Anda di halaman 1dari 14

SesSediaan Obat Slow waves : gelombang


berirama lambat yang dihasilkan
oleh insterstitial cells of cajal
Mata Opthalamicae yang memicu intermittent spike
potential, lalu intermittent spike

preparations memicu kontraksi otot. Makin


banyak slow wave potential,
makin tinggi juga frekuensi
Menurut Farmakope Indonesia IV , spike potential.
sediaan
‘ obat mata terdiri dari :  Spike Potential (true action
potential) : terjadi ketika
1. Salep mata
membrane potential diatas -40
2. Larutan obat mata mv. AP disebabkan oleh kerja
dari calcium-sodium channel
3. Suspensi
yang memungkinkan masuknya
4. Strip kalsium dalam jumlah besar,
sehingga action potential lebih
GI tract berfungsi sebagai syncytium
lama
yaitu ketika suatu action potential (AP)
di hasilkan di titik manapun, akan Resting membrane potential,
menginduksi AP ke seluruh otot hyperpolarization,and
depolarization:
Hal tersebut terjadi karena ada gap
junction yang memungkinkan Resting membrane potential GI
pergerakan ion secara lambat dari sel smooth muscle : -56mv
yang satu ke sel yang lain.
Hyperpolarization : more negative
Electrical activity of GI smooth (lebih negatif) dari -56 mv,
muscle: sebabnya diantaranya
Smooth muscle dari GI tract di eksitasi o Efek epinephrine dan
oleh aktivitas elektrik intrisik yang norepinephrine
lambat yang terdapat di membrane dari o Stimulasi saraf simpatik
muscle fiber. yang mensekresikan
norepinephrine di nerve
endingsnya.
Depolarization : less negative
(kurang negatif) dari -56 mv,
sebabnya :
o Stretching GI smooth
muscle / distensi GI
o Stimulasi acethylcholine
o Stimulasi oleh hormon-
Ada 2 electrical waves yaitu : hormon GI cth gastrin
B. Neural Control of GI tract
GI tract memiliki innervasi sendiri oleh C. Hormonal Control of GI
enteric nervous system (ENS),terletak tract
wall of the gut, mulai dari esophagus
sampai anus.
ENS disebut inervasi intrinsik GI.
ENS dibagi menjadi dua yaitu :
o Myenteric NS / Auerbach’s
plexus / outer plexus : letaknya di
antara longitudinal dan circular
muscle, berfungsi mengontrol
pergerakan GI tract
o Meissner’s plexus / submucosal
plexus / inner plexus : letaknya di
submucosa, berfungsi mengatur
GI secretion dan local blood
flow.
Innervasi Ekstrinsik, oleh : D. Functional Types Of Movement in
the GI tract :
o Parasimpatik : meningkatkan
fungsi GI Ada 2 gerakan yaitu Propulsive Movement
o Simpatik : menghambat fungsi dan mixing movement.
1. Propulsive movement (peristalsis) :
mrp gerakan yang berfungsi
memindahkan makanan di dalam GI
tract dari esophagus hingga anus.
Stimulus nya :
o Distention of the gut
o Chemical or physical irritation
of the epithelial lining in the gut
o Sinyal parasimpatik
2. Mixing Movement : di beberapa area
GI tract, peristalsis menyebabkan
mixing movement. Cth pada stomach,
GI tjd karena bagian distalnya di block
oleh sphincter pylorus sehingga
Ada juga Sensory nerve endings yang makanan akan tercampur.
berasal dari GI epithelium / gut wall
yang mengirim afferent fibers ke kedua
plexus tadi dan ke spinal cord, vagus
nerve, dan paravertebral ganglia.
E. GI Blood Flow : rahang, sehingga rahang naik
kembali dan terjadi reboud contraction
2. Swallowing :
ada 3 fase yaitu :
-Voluntary stage : makanan terbawa ke
pharynx karena tekanan dari lidah
-Involuntary stage (ada 2 fase)
o Pharyngeal stage : soft palate
terangkat ke atas, menutup
nares, epiglottis tertutup,
esophagus terbuka, membawa
bolus ke upper esophagus.
Splanchic Circulation Semua darah yang o Esophageal Stage : makanan
berasal dari peritoneum (gut, bergerak dari esophagus ke
spleen,pancreas,stomach) akan dibawa ke lambung dengan gerakan
portal vein di liver lalu darah akan peristaltik. Ada 2 macam
disaring oleh reticuloendothelial cell di peristaltik :
liver untuk menghilangkan bakteri dan zat  Primary : lanjutan dari
zat berbahaya sebelum masuk ke Inferior peristalsis di pharynx
Vena Cava.  Secondary : tjd jika
primary pristalsis gagal
mendorong makanan ke
lambung

Physiology of GI : B. MOTOR FUNCTION OF


Propulsion and STOMACH :
1. Storage Function : ketika lambung
mixing of food diisi makanan, maka akan
mengaktifkan vasovagal reflex yang
mengurangi tonus dari otot lambung
A. INGESTION OF FOOD : sehingga ototnya bisa lebih melebar

1. Mastication / Chewing : dilakukan dan bisa menyimpan lebih banyak
oleh gigi, saliva (by salivary gland), makanan.
dan otot mastikasi. 2. Mixing and Propulsion of Food :
Innervasi otot mastikasi : oleh CN V ketika bolus telah sampai lambung,
akan ada mixing wave yang dimulai
Chewing terjadi karena ada Chewing dari bagian atas dan tengah lambung
Reflex dimana, adanya food bolus di setiap 15-20 detik sekali. Disini terjadi
mulut akan membuat rahang bawah gastric secretion, dan menghasilkan zat
turun  turunnya rahang bawah semiliquid yang disebut Chyme. Ketika
memicu reflex stretching dari otot makanan telah sampai di antrum, maka
gerakan akan menjadi lebih keras dan maka akan timbul gerakan
mendorong pylorus. peristalsis yang membagi usus
3. Stomach Emptying : terjadi karena halus menjadi bersegmen segmen
kontraksi peristaltik yang intense di sehingga makanan bisa tercampur.
antrum sehingga mendorong makanan Disini juga ada sekresi dari usus
dari tengah lambung hingga ke halus.
duodenum. Gerakan tsb dinamakan
Pyloric Pump.
4. Regulation of Stomach emptying :
a. Gastric Factor (enchance)
-Peningkatan volume
lambung/stretching of stomach wall
-sekresi hormon Gastrin yang
diproduksi oleh G cells di Antrum.
Selain meningkatkan pyloric pump,
gastrin juga meningkatkan sekresi 2. Propulsive Contractions :
HCL di lambung. gerakan peristalsis meskipun
lambat dan hanya berlangsung
b. Duodenal Factor (inhibit) selama beberapa detik saja, dapat
- Nervous Reflex of of duodenal mendorong makanan ke bawah
wall: misal jika ada distensi dari sekitar 1cm tiap kontraksi.
dinding duodenum atau keasaman Peristaltic Rush : ketika ada iritasi
dari chyme, maka duodenum akan usus (cth pada infectious diarrhea),
mengirim sinyal secara langsung / dapat membuat gerakan peristaltik
tidak langsung ke Lambung untuk menjadi cepat dan kuat.
menghentikan pyloric pump.
-hormonal Feedback dari
duodenum : ketika fats memasuki D. GASTRODUODENAL
duodenum, Choleocystokinin / MUCOSAL BARRIERS :
CCK akan disekresikan dan Ada 3 level barrier :
hormon akan terbawa ke stomach
untuk inhibisi pyloric pump serta 1. Pre Epithelial : mucus bicarbonate
menguatkan kontraksi sphincter layer dan phospholipid
pylorus. 2. Epithelial : cellular resistance,
growth factor, prostaglandin
hormon lain : Gastric Inhibitory 3. SubEpithelial : blood vessel,
peptide (GIP) dan secretin.
leucocyte
C. MOVEMENT OF SMALL
INTESTINE : PS : Prostaglandin berfungsi untuk
meningkatkan mucus secretion dan
1. Mixing Contractions / Segmental menurunkan sekresi asam lambung.
Contractions : ketika bagian
proximal duodenum terdistensi,
E. SECRETORY FUNCTION OF Salivary glands :
ALIMENTARY TRACT : 1. Parotid : mensekresikan serous
type saja
A. Stimulation : 2. Submandibular : serous +
1. Efek dari makanan yang mucin
kontak dengan 3. Sublingual : serous + mucin
epithelium GI Tract akan
mengaktivasi Enteric C. ESOPHAGEAL SECRETION :
NS, dari stimuli tactile, Hanya mensekresikan mucus
chemical, atau distensi untuk lubrikasi saat menelan.
dinding usus.
2. Autonomic NS : D. GASTRIC SECRETION
o Parasimpatik : Ada dua macam kelenjar :
meningkatkan 1. Oxyntic gland / gastric
secretion rate pada gland : mensekresikan
esophageal, HCL, pepsinogen,
salivary, gastric, intrinsic factor, dan
brunner’s gland mucus (by mucus neck
o Simpatik : ada dual cell). Kelenjar ini ada di
effect  jika bagian mukosa dari
simpatik saja maka fundus dan body of
sekresi meningkat, stomach.
jika parasimpatik 2. Pyloric gland :
bersamaan dengan mensekresikan mucus
simpatik hasilnya untuk proteksi terhadap
menurunkan mukosa pylorus dari
sekresi HCL. Terletak di
antrum/bagian distal
B. SECRETION OF SALIVA : lambung.

Ada 2 tipe protein yang di


sekresikan dalam saliva :
1. serous secretion : mengandung
ptialin/ α-amylase untuk
pencernaan pati / starch
2. mucus secretion :
mengandung mucin untuk
lubrikasi dan untuk proteksi
permukaan dari
mulut/oropharynx.
Sekresi Oxyntic Gland o Sekresi Faktor Intrinsik :
o Proses Sekresi HCL : penting untuk absorpsi vit B12
di ileum, mencegah terjadinya
pernicious anemia.
o Regulator Sekresi Gastric
Gland:
- Acethylcholine :
meningkatkan sekresi
pepsinogen, HCl, dan
mucous.
- Histamine dan Gastrin :
hanya meningkatkan produksi
HCl saja.
- Somatostatin : menghambat
Steps : produksi HCl.
1. air di dalam parietal cell o Phase Of Gastric Secretion :
terdisosiasi menjadi H+ dan - Cephalic phase (30%) :
OH- terjadi saat makanan
2. H+ dipompa ke lumen dari belum masuk ke
gastric gland melalui H+ - K+ lambung. Hasil dari
pump ATP-ase penglihatan, penciuman,
3. OH- terakumulasi dan berpikir, rasa makanan
bersama CO2 membentuk dan nafsu makan.
HCO3- dengan bantuan enzim - Gastric Phase (70%) :
carbonic anhydrase. terjadi saat makanan
4. HCO3- ditransport ke masuk ke lambung.
interstitial fluid, dengan - Intestinal Phase (10%) :
HCO3- - Cl- exchange. terjadi saat chyme di
5. CL- masuk ke parietal cell, upper portion dari
lalu ke lumen gastric gland duodenum.
6. HCl terbentuk. F. DIGESTION OF VARIOUS
FOODS BY HIDROLISIS :
o Sekresi dan Aktivasi
Pepsinogen: 1. CARBOHYDRATE :
Ketika pertama kali terbentuk, -di Saliva : Pertama kali di cerna
pepsinogen tidak memiliki oleh enzyme ptialin, mencerna 5%
digestive activity. Lalu ketika starch, dan terus hingga mencapai
kontal dengan HCl, pepsinogen fundus atau 1 jam sebelum
menjadi bentuk aktifnya yang tercampur HCl, hasil akhirnya 30-
disebut Pepsin. Dan memecah 40% telah di hidrolisis dan mostly
sekitar 10% protein berubah menjadi maltosa.
-di Intestine  pancreatic enzyme :
15-30 menit setelah sampai di
duodenum, chyme akan bercampur -di Intestine (oleh Peptidases) :
dengan pancreatic secretion, salah memecah tripeptida dan dipeptida
satunya enzyme α-amylase yang menjadi asam amino.
mencerna hampir seluruh starch
menjadi maltase / glukosa.
-di Intestine  intestinal Epithelial
Enzyme : ada di enterocytes yang
megandung brush border, terdapat
4 macam enzyme yaitu lactase,
sucrase, maltase, dan α-dextrinase
yang akan mengubah laktat,
sukrosa, maltosa, glukosa, menjadi
3. LIPID / FATS : utamanya terjadi di
monosakarida.
small intestine.
- Oleh Lingual Lipase : mencerna
sekitar 10% lemak.
- Emulsifikasi di Lambung (terjadi
hanya sedikit) : emulsifikasi
adalah memecah lemak menjadi
larut dalam air dan bentuk yang
lebih kecil
- Emulsifikasi di duodenum oleh
bile salts dan lecithin
2. PROTEIN : digestionnya mostly tjd - Lemak yg telah di emulsi akan
di duodenum dan jejunum (upper dipecah oleh pancreatic lipase,
small intestine) menjadi free fatty acids dan 2
-di Lambung : oleh pepsin, hanya monoglycerides.
mencerna 10-20 % protein dan
mengconvert protein menjadi
preteoses, peptones, dan beberapa
polypeptida.
-di intestine (by Pancreatic
Secretion): hasilnya mostly
dipeptides dan tripeptides. G. ABSORPTION OF VARIOUS
 Tripsin dan chymotripsin : MACROMOLECULES :
mengubah protein menjadi
polipeptida kecil -CARBS : secondary active transport

Carboxypolypeptidase  Melalui 2 tahap :


memecah individual amino acids 1. terjadi transport aktif sodium ke
dari carboxyl ends of the interstitial fluid sampai natrium
polypeptide terdeplesi.
Elastase : mencerna elastin fiber
2. berkurangnya sodium di enterocytes o Microaerophilic (butuh
memicu sodium dari intestinal lumen oksigen sedikit)
masuk dan membawa monosakarida o pH pertumbuhan 6-7
juga. o mrp bakteri penyebab
gastritis, peptic ulcer.
-PROTEIN : secondary active transport
o Motile
juga, sama.
o Double membrane
- o Circular chromosome

 Virulence Factors :
o Urease : untuk memecah
urea menjadi ammonia
sehingga bisa menetralisir
asam lambung
o Lipopolysaccharides : untuk
adhesi ke mucosal epithelial
cell
o VacA : untuk apoptosis sel
epithel
o CagA : menurunkan
integritas sel dengan cara
FATS : monoglycerides dan fatty acids menghancurkan tight
diubah menjadi micelles (hasil emulsi junction pada epithel mucosa
oleh bile), lalu masuk ke mivrovilli, dan lambung.
penetrasi ke interior enterocytes, lalu di o Oxidase +, catalase +
uptake oleh retikulum endoplasma, dan
dibentuk tryglicerida baru, dan dibentuk  Morfologi :
chylomicrons, lalu ke thoracic lymph o lebar 0,3 – 1,0 μm dan
duct. panjang 1,5-10 μm
o bipolar / multiple monopolar
flagel
Microbial Aspects  Epidemiologi :
o Semakin tua, resiko terkena
of Helicobacter infeksi semakin tinggi
o 50% orang di dunia

Pylori terinfeksi H.pylori


 Transmisi :
o Food borne
o Waterborne
 Karakteristik : o Pola infeksi bisa Fecal- Oral,
‘ o Gram – atau Oral – Oral
o Berbentuk Batang, spiral transmission pada sanitasi
yang buruk
 Acid secretion : normal
atau menurun
 Diagnostic Laboratory Test :  Pain characteristic :
o Specimen : gastric biopsy muncul segera setelah
(pemeriksaan histologis), makan.
darah (periksa antibodi thd
H. Pylori yaitu IgG dan  Etiology :
IgA), atau stool - Helicobacter Pylori
o Smears : dengan giemsa - Penggunaan NSAID untuk
stain waktu yang lama
o Culture : skirow’s agar - Gastric adenocarcinoma /
o Urea Breath Test lymphoma
 Risk Factor : age, smoking,
Peptic Ulcer previous history of H.pylori
Infection
(yamada)  Epidemiology : DU biasanya
terjadi pada usia yang cenderung
muda seperti 20-40 th,
sementara GU tjd pada usia tua
 Definisi : defek lokal pada > 50 th karena penggunaan
mukosa GI tract atau sampai NSAID
muscularis mucosa yang  Pathogenesis :
diameternya >5 mm Imbalance antara gastroduodenal
 Tipe berdasar lokasi : mucosal defense mechanism
- Duodenal Ulcer : dengan faktor perusaknya yaitu
 Lokasi : proximal Gastric acid dan pepsin.
duodenum, (≤3 cm dari  Clinical Feature :
pylorus), - HT : epigastric pain, nausea,
 Low malignancy risk dyspepsia, abdominal pain,
 Low acid and HCO3- tarry stool
secretion, - PE : epigastric discomfort,
 Pain characteristic : severely tender, boardlike
muncul saat lapar, abdomen (menandakan
membaik saat makan peeritonitis), tachycardia
atau saat minum antacid, (menandakan dehidrasi oleh
muncul setelah 90 mnt – vomitting atau active bleeding)
3 jam setelah makan (saat - Supporting exam : Barium
makanan masuk ke usus) Study of Proximal GI tract (1st
- Gastric Ulcer : test untuk mendokumentasikan
 Lokasi : bervariasi (bisa ulcer), endoscopy
dari cardia – pylori,  Test For H Pylori :
seringnya di antrum
 Malignancy risk : high
- Endoscopic biopsy : biopsy sehingga terjadi gangguan
urease test, histologic test, dalam mengosongkan
bacterial culture lambung/ intestine.
- Non Endoscopic : urea breath
test, serology (antibodyIgG),
Stool antigen test (mendeteksi
GERD :

antigen H pylori dalam stool)
Treatment Peptic Ulcer et causa Gastroesophageal
H Pylori
- Triple Therapy (14 Hari)
:
reflux Disease
 metronidazole +  DEFINISI : gangguan pencernaan
bismuth yang mempengaruhi lower
salicylate + esophageal sphincter, dimana terjadi
amoxicillin/tetrac reflux gastic content, asam lambung,
ycline dan pepsin dari lambung ke
 PPI + amox + esophagus,dan bisa menyebabkan
clarythromycin esophagitis
- Quadriple Therapy (10
hari) : PPI +  Epidemiology : pada negara barat
metronidazole (amerika dan eropa) prevalensi nya
+tetracycline+ bismuth 15-20% sementara negara asia 3-5%
 Treatment Peptic Ulcer et causa
NSAID : STOP NSAID + H2RA
/ PPI selama 4-8 minggu. jika  Etiology : lemahnya otot sphincter
pasien punya penyakit yang LES,atau terlalu sering relaksasi
mengharuskan minum NSAID, sphincter, kebiasaan buruk terhadap
maka treatment nya lanjut posisi tubuh setelah makan.
NSAID + PPI selama 4-8
minggu.  Risk Factor : obesitas, kehamilan,
 Diet : high fiber, high Vit A, perokok, alkohol, konsumsi obat
hindari kopi dan alkohol anticholinergic.
 Complication :
- Hemorrhage : ditandai dengan  Clinical Manifestation :
hematemesis, melena, o Heartburn yang dapat
dizziness, syncope menjalar ke leher,
- Perforation and Penetration : memburuk setelah makan
udara dan intraluminal content o Chronic cough
ke peritoneal cavity  o Epigastric pain
peritonitis o Regurgitation : muntah
- Gastric Outlet Obstruction : o Dysphagia
karena fibrosis dan scarring, o Chest Pain
sehingga tjd edema atau atonus  Diagnosis :
o SS heartburn dan regurgitasi
o Uji coba terapi PPI (dosis
ganda 1-2 minggu0
o Endoskopi (dilakukan pada
pasien >40 th dan memiliki
tanda bahaya spt penurunan MANAGEMENT
berat badan dll)
o Histopatologi
 DD :
OF THE CASE
o Eosinophilic Esophagitis :
ada riwayat alergi , bisa
dibedakan dari GERD LANGKAH PENGOBATAN :
dengan Endoskopi 1. Netralkan Asam
o Infectious esophagitis : 2. Berantas H.Pylori
biasanya lebih sering tjd di 3. Kurangi Sekresi Asam
proximal esophagus 4. Proteksi Gastric Mucosa dari
o Ischemic Heart Disease kerusakan

 Complication
o Chronic esophagitis A. PHARMACOLOGICAL
o Barret’s metaplasia  sek THERAPY :
mengalami metaplasia 1. Antibiotics : untuk membasmi
menjadi specialized bakteri, pada kasus diguakan triple
columnar therapy, selama 2 minggu
o Esophageal adenocarcinoma
a. amoxicillin :
 Management
Indikasi : treatment ENT, GI tract,
o Pharmaco : PPI (paling
Kulit, Lower resp tract
efektif), H2RA, Antacids
o Non Pharmaco : PD : broad spectrum, mampu melawan
 Naikkan bantal di wide range dari gram + dan limited
kepala untuk range dari gram –
mencegah reflux
MoA : berikatan dengan Penicillin
 Turunkan berat
binding Protein di dalam dinding sel
badan
bakteri, dan mengiinaktivasi enzim
 Hindari tidur segera
yang membantu dalam produksi
setelah makan
diinding sel.
(idealnya tidur
setelah 3 jam makan) Eliminasi : urine
b. Clarythromycin
class : macrolide, derived from
erythromycin,
MoA : menghambat sintesis dari
dinding sel bakteri
Indikasi : infeksi H pylori, acute otitis
media, duodenal ulcer.
BHP, PHOP, CRP
2. Agen Penetralisir : Antacid yang
isinya Magnesium Hydroxide, BHP :
alumunium hydroxide, calcium
carbonat. -Menerapkan 4 prinsip yaitu autonomy,
justice, beneficence, dan non
MoA : bergabung dengan HCl maleficence
membentuk buffer, sehingga PH netral
-Informed Consent
3. Inhibitory agent of HCl secretion :
- second opinion : diatur dalam
-H2RA : cimetidine, ranitidine KODEKI pasal 7 (untuk menghormati
hak pasien, dan second opinion adalah
-PPI : omeprazole, lansooprazole
hak pasien), dan KODEKI Pasal 15
(tidak mengambil pasien dari teman
sejawat, artinya pasien datang ke kita
B. NUTRITION AND LIFESTYLE :
karena kemauan pasien, dan bukan
Peptic Ulcer Disease : high fiber diet, karena ada plotting pasien)
high vit A, banyak makan buah dan
sayur.
PHOP :
Gerd : diet rendah lemak, tidak makan
kurang dari 3 jam sebelum tidur, -Pencegahan Primer : dengan cara
turunkan BB sosialisasi kepada masyarakat
bagaimana pola hidup sehat dan
kebiasaan apa saja yang dapat memicu
C. SURGERY : dilakukan jika Peptic ulcer dan gerd.
Pharmacological, nutritional dan
-Pencegahan Sekunder : memanage
lifestyle management tidak berhasil,
disease dengan treatment optimal
dan jika ada perforasi, ulcer relaps, dan
sehingga mengurang resiko tjd nya
outlet obstruction.
inflamasi

CRP :
-Penyebab Peptic Ulcer Paling sering
adalah infeksi H.pylori dan penggunaan
obat NSAID
-Insidensi Peptic Ulcer : wanita 9,5%,
dan pria 10,5%
 Contoh Obat : Pirenzepine,
dicyclomine.
 MoA : memblock reseptor
muscarinic M1 / acethylcholine

Drugs Used to secara selektif


 Ach mrp faktor yang
menstimulasi sekresi HCl, jika
treat peptic ulcer Ach Reseptor di block, maka
HCl tidak terbentuk .
Jenis obat berdasarkan MoA : B. Antacids : mrp basa lemah yang
A. Inhibitor gastric acid secretion bereaksi dengan HCl  akan
menghasilkan air, garam,dan menaikkan
B. Neutralizing Agent / antacids PH gastric content.
C. Mucosal Protective Agents Ada dua macam antacids :
1. Systemic antacids : NaHCO3
- Bekerja lebih cepat
A. Inhibitor Gastric Acid Secretion :
karena absorpsi lebih
1. H2RA (histamine 2 receptor cepat,
antagonist) : - Namun dapat
 Contoh obat : cimetidine, menimbulkan systemic
ranitidine, famotidine, nizatidine alkalosis / transient
 MoA : menghambat ikatan antara metabolic alkalosis
histamin dengan reseptornya, - Efek samping (karena
sehingga menginisiasi aktivasi pengeluaran CO2) :
dari CAMP dan mengurang belching, flatulence,
sekresi HCl. abdominal distension.
 RODA : oral, menembus plasenta
 Di ekskresikan di Urine 2. Non Systemis Antacids :
a. CaCO3 : side effect 
2. Prostaglandins hypercalcemia
 Contoh obat : misoprostol b. Al(OH)3 : constipation
 Terbukti meningkatkan mucosal c. Mg(OH)2 : insoluble
defense dan menurunkan sekresi sehingga removal nya
HCl menjadi lebih sulit.

3. Proton Pump Inhibitor /PPI :


C. MUCOSAL PROTECTIVE AGENT
 Contoh Obat : omeprazole,
:
lansoprazole
 MoA : menghambat H+/K+ 1. Sucralfate : merupakan
ATP-Ase, sehingga sekresi HCl complex Al(OH)3 dan sulfate
berkurang. sucrose.
4. Antimuscarinic Agents
Moa : ikatan dengan epitel
normal maupun necrotic,
membentuk lapisan sebagai
pelindung mukosa dari pepsin
dan HCl, serta menstimulasi
sekresi mucus

2. Bismuth Subsalicylate :
membentuk lapisan colloid yang
memproteksi jaringan nekrotik
dari HCl dan pepsin.

Anda mungkin juga menyukai