Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR LENGKAP TUBES BIOSENSOR

A. Prosedur isolasi urease dengan dari kacang kedelai

Berikut adalah langkah-langkah yang lebih lengkap untuk isolasi enzim urease dari
kacang kedelai:

1. Persiapan bahan: Timbang 30 gram kacang kedelai halus dan masukkan ke dalam
gelas beaker.
2. Ekstraksi protein: Tambahkan 150 mL aseton ke dalam gelas beaker yang berisi
kacang kedelai halus. Aseton akan membantu dalam ekstraksi protein dari bahan
baku. Campurkan secara merata dan diamkan selama 30 menit hingga protein
terekstraksi.
3. Sentrifugasi: Sentrifugasi campuran selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Hal ini akan memisahkan antara endapan (yang mengandung protein) dengan
supernatan (yang berisi komponen yang tidak terlarut). Berikut cara menggunakan
teknik sentrifuge:
• Siapkan alat sentrifugasi: Periksa dan pastikan bahwa wadah sentrifugasi,
rotor, dan tutup sudah dalam kondisi bersih dan utuh. Pastikan pula kecepatan
sentrifugasi yang diperlukan sudah diatur.
• Persiapkan sampel: Ambil sampel (misalnya campuran endapan dan
supernatan) dan masukkan ke dalam tabung sentrifugasi. Pastikan tabung
dipasang dengan rapat dan seimbang.
• Atur kecepatan sentrifugasi: Atur kecepatan sentrifugasi yang diperlukan
untuk proses pemisahan yang diinginkan.
• Sentrifugasi: Pasang tabung di dalam alat sentrifugasi dan tutup rapat.
Nyalakan alat sentrifugasi dan biarkan berputar dengan kecepatan yang diatur
selama waktu yang diperlukan.
• Pengambilan hasil sentrifugasi: Setelah proses sentrifugasi selesai, matikan
alat dan buka tutupnya dengan hati-hati. Ambil sampel dengan hati-hati untuk
menghindari terganggunya lapisan yang sudah terpisah.
• Penanganan hasil sentrifugasi: Hasil sentrifugasi yang terpisah harus
ditangani dengan hati-hati agar tidak terganggu. Endapan atau supernatan dapat
dipisahkan dengan hati-hati atau diambil dengan pipet secara selektif.
4. Pengambilan endapan: Buang supernatan dengan hati-hati. Ambil endapan dan
lapisi dengan aquades.
5. Pemurnian: Pemurnian dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemisahan
seperti kromatografi atau elektroforesis untuk memisahkan enzim urease dari
komponen lainnya. Alternatifnya, dapat dilakukan pemurnian dengan
menggunakan teknik presipitasi. Tambahkan natrium sulfat dengan konsentrasi
jenuh pada endapan dan campurkan secara merata. Diamkan selama beberapa
waktu hingga protein mengendap.
6. Pengambilan endapan: Sentrifugasi campuran selama 10 menit dengan kecepatan
3000 rpm. Buang supernatan dan ambil endapan.
7. Pencucian: Cuci endapan dengan aquades dengan menggunakan teknik
sentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Ulangi proses pencucian
2-3 kali.
8. Pengambilan endapan: Setelah pencucian selesai, buang air sisa dan ambil
endapan. Endapan tersebut merupakan ekstrak kasar dari enzim urease.
9. Identifikasi: Lakukan identifikasi urease dengan menggunakan berbagai teknik,
seperti tes aktivitas enzim, spektrofotometri, atau teknik imunologi seperti ELISA.

Langkah-langkah tersebut merupakan proses untuk mengekstrak dan menjebak enzim


urease dalam biopolimer membran. Berikut adalah rincian langkah-langkahnya:

1. Menimbang 1 gram biopolimer seperti agarose, nutrijel leci, atau agar plain dan
menempatkannya dalam gelas beaker.

2. Menambahkan 7,5 gram buffer fosfat pH 7,5 ke dalam beaker yang berisi biopolimer
dan mengaduknya menggunakan hot plate stirrer pada suhu ruang selama 30 menit.
Proses ini bertujuan untuk membuat larutan dope.

3. Menambahkan 0,5 gram ekstrak urease kering ke dalam larutan dope dan mengaduk
selama 30 menit. Ekstrak urease kering ini diambil dari sumber yang memiliki enzim
urease seperti tanaman legume, kacang tanah, atau bakteri.

4. Setelah tercampur rata, larutan dope dengan urease akan dicetak pada kaca dan
kemudian dicasting menjadi bentuk membran. Proses casting ini dapat dilakukan
dengan meneteskan larutan dope pada kaca atau dengan menggunakan metode lain
yang sesuai.
5. Setelah dicasting, biopolimer membran yang mengandung enzim urease tersebut
diamkan pada suhu ruang hingga mengering dan membentuk struktur membran yang
kuat dan tahan terhadap lingkungan.

Dengan menjebak enzim urease dalam biopolimer membran, enzim tersebut akan menjadi
lebih stabil dan terlindungi dari lingkungan yang tidak sesuai. Selain itu, biopolimer membran
juga dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam berbagai aplikasi, seperti dalam produksi
pupuk organik atau dalam pengolahan limbah.
Aplikasi Enzim Imobilisasi Membran Pada Larutan Urea

Membuat larutan standar ammonia 1,2,3,4,5 ppm.

A. Berikut adalah cara membuat larutan standar amonia :

1) Persiapkan ammonium klorida dengan kemurnian yang tinggi.


2) Tentukan berat ammonium klorida yang dibutuhkan untuk membuat 1 liter
larutan dengan konsentrasi 1000 ppm. Dalam hal ini, berat ammonium klorida
yang dibutuhkan adalah 1 gram.
3) Timbang ammonium klorida sebanyak 1 gram menggunakan timbangan analitik
dengan akurasi yang tinggi.
4) Larutkan ammonium klorida tersebut dalam air yang sudah diukur volumenya
sehingga volume larutan menjadi 1 liter.
5) Campur larutan tersebut secara merata dengan mengocok atau mengaduk
hingga ammonium klorida terlarut sepenuhnya.
6) Ambil 1 ml larutan tersebut dan tambahkan ke dalam 999 ml air untuk membuat
larutan dengan konsentrasi 1 ppm.
7) Campur larutan tersebut secara merata dengan mengocok atau mengaduk
hingga tercampur sempurna.
8) Larutan standar amonia 1 ppm sudah siap digunakan.
9) Lakukan langkah yang sama untuk 2,3,4,5 ppm.

Membuat larutan urea

B. Berikut adalah langkah-langkah dalam pembuatan larutan urea 1 ppm sebanyak 100
mL dalam buffer fosfat pH 7:
1) Persiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, yaitu urea dan buffer fosfat pH 7.
Pastikan bahan yang digunakan memiliki kemurnian yang cukup.
2) Tentukan jumlah urea yang dibutuhkan untuk membuat larutan urea 1 ppm. Dalam
hal ini, dibutuhkan 0,1 gram urea karena 1 ppm sama dengan 1 mg/L.
3) Timbang urea sebanyak 0,1 gram menggunakan timbangan analitik yang memiliki
akurasi yang cukup.
4) Larutkan urea tersebut dalam 100 mL buffer fosfat pH 7 dengan mengaduk secara
perlahan hingga urea terlarut dengan sempurna. Pastikan pH buffer fosfat pH 7 tetap
stabil.
5) Pastikan larutan urea sudah tercampur sempurna dan tidak ada endapan yang
terbentuk.
6) Selesai, larutan urea 1 ppm dalam buffer fosfat pH 7 sudah siap digunakan.
7) Lakukan langkah yang sama untuk 2,3,4,5 ppm.

Untuk menganalisis larutan urea:


1. Potong membrane menjadi ukuran 1x5 cm sebanyak 5 lembar.
2. Masukkan potongan membrane ke dalam masing-masing larutan urea dengan
konsentrasi yang sudah dibuat.
3. Lakukan shaking pada larutan urea tersebut selama 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 menit.
4. Ambil ± 10 mL larutan sampel pada interval waktu yang ditentukan dan tambahkan
2 tetes indicator PP.
5. Ukur absorbansi sampel menggunakan spektrofotometer Vis dengan panjang
gelombang 486 nm.
6. Analisis data hasil pengukuran absorbansi sampel menggunakan kurva kalibrasi
yang sudah dibuat dengan larutan standar ammonia dengan konsentrasi yang sama.
7. Hitung konsentrasi urea dalam larutan sampel menggunakan rumus yang sudah
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai