Anda di halaman 1dari 6

al Kimiya, Vol. 2, No.

1, Juni 2015

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO


SP.)

LELA SRIWAHYUNI, TINA DEWI ROSAHDI,* DAN ASEP SUPRIADIN.


Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Jl. A.H. Nasution No.
105 Cipadung, Bandung 40614
∗ email korespondensi: tina_dr@uinsgd.ac.id
ABSTRAK. Amilase merupakan enzim yang menghidrolisis ikatan 1-4 glikosidik yang
mampu menghidrolisis ikatan glikosidik dalam terdapat dalam amilum dan disebut
molekul pati. Amilase berasal dari berbagai endoamilase sebab enzim ini memecah bagian
sumber yaitu, mikroorganisme, tumbuhan, dan dalam atau bagian tengah molekul amilum. β-
manusia. Penggunaan biji durian sebagai Amilase terutama terdapat pada tumbuhan dan
sumber amilase merupakan bentuk dinamakan eksoamilase sebab memecah dua
pemanfaatan limbah. Biji durian dipilih sebagai
unit glukosa yang terdapat pada ujung molekul
sumber amilase karena mengandung amilum.
Karbohidrat yang terdapat pada biji durian amilum secara berurutan sehingga pada
memungkinkan adanya amilase. Tujuan umum akhirnya terbentuk maltosa. γ-Amilase terdapat
dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan dalam hati. Enzim ini dapat memecah ikatan 1-
mengkarakterisasi amilase dari biji durian. 4 dan 1-6 pada glikogen dan menghasilkan
Amilase diekstraksi dengan buffer fosfat 50 mM glukosa.[1]
(pH 7,5). Amilase difraksinasi dengan metode Pada penelitian ini, amilase diisolasi dari
salting out menggunakan (NH4)2SO4 dan biji durian. Biji durian (Durio sp.) dipilih
dimurnikan dengan metode didialisis. Aktivitas sebagai sumber amilase karena mempunyai
amilase dari biji durian (Durio sp.) ditentukan kadar amilum yang cukup tinggi. Kadar amilum
dengan menggunakan metode Fuwa dan sebanyak 43,6% untuk biji durian segar dan
konsentrasi protein diukur dengan metode
46,2% untuk biji yang sudah masak.[2]
Bradford. Aktivitas spesifik yang paling tinggi
diperoleh pada tingkat kejenuhan 60% sebesar Tingginya kadar karbohidrat pada biji durian
1959,75 U/mg. pH optimum amilase berada memungkinkan adanya amilase.
pada pH 6 sedangkan suhu optimumnya berada
pada suhu 40 ºC. 2. Metode Penelitian

Kata-kata kunci: Amilase, biji durian, salting out, Ekstraksi Amilase


dialisis, aktivitas spesifik, metode Fuwa, metode
Biji durian dibersihkan, dan
Bradford
dikeringkan, Kemudian 300 gram biji durian
diblender dengan ditambahkan 600 mL buffer
1. Latar Belakang
fosfat 50 mM pH 7,5 selama 10 menit. Bubur
Kebutuhan enzim di Indonesia masih biji durian disaring dan didekantasi sehingga
tergantung pada impor. Salah satu enzim yang terpisah antara ekstrak dan endapan pati.
paling banyak digunakan di industri yaitu Ekstrak selanjutnya disentrifugasi dengan
amilase. Amilase adalah enzim pendegradasi putaran 4000 rpm selama 15 menit.[4]
pati yang digunakan di industri makanan dan Supernatan yang diperoleh diuji aktivitas dan
minuman, tekstil, detergen, kertas, farmasi dan konsentrasi amilasenya. Supernatan yang
lain-lain. Lembaga Ilmu Pengetahuan dihasilkan disebut sebagai ekstrak kasar.
Indonesia (LIPI) melaporkan bahwa sejak
tahun 70-an amilase yang digunakan di industri Uji Aktivitas dan Konsentrasi Amilase dari
tekstil di Bandung-Jawa Barat, jumlahnya tidak ekstrak kasar
kurang dari 4 ton per bulan atau sekitar 2-3 juta Supernatan diuji aktivitasnya
dolar Amerika. menggunakan metode Fuwa. Sebanyak 50 µL
Ada tiga macam amilase, yaitu α-amilase, larutan pati 3% dalam buffer fosfat 50 mM pH
β-amilase dan γ-amilase. α-Amilase terdapat 7,5, ditambah 50 µL larutan enzim dan
dalam saliva dan pankreas. Enzim ini diinkubasi pada suhu 50 ºC selama 10 menit.
18
al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 2015
Campuran ditambah 50 µL HCl 1 M, 50 µL berbeda. Selama dialisis volume larutan dapat
larutan iodium (mengandung 2% KI dan 0,2% meningkat, maka pengisian kantung jangan
I2) dan diencerkan dengan akuades hingga terlalu penuh. Proses dialisis dilakukan dengan
volume 1 mL. Absorbansinya diukur pada merendam kantong selofan berisi larutan enzim
panjang gelombang 600 nm.[5] dalam buffer fosfat 50 mM pH 7,5 sambil
Konsentrasi amilase diuji dengan metode diaduk menggunakan magnetic stirer pada suhu
Bradford. Sebanyak 500 µL ekstrak enzim dan 5°C. Tiap 1 jam sekali larutan buffer fosfat
500 µL pereaksi Bradford divortex, diinkubasi harus diganti selama 3 jam.[7] Larutan enzim
selama 5-10 menit pada suhu ruang. Kemudian yang telah mengalami dialisis, diuji kembali
diukur pada absorbansi 595 nm.[6] Konsentrasi aktivitas dan konsentrasi amilasenya. Prosedur
enzim ditentukan berdasarkan standar yang digunakan sama dengan uji aktivitas dan
konsentrasi protein. Standar konsentrasi protein konsentrasi amilase dari ekstrak kasar.
yang digunakan yaitu BSA (Bovine Serume
Albumin). Karakterisasi Enzim Amilase
pH Optimum
Fraksinasi Amilase dengan Salting Out Sebanyak 50 µL larutan pati 3% dalam
Larutan enzim dalam tabung disiapkan. buffer fosfat 50 mM (pH 5, 6, dan 7) ditambah
Garam ammonium sulfat ditambahkan hingga 50 µL larutan enzim dan diinkubasi pada suhu
mencapai 50% jenuh. Campuran diaduk dan 50 ºC selama 10 menit. Campuran ditambah 50
dibiarkan selama lima menit pada suhu kamar, µL HCl 1 M, 50 µL larutan iodium
kemudian disentrifugasi selama 15 menit (mengandung 2% KI dan 0,2% I2) dan
dengan kecepatan 4000 rpm. Supernatan diencerkan dengan akuades hingga volume 1
dipindahkan ke dalam tabung yang baru. mL. Absorbansinya diukur pada panjang
Endapan yang terbentuk disebut fraksi 50% gelombang 600 nm.[5]
ammonium sulfat jenuh. Endapan dilarutkan Suhu Optimum
dengan buffer fosfat 50 mM pH 7,5. Garam
Sebanyak 50 µL larutan pati 3% dalam
ammonium sulfat ditambahkan ke dalam buffer fosfat 50 mM pH 7,5, ditambah 50 µL
supernatan dari tahap sebelumnya hingga larutan enzim dan diinkubasi pada suhu (30, 40,
mencapai 55% jenuh. Campuran diaduk dan 50, 60, dan 70 ºC) selama 10 menit. Campuran
dibiarkan selama lima menit pada suhu kamar. ditambah 50 µL HCl 1 M, 50µL larutan iodium
Campuran disentrifugasi selama 15 menit. (mengandung 2% KI dan 0,2% I2) dan
Supernatan dipindahkan ke dalam tabung baru. diencerkan dengan akuades hingga volume 1
Endapan yang terbentuk disebut fraksi 55% mL. Absorbansinya diukur pada panjang
ammonium sulfat jenuh. Endapan dilarutkan gelombang 600 nm.[5]
dengan buffer fosfat 50 mM pH 7,5. Garam
ammonium sulfat ditambahkan ke dalam 3. Hasil dan Pembahasan
supernatan dari tahap sebelumnya hingga
mencapai 60% jenuh. Campuran diaduk dan Ekstraksi Amilase dari Biji Durian
dibiarkan selama lima menit pada suhu kamar.
Campuran disentrifugasi selama 15 menit. Larutan buffer fosfat dengan pH 7,5
Supernatan dipindahkan ke dalam tabung baru. digunakan dalam proses ekstraksi karena dapat
Endapan yang terbentuk disebut dengan fraksi menghindari terjadinya inaktivasi enzim akibat
60% ammonium sulfat jenuh. Endapan pH yang berubah. Enzim akan mengalami
dilarutkan dengan buffer fosfat 50 mM pH 7,5. denaturasi jika pelarut yang digunakan berupa
Setiap fraksi ammonium sulfat yang dihasilkan larutan asam, basa, atau pelarut organik.
didialisis dengan menggunakan buffer fosfat 50 Denaturasi ini menyebabkan enzim menjadi
mM pH 7,5 selama 3 jam (dengan mengganti tidak aktif atau tidak dapat bekerja.[11]
larutan buffer fosfat setiap 1 jam sekali).[3] Proses isolasi enzim dilakukan pada
kondisi dingin untuk menjaga enzim agar tidak
Pemurnian Amilase dengan Dialisis terdenaturasi. Campuran disentrifugasi dengan
kecepatan 4000 rpm selama 15 menit, sampai
Larutan enzim tiap fraksi dimasukkan ke terpisah antara endapan dan supernatan.
dalam masing-masing membran selofan yang

19
al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 2015
Supernatan yang diperoleh selanjutnya disebut Pada Tabel 2 dapat dilihat pengaruh
dengan ekstrak kasar. konsentrasi garam ammonium sulfat terhadap
Ekstrak enzim kasar yang dihasilkan diuji aktivitas amilase.
aktivitas dan kadar proteinnya. Hasil penentuan Pada saat ekstraksi, pelarut yang
aktivitas amilase ekstrak kasar dapat dilihat digunakan berupa buffer fosfat pH 7,5
pada Tabel 1. sedangkan rentang pH yang baik untuk
Berdasarkan Tabel 1 aktivitas spesifik mengendapkan protein berada pada pH 4,8-6,3
amilase pada supernatan keruh lebih besar (titik isoelektrik) sehingga dipilih garam yang
dibanding dengan aktivitas spesifik amilase dapat sedikit menurunkan pH larutan. Garam
pada supernatan bening. Hal ini disebabkan ammonium sulfat merupakan garam yang
jumlah amilase yang terisolasi pada supernatan bersifat asam, sehingga penambahan garam
keruh lebih banyak daripada supernatan bening, ammonium menyebabkan penurunan pH
sehingga aktivitas spesifiknya lebih besar. Oleh larutan enzim hingga mencapai titik
sebab itu, supernatan keruh dipilih sebagai isoelektriknya. Pada titik isolelektrik interaksi
ekstrak enzim yang selanjutnya melalui tahap protein dengan protein lebih kuat dibandingkan
fraksinasi dan dialisis. dengan interaksi protein dengan air. Akibatnya
kelarutan protein akan menurun dan
Fraksinasi dengan Ammonium Sulfat (Salting mengendap.
out) Aktivitas amilase tertinggi terdapat pada
Ekstrak enzim kasar hasil isolasi dari biji tingkat kejenuhan 60%, yaitu dengan
durian difraksinasi dengan garam ammonium kejenuhan tertinggi. Hal ini disebabkan adanya
sulfat pada beberapa tingkat kejenuhan. ion garam yang menjadi aktivator enzim yang
Penambahan garam ammonium sulfat akan dapat meningkatkan aktivitas enzim.
menyebabkan ion garam menarik molekul air
yang mengelilingi protein, hal ini Dialisis
mengakibatkan peningkatan interaksi Tahap akhir setelah fraksinasi dengan
hidrofobik sesama molekul protein dan garam yaitu dialisis larutan enzim dalam
menyebabkan penurunan kelarutan protein. membran selofan. Dialisis bertujuan untuk
Peningkatan reaksi elektrostatik dapat pula menghilangkan garam ammonium sulfat
menyebabkan penurunan gaya tolak-menolak (desalting). Proses dialisis dilakukan dengan
di antara molekul protein sehingga kelarutan merendam kantong selofan yang berisi larutan
protein menurun dan terjadi pengendapan.[8] enzim dalam buffer fosfat 50 mM pH 7,5

Tabel 1 Data Hasil Penentuan Aktivitas Amilase, Kadar Protein dan Aktivitas Spesifik
Amilase Ekstrak Kasar.
Unit Aktivitas Kadar Protein Aktivitas Spesifik
Sampel
(Unit/mL) Total (mg/mL) enzim (U/mg)
Supernatan bening 3,19 0,57 5,56
Supernatan keruh 31,76 0,79 40,14

Tabel 2 Data Hasil Penentuan Aktivitas Amilase, Kadar Protein, dan Aktivitas Spesifik
Amilase setelah Fraksinasi dan Dialisis.
Tingkat
Kadar Protein
Kejenuhan Unit Aktivitas Aktivitas Spesifik
Sampel Total
Ammonium (Unit/mL) enzim (U/mg)
(mg/mL)
Sulfat
50% 7,97 0,662 12,04
Ekstrak
55% 7,33 0,009 826,35
Enzim
60% 10,23 0,005 1959,75

20
al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 2015
sambil diaduk menggunakan magnetic stirer amilase. Pati yang ditambahkan saat uji
pada suhu 5 °C. Setelah beberapa jam diaduk aktivitas dilarutkan ke dalam buffer fosfat
akan mencapai kesetimbangan (konsentrasi dengan berbagai pH (5, 6, dan 7). pH optimum
molekul kecil di dalam dan di luar membran amilase dari tumbuhan berkisar antara pH 5,4-
sama, sementara molekul besar tetap berada di 6,2, sehingga untuk menetukan pH optimum
dalam membran).[10] Garam ammonium amilase pada biji durian digunakan rentang pH
merupakan molekul berukuran kecil yang akan antara 5-7.
keluar melalui pori-pori membran, sedangkan Penentuan suhu optimum dilakukan
larutan enzim yang merupakan makromolekul dengan menginkubasi larutan enzim dan pati
akan tetap tertahan dalam membran. dalam buffer fosfat pH optimum. Sebelum
Tiap 1 jam sekali larutan buffer fosfat diukur absorbansinya, campuran enzim dan pati
harus diganti selama 3 jam, karena sebagian diinkubasi dalam berbagai suhu (30, 40, 50, 60,
besar komponen buffer adalah molekul kecil dan 70 ºC). Suhu dengan aktivitas spesifik
yang dapat melewati pori-pori membran, terbesar inilah yang disebut suhu optimum
sehingga larutan buffer harus diganti secara amilase.
berkala.[7] Pada Tabel 2 dapat dilihat kadar
protein dan aktivitas spesifik enzim setelah pH Optimum
dilakukan dialisis. Aktivitas spesifik amilase dari biji durian
Setelah melalui tahap fraksinasi dan meningkat drastis pada pH 6 dan menurun pada
dialisis, terjadi peningkatan aktivitas spesifik pH 7 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
enzim yaitu dari 40,14 U/mg (ekstrak enzim Aktivitas spesifik amilase yang diperoleh pada
kasar) menjadi 826,35 U/mg (tingkat kejenuhan pH 6 sebesar 301,19 U/mg.
55%) dan 1959,75 U/mg (tingkat kejenuhan Enzim memiliki gugus aktif yang
60%). Aktivitas spesifik meningkat, karena bermuatan positif dan negatif. Aktivitas enzim
enzim yang diperoleh semakin murni. akan optimum jika terdapat keseimbangan
Aktivitas spesifik enzim terbesar terdapat antara kedua muatannya. Pada keadaan asam,
pada tingkat kejenuhan 60% yaitu sebesar enzim mengalami protonasi dan kehilangan
1959,75 U/mg, sedangkan aktivitas spesifik muatan negatifnya. Hal yang sama pada pH
enzim terkecil terdapat pada tingkat kejenuhan basa substrat akan terionisasi dan kehilangan
50% yaitu sebesar 12,04 U/mg. Dalam muatan positifnya, sehingga aktivitas enzim
penelitian yang dilakukan, semakin tinggi berkurang dan bahkan menjadi tidak aktif.[9]
tingkat kejenuhan, semakin tinggi pula aktivitas Perubahan pH berpengaruh terhadap
spesifik enzim. aktivitas enzim melalui pengubahan struktur
atau muatan residu asam amino yang berfungsi
Karakterisasi Amilase dari Biji Durian dalam pengikatan substrat. pH yang bervariasi
Penentuan pH optimum amilase juga dapat menyebabkan perubahan
dilakukan sesuai dengan prosedur uji aktivitas konformasi enzim. Hal ini terjadi karena gugus

310
Aktivitas Spesifik (U/mg)

300
290
280
270
260
250
240
0 1 2 3 4 5 6 7 8
pH

Gambar 1 Grafik pengaruh pH terhadap aktivitas spesifik amilase dari biji durian.

21
al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 2015

bermuatan (NH3+ atau COO-) yang jauh dari Sebelum mencapai temperatur 40 ºC
daerah terikatnya substrat, yang mungkin terlihat bahwa aktivitas enzim masih rendah,
diperlukan untuk mempertahankan struktur hal ini disebabkan pada suhu tersebut energi
tersier akan mengalami perubahan muatan pada aktivasi yang diperlukan enzim untuk
pH yang berbeda. Hal ini akan menyebabkan mengkatalisis reaksi hidrolisis substrat belum
terganggunya ikatan ionik dan terputusnya maksimal, sehingga enzim tidak dapat bekerja
folding maksimum enzim sehingga konformasi dengan baik. Kenaikan suhu menyebabkan
enzim berubah. Perubahan konformasi enzim aktivitas amilase meningkat hingga mencapai
akan menyebabkan aktivitas enzim menjadi suhu optimum. Setelah mencapai kondisi
menurun.[12] optimum, terlihat bahwa aktivitas enzim
Aktivitas enzim berkaitan dengan menurun. Terjadinya penurunan aktivitas
strukturnya, perubahan struktur akan enzim ini karena pada suhu tinggi struktur
menyebabkan perubahan aktivitas enzim. Pada enzim akan berubah mengalami denaturasi
pH optimum konformasi enzim berada pada sehingga sisi aktif enzim akan rusak.[3]
kondisi yang ideal. Hal ini menyebabkan
interaksi antara enzim dan substrat menjadi 4. Kesimpulan
maksimal. Pada suasana terlalu asam atau basa, Dari hasil penelitian ini dapat ditarik
konformasinya berubah sehingga aktivitas kesimpulan sebagai berikut:
enzim akan terganggu.[3] 1. Biji durian menghasilkan amilase dengan
aktivitas spesifik sebesar 1959,75 Unit/mg,
Suhu Optimum 2. Amilase dari biji durian bekerja optimum
Aktivitas spesifik amilase dari biji durian pada pH 6 dan suhu 40 ºC.
tertinggi diperoleh pada suhu 40 ºC dengan
aktivitas spesifik 295,25 U/mg seperti yang Referensi
ditunjukkan pada Gambar 2. [1] Poedjiadi A, Supriyanti T. 2005. Dasar-Dasar
Aktivitas enzim meningkat drastis pada Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-
suhu 40 ºC dan menurun pada suhu 50 ºC. Hal Press).
ini disebabkan pada suhu rendah reaksi kimia [2] Nurfiana F, Mukaromah U, Jeannisa VC, Putra
berlangsung lambat, sedangkan pada suhu lebih S. 2009. Pembuatan Bioethanol Dari Biji
tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Namun Durian Sebagai Energi Alternatif. Teknokimia
kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya Nuklir, p. 670.
[3] Bahri S, Mirzan M, Hasan M. 2012.
denaturasi serta mengurangi kecepatan reaksi.
Karakterisasi Enzim Amilase Dari Kecambah
Suhu optimum yaitu suhu yang menyebabkan Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.).
terjadinya reaksi kimia dengan kecepatan Natural Science. vol. 1, pp. 132-143.
paling besar.[9] [4] A aC, A IU, O EC, N NF, E CU. 2009.
Determination of amylase activity of crude

300
Aktivitas Spesifik (U/mg)

295
290
285
280
275
270
265
260
255
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Suhu

Gambar 2 Grafik pengaruh suhu terhadap aktivitas spesifik amilase

22
al Kimiya, Vol. 2, No. 1, Juni 2015
extract from partially germinated mango seeds (NH4)2SO4, pH, dan Pemanasan. Jakarta:
(Mangifera oraphila). African Journal of Kementerian Agama Republik Indonesia.
Biotechnology, vol. 8, p. 295. [9] Mutia M, Dali S, Arfah R, Zenta F. Isolasi dan
[5] Nurachman Z, Kono A, Radjasa OK, Natalia Karakterisasi Enzim Amilase dari Akar
D. 2010. Identification a Novel Raw-Starch- Rimpang Alang-alang (Imperata cylindrica).
Degrading-α-Amylase. American Journal of Penelitian Biokimia.
Biochemistry and Biotechnology, p. 301. [10] Alzahrani Z. Salting in, salting out, dialysis of
[6] Anam K. 2010. Pengukuran Kadar Protein protein. [Internet]. 2009-2010 [cited 2015 Juni
dengan Metode Bradford. Laporan Praktikum. Minggu]. Available from:
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian http://faculty.ksu.edu.
Bogor. [11] Rahayu A. Ekstraksi Enzim Tyrosinase dari
[7] Mowery J, Seidman L. Protein Purification Apel Malang (Malus domestica). [Internet].
Manual, Purification of Beta-Galactosidase 2015 [cited 2015 Juli Kamis]. Available from:
from E.Coli. [Internet]. 2005 [cited 2015 Juni http://www.academia.edu.
Selasa]. Available from: [12] Masfufatun. 2013. Isolasi dan Karakterisasi
http://matcmadison.edu/biotech/ Enzim Selulase.
[8] Ode LS. 2012. Analisis Gelatin Sapi dan Babi
dengan Perlakuan Pengendapan oleh Garam

23

Anda mungkin juga menyukai