Uji Sterilitas
• Pada proses validasi
• Pada routine release testing, selain
dengan prosedur parametric release
• Uji sterilitas tidak didesain untuk menjamin
bahwa suatu bets seluruhnya steril.
Penjaminan sterilitas dilakukan dengan
validasi siklus sterilisasi (baca kembali
konsep SAL).
Uji Sterilitas
• Uji sterilitas hanya menunjukkan sterilitas
dari sampel yang diuji.
• Meskipun tidak memberikan jaminan
sterilitas, apabila dari uji sterilitas
ditemukan adanya bakteri maka hasil
tersebut konklusif menunjukkan kegagalan
proses sterilisasi.
Positif Palsu
• Uji sterilitas merupakan prosedur yang sulit,
yang hrs didesain dan dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak memunculkan hasil positif
palsu.
• Hasil positif palsu terjadi jika suatu sampel yang
(sebenarnya) steril ternyata menunjukkan
adanya pertumbuhan m.o. pada uji sterilitas.
• Hasil positif palsu terjadi karena pencemaran
laboratorium,yaitu dari lingkungan uji dan dan
kesalahan pekerja.
Positif Palsu
• Apa akibatnya kalau tjd positif palsu?
• Uji sterilitas merupakan prosedur yang eksak.
Jika ditemukan pertumbuhan bakteri mk produk
ditolak.
• OKI, perlu:
– Dilakukan di bawah kondisi aseptis dan prosedur
kerja yang aseptis
– Monitoring lingkungan dlm hal: cemaran mikroba di
udara dan di permukaan (viable microbial air and
surface count).
Positif Palsu
• Faktor kritis yang berkontribusi pada
terjadinya hasil positif palsu adalah:
– Pekerja
– Lingkungan
Pekerja
• Memenuhi kualifikasi
• Terlatih
• Tervalidasi (Melakukan simulasi uji
sterilitas tanpa terjadi positif palsu.
Simulasi dilakukan di bawah kondisi yang
kurang ideal)
Lingkungan
• Scr ketat dikendalikan sbg lingkungan
aseptis.
• Merupakan clean room,
– dialiri udara laminar yg telah difilter dg HEPA
filter yg microbial retentive.
– bertekanan udara positif thd lingkungan
– memiliki spesifikasi pertukaran udara ruang
per jam (room air changes)
Clean Room
• Kualifikasi pd instalasi Clean Room baru
– Room air filter integrity tests.
– Determination of air velocity at the face of
each air inlet filter.
– Room air change rate.
– Room air particle counts.
– Room air pressure differentials and air flow
patterns.
– Lighting, heating, humidity.
Clean Room
• Kualifikasi pd instalasi
Clean Room baru (lanj.)
– Work station(s) air filter
efficiency tests.
– Determination of air velocity
at face of work station air
– Particle counts within work
station areas.
Clean Room
• Regular Re-test Program
– Room and Work Station Air Filter Tests: Repeat at
least annually, unless results of normal in-process
monitoring indicates a need for more frequent, or
additional testing.
– Air Velocity and Room Air Changes: Repeat at least
twice a year.
– Air Particle Counts: Determine as part of regular in-
process monitoring, with formal certification by a
competent specialist agency 3 times per year.
Clean Room
Maintenance
• Room pressure differentials should be
monitored on a continuous, on-going,
basis
• Walls, floors, work stations and surfaces
generally should be subject to a
predetermined program of cleaning and
disinfection.
Clean Room
Maintenance
• In-process Control and Monitoring
– Environmental Particulate
– Microbiological
– Filter Integrity Testing
Negatif Palsu
• Hasil negatif palsu terjadi jika suatu
sampel yang tidak steril ternyata tidak
menunjukkan adanya pertumbuhan m.o.
pada uji sterilitas.
• Hal ini bisa terjadi jika media yang
digunakan pada uji sterilitas tidak
mendukung pertumbuhan bakteri yang
ada dalam sampel.
Media
Bakteri Aerob dan Anaerob
--Media pertumbuhan
• ATP-luciferin/luciferase
– Adanya ATP sbg sumber energi sel bisa
menjadi indikator kontaminasi bakteri melalui
reaksi dg luciferin/luciferase yg menghasilkan
cahaya yg bisa diukur
– Perlu minimum 2000 sel bakteri untuk bisa
terdeteksi perlu konsentrasi dr volume
bahan yg besar
– Luciferin/luciferase berasal dari kunang2
(fireflies)
Metode lain
• Radiolabelling
– Penggunaan glukosa berlabel 14C oleh
organisme dan deteksi 14CO2 selama waktu
inkubasi
– Digunakan pd kontaminasi bakteri pd sampel
darah
– Sensitif
– Problem: disposal of the label, shg tdk
digunakan scr luas
Metode lain
• Jejak pirogen
– Banyak bakteri yg melepaskan bahan2
pirogenik, berupa pirogen atau endotoksin
– Bahan2 tsb menimbulkan reaksi demam
– Aktivitas biologis bahan2 tsb tdk hilang oleh
sterilisasi
– Shg, priogen merupakan indikator yg sensitif
bagi keberadaan bakteri