ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS α-AMILASE DARI USUS DAN ISI TUBUH
LARVA BLACK SOLDIER FLY
Rena Pitri Amelia & 200105012
Program Studi Bioteknologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammdiyah Bandung
Jl. Soekarno Hatta No. 752, Cipadung Kidul, Panyileukan, Kota Bandung
Email: renaameliabusiness@gmail.com
pada akuades dan dipanaskan hingga pati Proses ekstrasi diperlukan dalam kondisi
terlarut. Sebanyak 100 μL larutan 0,1% pati dingin agar dapat menjaga enzim untuk
terlarut ditambahkan sampel enzim berupa tidak terdenaturasi 11, 12.
ekstrak kasar usus dan isi tubuh
Campuran usus atau isi tubuh larva BSF dan
ditambahkan sebanyak 100 μL. Campuran
reagen divorteks selama 1 menit agar terjadi
sampel dan pati diinkubasi pada suhu 50°C
proses lisis yang menyebabkan membran sel
selama 10 menit. Sebanyak 100 μL 1 N
larva pecah dan organel sel keluar.
larutan asam klorida (HCl) ditambahkan.
Campuran disentrifugasi dengan kecepatan
Sebanyak 100 μL larutan kalium iodida (KI-
14.000 × g selama 5 menit, hingga terpisah
I 2) 0,2% I 2 dalam 2% KI. Campuran
antara pelet dan supernatan. Prinsip utama
diencerkan dengan akuades hingga volume 2
dari sentrifugasi adalah sendimentasi, di
mL. Absorbansi diukur pada panjang
mana untuk memisahkan substansi
gelombang (λ) 600 nm. Aktivitas enzim
berdasarkan kepadatannya (besar dan kecil)
dihitung dengan menggunakan persamaan di
bekerja berdasarkan percepatan
bawah ini.
sentripetalnya. Sehingga substansi yang
Abs. blanko × Abs. sampel lebih ringan akan berada di atas dan
Aktivitas = × FP
Abs. blanko
substansi yang lebih berat akan berada di
1 u
× = bawah¹³. Hasil dari sentrifugasi terdiri dari
Vol. enzim mL
ekstrak kasar (supernatan) dan organel-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN organel sel yang mengendap di bagian
Ekstraksi α-Amilase dari Larva BSF bawah (pelet). Supernatan yang diperoleh
selanjutnya disebut sebagai ekstrak kasar
Larutan buffer fosfat dengan nilai pH 7,4
(crude extract) karena protein larut dengan
yang digunakan dalam proses ekstraksi
buffer sehingga berwarna bening.
amilase berfungsi sebagai pengontrol agar
terhindar dari inaktivasi akibat pH yang
berubah. Pemilihan pH 7,4 karena
mendekati netral. Denaturasi akan dialami
enzim jika pelarut yang digunakan bersifat
asam, basa, atau pelarut organik. Denaturasi Gambar 1. Ekstrak kasar isi tubuh (kiri) dan usus
menyebabkan enzim tidak dapat bekerja. (kanan) dari larva BSF.
Uji Aktivitas α-Amilase dari Ekstrak banyak jumlah enzim α-amilase maka
Kasar semakin banyak amilum yang didegradasi
menjadi molekul gula sederhana (glukosa)
Pati singkong yang ditambahkan dalam
sehingga terjadi perubahan sifat fisik
proses pengujian aktivitas enzim berfungsi
amilum¹⁷.
sebagai substrat. Pati singkong dan enzim
diinkubasi pada suhu panas 50°C agar enzim Campuran ditambah asam klorida (HCl) dan
mencapai suhu optimum sehingga dapat kalium iodida (KI-I2). Penambahan HCl
meningkatkan kecepatan reaksi¹². Pati untuk menghentikan aktivitas enzim.
singkong memiliki amilum yang merupakan Penambahan KI-I2 dapat mendeteksi
karbohidrat. Secara umum amilum terdiri keberadaan karbohidrat karena adanya
dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan menghasilkan kompleks heliks berwarna
80% bagian yang tidak larut air biru antara reagen amilosa dengan amilosa¹².
(amilopektin)¹⁴. Campuran yang di dalamnya terdapat
substrat yang tersisa dari hasil pemotongan
Amilum dapat dimodifikasi dengan cara
enzim α-amilase, akan menghasilkan warna
fisika, kimia, dan hidrolisis. Modifikasi
kuning karena pati telah terhidrolisis oleh α-
secara hidrolisis dilakukan dengan
amilase.
memanfaatkan enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme dalam proses Hasil penentuan aktivitas α-amilase dari
metabolismenya. Bakteri dengan genus ekstrak kasar dapat dilihat pada Tabel 1.
Bacillus yang ada pada usus larva BSF
Tabel 1. Data hasil penentuan aktivitas
mampu memproduksi α-amilase yang
α-amilase.
mampu mendegradasi amilum dengan
Sampel Unit Aktivitas (U/mL)
memotong ikatan α-(1-4)-glikosidik pada
Blanko -
amilosa dan amilopektin. Di antara amilum
Usus 704
yang berasal dari umbi-umbian, amilum
Isi tubuh 422
singkong merupakan amilum yang paling
mudah dihidrolisis oleh enzim α-amilase 15, 16
. Berdasarkan Tabel 1., blanko sebagai
kontrol negatif tidak menghasilkan aktivitas
Perubahan sifat fisik amilum dipengaruhi spesifik karena hanya berisi akuades dan
oleh jumlah enzim α-amilase, semakin
8. Kim W, Bae S, Park K, Lee S, Choi Y, Han S, Koh Y. Entomology biochemical characterization of
digestive enzymes in the black soldier fly, Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae). J of Asia-
Pacific Entomology. 2011;14 (1): 11–14.
9. Muharram LH. Modul praktikum purifikasi bioproduk. Universitas Muhammadiyah Bandung:
Program Studi Bioteknologi; 2022.
10. Bollag DM, Rozycki MD, Edelstein SJ. Protein methode. New York: Wiley-Liss; 1996.
11. Rahayu A. Ekstraksi enzim tyrosinase dari apel malang (Malus domestica). 2015.
12. Rani G, Paresh G, Harapriya M, Vineet KG, and Bhavna C. Microbial α-amylases: a
biotechnological perspective. Process Biochemistry. 2003; 1-18.
13. Hawa LC, Lastriyanto A, Ervantri AA. Analisis sifat fisik dan kandungan gizi produk krim susu
menggunakan teknologi sentrifugasi. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. 2019;7(2):
196-206.
14. Gunawan D, Mulyani S. Ilmu obat alam (farmakognosi). Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya; 2004.
15. Sadeghi A, Shahidi F, Mortazavi AS, Mahalati MN. Evaluation of different parameters effect on
maltodextrin production by a-amylase termamyl 120L. World Appl. Sci. Journal. 2008;3(1); 34-39.
16. Rocha, ÓDS, Carneiro APDA, Franco, CML. Effect of enzymatic hydrolysis on some
physicochemical properties of root and tuber granular starches. Ciênc. Tecnol. Aliment. Campinas.
2010;30(2): 544-551.
17. Sujka M, Jamroz J. a-Amylolysis of native potato and corn starches – SEM, AFM, nitrogen and
iodine sorption investigations. LWT - Food Sci. Technol. Int. 2009;42(2009): 1219–122.
Lampiran 1. Perhitungan Aktivitas α-Amilase dari Usus dan Isi Tubuh Larva BSF
Diketahui: