Disusun oleh:
Kelompok 4A
Dosen Pembimbing:
2023
1. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Bahan Kajian):
- Mampu memahami dan menjelaskan pengaruh bahan toksik terhadap manusia
3. Tujuan Praktikum
- Mampu menganalisis jurnal maupun vidio mengenai uji cholinesteras e untuk
mengetahui kadar pestisida dalam darah
5. Dasar Teori
- Asetylcholinesterase adalah enzim yang berfungsi menghidrolisis acetylcholine.
Active site dari cholinesterase terdiri dari 2 sub bab yaitu esteratic site dan aniotik
site.
6. Prosedur
- Perkuliahan secara daring berupa penyampaian materi oleh dosen mata kuliah
Toksikologi Lingkungan mengenai Analisis Cholinsterase dan penjelasan tugas
pada TM tersebut
- Melakukan pengerjaan tugas praktikum TM 12 secara kelompok berupa
menganalisis jurnal dan vidio
- Membuat laporan praktikum 3L mata kuliah Toksikologi Lingkungan mengenai
Analisis Cholinsterase
8. Kegiatan Praktikum
9. Hasil Praktikum
ANALISIS JURNAL DI GC
Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
Judul Jurnal : Analisa Kadar Cholinesterase Dalam Darah Dan Keluhan Kesehatan
Pada Petani Kentang Kilometer Xi Kota Sungai Penuh
Penulis : Marisa, Nadya Dwi Pratuna
Vol : Volume 5 Nomor 1
Tahun : Tahun 2018
P-ISSN : 2355-9853
E-ISSN : 2622-4135
Abstrak Jurnal
Abstrak yang disajikan penulis menggunakan Bahasa Indonesia, yang secara
keseluruhan abstrak ini langsung menuju topik bahasan yang akan dibahas oleh
penulis. Penulis membuat jurnal ini bertujuan untuk menganalisa kadar Cholinesterase
Dalam Darah Dan Keluhan Kesehatan Pada Petani Kentang Kilometer Xi Kota
Sungai Penuh. Metode yang digunakan penulis yaitu metode deskriptif yang didapat
dengan wawancara, observasi pada petani dengan cholinesterase dalam darah.
Pendahuluan
Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari
tahun ke tahun membutuhkan kebutuhan pangan yang semakin besar, dalam rangka
mencakup kebutuhan pangan tersebut, Indonesia merencanakan beberapa program di
bidang pertanian, dan salah satunya adalah program intensifikasi tanaman pangan.
Program ini tentu ditunjang dengan perbaikan teknologi pertanian, seperti, perbaikan
teknik budidaya yang meliputi pengairan, pemupukan, dan pengendalian hama
penyakit terus diaktifkan (Wudianto,2007).
Peptisida dapat masuk dalam tubuh melewati inhalasi sehingga untuk mengetahui
keracunan atau terpapar pestisida dalam tubuh di perlukan pemeriksaan kadar
cholinesterase pada darah petani. Aktivitas cholinesterase darah ada jumlah enzim
cholinesterase aktif dalam plasma darah dan sel darah merah yang beperan dalam
menjaga keseimbangan sistem saraf aktivitas cholinesterase darah ini dapat digunakan
sebagai indikator keracunan peptisida golongan organofosfat. Salah satu penyebab
terjadinya keracunaan akibat pestisida adalah petani kurang memperhatikan
penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan penyemprotan dengan
menggunakan pestisida.
Metode
Metode penelitian dalam jurnal ini yang dipakai oleh penulis yaitu menggunakan
metode deskriptif yang didapat dengan wawancara, observasi pada petani dengan
cholinesterase dalam darah. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan
Mei 2018 di Laboratorium Kesehatan Daerah Kebupaten Kerinci. Populasi penelitian
adalah seluruh petani kentang di Kota Sungai Penuh bertempat di kilometer XI.
Sampel penelitian adalah petani kentang yang ada di Kilometer XI Kota Sungai Penuh
sebanyak 30 orang sampel yang diambil darah kapiler sebanyak 10 ul.
I. Alat dan bahan
- Alat yang digunakan adalah Kapas alkohol 70%, kapas kering, lanset,
pipet mikro, tabung reaksi, rak, label nama, cuvet, yellow tip autoclik,
komperator dan stopwatch.
- Bahan yang digunakan adalah Sampel darah kapiler, alkohol 70%,
acetylcholine perlorate, aquades bebas CO2, larutan bromtymol blue.
II. Prosedur kerja
- Pembuatan reagen
- Pengambilan sampel
- Reagen test
- Blood bag
- Menetukan Waktu Time Zero Dan Match
Kesimpulan
Penulis menulis kesimpulan dalam jurnal ini yaitu memberikan hasil uji laboratorium
yang menunjukan bahwa kadar cholinesterase dalam darah 2 orang mengalami
keracunan sedang (6,67%), keracunan ringan 7 orang (23,3%) sedangkan normal 21
orang (70%).Dari hasil uji t didapatkan thitung > ttabel berarti Ada pengaruh kadar
cholinesterase terhadap keluhan kesehatan pada petani kentang.
Pembahasan
pengujian kadar residu pestisida ini digunakan untuk mengetahui kadar residu
pestisida pada produk hasil pertanian segar seperti buah, sayuran, kacang-kacangan
dan serealia. Preparasi sampel dilakukan dengan metode (QUECHERS) yang
mengacu pada AOAC.
Preparasi sampel :
• Giling sampel menggunakan grinder untuk sampel kacang dan sereal
• haluskan sampel menggunakan Chopper atau blender untuk sampel buah dan
sayuran.
• Timbang sampel 15 gr ke dalam tabung sentrifuse dengan volume 50 ml, catat
berat sampel yang ditimbang, untuk sampel serealia, timbang 10 gr kemudian
tambahkan air 8 ml
• tambahkan 15 ml asetonitril untuk sampel buah dan sayuran, 10 ml untuk
kacang dan sereal, kocok dengan penghancur selama 10 menit
• tambahkan garam ekstraktif berisi 6gr magnesium sulfat anhidrat dan 1,5 gr
natrium asetat anhidrat, kocok menggunakan tangan selama 1 menit pada
ekstrak sehingga akan terjadi perubahan suhu 40-45 derajat Celcius
• Sentrifuse pada kecepatan 3500 RPM selama 3menit
• ambil 6ml ekstrak sempel, masukkan ke dalam tabung di SP untuk line up,
kocok menggunakan tangan selama 1menit
• Sentrifuse pada kecepatan 6000 RPM selama 3menit
• ambil ekstrak sampel dan pindahkan ke dalam field
untuk jaminan mutu pengujian dibuat spike sampel pada level konsentrasi batas
penetapan (LOQ), dilakukan tahapan preparasi sama dengan UJI.
ANALISIS JURNAL
Identitas Jurnal
Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia
Judul Jurnal : Hubungan Riwayat Paparan Pestisida Dengan Profil Darah Pada Wanita
Usia Subur di Daerah Pertanian Cabai Dan Bawang Merah
Penulis : Dwi Marinajati, Nur Endah W, Suhartono
Vol : Vol. 11 No. 1
Tahun : April 2012
Pembahasan
Komoditas pertanian yang banyak dikembangkan dan memiliki nilai jual tinggi
diantaranya adalah cabai dan bawang merah.Besarnya kerugian yang diakibatkan oleh
OPT memacu petani senantiasa melakukan usaha perlindungan tanaman, salah
satunya dengan penggunaan pestisida.
Pestisida sering digunakan sebagai pilihan utama karena pestisida mempunyai daya
bunuh tinggi, penggunaannya mudah, dan hasilnya cepat untuk diketahui. Keberadaan
OPT di lahan akan mendorong petani menggunakan pestisida secara berlebih dengan
meningkatkan takaran, frekuensi penyemprotan dan komposisi jenis campuran
pestisida yang digunakan.
Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Program Lingkungan
Hidup Persatuan Bangsa-Bangsa (UNEP), 1-5 juta kasus keracunan pestisida terjadi
pada pekerja yang bekerja di sektor pertanian.1 Dampak lain dari paparan pestisida
terhadap kesehatan adalah gangguan pada profil darah. Profil darah merupakan salah
satu komponen penting dalam penilaian kesehatan, perkembangan suatu pengobatan,
diagnosa penyakit seperti anemia, penyakit infeksi, kelainan darah dan lain
sebagainya.
Pestisida diperkirakan sebagai salah satu faktor lingkungan yang turut mempengaruhi
profil darah. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh paparan pestisida
terhadap profil darah baik pada hewan coba maupun manusia 2007) melakukan uji
efek sipermetrin pada kelinci dan didapat penurunan komponen sel darah merah (red
blood cell/RBC), hemoglobin (Hb) serta peningkatan yang signifikan pada sel darah
putih (white blood cell/WBC) dan limfosit (2008) meneliti pengaruh pestisida
terhadap parameter hematologi pada petani penyemprot dan diperoleh hasil
penurunan yang signifikan pada trombosit dan peningkatan WBC (2009) melakukan
studi terhadap 53 responden yang terdiri dari 43 orang penyemprot pestisida dan 10
orang yang tidak memiliki riwayat paparan terhadap pestisida.
Hasilnya menunjukkan WBC, limfosit dan monosit secara signifikan lebih tinggi
kadarnya pada kelompok terpapar dibanding kelompok kontrol (p<0,01).2-4 Pestisida
dapat menimbulkan abnormalitas pada profil darah karena diduga pestisida dapat
mengganggu organ-organ pembentuk sel-sel darah, proses pembentukan sel-sel darah
dan juga sistem imun.5 Salah satu kelompok yang berisiko mengalami gangguan pada
profil darah akibat paparan pestisida di daerah pertanian adalah wanita usia subur
(WUS) yang tinggal di daerah pertanian.
Hal ini berkaitan dengan keterlibatan mereka dalam kegiatan di bidang pertanian,
seperti menanam, mencari hama, memupuk, menyiram, mencabut rumput dari
tanaman, memanen dan membantu menyiapkan pestisida. Keterlibatan WUS dalam
kegiatan pertanian juga ditemukan di Kecamatan Kersana sebagai salah satu sentra
produksi cabai dan bawang merah di Kabupaten Brebes. Penelitian dilakukan dengan
melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel darah, pemeriksaan fisik,
pengukuran antropometri, wawancara, focus group discussion (FGD) dan observasi.
Populasi dalam penelitian adalah WUS yang berprofesi sebagai petani pemilik, buruh
tani ataupun yang sama sekali tidak terlibat dengan kegiatan pertaniaan yang
bertempat tinggal di tiga desa terpilih (Kemukten, Limbangan dan Sutamaja) di
Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Ketiga desa dipilih secara purposive dengan
pertimbangan produksi cabe dan bawang merah serta tingkat pemakaian pestisida.
Sebagian besar responden merupakan petani baik petani pemilik maupun petani
penggarap (buruh tani) Tabel 1. Karakteristik Sosial/Ekonomi Responden No
Karakteristik Frekuensi Persen 1. Pendidikan -Tidak sekolah 2 2,5 -Tamat SD 41 51,3
-Tamat SLTP 23 28,8 -Tamat SLTA 14 17,5 2. Pekerjaan responden -PNS/TNI/Polri 4
5,0 -Swasta 1 1,3 -Pedagang/wiraswasta 7 8,8 -Petani 48 60,0 -Tidak bekerja (IRT) 20
25,0 3. Pekerjaan suami/ayah -PNS/TNI/Polri 5 6,3 -Swasta 11 13,8 -
Pedagang/wiraswasta 26 32,5 -Petani 37 46,3 -Tidak bekerja 1 1,3 Dwi Marinajati,
Nur Endah W, Suhartono 63 Tabel 2. Distribusi Responden yang Terlibat Menurut
Jenis Kegiatan Pertanian No Keteribatan Frekuensi Persen 1. Menyiapkan pestisida 2
3,3 2. Mengoplos/mencampur pestisida 3 5,0 3. Menyemprot 2 3,3 4. Mencari hama
('nguleri') 46 76,7 5. Memanen 50 83,3 6. Melepaskan bawang dari tangkainya
('mbrodoli") 48 80,0 7. Mencuci peralatan untuk menyemprot 11 18,3 8. Mencuci
pakaian suami/ayah yang dipakai untuk menyemprot 39 65,0 9. Memupuk 27 45,0 10
Responden yang bekerja sebagai buruh tani ini ada yang sifatnya musiman karena
hanya melaksanakan kegiatan pertanian di saat tertentu seperti pada musim tanam
atau musim panen. Sama halnya dengan WUS para suami ini juga banyak yang hanya
menjadi petani musiman. Kegiatan yang banyak melibatkan responden di antaranya
memanen, "mbrodoli", "nguleri" dan "nyerabut".
10. Kesimpulan
- Tujuan praktikum tercapai, mahasiswa dapat menganalisis jurnal maupun vidio
mengenai uji cholinesteras untuk mengetahui kadar pestisida dalam darah