Diajukan Oleh :
ROBI’ATUL ADAWIYAH
NIM : G1A114054
WHO
PINANG Kandungan
Khasiat
Efek Farmakologi
Penelitian Sebelumya
Bagi Masyarakat
Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Pinang (Areca catechu L)
2.1.1.1 Klasifikasi Tumbuhan Pinang
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Areca
Spesies : Areca catechu L.
2.1.1.2 Morfologi Tanaman
Tumbuhan berhabitat pohon dengan batang tegak, tinggi dapat mencapai
25 m, tajuk pohon tidak rimbun. Pelepah daun berbentuk tabung,
panjang 80 cm; tangkai daun pendek; helaian daun panjang 80 cm; anak
daun ukuran 85 x 5 cm, dengan ujung terbelah.
Fitokimia pinang:
• Polyphenol : Secara umum terdiri dari flavonoid, katekin 10%,
Epikatekin 2,5%, dan leukocyanidin 12%.
• Alkaloid : Terdiri dari arecolin 7,5 mg/g, arecaidine 1,5 mg/g,
guvacoline 2,0 mg/g, guvacine 2,9 mg/g.
• Lemak : Terdiri dari asam lemak arecanut (19,5%), asam lauric
(46,2%), asam myristic (12,7%), asam palmitic (1,6%), asam stearic
(0,3%), asam dekanoic (6,2%), asam oleic (5,4%), asam dodecenoic
(0,3%), asam tetradecenoic (0,6%), asam hexadecenoic (7,2%).
• Mineral : Terdiri dari kalsium (0,05%), phosphor (0,13%), besi (1,5
mg/100g), Vit.B6 (286,9 mg), dan Vit.C (416,2 mg).
2.1.1.5 Khasiat
Biji pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin
terkondensasi yang termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosinin
mempunyai efek antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, anti-inflamasi,
anti-alergi, dan vasodilatasi.
2.1.2 Histologi
a. Tubulus seminiferus
Tubulus seminiferus terdiri sel spermatogenik dan sel Sertoli yang
mengatur dan menyokong nutrisi spermatozoa yang berkembang, hal ini
tidak dijumpai pada sel tubuh lain.
b. Sel-sel germinal
Spermatogonium adalah sel spermatif, yang terletak di samping lamina
basalis. Sel spermatogonium relatif kecil, bergaris tengah sekitar 12 μm
dan intinya mengandung kromatin pucat.
c. Sel Sertoli
Sel Sertoli adalah sel pyramid memanjang yang sebagian memeluk sel-sel
dari garis keturunan spermatogenik. Fungsi utama sel Sertoli adalah untuk
menunjang, melindungi dan mengatur nutrisi spermatozoa.
d. Sel Leydig
Sel insterstisial Leydig merupakan sel yang memberikan gambaran
mencolok untuk jaringan tersebut. Sel-sel Leydig letaknya berkelompok
memadat pada daerah segitiga yang terbentuk oleh susunan-susunan
tubulus seminiferus.
2.1.2.1 Spermatogenesis
Proses Spermatogenesis:
a. Spermatogenesis
b. Meiosis
c. Spermiogenesis
d. Spermatozoa
2.1.3 Tinjauan Hewan Percobaan
2.1.3.1 Biologis Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Lama Hidup 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun
Lama Produksi 1 tahun
Berat Tikus Dewasa Jantan 450-520 gram
Betina 250-300 gram
Kebutuhan Makan 5-10 g/100 g berat badan
Kebutuhan Minum 10 ml/100 g berat badan
Jangka Hidup 3-4 tahun
Temperatur Rektal 36°C-40°C
Detak Jantung 250-450 kali/menit
Decapitation
Euthanasia
Fisik:
Stunning &
Menurut Franson metode Exsanguination
dasar euthanasia terbagi
menjadi fisik dan kimia : Captive bolt
Euthanasia Inhalasi
Kimia:
2.2 Kerangka Teori
2.3 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
Pemberian jus biji pinang (Areca Catechu L) dengan dosis
yang meningkat akan mempengaruhi kerusakan terhadap testis
tikus putih.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
eksperimental jenis laboratorium dengan menggunakan
rancangan The Randomized Post Test Control only Group
Design dengan menggunakan hewan percobaan sebagai obyek
penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium biomedik
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam rentang waktu dari
bulan September sampai penelitian selesai.
3.3. Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tikus
Putih (Rattus norvegicus) jantan galur Sprague Dawley
berumur 2-3 bulan dengan berat badan antara 150-200 gram
yang biasa digunakan untuk penelitian dan diperoleh dari
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
3.3.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel
Jumlah sampel penelitian minimal untuk tiap kelompok
adalah 5 ekor hewan coba.Penelitian ini menggunakan 5 ekor
tikus untuk tiap kelompok hewan coba sehingga jumlah tikus
yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 15 ekor tikus.
3.3.3 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
Kriteria Inklusi :
• Berjenis kelamin jantan
• Sehat (tidak tampak penampakan rambut kusam, rontok atau botak dan
bergerak aktif)
• Berusia sekitar 2-3 bulan
• Memiliki berat badan sekitar 150-200 gram
Kriteria Eksklusi :
• Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% setelah masa adaptasi di
laboratorium
• Mati selama masa pemberian perlakuan
• Tikus yang sakit selama proses adaptasi yang ditandai dengan gerakan yang
tidak aktif.
3.3.4 Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu
dengan metode simple random sampling, menggunakan
sebanyak 15 ekor tikus yang dipilih secara acak, kemudian
dibagi kedalam 3 kelompok dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 5ekor tikus.
3.3.5 Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian
• Bak plastik (kandang) • Jarum pentul
• Tempat minum tikus • Mikroskop cahaya
• Suntikan/alat gavage • Neraca timbangan analitik
• Thermometer ruang • Sarung tangan
• Blender/lumpang • Neubauer-improved
• Pisau bedah
• Gunting bedah
• Bak bedah
• Sonde lambung 5 ml • Microscope slides ground
• Tissue edges dan deck glass
• Lap • Botol vial
• Kertas label • Pinset
• Cawan petri • Cetakan paraffin
• Beaker glass 100 ml • Objek glass
• Beaker glass 250 ml • Cover glass
• Pipet tetes • Staining jar
• Pipet leukosit • Mikrotom
• Refrigerator • Kuas
• Gelas ukur 10 ml • Magnetic stirrer
• Gelas ukur 1000 ml • Hot plate
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
•Tikus jantan •Minyak ermersi
•Makanan tikus •Paraffin lunak dan keras
•Biji pinang muda •ERILICH’s Haematoxylin
•Aquades •HAUPS
•NacCL 0,9% •Entelan
•Alkohol 30%, 50%, 60%, 70%, •Xylol
80%, 90%, 96%, 100% •Toluola
•Eosin
3.3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
3.3.6.1 Identifikasi Variabel
a. Variabel Dependen : Motilitas sperma dan jaringan
testis tikus putih
b. Variabel Independen : Dosis pemberian jus biji
pinang
c. Variabel Perancu
1. Dapat dikendalikan : Umur, makanan
2. Tidak dapat dikendalikan : Hormonal, keadaan psikologis tikus
3.3.6.2 Definisi Operasional Variabel
Parameter Definisi Skala Ukur
Hasil Ukur
Nekrosis Sel sertoli (+) hilangnya inti sel , Derajat nekrosis Ordinal
dibaca pada pembesaran 1 = Tidak ada ; 0
400x, 4 lapang pandang 2 = Ringan ;<30%
3 = Sedang ; 30-50%
4 = Berat ;>50%
Parameter Definisi Skala Ukur
Hasil Ukur
Gambar 4.5 Derajat tingkat nekrosis spermatozoa perbesaran 400x dengan pengecatan
HE. A= Kelompok kontrol negatif, B= Kelompok dosis kecil (250 mg/kgBB),
C=Kelompok dosis besar (10.000 mg/kgBB)
Nekrosis Sel Sertoli