Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PEMERIKSAAN ENZIM AMILASE SALIVA BLOK DIGESTIVE

Disusun Oleh:

Nama NIM Kelompok Asisten

: Dian Kristiani Ika O : G1A008076 : 1 (satu) : Yuli Lestari

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO

2010

LEMBAR PENGESAHAN

Oleh:

Dian Kristiani Ika O G1A008076

Disusun untuk persyaratan nilai praktikum Biokimia Blok Digestive pada Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Diterima dan disahkan Purwokerto, Juni 2010 Asisten

Yuli Lestari G1A007010

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul Praktikum Penentuan aktivitas enzim amilase saliva

B. Hari dan Tanggal Praktikum Kamis, 24 Juni 2010

C. Tujuan Praktikum 1. Mahasiwa akan dapat melakukan pemeriksaan untuk mengetahui aktivitas enzim amilase pada saliva. 2. Mahasiswa akan dapat mengetahui aktivitas enzim amilase saliva dengan bantuan praktikum yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Enzim sebagai biokatalisator menyebabkan organism hidup dan dapat memperoleh dan menggunakan energy dengan cepat. Enzim mengubah kecepatan reaksi, tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan akhir. Enzim bekerja khusus pada reaksi-reaksi tertentu dan hanya bekerja di bawah syarat-syarat tertentu, yaitu pH, suhu, kadar substrat, kofaktor, koenzim, dan lain-lain. pH optimum untuk enzim bekerja di lambung adalah 1-2, di usus halus 7-8, di dalam sel 7,4. Untuk suhu optimum misalnya enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh manusia 37 C dan untuk enzim pada tumbuh-tumbuhan ada yang sampai 60 C. Enzim kadang sulit ditentukan karena kadarnya rendah, sehingga dapat ditentukan dengan cara tidak langsung yaitu dengan mengikuti perubahan koenzim dan dengan cara tidak langsung yaitu dengan mengikuti perubahan koenzim dan dengan enzim yang tidak aktif. Sebagian enzim mudah dijadikan inaktif dengan pemanasan 100 C selama kira-kira 5 menit. Tubuh manusia menghasilkan berbagai macam enzim yang tersebar di berbagai bagian dan memiliki fungsi tertentu. Salah satu enzim yang penting dalam sistem pencernaan manusia adalah enzim amilase. Enzim ini terdapat dalam saliva dan air liur manusia. Saliva yang diekskresikan oleh kelenjar liur selain mengandung enzim amilase juga mengandung 99,5% air, glikoprotein, dan musin yang bekerja sebagai pelumas pada waktu mengunyah dan menelan makanan. Amilase yang terdapat dalam saliva adalah - amilase liur yang mampu membuat polisakarida (pati) dan glikogen dihidrolisis menjadi maltose dan oligosakarida lain dengan menyerang ikatan glikosidat. Kerja - amilase sangat singkat, yaitu bekerja bersamaan dengan proses mengunyah di cavum oris manusia. Kerja optimal amilase pada pH sekitar 7, dan secara umum dapat aktif ketika keadaan pH 6,4 7,0. Amilase akan segera terinaktivasi pada pH 4,0 atau kurang sehingga kerja pencernaan makanan dalam mulut akan terhenti apabila lingkungan lambung yang asam menembus partikel makanan. (Marini, 2005)

Gambar 1. Hubungan antara pH dan aktivitas hidrolisis - amilase (Marini, 2005)

Secar rata-rata, sekitar 1 sampai 2 liter liur disekresikan per hari. Sekresi yang kontinu tersebut disebabkan oleh stimulasi spontan tingkat rendah ujung-ujung syaraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar liur. Jumlah tersebut bisa meningkat dengan adanya rangsang kemoreseptor dari makanan. Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls syaraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medulla batang otak. Pusat saliva tersebut kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik untuk meningkatkan sekresi air liur. Selain itu, refleks peningkatan saliva juga berhubungan dengan kegiatan berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat. Refleks ini dikarenakan adanya memori dari pengalaman sebelumnya, yang diproses oleh konteks serebelum untuk merangsang pusat saliva di medulla. (Sherwood, 2001) Amilase menghidrolisis unit-unit D-glukosa yang terangkai dengan ikatan rantai C1,4. Hidrolisis berlangsung dengan cara acak dan menghasilkan disakarida maltose sebagai hasil akhirnya. Amilase bekerja pada bermacam-macam polisakarida dan oligosakarida tetapi pengaruhnya paling mudah ditunjukkan dengan menggunakan amilum sebagai subsrat. Pada pH 6-7, dalam larutan yang mengandung ion klorida, amilase mengkatalisis hidrolisis amilum menjadi maltose dengan pembentukan hasil antara bermacam-macam dekstrin. Amilum dan dekstrin yang molekulnya masih besar dengan iodium member warna biru, dekstrin-dekstrin antaranya (eritrodekstrin) memberi warna coklat kemerah-merahan. Dekstrin yang molekulmolekulnya sudah kecil lagi (akhrodekstrin) dan maltose tidak member reaksi dengan iodium. Jadi amilase pengaruhnya dapat diikuti dengan mengamati waktu yang diperlukan untuk

mencapai titik saat campuran reaksi tidak memberikan warna lagi dengan larutan iodium. Titik ini disebut titik akromik.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan 1. Alat a. Tabung reaksi 5 ml dan 10 ml b. Rak tabung reaksi c. Cawan petri d. Gelas kimia e. Pipet tetes f. Penjepit tabung reaksi g. Bunsen 2. Bahan a. Saliva b. Larutan NaCl 0,2 % c. Larutan amilum 1 % d. Larutan iod 0,01 N

B. Cara Kerja 1. Disipakan gelas kimia dan diisi dengan larutan NaCl 2. Ditambahkan sampel saliva ke dalam larutan NaCl dalam gelas kimia 3. Campuran dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi, masing-masing sebanyak 2,5 cc 4. Salah satu tabung kemudian dipanaskan, sedangkan tabung yang lain didiamkan 5. Campuran baik dari tabung yang telah dipanaskan maupun yang tidak, diteteskan pada cawan petri 6. Hasil tetesan pada cawan petri ditetesi dengan larutan iodium secukupnya dan ditunggu selama 5 menit hingga terjadi perubahan warna 7. Penetesan dilakukan berturut-turut hingga larutan tidak menghasilkan warna lagi dan kemudian dibandingkan

Kumur dengan NaCl 25 cc selama 5 menit

Saring dengan kertas saring

Tuang ke beaker glass

2,5 cc dipanaskan

2,5 cc tidak dipanaskan

Teteskan

Teteskan

Amilum 1% Iod

Amilum 1% Iod

Lihat perbedaan warna yang terjadi Berilah saliva kembali setiap 5 menit, hingga salah satu menjadi bening

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum Nama probandus : Tuan A Umur Jenis Kelamin : 19 tahun : Laki-laki

Hasil pemeriksaan :

Tabel 1. Hasil pengamatan Jenis Kegiatan Saliva yang dipanaskan Saliva yang tidak dipanaskan Saliva diteteskan ke Berubah warna menjadi Berubah warna menjadi biru agak muda

dalam cawan petri dan biru tua dicampur dengan larutan amilum 1% dan iod Setelah 3 kali tetesan Warna tidak berubah selama 15 menit

Warna berubah menjadi jernih

B. Pembahasan Enzim merupakan protein yang bekerja untuk mempercepat metabolisme di organisme. Apabila terjadi kerusakan pada enzim, atau enzim bekerja pada lingkungan yang tidak tepat, maka dapat mengganggu proses metabolisme. (Rodwell dan Kennelly, 2003) Metabolisme di dalam tubuh manusia terdiri atas berbagai reaksi kimia. Reaksi kimia ini melibatkan berbagai molekul sebagai komponen reaksi. Salah satu contoh molekul tersebut adalah karbohidrat. - amylase adalah enzim utama dalam pencernaan karbohidrat. Dengan bekerja pada lokasi rantai yang acak, - amylase dapat memotong rantai panjang karbohidrat. Hidrolisis karbohidrat berlangsung secara bertahap dengan pembentukan dekstrin yang menyertainya. (Hardjasasmita, 1991) Dalam praktikum, karbohidrat yang dicobakan adalah amilum yang memberikan warna biru terhadap larutan iodium. Warna biru tersebut akan memudar seiring dengan

berkurangnya kadar amilum yang berubah menjadi maltose, dan dekstrin yang molekulnya berubah menjadi semakin kecil. Ketika hasil akhir sudah merupakan maltose dan akrodekstrin, maka warnanya akan menjadi jernih. Proses pemecahan rantai karbohidrat tersebut adalah sebagai berikut :
Amilum

Maltosa

Amilodekstrin

Maltosa

Eritrodekstrin

Maltosa

Akhrodekstrin

Gambar 3. Proses pemecahan amilum Karbohidrat dimetabolisme untuk dapat diedarkan ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh akan kalori. Dalam tubuh, karbohidrat dicerna oleh enzim amylase, yang dihasilkan oleh kelenjar eksokrin di glandula parotis dan pancreas. Keduanya merubah suatu bentuk polisakarida menjadi bentuk yang lebih sederhana. (Martini, 2008) Amylase saliva yang kerjanya lambat mempunyai kemampuan untuk merubah suatu polisakarida menjadi oligosakarida atau disakarida. Kemudian setelah sampai di duodenum, komponen karbohidrat tersebut kembali dipecah untuk menjadi suatu monosakarida, yang nantinya akan ditransport melalui proses kotranspor dan difusi terfasilitasi menuju pembuluh darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. C. Aplikasi Klinis 1. Parotitis 2. Stress psikis 3.

1. Parotitis adalah

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Hardjasasmita, Pantjita. 1991. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Jakarta: FKUI. Marini, Isabella. 2005. Discovering an Accessible Enzyme: Salivary Biochemistry and Molecular Biology Education; 33 (2): 112-6. Martini, Frederich. 2008. Fundamentals of Anatomy & Physiology. Edisi VIII. USA : Pearson Benjamin Cummings. Rodwell, Victor W., dan Peter J. Kennelly. 2003. Enzim: Sifat-sifat Umum. Dalam: Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. - Amilase.

Anda mungkin juga menyukai