Anda di halaman 1dari 28

UJI STERILITAS

Jaminan Sterilitas
○ Semua larutan untuk injeksi harus steril
dan terjamin sterilitasnya.

○ Pada pembuatan sediaan steril,


mikroorganisme yang dapat
mengkontaminasi sediaan dihilangkan
atau dibunuh dengan berbagai cara
sterilisasi yang sesuai dengan sifat
bahannya atau dilakukan dengan
teknik aseptis.
○ Sedangkan untuk memperoleh kapasitas
dan jaminan bahwa sediaan tersebut
steril perlu dilakukan uji sterilitas

(Ansel, 1989; Depkes RI, 1995).


Pada uji sterilitas, hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah:

○ metode uji sterilitas;


○ media untuk uji sterilitas
○ dan penafsiran hasil uji sterilitas.
Metode Uji Sterilitas
Metode uji sterilitas :
1) metode inokulasi langsung
2) dan metode penyaringan
membran.

.
1. Metode inokulasi
langsung
memasukkan bahan uji sejumlah ml
tertentu ke dalam tabung steril yang
mengandung 9 ml medium Tioglikolat
untuk pertumbuhan bakteri dan
diinkubasikan pada suhu 30-35 °C.

Untuk pertumbuhan jamur dapat


dipakai 9 ml medium Soybean-Casein
Digest dan diinkubasikan pada suhu 20-
25 °C selama tidak kurang dari 14 hari
2. CARA PENYARINGAN MEMBRAN
Penyaring membran banyak
digunakan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi mikroorganisme
kontaminan secara sederhana
dan akurat.
Mikroorganisme yang lebih besar dari
ukuran pori membran akan tersaring pada
permukaan membran dan dapat diteliti
dengan mikroskop atau ditanamkan pada
media. Metode ini sangat memuaskan
untuk menguji sterilitas minyak-minyak,
salep, sediaan yang mengandung
antibiotik, suspensi dan sediaan lainnya
yang dapat menimbulkan kekeruhan
(Depkes RI, 1995).
MEDIA PERTUMBUHAN PADA
UJI STERILITAS
Media Pertumbuhan Uji
Sterilitas

○ Uji sterilitas tergantung pada media


kultur yang digunakan, umumnya
menggunakan medium cair
Tioglikolat untuk pertumbuhan
bakteri dan medium cair Soybean-
Casein Digest untuk pertumbuhan
jamur (Depkes RI, 1995).
Terhadap media uji tersebut harus
dilakukan pengujian, yaitu:

○ i) Uji sterilitas;
○ ii) Uji fertilitas dan
○ iii) Uji efektifitas.
i) Uji sterilitas
○ Media yang telah dilarutkan dan
disterilkan dengan otoklaf diuji
sterilitasnya dengan menginkubasikan
selama tujuh hari pada suhu 30-35 °C
untuk media pertumbuhan bakteri dan
pada suhu 20-25 °C untuk
pertumbuhan jamur (Depkes RI, 1995).
ii) Uji fertilitas

○ Berguna untuk mengetahui


bahwa media tersebut tidak
mengandung zat yang dapat
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
○ Dilakukan dengan cara menanamkan
kuman indikator ke dalam media
tersebut kemudian diinkubasikan
selama tujuh hari pada suhu 30-35 °C
untuk media pertumbuhan bakteri dan
pada suhu 20-25 °C untuk pertumbuhan
jamur.
○ Kuman indikator untuk uji fertilitas
media pertumbuhan bakteri digunakan
Bacillus subtilis, Bacteriodes vulgatus,
sedangkan kuman indikator untuk
media pertumbuhan jamur adalah
Candida albicans (Depkes RI, 1995).
iii) Uji efektifitas
Dilakukan sama seperti uji fertilitas, hanya
bedanya pada media pertumbuhan selain
ditambahkan kuman indikator juga
ditambahkan larutan uji.
○ Penambahan larutan uji berguna untuk
mengetahui apakah media pertumbuhan
tersebut mampu menumbuhkan
mikroorganisme setelah mengandung
sediaan uji. Media pertumbuhan dikatakan
memenuhi uji efektifitas bila kuman
indikator dapat tumbuh (Depkes RI, 1995).
Penafsiran Hasil Uji Sterilitas
Sediaan
○ Sediaan uji memenuhi syarat sterilitas jika masing-
masing pada tabung pengujian tidak terjadi
kekeruhan. Bila terjadi keraguan, tabung yang
diragukan dibiakkan dengan menggunakan
medium pembenihan yang baru dan dieramkan
dalam waktu dan suhu inkubasi yang sama, jika
terdapat pertumbuhan (terjadi kekeruhan) maka
sediaan uji dinyatakan tidak memenuhi syarat
sterilitas.
○ Bila hanya pada satu tahap uji sterilitas
ditemukan adanya kontaminasi maka
tidak dapat langsung ditarik
kesimpulan bahwa sediaan uji tersebut
tidak memenuhi syarat sterilitas, yang
berarti semua produk yang diwakilinya
tidak steril, tetapi harus diulangi
pengujian dua atau bahkan tiga kali
dengan menggunakan sampel yang
jumlahnya sama dengan sampel
pertama.
○ Jika pada tahap pertama uji sterilitas
terjadi pertumbuhan, tinjau kembali
fasilitas pengujian, prosedur pengujian
dan kontrol negatif. Bila terbukti selama uji
sterilitas telah terjadi kegagalan pada
teknik aseptis maka hasil pengujian ini
tidak berlaku dan uji sterilitas harus
diulangi kembali.
○ Namun bila tidak terbukti adanya kegagalan teknik aseptis, ulangi
pengujian dengan prosedur yang sama. Tidak terjadi pertumbuhan
pada pengulangan ini berarti sediaan memenuhi syarat sterilitas
tapi bila pada pengulangan terjadi pertumbuhan, bandingkan
mikroorganismenya dengan mikroorganisme tahap pertama.

○ Bila jenis mikroorganismenya sama berarti sediaan tidak memenuhi


syarat sterillitas. Jika ternyata mikroorganisme kontaminan
berbeda, ulangi pengujian dengan menggunakan sampel dua kali
lipat (Carleton & Agalloco, 1986; Depkes RI, 1995).
Uji sterilitas lanjutan…
○ Prosedur pengujian terdiri dari :
(1) inokulasi langsung ke dalam media uji
(2) teknik penyaringan membran, berguna:
○ untuk cairan dan serbuk yang dapat larut yang
bersifat bakteriostatik atau fungistatik
➢ untuk memisahkan mikroba kontaminan dari
penghambat pertumbuhan.
○ untuk bahan seperti minyak, salep/krim yang
dapat melarut ke dalam larutan pengencer
bukan bakteriostatik atau bukan fungistatik.
Uji sterilitas lanjutan…
○ Prosedur pengujian..

* Teknik penyaringan membran dapat juga


digunakan untuk uji sterilitas permukaan
atau lumen kritis alat-alat kesehatan.

Perincian dari prosedur inokulasi dan penyaringan


tabung uji, termasuk modifikasi-modifikasi untuk
keadaan tertentu, terdapat dalam USP.
Uji sterilitas lanjutan…
Vol. minimum untuk media
Volume Jumlah
Isi Wadah (ml) minimum Untuk Wadah
(ml) Untuk Permedia
inokulasi
membran
langsung
<1 Semua 15 100 20
< 10 1 15 100 20
10 – 50 5 40 100 20
50 – <100 10 80 100 20
50 – <100 (I.V) Semua - 100 10
100 – 500 Semua - 100 10
> 500 Semua - 100 10
Uji sterilitas lanjutan…
○ Penafsiran dan metode uji.
Prinsip : bagian bahan yang akan di uji di
tempatkan dalam lingkungan yang dirancang
sedemikian rupa, sehingga tiap organisme yang
ada hidup dan tumbuh.

Tetapi diketahui bahwa mikroorganisme tidak selalu


bereproduksi atau bervegatasi (spora) hanya
dengan menempatkannya dilingkungan yang
diperkirakan baik.
Uji sterilitas lanjutan…
○ Penafsiran dan metode uji….

Tahap I :
○ Amati adanya pertumbuhan mikroba seperti
kekeruhan atau pertumbuhan pada permukaan
pada isi semua wadah dalam interval waktu
tertentu dan pada akhir periode inkubasi. Jika tidak
terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi
persyaratan.
Uji sterilitas lanjutan…
○ Penafsiran dan metode uji….

Tahap II :
○ Jumlah spesimen yang diuji minimal 2 kali jumlah
tahap I. Jika tidak ditemukan pertumbuhan
mikroba, bahan yang uji memenuhi persyaratan.
Jika ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang
uji tidak memenuhi persyaratan.
Uji sterilitas lanjutan…
○ Penafsiran dan metode uji….
Hasil negative palsu :
○ Pelemahan yang diakibatkan oleh radiasi sinar
ultraviolet
○ pemaparan non lethal terhadap panas,
○ tidak adanya stimulasi yang seringkali perlu untuk
membuat spora bervegetasi,
○ kontak sebelumnya dengan suatu zat bakteriostatik
adalah beberapa efek yang biasa mengganggu
pertumbuhan organisme tersebut.
Uji sterilitas lanjutan…
Kondisi-kondisi lain yang dibutuhkan untuk
mencapai produk steril :
❑ Pembersihan ruangan yang baik,
❑ lingkungan yang terkontrol dengan efektif,
❑ suatu muatan dari produk yang dapat
dikontrol dan diidentifikasi,
❑ proses produksi yang direncanakan dan
dikontrol dengan baik,
❑ personel yang ditatar dengan baik dan
berdedikasi tinggi untuk produksi dan
pengujian.
→kepercayaan bahwa produk tersebut steril.

Anda mungkin juga menyukai