ABSTRACT
1
)Staf Pengajar Pada AGRIPLUS, Volume
Fakultas Peternakan 22 Nomor
Universitas : 01Januari 2012, ISSN
Hasanuddin,Makassar. 20 0854-0128
21
TCA 5%, amonium sulfat, kertas Whatman no absorbansinya pada spektrofotometer UV 280
42, benang pengikat dan aquades steril. ηm dan selanjutnya kurva standar tirosin dapat
Peralatan utama yang digunakan dalam dibuat.
proses isolasi dan aplikasi enzim: Pembuatan larutan substrat. Sebanyak
spektrofotometer UV, mikroskop, tabung 2 gr kasein ditimbang dalam labu ukur dan
dialisis, refrigerator, blender, timbangan analitik, ditambahkan 5 ml NaOH 0,1N serta pelarut
sentrifuse, erlenmeyer, tabung reaksi, labu ukur, buffer fosfat pH 7 sampai batas 100 ml. Larutan
gelas kimia, gelas ukur, saringan plastik, disimpan dalam refrigerator selama 1 hari.
saringan kain (kasa), pipet volume, tabung Pemurnian enzim. Sebanyak 12,56 mg
semprot, tabung gelas dan pisau. amonium sulfat ditimbang, dihancurkan dan
dimasukkan pada larutan ekstrak bromelin
Pelaksanaan Penelitian sebanyak 40 ml, dibuat dalam 2 tabung dan
Rancangan penelitian dan analisis data disimpan semalam dalam refrigerator. Larutan
Penelitian dilaksanakan secara disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama
eksperimental dalam hal ini proses isolasi enzim 15 menit pada suhu 4oC. Endapan diambil dan
bromelin serta aplikasi enzim pada daging sapi. diencerkan dengan buffer fosfat sebanyak 10 ml.
Nilai aktivitas enzim yang telah diisolasi baik Tabung dialisis dikembangkan dengan aquades
dalam bentuk bromelin kasar maupun murni mendidih selama 10 menit lalu disemprot dengan
ditampilkan dalam bentuk tabel sedangkan aquades steril. Masing-masing sisi tabung diikat
pengaruh penggunaan enzim bromelin pada pakai benang, lalu direndam dalam buffer fosfat
struktur daging sapi ditampilkan dalam bentuk yang telah dicampur aquades.
gambar. Kedua hasil yang diperoleh selanjutnya Uji aktivitas enzim proteolitik. Untuk
dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan tabung sampel substrat kasein sebanyak 3 ml
bagaimana pengaruh penerapan enzim bromelin dipreinkubasi selama 5 menit pada suhu 40oC
terhadap perubahan struktur jaringan daging sapi. lalu ditambahkan 2 ml larutan ekstrak bromelin,
Isolasi enzim bromelin dari buah nanas digojog dan diinkubasi selama 60 menit.
Proses isolasi enzim bromelin Selanjutnya ditambah 5 ml TCA 5% dan digojog
dilaksanakan sesuai metode yang dikembangkan kembali.Larutan didiamkan pada suhu kamar
oleh Nurliyani (2009) yakni sebagai berikut : selama 60 menit (digojog 5X). Larutan disaring
Pembuatan larutan ekstrak bromelin. dengan kertas Whatman no 42, lalu supernatan
Sebanyak 179,4 gr buah nanas dipotong kecil- dibaca absorbansinya pada spektrofotometer UV
kecil dan ditambahkan 150 ml buffer fosfat, pada λ = 280 ηm.Untuk tabung blanko, sebelum
diblender dan disaring dengan kain saring. Hasil inkubasi terlebih dahulu ditambahkan TCA 5%
saringan (ekstrak) dimasukkan ke dalam dan proses selanjutnya sama pada tabung sampel.
erlenmeyer dan dibagi menjadi 2 bagian yakni Perhitungan aktivitas enzim. Setelah
masing-masing 100 ml. Satu tabung ekstrak persamaan regresi linear dari kurva standar
enzim kasar dimasukkan refrigerator dan satu tirosin diketahui, maka konsentrasi tirosin yang
tabung disiapkan untuk proses berikutnya. dibebaskan dari tabung sampel maupun blanko
Pembuatan larutan standar tirosin. dapat dihitung dengan persamaan : Aktivitas
Sebanyak 0,1 gr tirosin ditimbang dan dilarutkan enzim = 10x(kons.tirosin tabung sampel–tirosin
dengan 7 ml HCl 0,1N dalam labu ukur blanko)/100 x 1/60 x 106 ug = A ug/2 ml/ menit
kemudian ditambahkan aquades sampai batas = A ug/ml/menit = A Unit.
100 ml. Larutan tirosin disiapkan untuk proses
berikutnya. Sebanyak 10 tabung reaksi Aplikasi enzim pada daging sapi
disiapkan. Tabung ke-1 (1 ml tirosin + 9 ml Perendaman daging dalam larutan
aquades); tabung ke-2 (2 ml tirosin + 8 ml enzim. Sebanyak 5 potongan daging sapi diiris
aquades); tabung ke-3 (3 ml tirosin + 7 ml tipis ukuran 1 x 1 cm. Sampel daging perlakuan
aquades) dan seterusnya hingga diperoleh tabung dibuat duplo. Sebanyak 1 potongan digunakan
ke-10. Setiap konsentrasi tirosin dilihat sebagai kontrol, 2 potong untuk perlakuan
perendaman selama 1 jam dan 2 potong Penggunaan suhu yang tidak optimal
perendaman 4 jam. Proses aplikasi dilakukan mengakibatkan keaktifan enzim akan lebih
dengan merendam sampel daging sesuai rendah karena energi kinetik molekul substrat
perlakuan (1 dan 4 jam) dalam larutan ekstrak maupun enzim akan menjadi rendah sehingga
bromelin kecuali kontrol direndam dalam buffer kecepatan reaksinya juga menurun. Penggunan
fosfat. Setelah proses perendaman sampel enzim dengan konsentrasi dan waktu yang
daging dicuci dengan aquades kemudian berlebih maka kecepatan katalis enzim menurun
dimasukkan ke dalam larutan formalin dan karena konsentrasi substrat bekerja secara efektif
disimpan selama semalam. untuk tiap molekul enzim. Dengan bertambahnya
Pembuatan preparat histologi molekul enzim maka konsentrasi substrat juga
(Darmosumarto dan Dalimi, 1995).Sampel akan meningkat sehingga daya kerja enzim untuk
daging dikeluarkan dari larutan formalin dan mengkatalis reaksi menjadi lebih lama.
dilakukan preparasi dalam blok parafin, diiris
dengan mikrotom dengan ketebalan jaringan 6 Aktivitas enzim bromelin
µm, dicat dengan haematoksilin dan selanjutnya Perbandingan aktivitas enzim dari
dilakukan pengamatan struktur jaringan dengan ekstrak bromelin kasar dengan bromelin murni
mikroskop pada perbesaran 100-400X. secara lengkap disajikan pada Tabel 2.
Miofibril Sarkolema/Sistem T
Gambar 1. Struktur miofibril daging sapi tanpa pemberian enzim bromelin (kontrol)
(pewarnaan haematoksilin; perbesaran 100-400X); skala 0,6 µm)
Sarkolema/Sistem T
Miofibril
1 jam 4 jam
Gambar 2. Struktur miofibril daging sapi yang direndam dalam ekstrak enzim bromelin
kasar selama 1 jam dan 4 jam
(pewarnaan haematoksilin; perbesaran 100-400X; skala 0,6 µm)
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa pada Gambar 2, bahwa tingkat kerusakan yang
bila dibandingkan dengan kontrol, struktur dialami oleh daging dengan waktu perendaman
miofibril pada kedua sampel daging tersebut (1 enzim yang lebih lama akan semakin besar.
dan 4 jam) tidak utuh lagi atau dengan kata lain Menurut Ebashi dan Nonomura, 1973; Forrest et
telah terjadi degradasi yang sangat signifikan. al., 1975; Swatland, 1984 dalam Soeparno
Perubahan tersebut secara jelas terlihat (2005), bahwa miofibril mengandung 55%-60%
khususnya pada struktur miofibril (tanda panah). miosin dan 20% aktin. Jika miosin diserang oleh
Perubahan struktur yang terjadi pada miofibril enzim proteolitik, maka miosin akan terpisah
memberikan indikasi bahwa, secara deskriptif menjadi 2 fragmen yang berat molekulnya
perendaman daging dalam larutan enzim berbeda pada bagian lehernya. Miosin akan
bromelin berpengaruh secara signifikan terhadap terpisah menjadi meromiosin ringan (BM
perubahan struktur miofibril pada daging. 140.000) dan meromiosin berat (BM 340.000).
Terjadinya perubahan struktur miofibril terkait
dengan fenomena keempukan pada daging. KESIMPULAN
Menurut Murtini dan Qomarudin (2003) bahwa
enzim protease dari tanaman dapat digunakan Hasil isolasi enzim bromelin dari buah
untuk mengempukkan daging. Terjadinya nanas diperoleh enzim kasar dan murni masing-
kerusakan ataupun degradasi pada struktur masing dengan konsentrasi 79,212 dan 35,156%
miofibril kemungkinan disebabkan oleh dengan aktivitas proteolitik 1.196,66 dan
terjadinya proses denaturasi protein yang 5.350,83 unit. Penerapan enzim bromelin kasar
menyusun miofibril oleh aktivitas enzimatis. pada daging sapi untuk lama perendaman 1 dan 4
Fogle et al. (1982) dalam Murtini dan jam telah menunjukkan adanya degradasi,
Qomarudin (2003) menyatakan bahwa khususnya pada struktur miofibril dibanding
keempukan daging dapat dihubungkan dengan kontrol.
dua kategori protein otot, yakni protein miofibril
dan protein jaringan ikat.
Aktivitas enzim protease bromelin yang
terdapat pada nanas menujukkan adanya kinerja
yang sangat signifikan antara perendaman 1 hari
dengan 4 hari. Secara jelas hal tersebut terlihat