Anda di halaman 1dari 6

NAMA : FATMAWATI KADIR

NIM : 441418044

KELAS : PENDIDIKAN KIMIA A

UAS : KIMIA BAHAN ALAM

1. Jelaskan keterkaitan diantara biosintesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa
bahan alam. Berikan contohnya, (link, sumber, referensi).
Jawaban :
Penentuan jalur biosintetik memungkinkan kita untuk memahami hubungan dan aliran
dinamis dari senyawa yang ada dalam sel hidup. Pemahaman tentang urutan biosintesis dapat
membantu kita mengidentifikasi enzim dan gen, hubungan antara organisme yang berbeda
(seperti simbiosis, interaksi tumbuhan-serangga, dan lain-lain). Pemahaman tentang
biosintesis adalah bagian dari pemahaman lengkap tentang biologi tumbuhan, ekologi dan
keanekaragaman hayati.
Metode isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan senyawa bahan alam dengan
menggunakan pelarut yang sesuai.
Penentuan struktur molekul merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari isolasi
senyawa kimia bahan alam. Senyawa hasil isolasi belum memiliki makna jika belum
diketahui struktur molekulnya, metode penentuan struktur senyawa organic yang banyak
digunakan adalaah metode spektroskopi, yang meliputi UV,IR,NMR,(1H dan 13C), dan MS.

Contohnya : ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER


DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA DAUN BERWARNA MERAH PUCUK MERAH
(SYZYGIUM MYRTIFILIUM WALP.)
(Mila Wati, Erwin, Daniel Tarigan, 2017. isolasi dan identifikasi senyawa metabolit
sekunder dari fraksi etil asetat pada daun berwarna merah pucuk merah (syzygium
myrtifilium walp.)
2. Jelaskan cara serta pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi golongan flavonoid.
Jawaban:
Ekstraksi flavonoid secara umum dilakukan menggunakan pelarut polar seperti etanol karena
kebanyakan senyawa flavonoid bersifat polar seperti flavonoid glikosida dan aglikon, namun
beberapa flavonoid yang kurang polar sebaiknya diekstrak menggunakan etil asetat, eter dan
kloroform, menurut beberapa penelitian seperti penelitian oleh Sennet, 2017 menyatakan
bahwa fraksi etil asetat dari buah kersen mengandung flavonoid setelah dilakukan uji
skrinning fitokimia dan uji kandungan total flavonoid dengan kadar flavonoid menggunakan
metode Quarcetin Equivalen sebanyak 0,03 % dari berat sampel fraksi etil asetat. ( Theodora
C.T, I.W.G. Gunawan, dan I.M.D.Swantara. 1 2019. Jurnal kimia 13(2):132
3. Jelaskan dasar ilmiah penggunaan pelarut dan teknik-teknik isolasi dan purifikasi senyawa
flavonoid.
Jawaban:
Teknik-teknik isolasi flavonoid

1) Isolasi dengan methanol


bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama dengan
metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan
dengan corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula
muIa,
atau sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan atau
kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang kepolarannya rendah,
seperti lemak, terpen, klorofil, santifil dan lain-lain
2) Isolasi dengan Charaux Paris
Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol, lalu diuapkan sampai kental dan ekstrak kental
ditambah air panas dalam volume yang sama, Ekstrak air encer lalu ditambah eter, lakukan
ekstraksi kocok, pisahkan fase eter lalu uapkan sampai kering yang kemungkinan didapat
bentuk bebas. Fase air dari hasil pemisahan ditambah lagi pelarut etil. asetat diuapkan sampai
kering yang kemungkinan didapat Flavonoid O Glikosida. Fase air ditambah lagi pelarut n -
butanol, setelah dilakukan ekstraksi, lakukan pemisahan dari kedua fase tersebut. Fase n-
butanol diuapkan maka akan didapatkan ekstrak n - butanol yang kering, mengandung
flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari ketiga fase yang didapat itu
langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang ada dalam setiap fasenya dengan
mempergunakan kromatografi kolom. Metode ini sangat baik dipakai dalam mengisolasi
flavonoid dalam tanaman karena dapat dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat
kepolarannya.
3) Isolasi dengan beberapa pelarut

Serbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak yang diperoleh
dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etano lpekat dilarutkan dalam air lalu
diekstraksi gojog dengan dietil eter dan n-butanol, sehingga dengan demikian didapat tiga
fraksi yaitu fraksi kloroform, butanol dan dietil eter.

Identifikasi flavonoid
a) Uji Kualitatif
Identifikasi Dengan Reaksi warna:
1. Uji Wilstater
Uji ini untuk mengetahui senyawa yang mempunyai inti δ benzopiron. Warna-warna
yang dihasilkan dengan reaksi Wilstater adalah sebagai berikut:
Jingga untuk golongan flavon.
Merah krimson untuk golongan flavonol.
Merah tua untuk golongan flavonon.
2. Uji Bate Smith Matecalve
Reaksi warna ini digunakan untuk menuniukkan adanya senyawa leukoantosianin,
reaksi positif jika terjadi warna merah yang intensif atau warna ungu.
b) Uji Kuantitatif
1. Spektrofotometer

Spektrum flavonoid biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut metanol atau
etanol. Spektrum khas flavonoid terdiri atas dua maksimal pada rentang 230-295 nm (pita II)
dan 300-560 nm (pita I). Berikut merupakan pita absorpsi UV pada flavonoid (Markham
1988). Pita absorpsi UV dari flavonoid Kadar flavonoid dalam suatu sampel bahan alam
dapat ditentukan dengan cara Sebanyak 25 g serbuk masing-masing daun sampel dimaserasi
selama 24 jam dengan etanol teknis dalam labu bulat 1000 ml, sambil sesekali dikocok.
Maserat dalam labu lalu direfluks. Refluks diulangi 1 kali lagi dan seluruh hasil refluks
digabungkan. Ekstrak dipekatkan dengan penguap putar kemudian ekstrak ditimbang setara
dengan 200 mg simplisia lalu dimasukkan ke dalam labu alas bulat. Sistem hidrolisis
ditambahkan ke dalamnya, yaitu 1 ml larutan 0,5% (b/v) heksametilenatetramina, 20 ml
aseton, dan 2 ml larutan 25% HCl dalam air, lalu campuran dipanaskan sampai mendidih
selama 30 menit. Campuran hasil hidrolisis lalu disaring menggunakan kapas ke dalam labu
ukur 100 ml. Residu kemudian ditambah 20 ml aseton untuk dididihkan kembali sebentar;
penambahan aseton dan pendidihan ini dilakukan sebanyak 2 kali. Seluruh filtrat
dikumpulkan ke dalam labu takar. Setelah labu takar dingin, volume ditera dengan aseton
sampai 100 ml dan dikocok hingga tercampur sempurna. Filtrat hasil hidrolisis dalam labu
takar diambil sebanyak 20 ml, dimasukkan ke dalam corong pisah, dan ditambahkan 20 ml
akuades. Selanjutnya campuran diekstraksi, pertama dengan 15 ml etil asetat, kemudian 2
kali dengan 10 ml etil asetat. Fraksi etil asetat dikumpulkan ke dalam labu takar 50 ml dan
ditambahkan etil asetat sampai tepat 50 ml. Sebanyak 10 ml larutan ini dipindahkan ke dalam
labu takar 25 ml, kemudian ditambahkan 1 ml larutan 2 g AlCl3 dalam 100 ml larutan asam
asetat glasial 5% (v/v) (dalam metanol). Larutan asam asetat glasial 5%(v/v) ditambahkan
secukupnya sampai tepat 25 ml. Selanjutnya larutan dikocok dan dianalisis kandungan
flavonoid total dengan cara mengukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 370 nm.
Tabel 7.2 Spektrum pita serapan khas senyawa flavonoid (Markham 1988)
No Jenis Flavonoid Pita II (nm) Pita I (nm)
1 Flavon 250-280 310-350
2 Flavonol 250-280 330-385
3 Isoflavon 250-280 350-385
4 Flavanon 275-280 300-330
5 Dihidroflavonol 275-280 300-330
6 Biflavonoid 270-295 300-320
7 Kalkon 230-270 340-390
8 Auron 230-270 380-430
9 Antosianidin 270-280 465-560
2. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi menggunakan metanol 70%. Serbuk simplisia
ditimbang sebanyak 50 gram kemudian dilarutkan dalam 250 mL metanol 70% dalam
bejana kaca dan diaduk sampai homogen. Proses ini (maserasi) dilakukan selama 5 hari
dan digojok setiap pagi, siang dan sore. Hari ke-5, dilakukan penyaringan dan remaserasi
dengan menambahkan 125 mL metanol 70% selama 2 hari dengan perlakuan sama. Hari
ke-2 remaserasi dilakukan penyaringan. Hasil penyaringan (filtrat) maserasi dan
remaserasi dicampur dan diuapkan mengguanakan vacum rotary evaporator dengan suhu
50oC hingga diperoleh ekstrak yang kental. Tuangkan dalam cawan porselin, dipanaskan
dengan kompor listrik dan dibantu dengan kipas angin sambil terus diaduk juga suhu tetap
di kontrol dengan termometer. Proses ini untuk menguapkan etanol sehingga diperoleh
ekstrak yang kental dengan konsentrasi 100%. Kemudian injeksikan filtrat sampel
kedalam sistem KCKT sebanyak 20 μL. (Heliawati,leny.2018. Kimia Organik Bahan
Alam. Universitas Vakuan Bogor)
4. Berikan contoh identifikasi sekurang-kurangnya 5 jenis reaksi organic yang terkait dengan
biosintesis flavonoid. Jelaskan reaksinya.
Jawabannya:

5. Berikan penjelasan tentang jalur biosintesis flavonoid dan sertakan dengan bagan reaksinya.
Cari artikel tentang teknik identifikasi dan elusidasi struktur dari suatu senyawa flavonoid.
Jawaban :
Biosintesis Flavonoid
Jalur biosintesis flavonoid bervariasi antar spesies.3], bagaimanapun, jalur batang utama
flavonoid dijelaskan dalam ulasan ini, ini umumnya dilestarikan di semua spesies tanaman.
Kami tugas enzim yang bertanggung jawab untuk subkelas utama flavonoid (Gambardoa),
tetapi kami tidak membahas gen yang mengkode enzim ini. Dalam pengertian ini, gen yang
mengkodekan enzim untuk reaksi biosintetik telah dicoba dengan upaya yang menggabungkan
kombinasi terbalik dengan fenotip molekuler dan oleh karena itu, kami merujuk ke ulasan
Tohge et al. (2017) dan Saito dkk. (2013) untuk lebih jelasnya [3,28]. Struktur dasar
flavonoid memiliki struktur inti tiga cincin difenilpropana (C6–C3–C6) dan kerangkanya
mengandung dua cincin benzena, yang dibawa oleh bagian C3. Cincin piran yang
mengandung oksigen membentuk rantai alifatik atau cincin C beranggota enam yang melekat
pada cincin A [29]. Berbagai subkelas flavonoid berbeda dalam tingkat oksidasi cincin C dari
inti 4-oksoflavonoid (2-fenil-benzo-c-piron) dasar (Gambar3).
Sintesis flavonoid terjadi pada konvergensi jalur shikimate dan asetat, yang masing-
masing memiliki molekul prekursor fenilalanin dan asetil KoA. Mantan menyediakanP-
coumaroyl-CoA dan yang terakhir bertanggung jawab untuk pemanjangan rantai C2 dengan
memanfaatkan malonyl-CoA sebagai unit kondensasi [30,31]. Fenilalanin yang disintesis oleh
jalur shikimate dipecah oleh fenilammonia-liase (PAL) untuk menghasilkan amonia dantrans-
asam sinamat. Selanjutnya, asam sinamat 4-hidroksilase (C4H), sebuah sitokrom P450
monooksigenase, mengkatalisis hidroksilasitrans-asam sinamat pada posisi C-4 menghasilkan
P-asam kumarat. kemudian,P-asam coumaric perlu diaktifkan oleh reaksi kondensasi yang
menggunakan ATP yang dikatalisis oleh asam 4-coumaric:CoA ligase (4CL), menghasilkanP-
kumarol-KoA [32]. Malonil-KoA dikatalisis oleh asetil-KoA karboksilase (ACC), sebuah
Mg2+protein yang bergantung pada ATP. Sintesis malonil- KoA dari asetil-KoA berlangsung
dalam dua langkah: a) bikarbonat ditransfer ke molekul biotin yang diaktifkan secara kovalen
dengan ACC (biotin karboksilase) melalui hidrolisis ATP, b) transfer gugus karboksil menjadi
asetil-KoA menghasilkan malonil-KoA (karboksiltransferase).
Perancah flavonoid yang terjadi melalui reaksi yang kompleks termasuk kondensasi,
isomerisasi, oksidasi, dan reduksi di bawah aksi chalcone sintase (CHS), yang termasuk dalam
keluarga poliketida sintase tipe III.28]. CHS mengkatalisis kondensasi Claisen-ester dari tiga
molekul malonil-KoA dan P-coumaroyl-CoA, menghasilkan pembentukan flavonoid pertama,
naringenin chalcone (4,2',4',6'- tetrahydroxychalcone). Kalkon ini diisomerisasi oleh kalkon
isomerase (CHI) untuk menghasilkan flavanon (2S)-naringenin dari siklisasi stereospesifik
naringenin chalcone [34,35]. Konversi flavanon menjadi flavon (apigenin) telah dilakukan
oleh dua sintase flavon yang berbeda (FNS I dan FNS II), enzim P450 di sebagian besar
tanaman [36]. (duaS)-naringenin juga dioksigenasi pada posisi 3 flavanon 3- hidroksilase
(F3H)—dioksigenase yang pada 2-oksoglutarat (2-ODDs) yang menghasilkan COdoa,
suksinat dan dihidrokaempferol (dihidroflavonol). Ini dan kaempferol adalah substrat untuk
flavonoid 3'-hidroksilase (F3'H)—suatu sitokrom P450 monooksigenase yang bertanggung
jawab untuk hidroksilasi 3kan-posisi cincin-B dari flavonoid ini masing-masing mengubahnya
menjadi dihydroquercetin dan quercetin. Biosintesis flavonol (kaempferol dan quercetin)
terjadi di bawah aksi flavonol synthase (FLS). Enzim ini (2-D) mengkatalisis pembentukan
OD rangkap antara C-2 dan C-3 dari dihydrokaempferol dan dihydroquercetin. Gugus keto
dari dihydroquercetin direduksi oleh dihydroflavonol reductase (DFR) menghasilkan
leukocyanidin (flavandiol). Kemudian, enzim antosianidin sintase (ANS) mengkatalisis
pembentukan antosianidin berwarna dari leucocyanidin, dengan 2-oksoglutarat dan oksigen
sebagai ko-substrat.28]. Untuk pembentukan flavanol dan tanin terkondensasi, anthocyanidin
reductase (ANR), suatu enzim yang bergantung pada NADPH mengkatalisis reduksi
stereoselektif cyanidin untuk membentuk (−)-epicatechin. Polimerisasi oksidatif dari(−)-
epicatechin dikatalisis oleh polifenol oksidase (PPO), enzim jenis lakase. Jalur fenilpropanoid
yang disajikan adalah jalur biosintesis utama untuk subkelas flavonoid utama, dan sebagian
besar pemahaman tentang proses penting yang berasal dari pekerjaan yang dilakukan di
Arabidopsis thaliana model [28]. sebagian besar enzim dan gen yang terlibat dalam biosintesis
flavonoid telah dikarakterisasi, namun masih belum jelas apakah ada jalur lain.37] sebagai
struktur baru ditemukan dan sebagai konsekuensinya jalur metabolisme baru. Di sisi lain,
biosintesis metabolit dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan (kualitas cahaya,
penyinaran UV, suhu, defisiensi nutrisi, dan serangan patogen). Cahaya merupakan salah satu
faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi akumulasi flavonoid pada tanaman. Pedroso
dkk. (2017) menunjukkan bahwa produksi flavonol rutin lebih tinggi di bawah cahaya putih
dan biru untuk kultur in vitroHyptis marrubioidesEpling, Lamiaceae, spesies dari Cerrado
Brasil. (www.mdpi.com/journal/molecules )

6. Suatu senyawa metabolit sekunder pilih salah satu senyawa organic bahan alam yang paling
anda pahami struktur dan sifat-sifat kimianya. Bagaimana caranya anda mengkarakterisasi
senyawa tersebut dan temukan hubungan keunikan struktur senyawa organic tersebut dengan
pemanfaatannya bagi makhluk hidup.
Jawaban :
Flavonoid
Flavonoid akan dikarakterisasi menjadi aktivitas terapi tanaman. anti inflamasi, antimikroba ,
antioksidan
Keunikan truktur senyawa organic memiliki 15 atom karbon dan terdiri dari dua cincin
aromatic.

Flavonoid ini merupakan hasil senyawa metabolit sekunder yang dilakukan oleh tumbuhan-
tumbuhan yang paling banyak ditemukan didalam tumbuh-tumbuhan dan juga tanaman.
misalnya dalam kelenjar bau berang-berang, propilis (sekresi lebah), sayap kupu-kupu, yang
mana dianggap bukan hasil biosintesis melainkan dari tumbuhan yang menjadi makanan
hewan tersebut. (Heliawati,leny.2018. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Vakuan
Bogor)

Anda mungkin juga menyukai