Gastrointestinal
A1
Disusun Oleh :
(Schmitz & Martin, 2008). ◇Pilorik adalah suatu struktur tubular yang
menghubungkan lambung dengan duodenum
dan mengandung spinkter pilorik
◇Dinding lambung tersusun • Lapisan muskularis propia terdiri
dari empat lapisan dasar utama, dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner
yaitu oblique, (2) middle circular, (3) outer
◇Lapisan mukosa terdiri atas longitudinal.
epitel permukaan, lamina propia, • Lapisan serosa adalah lapisan yang
dan muskularis mukosa. tersusun atas epitel selapis skuamos
◇Lapisan sub mukosa (mesotelium) dan jaringan ikat
“
mengandung jaringan ikat, areolar
pembuluh darah, sistem limfatik,
limfosit, dan sel plasma.
Dengan ditemukannya
Penyebab Dari NSAID
kuman Helicobacter
pylori pada kelainan 1. Telah diduga bahwa obat-obatan tertentu seperti
saluran cerna, saat ini aspirin, alkohol, indomestasin, fenilbutazon dan
dianggap Helicobacter kotikostreroid mempunyai efek langsung terhadap
mukosa lambung dan menimbulkan tukak.
pylori merupakan
2. Obat-obatan lain seperti kafein, akan meningkatkan
penyebab utama tukak pembentukan asam.
peptik, disamping 3. Stress emosi dapat juga memegang peranan dalam
NSAID, alkohol, dan patogenesis tukak peptik, agaknya dengan
sindrom Zollinger Ellison meningkatkan pembentukan asam sebagai akibat
(Tarigan, 2006) perangsangan vagus (Lindseth, 2006).
Helicobacter pylori
Organisme ini melekat pada epitel lambung dan merusak
lapisan mukosa perlindungan dan meninggalkan daerah-daerah epitel
yang rusak. Infeksi Helicobacter pylori yang predominan di antrum
akan meningkatkan sekresi asam lambung dengan konsekuensi
terjadinya tukak duodenum. Inflamasi pada antrum akan menstimulasi
sekresi gastrin, yang selanjutnya akan merangsang sel pariental untuk
meningkatkan sekresi asam lambung (Rani, 2006).
Adanya infeksi H. pylori dapat menghancurkan sawar mukosa
gastroduodenale sehingga terjadi difusi balik asam-pepsin lewat
mukosa yang terluka dan berkembang menjadi ulkus (Rani, 2006).
Sindrom Zollinger-Ellison
◇Sindrom Zollinger-Ellison adalah kelainan langka yang
terjadi saat satu atau lebih tumor terbentuk di pankreas dan
duodenum.
◇Tumor, disebut gastrinoma, melepaskan sejumlah besar
gastrin yang menyebabkan perut memproduksi sejumlah
besar asam.
◇Biasanya, tubuh melepaskan sejumlah gastrin setelahnya
Makan, yang memicu perut untuk dibuat asam lambung yang
membantu memecah makanan dan cair di perut Penyebab
asam ekstra tukak peptik terbentuk di duodenum dan di
tempat lain di usus bagian atas.
◇Tumor terlihat dengan Zollinger-Ellison Sindrom
kadangkala bersifat kanker dan mungkin menyebar ke daerah
lain dari tubuh (Paul, et al., 2013).
Anemia
◇Pada sebagian besar kehilangan darah
disebabkan oleh proses perdarahan akibat
penyakit atau akibat pengobatan suatu penyakit,
anemia yang dialami pada pasien bisa terjadi
karena BAB yang bercampur darah, akibat
darah yang sering keluar saat BAB juga
membuat mengalami anemia (Arisman, 2006).
Gejala
◇Gejala bergantung pada lokasi tukak dan ◇Timbulnya rasa nyeri atau perih
usia penderita, khususnya penderita usia bila lambung dalam keadaan
lanjut sering mempunyai sedikit atau bahkan kosong, timbul keluhan perut rasa
tanpa gejala. penuh dan bertambah berat setelah
◇Nyeri paling umum, nyeri epigastrium dan makan.
berkurang dengan adanya makanan atau ◇Serangan nyeri hebat mungkin
pemberian antasida. timbul dengan periode peristaltik
◇Rasa sakit, rasa terbakar, atau kadang- lambung. Bilamana penderita tidak
kadang sensasi rasa lapar. Ini kronik dan segera minta tolong, maka lambung
berulang. makin membesar, lama kelamaan
◇Setengah dari penderita datang dengan nyeripun berkurang, tetapi rasa
gejala khas. Gejala tukak lambung sering penuh di perut tetap ada yang
tidak mengikuti pola yang konsisten. Hal ini disertai dengan rasa mual, dan
terutama berlaku untuk ulkus di saluran muntah-muntah pun berkurang.
pilorus, yang sering dikaitkan dengan gejala ◇Berat badan penderita menurun,
obstruksi misalnya, kembung, mual, muntah- demikian pula bertambah lemah,
muntah yang disebabkan oleh edema dan yang juga timbul konstipasi (Kumar,
parut (Cohen, 2007). et al. 2004).
Pada tukak lambung, rasa sakit timbul 30-90 menit sesudah makan, dan pada tukak
duodenum, 2-3 jam sesudah makan. Makanan kecil yang tidak mengiritasi dan yang terus
menerus dimakan dalam selang waktu yang pendek dapat mengurangi nyeri. Dengan
pengobatan biasanya rasa sakit menghilang dalam 10 hari, tetapi proses
penyembuhan berlangsung 1-2 bulan (Wilson dan Lindseth, 2005).
Pasien tukak gaster mengeluh dispepsia. Dispepsia adalah kumpulan keluhan beberapa
penyakit saluran cerna seperti, mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa atau
terapan, rasa terbakar, rasa penuh ulu hati, dan cepat merasa kenyang (Tarigan, 2001).
Penderita ulkus peptikum sering mengeluh mual, muntah dan regurgitasi. Timbulnya
muntah terutama pada ulkus yang masih aktif, sering dijumpai pada penderita ulkus
peptikum daripada ulkus duodenum, terutama yang letaknya di antrum atau pilorus. Rasa
mual disertai di pilorus atau duodenum. Keluhan lain yaitu nafsu makan menurun, perut
kembung, perut merasa selalu penuh atau lekas kenyang, timbulnya konstipasi sebagai
akibat instabilitas neromuskuler dari kolon (Akil, 2006).
Penderita ulkus peptikum terutama pada ulkus duodenum mungkin dalam mulutnya
merasa dengan cepat terisi oleh cairan terutama cairan saliva tanpa ada rasa. Keluhan ini
diketahui sebagai water brash. Sedang pada lain pihak kemungkinan juga terjadi
regurgitasi pada cairan lambung dengan rasa yang pahit (Akil, 2006).
Akibat
Karakteristik mikrobiologis unik dari organisme ini (bakteri gram-
negatif Helicobacter pylori), seperti produksi urease, memungkinkannya untuk
alkalinisasi lingkungan mikronya dan bertahan selama bertahun-tahun di
lingkungan asam yang bermusuhan dari perut, di mana ia menyebabkan
peradangan mukosa dan, pada beberapa individu, memperburuk tingkat
keparahan penyakit tukak peptik. Pada pasien yang terinfeksi, paparan
duodenum terhadap asam meningkat. Faktor virulensi yang dihasilkan oleh H
pylori, termasuk urease, katalase, sitotoksin vakuolat, dan lipopolisakarida.
Karena pasien juga mengidap penyakit anemia maka dapat juga
terjadi hal hal seperti berikut sebagai akibat dari adanya penyakit anemia
1. viskositas darah menurun
2. penurunan transport O2 ke jaringan
3. kerja jantung meningkat
(Medscape, 2017).
3 DIAGNOSIS
A. Pemeriksaan Anemia
1. Pemeriksaan Hemoglobin
Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L
1. Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan
radiografi pada saluran
gastrointestinal bagian atas.
Salah satu kekurangannya
adalah paparan radiasi.
Diagnosis ulkus peptikum
Gambar Radiologi Barium pada Ulkus
biasanya dipastikan dengan Peptikum (Harrison'sPrinciples of Internal Medicine
pemeriksaan barium 17 th.Braunwald. McGraw-Hill. 2008)
radiogram. (Wilson dan
Lindseth,2005).
2. Urea Breath Test 3. Ultrasonografi Abdomen
◇Dilakukan dengan cara pasien akan diminta ◇Digunakan untuk memeriksa organ
untuk meminum cairan bening dan bernafas didalam abdomen yang pada kasus ini
kedalam kantong, lalu kantong disegel. adalah bagian saluran gastro intestinal
Kemudian akan dianalisis tingkat karbon ◇USG abdomen digunakan untuk mencari
dioksida udara dalam kantong tersebut. Jika adanya kerusakan organ, pembengkakan
terdapat bakteri Helicobacter pylori yang organ
merupakan bakteri penyebab ulkus peptikum ◇Pemeriksaan ini merupakan pilihan
maka tingkat karbon dioksidanya akan lebih sebelum dilakukannya endoskopi
tinggi dari normal (Murakami,.et.al, 2006) (Murakami,.et.al, 2006)
◇Hasil pemeriksaan menyatakan pada nafas
pasien positif terdapat bakteri Helicobacter
pylori, hal ini menunjukkan bahwa pasien
mengalami ulkus peptikum
3. Endoskopi 4. Biopsi
perforasi karena diikuti oleh penyakit penyerta seperti COPD, kelainan jantung maupun
sepsis. Pada pasien yang usia lanjut yang diikuti penyakit penyerta memberikan hasil yang
lebih buruk karena beberapa penyebab dan tingginya angka kematian. Nilai rata umur
pasien yang meninggal sesudah pembedahan lebih signifikan pada pasien yang lebih tua
dari pada pasien muda (Tarigan, 2001 ). Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
sekitar 51,4% yang mengalaminya yakni yang berjenis kelamin laki-laki. (Saverio et al,
2014).
2. Penggunaan obat antiinflamasi non steroid (OAINS)
perdarahan naik menjadi dua kali lipat. Aspirin terjadinya ulkus duodenum, ulkus
pada perut dan lambung. Obat antiplatelet seperti penyembuhan ulkus, memicu
pasien dengan komplikasi saluran cerna (Tarigan, risiko komplikasi (Tarigan, 2001).
2001).
5. Alkohol 6. Riwayat Gastritis
ion hidrogen dan menyebabkan lesi akut mukosa Pada kelompok ini diprediksi risiko
gaster yang ditandai dengan perdarahan pada terjadi bukan karena sekresi asam
2001).
4 TERAPI FARMAKOLOGI
Terapi lini pertama untuk membasmi
infeksi Helicobacter pylori (HP) biasanya dimulai
dengan Proton Pump Inhibitor (PPI) selama 10
sampai 14 hari. Jika diperlukan perawatan kedua,
rejimen harus mengandung antibiotik yang
berbeda, atau rejimen empat obat dengan garam
bismut, metronidazol, tetrasiklin, dan PPI tetap
harus digunakan.
(DiPiro, 2015)
(DiPiro, 2015
Proton Pump Inhibitor (PPI)
Mekanisme kerja
mengontrol sekresi asam lambung
dengan cara menghambat pompa proton
yang mentranspor ion H+ keluar dari sel
parietal lambung.
Contoh
omeprazol, lansoprazol, esomeprazol,
pantoprazol, dan rabeprazol.
EFEK SAMPING :
◇sakit kepala
DOSIS : ◇sembelit
Dosis lazim dewasa untuk infeksi Helicobacter pylori ◇diare
◇Kombinasi dengan clarithromycin : ◇sakit perut
omeprazole 40 mg 1 x sehari + clarithromycin ◇perut kembung
500 mg 3 x sehari selama 14 hari. ◇mual
◇Kombinasi dengan clarithromycin + amoxicillin : ◇Muntah
omeprazole 20 mg + clarithromycin 500 mg +
+ amoxicillin 1000 mg, 2 x sehari selama 10 (Drugs, 2017)
hari.
(Drugs, 2017)
Ranitidine
◇Ranitidine ada dalam kelompok obat yang disebut histamin-2 blocker. Ranitidine
bekerja dengan mengurangi jumlah asam yang diproduksi perut Anda.
◇Ranitidine digunakan untuk mengobati dan mencegah bisul di perut dan usus. Ini
juga mengobati kondisi di mana perut menghasilkan terlalu banyak asam, seperti
sindrom Zollinger-Ellison. Ranitidin juga mengobati penyakit refluks
gastroesophageal (GERD) dan kondisi lain di mana asam punggung dari perut ke
kerongkongan, menyebabkan mulas.
(Drug.com,2017)
KONTRA INDIKASI:
◇Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter.
◇Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal.
◇Harap waspada bagi yang memiliki riwayat perdarahan, sulit menelan, muntah,
dan penurunan berat badan tanpa alasan jelas.
◇Penderita yang memiliki riwayat porfiria akut tidak boleh menggunakan
ranitidin.
◇Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter. (Drugs, 2017)
Mekanisme
◇Ranitidine adalah antagonis reseptor H2 histamin yang serupa dengan simetidin dan
famotidin. Antagonis H2-reseptor, yang sering disingkat menjadi antagonis H2, adalah obat
yang digunakan untuk menghalangi tindakan histamin pada sel parietal di perut,
mengurangi produksi asam oleh sel-sel ini. Obat ini digunakan dalam pengobatan dispepsia,
namun penggunaannya telah berkurang sejak munculnya inhibitor pompa proton yang lebih
efektif. Seperti H1-antihistamin, antagonis H2 adalah agonis terbalik daripada antagonis
reseptor sejati.
◇Antagonis H2 adalah penghambat kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal.
Mereka menekan sekresi normal asam oleh sel parietal dan sekresi asam yang merangsang
makanan. Mereka menyelesaikan hal ini dengan dua mekanisme: histamin yang dilepaskan
oleh sel ECL di perut diblokir dari pengikatan reseptor H2 parietal yang merangsang
sekresi asam, dan zat lain yang mendorong sekresi asam (seperti gastrin dan asetilkolin)
memiliki efek berkurang pada sel parietal. ketika reseptor H2 diblokir.
(Drugsbank, 2017)
EFEK SAMPING :
Nyeri dada, demam, sesak nafas,
DOSIS : batuk lendir hijau atau kuning
ORAL : Mudah memar atau berdarah,
◇Dosis: 150 mg per oral 2 kali sehari ATAU 300 mg per oral sekali kelemahan yang tidak biasa
sehari setelah makan malam atau menjelang tidur. denyut jantung cepat atau lambat
◇Perawatan dosis: 150 mg per oral sekali sehari pada waktu tidur Demam, sakit tenggorokan, dan
◇Durasi terapi: 8 minggu (pengobatan); sampai 1 tahun sakit kepala disertai ruam kulit
(maintenance) yang kencang, mengelupas, dan
merah, atau
PARENTERAL : mual, sakit perut, demam rendah,
◇IM atau IV (bolus atau intermiten infus) Injeksi : kehilangan nafsu makan, urin
◇Dosis biasa: 50 mg IM atau IV setiap 6 sampai 8 jam berwarna gelap, kotoran berwarna
◇Dosis maksimal: 400 mg / hari tanah liat, sakit kuning
◇Infus IV terus menerus : Usual rate: 6,25 mg / jam (menguningnya kulit atau mata).
Anak2 :
◇Dosis untuk anak-anak ialah 2-4 mg/kg berat badan dua kali
sehari. Dosis maksimal untuk anak-anak ialah 300 mg sehari. (Drugs.com,2017)
Sucralfate
Indikasi Dosis
Digunakan untuk mengobati 1 g dalam keadaan
tukak lambung, Sebagai perut kosong 4 kali
profilaksis atau pencegahan sehari, atau minum
tukak usus duabelas jari 2g dalam keadaan
(duodenum). perut kosong 2 kali
sehari selama 4 -8
Mekanisme minggu.
Melibatkan ikatan selektif pada jaringan ulkus yang
nekrotik, dimana obat ini bekerja sebagai sawar terhadap
asam, pepsin, dan empedu. Obat ini mempunyai efek
perlindungan terhadap mukosa termasuk stimulasi
prostaglandin mukosa
(Drugs.com , 2017)
Efek samping Kontraindikasi
Mual, muntah, kesal - Jangan menggunakan obat ini
perut, sakit perut untuk pasien yang diketahui
sembelit, diare, ringan memiliki riwayat hipersensitif
gatal atau ruam kulit, pada Sukralfat (sucralfate).
masalah tidur (insomnia), - Hindari menggunakan obat
pusing, kantuk, berputar ini pada pasien dengan gagal
sensasi, sakit kepala; atau ginjal kronis karena obat ini
sakit punggung. bisa menyebabkan nefropati
yang diinduksi oleh
aluminium.
Regimen Obat untuk Membasmi
Helicobacter pylori menurut DiPiro
(DiPiro, 2015).
Eradikasi H. Pylori yang berhasil sekitar 80 - 90 % terjadi
dengan kombinasi beberapa obat antimikroba. Pilihan utama yang
berdasarkan efektivitas (tingkat eradikasi 90%) yaitu tripel bismut,
metronidazol dan tetrasiklin. Pengobatan pilihan kedua yaitu
metronidazol, amoksisilin, dan klaritromisin. Pengobatan tunggal obat
antimikroba kurang efektif karena tingat eradikasi hanya sekitar 20 –
40%.
(Mycek, 2001).
Bismuth Subsalicylate
Bismuth Subsalicylate biasa digunakan untuk penderita dispepsia,
diare, dan infeksi Helicobacter pylori. Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi
Helicobacter pylori: 525 mg per oral 4 kali sehari. (DiPiro, 2015).
Pada beberapa pasien bismut subsalicylate dapat menyebabkan lidah hitam
dan / atau kotoran berwarna keabu-abuan. Ini hanya sementara dan akan
hilang saat Anda Berhenti minum bismut subsalicylate. (Drugs.com, 2017).
PPIAC. Kombinasi ini terdiri dari PPI, amoksisilin, dan clarithromycin yang
mempunyai keefektifan 90-95% dalam eradikasi H.pylori. Ketika
menggunakan terapi ini, PPI diminum dua kali sehari sebelum makan
selama 14 hari; amoksisilin 1000 mg dua kali sehari bersama dengan
makanan selama 14 hari; dan clarithromycin 500 mg dua kali sehari
diminum bersama dengan makanan selama 14 hari. FDA sudah
membuktikan bahwa terapi selama 10 hari juga sudah efektif. Terapi 7
hari tidak disarankan oleh FDA karena kurang efektif dibandingkan terapi
selama 10-14 hari. Antagonis reseptor H2 sebaiknya tidak ditambahkan
pada kombinasi yang menggunakan PPI.
(Kimble, 2005).
RBC-C. Kombinasi ini terdiri dari ranitidine, bismut citrat,
dan clarithromycin. Ranitidine 150 mg ditambah bismut sitrat 240 mg
diminum dua kali sehari selama empat minggu dikombinasikan
dengan clarithromycin 500 mg diminum tiga kali sehari untuk dua
minggu pertama. Kombinasi ini kurang efektif dibanding kombinasi
lainnya di atas. Selain itu, waktu pemberiannya juga agak merepotkan,
durasinya lama (empat minggu), ditambah lagi hanya satu antibiotik
yang digunakan. RBC merupakan pilihan untuk pasien yang alergi
terhadap penisilin.
(Kimble, 2005).
Analog Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh mukosa lambung dapat
menghambat sekresi HCL dan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat.
Contoh obat yang dapat mencegah ulkus lambung adalah misoprostol.
(Fornai, et. al. 2011).
MISOPROSTOL :
◇Misoprostol adalah analog prostaglandin E1 (PGE1) yang digunakan untuk pengobatan
dan pencegahan sakit maag. Misoprostol merangsang peningkatan sekresi lendir pelindung
yang melapisi saluran pencernaan dan meningkatkan aliran darah mukosa, sehingga
meningkatkan integritas mukosa. Terkadang diresepkan dengan obat anti-inflamasi non-
steroid (NSAID) untuk mencegah terjadinya ulserasi gastrik, efek samping yang umum dari
NSAID.
◇Mekanisme kerja : Misoprostol menghambat sekresi asam lambung dengan tindakan
langsung pada sel parietal melalui pengikatan pada reseptor prostaglandin. Aktivitas
reseptor ini dimediasi oleh protein G yang biasanya mengaktifkan adenilat siklase.
Penghambatan tidak langsung adenilat siklase oleh MisoprostoL bergantung pada
guanosin-5'-triphosphate (GTP). (DrugBank,2017).
INDIKASI :
◇Ulserasi (duodenum, lambung dan NSAID yang diinduksi) dan
profilaksis untuk ulserasi yang diinduksi NSAID.
◇Untuk pencegahan atau pengobatan perdarahan postpartum
yang serius.
(DrugBank,2017).
KONTRAINDIKASI :
Kehamilan atau merencanakan hamil karena dapat Efek samping :
menyebabkan cacat lahir, kelahiran prematur, ruptur uteri, Diare , sakit perut, mual,
keguguran, atau keguguran yang tidak lengkap dan menyebabkan sakit perut, pendarahan
aborsi akibat terjadinya peningkatan kontaktilitas uterus. vagina atau bercak,
aliran menstruasi yang
(Parischa dan Hoogerwefh, 2008). berat; atau kram
menstruasi.
DOSIS :
Dosis dewasa untuk Ulkus Lambung :
200 mcg , 4 kali sehari sehabis makan dan menjelang tidur
Pengobatan harus dilakukan selama terapi obat anti-inflamasi non
(Drugs, 2017)
steroid (NSAID).
Antasida ◇Dosis:
(Drugs.com,2017)
Sukralfat
◇Diminum saat perut kosong atau sebelum makan
◇Obat dapat dilarutkan dalam 10-15 mL air.
◇Antasida tidak boleh diberikan setengah jam sebelum atau sesudah pemberian Sukralfat
(sucralfate).
◇Hentikan pemakaian obat ini jika terjadi reaksi alergi, seperti ruam, gatal, sakit
tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya, karena bisa berakibat
yang lebih fatal.
◇Obat ini bisa menyebabkan pusing. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama
menggunakan obat ini.
◇Belum diketahui apakah obat ini diekskresikan melalui air susu ibu. Meskipun begitu
tetap harus hati-hati ketika diberikan untuk ibu menyusui.
◇Dilaporkan adanya pembentukan bezoar, oleh sebab itu penggunaan Sukralfat
(sucralfate) harus dilakukan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit yang serius,
terutama jika secara bersamaan juga mendapat nutrisi enteral atau pasien mengalami
gangguan pengosongan lambung. Pemberian Sukralfat (sucralfate) dan nutrisi enteral
harus berjarak 1 jam.
◇Karena Sukralfat (sucralfate) bisa mempengaruhi penyerapan beberapa obat, obat ini
harus diberikan secara terpisah dari obat lain ketika perubahan dalam bioavailabilitas
dirasakan penting.
◇Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada wanita hamil
(Drugs, 2017
Omeprazole (1/2)
◇Omeprazol adalah inhibitor pompa proton yang menurunkan jumlah asam
yang diproduksi perut Anda.
◇Obat ini mengandung sodium bicarbonate, suatu bentuk garam. Memasikan
pasien tidak menjalani diet rendah garam.
◇Omeprazol dapat meningkatkan risiko patah tulang pada pinggul,
pergelangan tangan, atau tulang belakang, terutama jika pasien memakai
obat ini dalam jangka panjang atau dengan dosis tinggi.
◇Memberi tahu pasien egera hubungi dokter jika memiliki gejala efek samping
yang serius: kebingungan, pusing, tremor atau kedutan otot, sakit perut parah,
diare berair atau berdarah, muntah, dan mati rasa atau kesemutan di wajah,
lengan, atau kaki.
◇Mengambil inhibitor pompa proton seperti omeprazol dapat meningkatkan
risiko patah tulang pada pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang.
Efek ini telah terjadi terutama pada orang yang telah minum obat dalam
jangka panjang atau dengan dosis tinggi, dan pada mereka yang berusia 50
dan lebih tua.
(Drugs.com, 2017)
◇Minum obat ini pada waktu perut kosong, minimal 1 jam sebelum makan. Jika obat ini
diberikan kepada orang yang diberi makan melalui tabung nasogastrik (NG), makanan
harus dihentikan setidaknya 3 jam sebelum diberi obat. Jangan memulai kembali pemberian
nasogastrik minimal 1 jam setelah memberi omeprazol dan sodium bikarbonat.
◇Konsumsi kapsul omeprazol dan sodium bicarbonate dengan segelas air penuh. Jangan
gunakan jenis cairan atau makanan lain.
◇Jangan membuka kapsul atau mengosongkan serbuk obat dari situ. Menelan seluruh
kapsul.
◇Simpan pada suhu kamar hindari dari kelembaban dan panas.
◇Ambillah dosis yang terlewat begitu pasien ingat. Lewati tak terjawab jika sudah hampir
waktunya untuk dosis terjadwal berikutnya. Jangan minum obat tambahan untuk mengganti
dosis yang tidak terjawab.
◇Suspensi oral: Omeprazol 40 mg per oral, diikuti 40 mg 6 sampai 8 jam kemudian, dan 40
mg per oral sekali sehari sesudahnya. Durasi terapi: 14 hari
◇Yang harus dihindari obat-obatan antibiotik yang dapat menyebabkan diare, yang
mungkin merupakan pertanda adanya infeksi baru. Jika pasien menderita diare yang berair
atau berdarah, beritahukan untuk menghubungi dokter. Jangan gunakan obat anti-diare
kecuali jika dokter menyuruh pasien.
(Drugs.com, 2017)
Bismuth Subsalicylate(1/3)
◇Bismuth subsalicylate digunakan untuk mengobati diare, mual, sakit
maag, gangguan pencernaan, dan sakit perut.
◇Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada anak atau remaja yang demam,
apalagi jika si kecil juga terkena gejala flu atau cacar air. Salisilat dapat
menyebabkan kondisi serius dan terkadang fatal yang disebut sindrom
Reye pada anak-anak.
◇Pasien sebaiknya tidak menggunakan bismut subsalicylate jika pasien
menderita tukak lambung, riwayat pendarahan perut atau usus, atau jika
pasien alergi terhadap salisilat seperti aspirin, Kekuatan Tambahan Doan,
Salflex, Tricosal, dan lain-lain.
◇Jangan minum lebih dari 8 dosis dalam satu hari (24 jam).
◇Kocok obat cairan dengan baik tepat sebelum pasien mengukur dosis.
Ukur cairan dengan sendok pengukur dosis khusus atau cangkir obat,
bukan dengan sendok biasa. Jika pasien tidak memiliki alat pengukur
dosis, tanyakan pada apoteker.
◇Tablet kunyah harus dikunyah sebelum pasien menelannya.
(Drugs.com, 2017)
◇Simpan pada suhu kamar hindari dari kelembaban dan panas. Jangan dibekukan.
◇Karena bismut subsalicylate diambil sesuai kebutuhan, pasien mungkin tidak berada
dalam jadwal pemberian dosis. Jika pasien minum obat secara teratur, minum dosis
yang telah terlewati segera setelah pasien ingat. Lewati dosis yang telah telewati jika
sudah hampir waktunya untuk dosis terjadwal berikutnya. Jangan minum obat
tambahan untuk mengganti dosis yang terlewati. Jangan minum lebih dari 8 dosis
dalam satu hari (24 jam).
◇Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum minum obat antasida atau diare lain
bersama dengan bismuth subsalicylate.
◇Dapatkan bantuan medis darurat jika pasien memiliki tanda-tanda reaksi alergi ini:
gatal-gatal; sulit bernafas; pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
◇Efek samping yang umum meliputi: sembelit; tinja berwarna gelap; atau lidah hitam
atau gelap.
◇524 mg per oral setiap 30 sampai 60 menit bila diperlukan tidak melebihi 8 dosis
dalam periode 24 jam.
◇Sebagai alternatif, 1048 mg sampai 1050 mg dapat diberikan secara oral setiap jam
tidak melebihi 4 dosis dalam periode 24 jam. Durasi terapi: sampai diare berhenti tidak
lebih dari 2 hari
(Drugs.com, 2017)
Tanyakan kepada dokter atau apakah pasien mengonsumsi obat obat
berikut ini:
(Drugs.com, 2017)
Tablet Misoprostol tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil untuk mengurangi
risiko ulkus yang disebabkan oleh obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Tablet
Misoprostol tidak boleh dikonsumsi oleh siapa saja yang memiliki riwayat alergi
terhadap prostaglandin.
-Tablet Misoprostol harus dikonsumsi selama terapi NSAID. Tablet Misoprostol
telah terbukti mengurangi risiko tukak lambung dalam penelitian terkontrol durasi
3 bulan.
- Prostaglandin seperti Tablet Misoprostol dapat meningkatkan aktivitas agen
oksitosin, terutama bila diberikan kurang dari 4 jam sebelum memulai pengobatan
oksitosin. Penggunaan bersamaan tidak dianjurkan.
-Simpan pada suhu kamar. Simpan di tempat yang kering. Jangan simpan di
kamar mandi. Simpan semua obat di tempat yang aman. Jauhkan semua obat
dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
(Drugs.com, 2017)
Antasida
-Antasida adalah golongan obat yang menetralkan asam di perut. Mereka
mengandung bahan-bahan seperti aluminium, kalsium, atau magnesium
yang bertindak sebagai basa (alkali) untuk melawan asam lambung dan pH
yang lebih rendah.
-Obat ini bisa menyebabkan mual, sembelit, diare, atau sakit kepala. Jika
gejala ini terjadi terus menerus atau menjadi parah, beritahu dokter.
-Magnesium bisa menyebabkan diare. Menggunakan antasid yang hanya
mengandung aluminium bisa membantu mengendalikan diare. Aluminium
dalam produk ini bisa menyebabkan sembelit. Untuk meminimalkan
sembelit, banyak minum cairan dan olah raga. Diare lebih sering terjadi
daripada sembelit. Antasida yang mengandung aluminium mengikat fosfat,
zat kimia penting tubuh, di dalam usus. Hal ini dapat menyebabkan kadar
fosfat rendah.
-Antasida dapat mengganggu penyerapan banyak obat lain. Pastikan
untuk berkonsultasi ketika ingin mengonsumsi obat lain
(Drugs.com, 2017)
Thanks!
Daftar Pustaka
Arisman, 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Akil, H. A. M. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: FKUI.
Cohen, S. 2007. Peptic Ulcer Disease, The Merck Manuals Online Medical Library, The Merck Manual
For Healthcare Professionals. Available ar http://www.merckmanuals.com [Diakses pada
tanggal 4 Desember 2017].
Dipiro, J.T., et al. 2005. Pharmacotherapy Handbook. Sixth edition. The Mc.Graw Hill Company. USA.
Page : 1891-1939.
DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Wells, B. G., dan DiPiro, C.V. 2015. Pharmacotharapy Handbook, Ninth
Edition. ed. New York : Mcgraw Hill Education.
Drugs.com. Bismuth Subsalicylate. Tersedia online di https://www.drugs.com/mtm/bismuth-
subsalicylate.html.[Diaksestanggal 4 Desember 2017]
Drugs.com. bismuth subsalicylate / metronidazole / tetracycline. Tersedia online
di: https://www.drugs.com/sfx/bismuth-subsalicylate-metronidazole-
tetracycline-side-effects.html. [Diakses tanggal 4 Desember 2017].
Drugs.2017. Omeprazole. Tersedia Online di https://www.drugs.com/dosage/omeprazo le.html
[diakses pada tanggal 4 Desember 2017].
Drugs. 2017.Misoprostol. Tersedia Online di https://www.drugs.com/mtm/misoprostol.html
[diakses pada tanggal 4 Desember 2017].
Drugs. 2017. Antacid. Tersedia online di https://www.drugs.com/drug-class/antacids.html
[Diakses pada 4 Desember 2017]
Drugs.com. 2017. sucralfate. Tersedia online di https://www.drugs.com/mtm/sucralfate.html
[ 4 desember 2017]
Drugs.com. 2017.aluminum hydroxide and magnesium hydroxide suspension. Tersedia online
dihttps://www.drugs.com/cdi/aluminum-hydroxide-andmagnesium-hydroxide
suspension.html [ 4 desember 2017]
Drugs.com.2017.Ranitidine Tersedia online di https://www.drugs.com/ranitidine.html[Diakses
pada 4 desmber 2017].
Drugbank. 2017. Misoprostol. Tersedia Online di https://www.drugbank.ca/drugs/DB00929 [
Diakses pada tanggal 4 Desember 2017].
Drugbank. 2017. Ranitidine. Tersedia Online di https://www.drugbank.ca/drugs/DB00863 [
Diakses pada tanggal 4 Desember 2017].
Hoogerwerf, W. A. dan P.J. Pasricha. 2008. Manual of Pharmacology
and Theurapetics. USA: The McGraw-Hill Companies.
Fajariyah, S., Utami, E. T., & Arisandi, Y. 2010. The Effect of Synthetic Estrogen on Hepar Stucture
And Level of SGOT and SGPT of Balb’C Female Mice (UMus musculus). Jurnal ILMU DASAR,
11(1), 76-82.
Fornai, M., Antonioli, L., Colucci, R., Tuccori, M., et al et. al. 2011. Pathophysiology of Gastric Ulcer
Development and Healing: Molecular Mechanisms and Novel Therapeutic Options.
Department of Internal Medicine, University of Pisa.
Kemenkes. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Tersedia di
https://www.researchgate.net/profile/Fauna_Herawati/publiaton/303523819_Pedoman_I
nterpretasi_Data_Klinik/links/5746c1db08ae298602fa0bb4.pdf?origin=publication_detail
[Diakses pada 04 Desember 2017].
Keshav S. 2004. The gastrointestinal system at a glance. 1st ed. Massachusetts: Blackwell
Science.
Kimble, M.A., Young, L.E., Kradjan, W.A., Guglielmo, B.J., Alldredge, B.K., Corelli, R.L. 2005.
Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs, 8th Ed. USA: Lippincot Williams &
Wilkins.
Kumar, V., Cotran, R. S. dan Robbins, S. L. 2004. Buku Ajar Patologi Edisi dan Volume 1. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lacy, dkk. 2008. Drug Infromation Handbook. 17th edition. USA: Lexi-Comp Inc
Lindseth, Glenda N.2006. Gangguan Hati, Kandung Empedu dan Pankreas dalam Patofisiologi
Prince,Sylvia A., Wilson, Larraine M. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit. Vol. 1,Edisi 6. Jakarta:EGC. pp: 472-515.
Liu C, Crawford JM. 2005. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7 th ed. Philadelphia
: Elsevier. Pg 816-9.
McGuigan, J.E. (2001). Ulkus Peptikum dan Gastritis dalam Isselbacher J.K, Braunwald
E.,Wilson J.D., Martin J.B., Harrison. Prinsip- Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.Volume 4.
EdisiXIII. EGC. Halaman 1532-1534.
Murakami, K., Okimoto, T., Kodama, M., Sato, R., Miyajima, H., Ono, M., Inoue, K., Watanabe,
K., Otsu, S., dan Fujioka, T. 2006.Helicobacter.11(5): 436-440
Medscape, 2017. Peptic Ulcer Disease: Pathphysiology. Tersedia online di
https://emedicine.medscape.com/ [Diakses pada tanggal 4 Desember 2017].
Mycek, M. J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta : Widya Medika. Tarigan, P.
2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan
Fakultas Kedokteran.
Rani, A. A. & Fauzi, A. 2006. Infeksi Helicobacter pylori dan Penyakit Gastro-duodenal. In A. W.
Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K., & S. Setiati (Eds.), Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
(IV, 329–331). Jakarta: FKUI.
Paul N. Maton, M.D., F.R.C.P., F.A.C.P., F.A.C.G., Digestive Disease Specialists, Oklahoma City, OK. 2013
. Zollinger-Ellison Syndrome. Clearinghouse .
Arisman, 2006. Gizi dalam daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Schmitz, P. G., & Martin, K. J. 2008. Internal Medicine: Just The Facts. Singapore: The McGraw-Hill
Companies.
Tarigan, P. 2001. Tukak Gaster. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I. Jakarta: Pusat
Penerbitan Fakultas Kedokteran.
Tarigan, P. 2006. Tukak Gaster. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K., & S. Setiati (Eds.), Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I (IV, 338–341). Jakarta: FKUI.
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. Twelfth Edition. Asia:
Wiley.
Saverio, S. Di et al., 2014. A Cost-Effective Technique for Laparoscopic Appendectomy : Outcomes and
Costs of a Case -Control Prospective SingleOperator Study of 112 Unselected Consecutive
Cases of Complicated Acute Appendicitis. Journal of the American College of Surgeons,
218 (3).
Sherwood, L. 2010. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th Ed. Canada: Yolanda Cossio.
Shrestha, S. 2009. Peptic Ulcer Disease. Division of Gastroenterology, Gastroenterology Care
Consultants. Available from: http://emedicine.medscape.com [Diakses pada 4 Desember
2017]
Wilson, L. M. dan Lindseth, G. M. 2005. Pathophysiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Volume 1 Edisi 6. Jakarta: EGC.