Kelompok II
M. Sujana
I1B109012
I1B109026
I1B109009
Noorhidayah
I1B109202
Mutia Rahmah
I1B109207
Ira Paulina
I1B109214
JUDUL PRAKTIKUM
Pencernaan Amilum Dengan Metode Wohlgemuts
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
-
METODE PRAKTIKUM
a)
b)
c)
d)
e)
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
Plat tetes
Pipet tetes
Beaker glass
Stopwatch
Labu Erlenmeyer
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
a) Aquadest
b) Saliva
c) Amilum
d) Iodium
e) Larutan Kanji
f) Buffer Fosfat pH 7
C. Cara Praktikum
C.1. Pengumpulan Saliva
Probandus berkumur dengan menggunakan aquadest, setelah itu keluarkan saliva
dan tempatkan pada gelas beker. Ambil saliva yang telah terkumpul sebanyak 1
ml dan encerkan dengan aquadest dalam labu ukur 25 ml.
tempatkan pada plat tetes. Tambahkan 1 tetes larutan iod. Jika larutan berwarna
biru, ulangi lagi percobaan tersebut. Caranya dengan mengambil kembali 2 tetes
larutan kemudian menempatkannya pada plat tetes dan ditambahkan 1 tetes
larutan iod. Jika larutan berwarna biru, ulangi lagi percobaan tersebut. Caranya
dengan mengambil kembali 2 tetes larutan kemudian menempatkannya pada plat
tetes dan ditambahkan 1 tetes larutan iod. Jika warna biru sudah hilang, matikan
stopwatch dan catat waktu yang dipergunakan. Ulangi cara kerja di atas untuk
menentukan waktu (dalam detik) hingga warna biru tersebut hilang. Contoh :
andaikan waktu yang diperoleh pada percobaan adalah 6 menit, maka
sesungguhnya waktu yang dipergunakan oleh enzim amilase untuk mengkatalisis
terletak pada menit 5 sampai 6. Dengan demikian, pada saat menit ke-5,
pengambilan larutan dilakukan setiap 10 detik sekali. Jadi waktu yang digunakan
adalah 5 menit y detik.
C.c. Perhitungan
380 = ml larutan kanji
d
30 menit
X
30
ml saliva
t (dalam menit)
Keterangan :
Satu unit aktivitas amilase adalah banyaknya milligram amilum yang dipecah oleh
1 ml cairan (saliva) selama 30 menit pada suhu 38 derajat.
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Dari praktikum yang dilakukan, hasil yang kami peroleh adalah hanya sampai
pada warna biru berubah menjadi warna kuning, waktu yang diperlukan adalah 56
menit.
Perhitungan
380 = 5 ml
d
30 menit
X
30
1 ml
unit
56 menit
= 2,82 unit
B. Pembahasan
Praktikum kali ini mengenai pencernaan amilum dengan metode
Wohlgemuts. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi kerja enzim dan mengetahui cara kerja amilase. Sesuai judul
dan tujuan praktikum kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai suhu yang
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan proses
enzimatik. Enzim yang digunakan adalah enzim amilase.
Enzim merupakan polimer biologi yang mengkatalis lebih dari satu proses
dinamik yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang ini.
Sebagai determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai
peristiwa fisiologik, enzim memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan
dan penyakit. Pemecahan makanan untuk memasok energi serta unsur-unsur
kimia pembangun tubuh (building blocks); perakitan building blocks tersebut
menjadi protein, membran sel, serta DNA yang mengkodekan informasi genetik;
dan akhirnya penggunaan energi untuk menghasilkan gerakan sel, semua ini
dimungkinkan dengan adanya kerja enzim-enzim yang terkoordinasi secara
cermat. Semua enzim diidentifikasi dengan penambahan akhiran ase pada nama
substansi atau substrat yang dihidrolisisnya. Jadi, lipase menghidrolisis lemak
(Yunani lipos), amilase menghidrolisis pati (Yunani amylon), dan protease
menghidrolisis protein [1].
monosakarida
oleh
beberapa
enzim
gastrointestinal,
sehingga
larutan tetap berwarna biru tua selama 48 menit. Percobaan kedua, dilakukan
bersamaan dengan percobaan ketiga. Larutan pada percobaan kedua tetap
berwarna biru tua sampai menit ke-50, larutan pada percobaan ketiga berwarna
kuning pada menit ke-56. Setiap percobaan kami gunakan saliva yang berbeda.
Berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi yaitu suhu,
konsentrasi reaktan, pH, konsentrasi substrat, inhibitor. Ini berkaitan dengan Teori
kinetik atau teori benturan (collision theory) kinetik kimia menggunakan dua
konsep penting: (1) Hanya molekul yang saling membentur , yaitu yang berada
dalam pembentukan ikatan antara satu sama lain, yang dapat bereaksi; dan (2)
untuk setiap reaksi kimia terdapat rintangan energi yang harus diatasi agar reaksi
terjadi. Dengan demikian, faktor-faktor yang menaikkan energi kinetik pada
molekul yang bereaksi akan menurunkan rintangan energi untuk terjadinya reaksi,
atau meningkatkan frekuensi benturan harus meningkatkan kecepatan reaksi.
Analog substrat yang berikatan secara reversibel pada tapak katalitik dan bekerja
sebagai inhibitor kompetitif enzim terdiri atas berbagai macam obat yang
memiliki nilai medis. Inhibitor dapat dibedakan dengan mengukur aktivitas enzim
pada berbagai konsentrasi substrat baik dengan atau tanpa inhibitor.[1]
Meningkatnya laju reaksi dapat disebabkan oleh tumbukan antar atom atau
molekul. Banyaknya atom atau molekul yang terlibat dalam tumbukan untuk
terjadinya reaksi disebut molekularitas reaksi. Jika hanya satu atom atau molekul
yang terlibat tumbukan disebut reaksi unimolekular. Akan tetapi bila dua atom
atau molekul yang bertumbukan dinamakan reaksi biomolekular, sedangkan
reaksi termolekular adalah reaksi yang melibatkan tiga atom atau molekul yang
bertumbukan. Reaksi unimolekular merupakan reaksi orde satu, sedangkan reaksi
biomolekular dan termolekular, adalah mengikuti orde dua dan tiga [7].
Selain itu hasil percobaan ini dipengaruhi oleh sterilitas alat-alat yang
digunakan saat praktikum, keadaan probandus (probandus yang tidak makan, ini
mempengaruhi kerja enzim dalam bereaksi). Kelalaian praktikan dalam
melakukan percobaan, seperti kurang teliti dalam waktu penetesan larutan,
praktikan yang bekerja sambil bercanda.
PENUTUP
A. Simpulan
1. Semakin banyak Amilum yang digunakan maka laju reaksi akan semakin
cepat, dengan kata lain waktu yang digunakan lebih singkat.
2. Warna biru pada larutan terjadi karena amilum mengalami oksidasi oleh
iodium.
3. Enzim adalah biokatalis yang dihasilkan oleh jaringan, yang dapat
meningkatkan laju reaksi kimia yang berlangsung di jaringan.
4. Aktivitas Amilase pada pada percobaan yang kami lakukan adalah 2,82 unit.
B. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum dilakukan, praktikan lebih teliti dalam
mengamati perubahan warna dan waktu, agar hasil yang didapat lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Murray, Robert K, dkk. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: EGC, 2003.
2. Hoque, Md Mahfuzul, et al. Characterization an Optimization of a-amylase
Activity of Streptomyces clavifer. Pakistan Journal of Biological Science
9:1328-1332, 2006.
3. Nickavar Bahman and Yousefian Nasibeh. Inhibitory Effects of Six Allium
Species on -Amylase Enzyme Activity. Iranian Journal of Pharmaceutical
Research 8 (1): 53-57, 2009.
4. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC, 2007.
5. Staf Biokimia Kedokteran FK UNLAM. Diktat dan Modul Biokimia.
Banjarbaru: FK UNLAM, 2010.
6. Gorr, S.-U, Venkatesh, S.G and Darling, D.S. Parotid Secretory Granules:
Crossroads of Secretory Pathways and Protein Storage. J Dent Res 84(6):500509, 2005.
Dosen Praktikum
Muhammad Sujana
NIM. I1B109012