran lupa dia sedang memasak ketika dipanggil
temannya main Valorant. Alhasil, nasi
gorengnya hangus.

2.3.1.4 Kata yang tidak digunakan di depan predikat


Kata yang di depan predikat dapat
menghilangkan fungsi dari predikat tersebut. Selain itu,
penggunaanya cenderung tidak diperlukan dan
mempersulit penerima untuk memahami gagasan
kalimat.
Contoh:
- Ada mahasiswa baru yang berdiri di depan toko.
+ Ada mahasiswa baru berdiri di depan toko.
.
2.3.2 Kesepaduan / kepaduan
Kalimat yang efektif tidak bertele-tele dan sistematis, sehingga
informasi tidak terpecah-pecah.
Contoh:
Neuron adalah bagian dari proses saluran sinyal dalam tubuh mahluk
hidup. Neuron memiliki badan sel (soma), dendrit, dan serabut saraf
(akson) yang membentuknya. Dendrit adalah bagian dari badan sel. …

2.3.3 Keparalelan
Dikenal juga sebagai kesejajaran. Kalimat efektif harus
konsisten, apabila bentuk pertama kalimat adalah kata benda, maka
harus dilanjutkan dengan kalimat yang mengandung kata benda.
Contoh:
- Ayu melarikan diri, berkelana Jawa, dan melakukan pembagian
sembako.
+ Ayu melarikan diri, mengelana Jawa, dan membagikan
sembako.
2.3.4 Ketepatan / ketegasan
Ketepatan atau ketegasan bermaksud menunjukkan gagasan utama.
Dengan demikian gagasan akan lebih terlihat dan mudah dipahami.
Cara-cara melakukan penekanan antara lain;
i. Kata yang ingin ditonjolkan ditaruh di awal kalimat.
ii. Urutan kata dibuat logis.
iii. Mengulang kata yang ditegaskan.
iv. Menentang kata yang ditegaskan.
v. Menggunakan partikel penekanan.

2.3.5 Kehematan
Kalimat efektif ingin menyampaikan informasi dengan lengkap,
jelas, dan tepat dengan sesingkat-singkatnya. Sehingga, kalimat efektif tidak
menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak diperlukan.
Contoh:
- Sejak dari pagi dia baru menulis satu kalimat.
+ Sejak pagi dia baru menulis satu kalimat.

2.3.6 Kelogisan / kecermatan


Syarat terakhir adalah kelogisan/kecermatan. Syarat ini mencegah
terjadinya makna ganda dalam kalimat. Pemilihan kata dalam menyusun kalimat
adalah salah satu kunci utama dalam membentuk kalimat yang cermat.
Contoh:
- Tikus makan kucing.
+ Kucing makan tikus.
BAB III
KESIMPULAN

Dari artikel yang telah disusun dapat diambil beberapa poin penting. Kalimat efektif
adalah kalimat yang singkat, padat, lengkap, dan jelas. Kalimat efektif menyalurkan gagasan
dari pemberi kepada penerima dengan sempurna.
Pola kalimat menjadi landasan dari kalimat efektif dan pemahamannya membantu
pemberi gagasan untuk menyusun kalimat yang jelas dan logis. Pola kalimat terdiri dari
subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Ada beberapa jenis kalimat efektif. Jenis kalimat efektif terbagi menjadi 2,
berdasarkan jumlah klausanya atau fungsinya. Jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya
ada kalimat tunggal, kalimat majemuk, dan kalimat campuran. Jenis kalimat berdasarkan
fungsinya ada kalimat berita, kalimat tanya, kalimat seru, dan kalimat perintah.
Kalimat efektif memiliki beberapa syarat yaitu kesatuan, kesepaduan, keparalelan,
ketepatan, kehematan, dan kelogisan. Syarat-syarat tersebut diterapkan agar kalimat efektif
mudah untuk dipahami.
BAB IV
TANYA JAWAB

1. Penjelasan tentang syarat kalimat kesejajaran dan contohnya!


Jawaban: Syarat kesejajaran paling mudah dijelaskan adalah dengan melihat
Imbuhannya, imbuhan yang digunakan dalam 1 kalimat harus konsisten, jika
menggunakan “ber-” maka terus menggunakan “ber-”.

2. Beda kalimat lengkap dan kalimat inversi.


Jawaban: Kalimat lengkap memiliki struktur Subjek lalu diikuti Predikat
selagi kalimat inversi memiliki struktur Predikat diikuti Subjek.

3. Apakah ada perbedaan signifikan antara kalimat efektif formal dan tidak
formal.
Jawaban: Ada dan tidak ada, dari segi kalimat efektifnya sendiri sebenarnya
tidak ada perbedaan yang signifikan karena sifatnya yang konsisten pada
semua bentuk bahasa. Akan tetapi ada perbedaan yang signifikan antara
kalimat formal dan non formal.

4. Kalimat gapake objek pas kapan?


Jawaban: Saat kalimat tersebut tidak menunjukkan objeknya atau biasanya
terjadi dlm kalimat tidak langsung, contoh: anak anak bermain tidak ada
subjek main apa nya Dalam singkatnya, perbedaan antara "pelengkap" dan
"keterangan" adalah

5. Cara tahu kata tersebut pelengkap atau keterangan bagaimana?


Jawaban: Pelengkap adalah bagian penting kalimat yang melengkapi makna
subjek, predikat, atau objek.- Keterangan memberikan informasi tambahan
tentang waktu, tempat, cara, alasan, atau kondisi dalam suatu peristiwa, tetapi
tidak penting secara gramatikal.contoh tidak ada keterangan: ia menjadi pilot
contoh dengan keterangan: ia sekarang menjadi pilot.

6. Jenis jenis keterangan apa saja?


Jawaban: Waktu, tempat, tujuan, sebab akibat, cara, dll. Contoh: (a.) Saya
akan pergi besok, (b.) Mereka berkumpul di Binus, (c.) Dia belajar dengan giat
sehingga dia mendapatkan nilai bagus.

7. Tips & trik agar dapat menggunakan kalimat yang efektif.


Jawaban: Dengan berlatih berbicara dan juga dengan menulis menggunakan
Kalimat efektif.

8. Bagaimana cara membedakan kalimat efektif dan tidak efektif?


Jawaban: Kalimat efektif itu singkat, padat, dan jelas, dan informasi yg
diberikan relevan sementara kalimat tidak efektif seringkali panjang
bertele-tele dan mengandung informasi yang kurang relevan.

9. Bagaimana kalimat menjadi kalimat majemuk?


Jawaban: Kalimat menjadi majemuk karena kalimat tersebut memiliki 2
Subjek dan Predikat. Kalimat tersebut terdiri dari 2 atau lebih Kalimat tunggal
yang saling berhubungan.

10. Kenapa mengucapkan kalimat tidak efektif?


Jawaban: Karena kita gugup sehingga pikiran menjadi kacau dan kata-kata
bercampur aduk.
BAB V
REFERENSI

1. Kalimat Efektif [Presentasi PowerPoint].


http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/19671
1031993032-NOVI_RESMINI/KALIMAT_EFEKTIF.pdf
2. Sukartha, I Nengah., dkk.2015. BAHASA INDONESIA AKADEMIK untuk Perguruan
Tinggi. Bali: Udayana University.
3. Lestari, Serli. 2022. BAHASA INDONESIA untuk Perguruan Tinggi. Jawa Tengah:
EUREKA MEDIA AKSARA.
4. Suhartani. 2018. BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI: Terampil
Berbahasa Melalui Pembelajaran Berbasis Teks. Makasar: Penerbit Aksara Timur.
5. Gramedia Blog. 2021. Syarat Kalimat Efektif Lengkap Pengertian, Ciri-ciri dan contohnya.
Kamis, 24 November 2023:
https://www.gramedia.com/literasi/syarat-kalimat-efektif/#1_Kesepadanan_Struktur

Anda mungkin juga menyukai