TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Darah
Darah merupakan alat utama transportasi, distribusi, dan sirkulasi
dalam tubuh. Volume darah manusia berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan
jumlah darah pada tiap – tiap orang tidak sama, bergantung pada usia,
pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembulu darah (Handayani dan
Sulistyo, 2008). Fungsi utama darah dalam siklus adalah transport internal,
menghantarkan berbagai macam substansi untuk fungsi metabolisme
darah. (Tarwoto dan Wartonah, 2009).
2.3. Limfosit
Dua puluh persen dari total jumlah leukosit manusia merupakan
limfosit. Sel limfosit mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
mekanisme pertahanan atau imunitas spesifik terhadap benda asing.
Limfosit adalah sel yang menghasilkan antibodi terhadap berbagai benda
atau senyawa asing. Senyawa ini sangat penting untuk menghancurkan dan
menyingkirkan benda asing dalam tubuh. Limfosit berdasarkan fungsi dan
penanda permukaannya dibedakan menjadi dua kelas, yaitu limfosit B
yang berperan dalam imunitas humoral, dan limfosit T yang berperan
dalam imunitas selular. Selain kedua kelas tersebut terdapat sel limfoid
yang bukan termasuk dalam limfosit B maupun limfosit T, yaitu sel NK
atau yang sering disebut large granular lymphocyte (LGL) yang tergolong
dalam innate lymphoid cells (ILC). Sel NK memiliki fungsi sebagai
imunitas bawaan terhadap virus dan bakteri intraseluler. Berdasarkan
ukurannya, limfosit dibedakan menjadi limfosit berukuran kecil dan besar.
Limfosit berukuran kecil memiliki diameter 9-12 µm, dan limfosit
berukuran besar memiliki diameter 12-16 µm. Perbedaan ukuran ini
disebabkan oleh aktivitas dan posisi pada preparat hapusan darah tepi.
Berdasarkan ukurannya, umumnya limfosit yang berukuran kecil
merupakan limfosit T, sedangkan limfosit yang berukuran besar pada
umumnya merupakan limfosit B. ( Sadikin, 2002).
1. Leukosit
Aktifitas fisik akan menyebabkan peningkatan asam laktat
yang akan menyebabkan penurunan pH yang memicu
pembentukan radikal bebas. Penurunan pH cenderung
menyebabkan asidosis yang dapat mengganggu kerja enzim
antioksidan sehingga menimbulkan stres oksidatif. Stres oksidatif
akan menyebabkan inflamasi yang memicu pengeluaran leukosit
untuk menghentikan inflamasi (Purnomo, 2011).
2. Neutrofil
Terjadi penurunan netrofil (neutropenia) sangat tergantung
pada berat dan durasi dari latihan tersebut, karena latihan yang
keras dan berat, dapat mengakibatkan otot (skeletal) mengalami
anaerobic respiratori dan akan menghasilkan akumulasi asam laktat
di dalam otot. Asam laktat di dalam otot ini akan mengiritasi
netrofil bekerja sebagai respon rangsangan terhadap suatu
inflamasi (Purnomo, 2011).
3. Eosinofil
Penurunan eosinofil akibat diberikan latihan yang berat
disebabkan karena adanya stress akibat aktivitas/latihan
mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi hormon dari korteks
adrenal dan salah satu produksi yang dihasilkan oleh hormon ini
mengakibatkan penurunan jumlah eosinofil dalam darah (Purnomo,
2011).
4. Monosit
Meningkatnya monosit akibat dari respon aktivitas fisik
disebabkan karena adanya perubahan hemodinamik pembuluh
darah atau perubahan interaksi monosit di dalam sel endotelial
yang dimediasi oleh katekolamin (Purnomo, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Novita Sari dan Urat Purnama. 2017. Pengaruh Aktifitas Fisik Erobik
dan Anaerobik Terhadap Jumlah Leukosit pada Mahasiswa Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Jurnal Ilmiah Ilmu
Keolahragaan. Vol. 1 No. 2.
Purnomo. M 2011, Asam Laktat dan Aktivitas SOD Eritrosit pada Fase
Pemulihan Setelah Latihan Submaksimal. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia . Vol.1 No. 2.