Anda di halaman 1dari 32

SISTEM KARDIOVASKULER

(Keluar di Soal UKAI)

A. HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015).

Klasifikasi Hipertensi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Klasifikasi TD
Normal < 120 <80
Pra-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II ≥ 160 ≥ 100
No Golongan obat Nama Obat Mekanisme Kerja Efek samping
1 Diuretik Mengatur volume darah,
eksresi natrium, klorida dan
air
a. Diuretic Furosemid, Bekerja di lengkung Hipokalemia,
kuat / Loop Torsemid henle sehingga hiperurisemia,
diuretic pengeluaran kalium lebih hiperglikemia,
banyak hipotensi.
Indikasi : udema, efusi
pleura, ascites KI : Lansia, DM
Aman px ginjal
b. Diuretic Spironolakton, Pengeluaran ion kalium Hipotensi,
hemat Amilorid lebih terkontrol, sehingga Ginekomastia,
kalium ESO nya hiperkalemia Hiperkalemia
Indikasi : Gagal jantung
kongensif (CHF), Sirosis KI : ginjal
hati (dg ascites/tidak)
Off label : U/ px jerawat
c. Diuretik Hidroklortiazid Mengurangi penyerapan Hipokalemia,
Tiazid Indapamid natrium di distal tubule Hiperurisemia
diuretik
Lini pertama HT tanpa
Compelling indication
Digunakan kombinasi
bersama
furosemide/tiazid
Aman u px lansia
2 Angiotensin Captopril, Menghambat enzim yang Batuk Kering,
Converting Lisinopril, mengubah AT-I menjadi Hyperkalemia,
Enzym- Ramipril, AT-II Pusing, Angioedema
Inhibitor Enalapril,
(ACE-I) Benazepril Yg perlu pantau :
Enzim ACE Serum elektrolit
RAAS (Kalium)
Fungsi ginjal (BUN,
serum kreatinin)
3 Angiotensin Valsartan, Menghambat langsung Hyperkalemia,
Reseptor Candesartan, reseptor angiotensin II hipotensi
Blocker (ARB) Irbesartan,
Losartan Yg perlu panatau :
Serum elektrolit
(Kalium)
Fungsi ginjal (BUN,
serum kreatinin)
4 Calsium Amlodipin, Menghambat influx kalsium Anoreksia, mual,
channel Nikardipin, pada sel otot polos muntah, sakit kepala
blocker Nifedipin, pembuluh darah dan edema perifer
Diltiazem, miokardium
Verapamil Parameter yg
dipantau :
Gejala gagal jantung
5 Beta blocker Bisoprolol, Mempengaruhi sel beta Bradikardia,
a. Selektif Atenolol, pada otot jantung hipoglikemia,
(hanya β1) Metoprolol, disfungsi seksual
Acebutolol
Parameter yg
Singkatan : dipantau :
BAMA
1. Gejala gagal jantung
2. Gula darah
b. Non Propanolol, Mempengaruhi sel beta Jantung berdebar,
selektif (β1 Carvediol, pada otot jantung dan paru bronkokonstriksi
& β2) Timolol,
Labetolol
(bumil aman)
Nadolol.
Success UKAI Bersama

Singk : PCTLN
6 Vasodilator Hydralazine and Bekerja langsung relaksasi Neuropati perifer,
minoksidil otot polos arteriol gagal jantung
kongestif
7 Agonis α2 Clonidine, Menstimulasi reseptor α2 Retensi cairan, sedasi
sentral guanabenz, adrenergik di otak dan mulut kering
guanfacine, and sehingga terjadi
metildopa penurunan denyut Parameter yg
Reserpin jantung dan curah jantung dipantau :
Metildopan aman untuk Enzim liver
BUMIL (metildopa)
Metildopa mempunyai
efek samping berupa
peningkatan SGOT
SGPT dan anemia
hemolitik (Rosendroff, et
al., 2007).
8 α1 reseptor Prazosin, Menghambat reseptor α1 di Pusing, hipotensi
blocker terazosin, and arteri dan vena sehingga oetostatik
doxazosin pembuluh darah melebar

BPH Pertanyaan mekanisme


BPH : Merelaksasi jaringan
otot polos prostat.
Sumber : Dipiro, JT., 2009, Pharmacotherapy Handbook Ed 9, Mc.
Graw HillNafrialdi, 2007, Farmakologi dan Terapi, Jakarta : FK UI
Sukandar dkk,, 2013, ISO Farmakoterapi, Jakarta: PT ISFI Penerbitan

(Obat hipertensi hampir selalu keluar di Soal UKAI jadi harus di hafalkan)

“Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak


hal yang akan Anda ketahui”

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

KASUS SOAL UKAI (Sering Keluar di Soal UKAI)

1. Diuretik Thiazid : HCT, Klortalidon

a. Mekanisme : menghambat reabsorbsi elektrolit natrium air dan klorida pada tubulus distal,

sehingga bias menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler, akibatnya terjadi

penurunan curah jantung dan tekanan darah

b. Lini pertama pada pasien pada pasien HT tanpa komplikasi dan firs line untuk pasien

lansia jadi kalo ada pasien lansia nanti pilih diuretik thiazid, jangan pilih furosemid,

spironolakton karena KI pada pasien lansia.

Digunkaan untuk pasien udema karena minum efek samping obat amplodipin

c. Jika ada soal pasien minum amplodipin kemudian terjadi udema, diuretik yang cocok

adalah HCT.

d. ESO sering keluar di UKAI pilih saja hiperurisemia(karena dapat eksresi asam urat dari

ginjal), hiponatremia, hypokalemia, hipomagnesia, hiperkalsemia.

e. Diuretik thiazid merupakan obat yang relatif aman pasien DM. Diuretik thiazid

bermanfaat pada diabetes, bisa sendiri atau sebagai bagian dari regimen terapi yang

dikombinasikan. Pada pasien diabetes diuretik thiazid dapat menurunkan resiko penyakit

kardiovaskular (Torre et al., 2006). Perhatian potensial adalah kecenderungan dari diuretik

thiazid menyebabkan hiperglikemia buruk, tetapi efek yang ditunjukkan kecil dan tidak

memproduksi kejadian kardiovaskular dibandingkan golongan obat yang lain (Chobanian

et al., 2004).

f. Seorang pasien dikasih ARB maupun ACEI tapi tidak mempan, bisa dikombinasi dengan

golongan tiazid. Contoh merk dagang Valsartan 80 mg + HCT 12,5 mg (Co-Diovan

80/12,5)

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

2. Diuretik Kuat (Loop diuretik) Furosemid, torasemid

a. Mekanisme : menghambat reabsorbsi elektrolit natrium, air dan klorida pada ditubuh pada

asending lengkung henle, loop dieretik mulai kerja lebih cepat dan diuretiknya lebih kuat

dibandingkan golongan thiazide. Obat ini cepat sekali menguras cairan tubuh dan

elektrolit, sehingga tidak dianjurkan sebagai obat hipertensi kecuali pada pasien HT yg

menderita retensi cairan yang berat

b. Lini pertama untuk pasien dengan retensi cairan berat (udema, efusi pleura, ascites),

sirosis hepatitis.

c. Diuretik yang aman untuk pasien ginjal : Furosemid

d. ESO sering keluar hipokalemia, hiponatremia, hipokalsemia, hiperurisemia,

hiperglikemia, ototoksisitas (gangguan pendengaran dan keseimbangan), meningkatkan

LDL kolesterol dan menurunkan HDL.

e. Parameter data lab apa yg dipantau adalah kreatinin serum, BUN, Srcr, GFR.

f. KI pada pasien lansia dan DM ditakutkan terjadi hipokalemia

g. Furosemid cocok dikombinasi sama spironolakton untuk mengurangi terjadinya ESO

hyperkalemia

h. Interaksi Obat :

Pemberian bersama ACE I dapat menyebabkan penurun TD secara tajam

Hipokalemia dapat meneyebabkan toksisitas dari digoksin (digitalis lanata)

Pemberian bersamaan aminoglikosida, cisplatin dapat meningkatkan ototoksisitas.

Pemberian bersama aminoglikosida, sefaloridin dapat meneyebabkan nefrotoksisistas.

3. Diuretik Hemat Kalium (Antagonis aldosteron) : Spironolakton, amilorid

a. Mekanisme : menghambat reabsorbsi semua elektrolit kecuali kalium, jadi mekanisme

hampir sama seperti diuretik kuat furosemid dan tiazid pembedanya diuretik hemat kalium

tidak menghambat kalium.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

b. Spironolakton merupakan antagonis aldosterone, spironolakton adalah diuretic lemah dan

penggunaanya biasanya dikombinasi sama diuretic HCT/Furosemid untuk mencegah

hypokalemia.

c. Indikasi : Edema, ascites pada sirosis hati, gagal jantung kongenstif. dikombinasi sama

diuretic HCT/Furosemid.untuk mencegah hypokalemia. Diuretik untuk pasien infark

miocard.

d. ESO : Hiperkalemia, gynecomastia (Pembesaran payudara pada pria).

e. Interaksi Obat : Jika digunakan bersama ARB, ACEI, NSAID, betabloker dan suplemen

kalium dapat menyebabkan hiperkalemia.

4. Beta Bloker : BB dibagi menjadi 2-> Selektif dan non selektif

a. Selektif (BAMA) : Bisoprolol, Atenolol, Metoprolol, Acebutolol (Aman untuk pasien

asma)

b. Non seletif (PCTLN) : Propanolol, carvediol, timolol, labetolol, nadolol (KI px asma)

c. Mekanisme penurunan TD betabloker :

Penurunan denyut jantung dan kontraksilitas miokard sehingga dapat meurunkan curah

jantung.

Hambatan sekresi renin di sel jukstaglomerular ginjal dengan akibat penurunan

produksi angiotensin II.

Efek sentral yang mempengaruhi aktifitas saraf simpatis, parubahan pada

sensitifitasbaroreseptor, perubahan aktifitas neuron adrenergic perifer dan peningkatan

biosintesis prostasiklin (vasodilator pembuluh darah).

5. Aginis alfa 2 : Menstimulasi reseptor alfa 2 yang berdaya vasodilatasi.

a. Klonidin (Sering digunakan untuk HT yang resisten)

b. Metildopa (lini pertama bumil tp lebih disukai dgn Labetolol) : Jika digunakan bukan
untuk bumil: hrus dikombinasi dg diuretik untk mencegah ketumpulan thdap efek
hipertensi.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

6. ACE I : Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril, Quianapril, Lisinopril

a. Mekanisme : Secara langsung menghambat pembentukan Angiotensin II (menghambat

AI menjadi AII) dan pada saat yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin.

b. Indikasi umum ACE I :

Penderita HT dengan DM (karena ACE I ini dapat menurunkan rsistensi insulin).

Penderita HT dengan proteinuria, gagal jantung, paska infark miokard dengan

gangguan fungsi diastolik, pasien ginjal.

c. ESO :

Batuk Kering akibat dari penghambatan mediator inflamsi bradikinin. Hal ini

menyebabkan pemilihan obat golongan angiotensin II receptorblocker sebagai

terapi alternative (Dipiro).

Memicu batuk kering sehingga memperburuk ASMA.

Eso lain : Hiperkalemia, hipoglikemia.

d. KI : Pada bumil karena bersifat teratogenik (X), Ibu menyusui (dieksresikan kedalam ASI

dan berakibat buruk pada ginjal bayi), pasien hiperkalemia.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

e. IO :

Pemberian bersamaan diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hyperkalemia

Pemberiaan bersama OAINS akan mengurangi efek anti hipertensi ACE I dan

menambah resiko hiperkalemia.

Pemberian bersamaan antasida mengurangi absorbsi ACE I.

f. Captopril sebaiknya dikonsumsi saat lambung kosong, idealnya 1 jam sebelum atau 2 jam

sesudah makan, karena bersama makanan dapat mengahambat absorbsinya.

g. Parameter yang perlu di pantau : Serum elektrolit (Kalium) dan Fungsi ginjal (BUN,

serum kreatinin)

h. Penghambat ACE pemberian awal penghambat ACE perlu dilakukan dengan hati-hati.

Dosis pertama dapat menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang sedang

menggunakan diuretika dosis tinggi, diet rendah garam, dialisis, dehidrasi atau pasien

dengan gagal ginjal.

7. ARB : Losartan, candesartan (memiliki waktu paruh pendek shg perlu 2x/hari agar efektif)

a. Mekanisme kerja : memblokade reseptor AT1 sehingga menyebabkan vasolidasi,

peningkatan eksresi Na dan cairan (mengurangi volume plasma)menurunkan hipertrofi

vascular. ARB memiliki efek samping dengan ACE I. Perbedaanya adalah ARB tidak

mempengaruhi metabolism bradikinin sehingga ARB tidak memiliki efek samping batuk

kering seperti yang terjadi dengan ACEI.

b. Indikasi : sama seperti ACE I, ARB merupakan alternative yang berguna untuk pasien

yang harus menghentikan ACEI akibat batuk kering. ARB digunakan sebagai alternatif

dari ACEI dalam tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat diabetes. Cocok untuk px

HT + DM, ginjal, jantung, struk.

c. KI : kehamilan (X), ibu menyusui tidak boleh diberikan ARB.

d. IO : Pemberian bersamaan diuretik hemat kalium, OAINS dan suplementasi kalium dapat

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

menimbulkan hyperkalemia

e. ESO : Hiperkalemia, hipotensi, penurunan HB.

f. Parameter yang perlu di pantau : Serum elektrolit (Kalium) dan Fungsi ginjal (BUN,

serum kreatinin)

8. CCB ( Mengahambat pada kanal kalsium, kalsium di sel untuk kontraksi sel)

a. CCB ada 2 : Dihidropiridin dan non dihidropiridin.

Dihidropiridin : Memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium pembuluh darah

sehingga memiliki efek vasodilatasi yang kuat. Sangat bermanfaat untuk pasien

hipertensi usia lanjut, angina pectoris, atheroklesrosis, penyakit vaskuler perifer.

Contoh : Amplodipin, nifedipin, nicardipin (hipertensi dalam keadaan darurat, krisis

HT akut selama operasi.

ESO jangka panjang : gingiva hyperplasia. Hiperplasia gingiva merupakan akibat

pemberian beberapa obat-obatan antikonvulsan, imunosupresan, dan calcium

channel blockers yang diketahui dengan baik dapat menimbulkan masalah saat

berbicara, mastikasi, erupsi gigi, dan estetik.

Non dihidropiridin : Memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium di jantung

sehingga memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium di jantung sehingga memiliki

efek kronotropik dan inotropic negative yang mirip beta bloker.

Contoh : Verapamil, diltiazem (Jantung).

b. Kalsium merupakan zat yang tersebar di seluruh tubuh dan merupakan intraseluler

messangger untuk menjembatani rangsangan menajdi respon. Sebuah sel dapat kontraksi

apabila terjadi peningkatan kalsium intrasel. Jika tidak ada kalsium maka sel kontraktif

seperti miokard dan sel otot polos pembukluh darah tidak dapat berkontraksi.

Pada ateroklerosis seperti HT, PJK, DM, homeostasis kalsium intrasel terganggu

sehingga pembuluh darah menjadi sangat sensitive terhadap substansi vasoaktif dan

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

cenderung berkontraksi. Hal iiini bias menyebabkan resistensi perifer dan dan TD

meningkat.

c. Pemberian CCB akan menghambat kalsium masuk ke dalam sel sehingga salah satu

efeknya vasodilatasi, memperlambat laju jantung dan menurunkan kontraksi miokard

sehingga menurunkan TD.

d. Indikasi : HT, profilaksis angina.

e.
Catatan Penting
Nifedipin terdiri atas 2 jenis yaitu :
1. Nifedipin : Memiliki formula yang sangat cepat & durasi kerja yang pendek (hanya 6-8 jam)
sehingga meprovokasi suatu reflek takikardi dan TD menjadi fluktuatif. Karenma itu nifedipin
jarang digunakan.
2. Nifedipin formula lepas lambat : memiliki durasi 24 jam sehingga lebih stabil dalam menurunkan
TD dan tidak memiliki reflek takikardi yag nyata.

f. Perhatikan

CCB non dihidropiridin memiliki efek inotropic negative sehingga dapat berbahaya bila

diberikan pada psien dengan gagal jantung kongestif, karena memiliki efek bradiaritmia

shg tdk boleh diberikan pada pasien bradikardi.

Tidak boleh mengkombinasikan (diltiazem dan verapamil) dgn β bloker dpt

mengakibatkan resiko Heart Block. Sebaiknya gunakan dihidropiridin sebagai

kombinasi

g. Amplodipin + Simvastatin : Rhabdomiolisis/miolisis

h. Jika ada soal pasien diberikan HCT tetapi tidak mengatasi maka dikombinasinya

kombinasi dengan CCB (Partnernya HCT=CCB)

i. ESO : edema perifer (UDEMA)

9. Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam

urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Preeklampsia adalah suatu sindrom akibat ketidakmampuan trofoblast menginvasi desidua

sehingga menyebabkan gangguan perkembangan plasenta, perfusi plasenta dan menurunnya

pengiriman zat gizi ke janin, menyebabkan gangguan multiorgan yang penyebabnya belum

diketahui ditandai dengan peningkatan resistensi pembuluh darah, peningkatan agregasi

trombosit, pengaktifan sis-tem koagulasi dan disfungsi endotel.

Ada beberapa teori mengenai ter-jadinya preeklamsia, diantaranya adalah iskemia plasenta,

maladaptasi imun, gangguan invasi trofoblas, dan gangguan angio- genesis.

Iskemia plasenta menyebabkan keluarnya stres oksidatif dan reaksi imunologis akibat dari

maladaptasi imun ibu ter-hadap reaksi penolakan pada allograf janin. Selain itu proses

inflamasi juga bisa menyebabkan preeklampsia. Monosit dan neutrophil yang terikat pada sel

sinsitiotrofoblast mengakibatkan peningkatan produksi TNF-α, IL-12, dan radikal bebas.

Secara khusus TNF-α mengakibatkan dis-fungsi sel endotel dan menyebabkan ke-bocoran

mikrovaskuler. Peningkatan jumlah TNF-α, IL-6 dan IL-12 mengakibatkan peningkatan

reaksi T helper-1 sehingga menyebabkan abortus, IUGR dan pre-eklampsia.

a. Kasus di UKAI biasanya dintanyakan, untuk diagnosa preeklamsia perlu di cek jumlah

protein dalam urin

b. Normalnya pada setiap manusia yang sehat, kurang lebih sekitar 150

mg protein dikeluarkan ke dalam urin setiap harinya. Jika terdapat lebih dari 150 mg per

hari maka disebut sebagai proteinuria.

c. Terapinya : Metildopa, nifedipin, labetolol (Aman untuk bumil)

d. Pada preeklamsia berat terjadi kejang maka ditambahkan dengan Mgso4

e. Ekspresi GRE sebagai indikator gen penyandi anti inflamasi pada endotel pembuluh darah

tepi hewan coba mencit (Mus musculus) model preeklamsia.

Pemberian kortikosteroid (metilprednisolon) untuk pasien preeklamsia, akan memperbaiki

proses inflamasi yang terjadi pada mencit model preeklamsia. Dengan perbaikan kondisi

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

tersebut, akan menjadikan perbedaan bermakna ekspresi GRE pada kelompok mencit

preeklamsia. Hasil penelitian ini, selain membuktikan adanya proses infla-masi pada

endotel pembuluh darah proses preeklamsia, juga membuktikan adanya pengaruh

kortikosteroid metilprednisolon, terhadap menurunnya proses inflamasi tersebut.

10. Interaksi Obat (Sering Keluar di Soal UKAI)

FUROSEMID, HCT + Digoksin : hipokalemia---Toksisitas obat DIGOXIN (IT sempit)

NSAID, Spinorolakton + ACEI, ARB : Hiperkalemia

Thiazid + Karbamazepin, chlorpropamid : Hiponatremia

B Bloker selektif + verapamil, diltiazem : Bradikardi

B bloker + ADO, insulin : Gejala hipoglikemia tidak diketahui (Medscape)

“Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak


hal yang akan Anda ketahui”

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Target Terapi
JNC 7 JNC 8
Terapi Hipertensi Ibu Hamil
Umum : <140/90 ≥60 th : <150/90 1. Hidralzain
DM : <140/80 <60th : <140/90 2. Labetolol
CKD : <130/80 DM : <140/90 3. Metildopa
4. Nifedipin
CKD : <140/90

Klasifikasi Hipertensi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Klasifikasi TD
Normal < 120 <80
Pra-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II ≥ 160 ≥ 100

Non Komplikasi Komplikasi


Stage I CKD :
Monoterapi : 1st : ACI, ARB
ACEI/ARB, CCB, Tiazid Tambahan :
Diuretika CKD : Furosemid.
Kombinasi : Hindari spironolakton (karena menyebabkan
ACEI/ARB + CCB/Tiazid hiperkalemia)

Stage II DM : Beta Bloker KI


ACEI/ARB + CCB/Tiazid 1st : ACEI/ARB pada pasien DM
2nd : CCB menyebabkan
3rd : Tiazid-diuretik hipoglikemik

CHF :
ACEI, ARB + BB + diuretik (spironolakton)
Post Miokard Infarct :
ACEI/ARB + BB + Antagonis Aldosteron

CAD :
ACEI, BB, Diuretik, CCB

Cegah kambuh stroke :


ACEI, Diuretik

Hamil :
Labetolol, Nifedipin, Metildopa, Kejang
(MgSO4), kortikosteroid (anti inflamasi)
*ACEI jika pasien diberikan mengalami batuk dan sangat mengganggu pasien berikan
ARB

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Inotropik (+) : Meningkatkan kontraktilitas (digoksin, dopamin, dobutamin)


Inotropik (-) : Munurunkan kontraktilitas (CCB)
Antimuskarinik/antikolinergik :
Atropin, Skopolamin,
Ipratropium (hambat reseptor muskarinik)
Captopril sebagai Renalprotektif dg cara relaksasi pembuluh darah ginjal
Terapi untuk Udem : Furosemid jika udem bukan karna ESO obat tensi.
HCT : jika udem karna ESO/ sbg terapi + an
Sistolik Tinggi ≥160 dan Diastolik 80 : Antagonis kalsium (CCB) dihidropiridin.
Diastolik Tinggi ≥ 100 mmHg/>140 mmHg Sistolik 120 : memerlukan β Bloker (misalnya
atenolol atau labetalol)
Golongan Nitrat (Isosorbid dinitrat, isosorbid mononitrat, nitrogliserin) digunakan untuk
mengurangi nyeri jantung. Pengunaan oral jika kasus tidak akut dan pengunan sublingual
untuk kasus akut boleh diulang jika tidak berefek selama 10 menit.
HT emergensi : Natrium nitropusid
Klonidin sering digunakan untuk HT yg sudah resisten dg obat HT yang lain.

Hiperkalemia

Hiperkalemia adalah suatu kondisi ketika jumlah kalium dalam darah lebih tinggi dari nilai
normal. Kalium berfungsi untuk memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Pada
hiperkalemia, aktivitas listrik di dalam jantung akan terganggu, yang ditandai dengan
melambatnya detak jantung dan dapat berujung pada kematian. Berikut ini jenis-jenis
hiperkalemia:
 Hiperkalemia ringan, yaitu jumlah kalium dalam darah 5,1-6,0 mmol/L.
 Hiperkalemia sedang, yaitu jumlah kalium dalam darah 6,1-7,0 mmol/L.
 Hiperkalemia berat, yaitu jumlah kalium dalam darah di atas 7,0 mmol/L.

Penyebab Hiperkalemia

Penyebab hiperkalemia yang paling umum adalah akibat penyakit gagal ginjal. Pada keadaan
normal, ginjal bekerja mengeluarkan kalium melalui urine. Pada kondisi gagal ginjal, fungsi
ginjal tersebut terganggu, sehingga kalium akan menumpuk dalam darah.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

(Keluar di Soal UKAI Sep 2021)

Hipertensi Portal diberikan apa? Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan dalam
sistem vena porta yang disebabkan oleh adanya tahanan (resistensi) aliran darah di sistem
porta.

Obat ideal untuk menurunkan tekanan portal adalah yang dapat menurunkan resistensi
pembuluh darah tanpa menurunkan aliran darah splanknik dan vasodilatasi sistemik.
Pengobatan jangka panjang hipertensi portal :
1. non-selective β blocker (PCT LN).
2. Jika gagal, ditambahkan long acting nitrate. Furosemid dan spironolakton ditambah
diet rendah garam juga dapat menurunkan tekanan portal.
3. Vasopresin dan analognya, terlipressin, serta somatostatin dan analognya, octreotide
dan vapreotide, digunakan untuk mengatasi perdarahan varises akut. Obat-obatan ini
bekerja menurunkan aliran darah splanknik melalui vasokonstriksi, yang menyebabkan
penurunan tekanan portal. Vasopresin dapat menurunkan HVPG sebesar 23%, namun
memiliki efek samping infark miokard, hipertensi, dan iskemi vaskular perifer
4. Somatostatin bekerja menghambat peptide vasodilatasi dari traktus gastrointestinal;
dapat menurunkan tekanan portal pasien hipertensi portal, namun kurang dibandingkan
dengan vasopressin.4 Karena waktu paruhnya yang pendek, yaitu dua menit,
somatostatin digunakan dalam bentuk bolus untuk mengatasi perdarahan varises akut.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Kasus Hipertensi UKAI Feb 2022


Soal Pembahasan
Ibu hamil hipertensi, obat yang kontra Obat yang kontra indikasi pada ibu hamil apa
indikasi pada ibu hamil apa? ACEI dan ARB (Medscape)
a. Lisinopril
b. Nifedipin
c. HCT
d. Metildopa
e. Labetolol
Seorang ibu hamil mengalami hipertensi Obat yang kontra indikasi pada ibu hamil apa
dengan tekanan darah 170/90 mmhg. Apa ACEI dan ARB (Medscape)
Terapi hipertensi yang
dikontraindikasikan untuk pasien?
a. Kaptopril
b. Nifedipine
c. Losartan
d. Metildopa
e. Hidralazin
Profilaksis pada pasien migrain dengan Beta bloker seperti propanolol, metoprolol,
riwayat hipertensi adalah…. nadolol, dan timolol merupakan obat yang
A. Proponolol efektif. Propanolol merupakan obat yang paling
B. Labetolol sering digunakan sebagai terapi dengan dosis
C. Betahistine awal 40 mg 2 hingga 3 kali sehari secara oral.
D. Ergotamine Sediaan beta bloker kerja panjang juga dapat
E. Captopril diberikan sebagai dosis tunggal (PIONAS)
Obat yang direkomendasikan untuk Nanti akan dibahas di bab BPH ya.
mengatasi BPH pada pasien yang
memiliki hipertensi adalah…..
a. Amlodipin
b. Klonidin
c. Tamsulosin
d. Terazosin
e. Furosemid
Seorang wanita hamil 10 Minggu Metildopa, nifedipin, labetolol (Aman untuk

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

mengalami pusing, sakit kepala dan mual. bumil) (Medscape).


Diperiksa tekanan darahnya sebesar
150/90 mmHg. Sebagai Apoteker, obat
antihipertensi apa yang Anda
rekomendasikan, kecuali?
a. Hidralazin
b. Klonidin
c. Labetolol
d. Metildopa
e. Nifedipin
Obat hipertensi yang dapat menyebabkan Batuk kering yang terjadi karena adanya
batuk? ACEI peningkatan kadar bradikinin akibat ACE-I yang
a. Hidralazin membuat bradikinin menjadi metabolit aktif,
b. Kaptopril sehingga terjadinya penumpukan kadar
c. Labetolol bradikinin. Apabila kadar bradikinin meningkat,
d. Metildopa maka dapat mengiritasi bronkus dan
e. Nifedipin menimbulkan respon batuk kering (Straka et al.,
2017).
Wanita hamil hipertensi dan kejang  Metildopa untuk menurunkan tekanan darah
diberikan obat? MgSO4 dan MgSO4 untuk mengatasi kejang.
a. Hidralazin  Untuk mencegah terjadinya kejang pada pasien
b. Kaptopril preeklampsia ini diperlukan pemberian obat
c. Labetolol anti kejang yaitu Magnesium Sulfat (MgSO4).
d. Metildopa Obat ini diberikan secara injeksi melalui
e. MgSO4 pembuluh vena atau injeksi dalam otot.
Pemberian MgSO4 ini terbukti dapat
mengurangi terjadinya kejang pada pasien
preeklampsia.
Seorang wanita berusia 50 tahun Dalam tatalaksana hipertensi, tiazid dengan
menderita hipertensi. Diketahui wanita dosis rendah misalnya bendroflumetiazid
tersebut juga menderita asam urat. Obat (bendrofluazid) 2,5 mg sehari, menimbulkan
hipertensi manakah yang tidak boleh efek penurunan tekanan darah yang
diberikan kepada wanita tersebut ? maksimal atau hampir maksimal.
a. Diuretik Thiazid Dosis yang lebih tinggi menyebabkan
b. ACE inhibitor
Success UKAI Bersama
Success UKAI Bersama

perubahan yang tajam atas kadar kalium,


c. Angiotensin reseptor blocker
natrium, asam urat, glukosa, dan lipid
d. Calcium Channel Blocker
plasma, tanpa meningkatkan pengendalian
e. Beta blocker
tekanandarah (PIONAS)
Wanita, berusia 48 tahun memiliki
riwayat DM, memiliki keluhan sakit
kepala, pandangan kabur. Tekanan darah
140/100 mmHg, oleh dokter didiagnosa
hipertensi. Obat hipertensi apa yang
sebaiknya diberikan? (Ukai 26)
a. Valsartan
b. Spironolakton
c. Atenolol
d. Lisinopril
e. Amlodipin

Efek antasida dengan obat hipertensi?  Aluminium hidroksida menurunkan kadar


Interaksi fase absorbsi bisoprolol dengan menghambat penyerapan GI.
Hanya berlaku untuk bentuk oral dari kedua
agen. Gunakan Perhatian/Monitor. Pisahkan 2
jam.
 Aluminium hidroksida mengurangi efek
kaptopril dengan mekanisme interaksi yang
tidak ditentukan. Gunakan Perhatian/Monitor.
Aluminium hidroksida dapat menurunkan
absorpsi kaptopril.
 Aluminium hidroksida mengurangi efek
lisinopril dengan mekanisme interaksi yang
tidak ditentukan. Gunakan Perhatian/Monitor.
Efek samping kortikosteroid jangka  Kortikosteroid dapat menyebabkan hipertensi
panjang pilihannya? melalui efek mineralokortikoid yaitu dengan
a. Hipertensi meningkatkan retensi natrium dan air di
b. Osteoporosis ginjal, ekspansi volume plasma, dan akhirnya
c. DM meningkatkan tekanan darah.
d. Cuhing sindrom  Kortikosteroid dapat menginduksi terjadinya

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

osteoporosis melalui berbagai mekanisme, di


antaranya peningkatan resorpsi tulang
(penguraian tulang), penurunan formasi
tulang, dan penurunan vaskularisasi tulang.
 Kortikosteroid jangka panjang dapat
memberikan dampak negatif mulai dari
perdarahan saluran cerna, osteoporosis,
meningkatkan risiko penyakit jantung,
penurunan kepadatan tulang, peningkatan
risiko infeksi.
 Dexamethasone dan juga kortikosteroid
lainnya juga tidak dianjurkan untuk diberikan
pada penderita diabetes karena salah satu
efek samping obat ini adalah meningkatkan
gula darah. Penggunaan kortikosteroid akan
menyebabkan kontrol terhadap gula darah
lebih sulit dicapai pada penderita diabetes.
Pria hipertensi dan stroke iskemik, apa Pada pasien stroke dengan hipertensi
yang diberikan? mendapatkan terapi baik tunggal maupun
a. Kaptopril kombinasi. Dari hasil penelitian ini didapatkan
b. Hidrochlortiazid bahwa obat antihipertensi yang paling banyak
c. Nikardipin digunakan adalah golongan CCB 45% (stroke
d. Propranolol iskemik) dan 65% (stroke perdaahan), kemudian
e. Valsartan diikuti oleh ARB dan ACEI.
Pseudoefedrin menyebabkan hipertensi? Pseudoephedrine memiliki efek meningkatkan
tekanan darah sistolik dan heart rate. Pada studi
ini direkomendasikan apabila memang mau
diberikan pada pasien hipertensi, sebaiknya
dilakukan pemantauan tekanan darah.
Antihipertensi untuk proteinuria? Lihat materi hipertensi diatas
Metildopa
Antihipertensi yg dihindari pada pasien Lihat materi hipertensi diatas
asam urat? HCT

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Target TD pasien hipertensi dan DM tipe


2?

<60 tahun target tekanan darah : <140/90


>60 tahun target tekanan darah : <150/90

Semua usia (HT + diabetes) dan tidak ada CKD :


<140/90
Semua usia (HT + CKD) dengan atau
tanpa diabetes : <140/90
Pasien menggunakan captopril dan  Captopril eso nya hiperkalemia dan
Spironolakton? spironolakton eso nya hiperkalemia jadi
Pantau kadar Kalium darah jangan dugunakan bersamaan ya.
 Kaptopril, spironolakton. Entah
meningkatkan toksisitas yang lain dengan
Mekanisme: sinergisme farmakodinamik.
Gunakan Perhatian/Monitor. Kedua obat
tersebut menurunkan tekanan darah. Risiko
hiperkalemia. Pantau tekanan darah dan
kalium.
Hipertensi dan stroke selain ACE I Pada pasien stroke dengan hipertensi
diberikan apa? mendapatkan terapi baik tunggal maupun
kombinasi. Dari hasil penelitian ini didapatkan
bahwa obat antihipertensi yang paling banyak
digunakan adalah golongan CCB 45% (stroke
iskemik) dan 65% (stroke perdaahan), kemudian
diikuti oleh ARB dan ACEI.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

HIPERLIPIDEMIA
(Keluar di Soal UKAI)

Menurut NCEP ATP III, dalam tatalaksana penururnan LDL dan manajemen resiko
peyakit degeneratif ada faktor resiko yang harus diketahui , berikut adalah factor resiko
menrut ATP III :
1. Umur
a. Laki-laki >45 tahun
b. Wanita > 55 tahun yang telah menaupos tanpa menggunakan terapi esterogen.
2. PJK
3. Hipertensi ( diatas 140/90 tanpa pengobatan / memakai pengobatan tekanan darah
4. Merokok
5. Kadar HDL yang rendah (< 40 mg/dl)

Dengan mengetahui faktor resiko, target penurunan LDL dan memulai terapi dapat
diketahui. Berikut adalah target dan nilai LDL memulai terapi
Kategori resiko Target LDL LDL dengan LDL dengan
(mg/dl) perubahan gaya pemberian terapi
hidup (TLC) obat
Resiko tinggi : <100mg/dl >100 mg/dL >130 mg/dl (100-
PJK dan setara PJK (target opsional 129 mg/dl )
resiko 10 tahun > <70)
20%
Resiko sedang : <130mg/dl >130mg/dl >130mg/dl (100-
Memiliki lebih dari 129) dianjurkan
2 faktor resiko, untuk terapi obat
(resiko 10 tahun 10-
20%)
Resiko Rendah : <160 mg/dl >160 mg/dl >190 mg/dl (160-
0-1 faktor resiko 189 mg/dl
dianjurkan terapi
obat)

Keterangan : Beberapa ahli merekomendasikan penggunaan obat penurunan LDL jika


target <100 md/dL tdk dpt diterapi dg TLC

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

ESO : KONSTIPASI

Niacin (Vitamin B3) : Dapat menurunkan LDL, TG, menaikkan HDL, dengan mekanisme kerja
menghambat lipolysis di jaringan adipose, mengurangi sintesis VLDL
ESO : Muka kemerahan (flushing), hiperglikemia dan hiperurisemia

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

INTERAKSI OBAT STATIN


(Sering Keluar di Soal UKAI)
Amlodipin Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Verapamil Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Makrolida Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Cylosporin Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
STATIN + Fibrat Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Gol sulfonilurea (glimepirid Menurunkan konsentrasi sulfonilurea
dll)

Colestiramin, Colestipol Menurunkan efek terapi HMGCoA


Warfarin Menurunkan efek warfarin
Levotiroksin Pengaruhi kadar hormon
Fenitoin Fenitoin memperlambat metabolisme
simvastatin
KASUS YANG SERING KELUAR DI SOAL UKAI
1. Familial Hiperkolesterolemia : Simvastatin (golongan statin)
Hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan kelainan genetik tersering penyebab
terjadinya penyakit jantung koroner. Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor
terpenting terbentuknya aterosklerosis (Murwani dkk., 2006).
2. Kolesterol + PJK : Statin cocok bgt untuk pasien PJK dengan kolesterol ya.
3. DM+Kolesterol, obat kolesterolnya apa : Simvastatin (golongan statin)
Statin yang digunakan simvastatin 10 mg dan 20 mg, serta atorvastatin 20 mg.
4. Kolesterol + DM, obat DM nya apa : Metformin (golongan biguanida)
Metformin terhadap perbaikan profil lemak, metformin menurunkan 10-20% kadar
trigliserid, menurunkan sintesis VLDL di liver, menurunkan 5-10% kolesterol total,
menurunkan LDL-C dan meningkatkan HDL-C (Matthael et al., 2000; Golay, 2008).
5. Statin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit hati
atau peminum alkohol (hindari penggunaan pada penyakit hati yang aktif) (PIONAS).
6. Obat kolesterol KI pada hati : Statin, asam nikotinat dan fibrat
7. Obat kolesterol aman untuk pasien hati : Resin asam empedu (Kolestiramin dan
kolestipol)
8. Obat kolesterol KI ginjal : Fibrat
9. Obat kolesterol aman untuk pasien ginjal : Simvastatin
10. Cara minum obat statin : Pada malam hari sebelum tidur

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Statin terhadap pasien ginjal


1. Statin juga terbukti dapat memblok produksi koenzim Q10 yang dapat menyebabkan

kerusakan ginjal. Koenzim Q10 merupakan suatu enzim larut lemak yang memiliki efek

antioksidan. Banyak penelitian menyebutkan bahwa koenzim Q10 berhubungan dengan

peningkatan fungsi ginjal pada subyek dengan penyakit ginjal (Dormuth et al.,2013).

2. Coenzyme Q10 adalah suplemen antioksidan yang digunakan untuk memelihara

kesehatan. Suplemen ini juga sering digunakan sebagai penunjang dalam pengobatan

penyakit jantung, diabetes, migrain, atau penyakit Parkinson dan pasien hiperlipidemia

dengan pengobatan statin.

3. Tatalaksana dislipidemia pasien dengan GFR, penurunan 60-70 mg/dl dengan statin dan

kombinasi dengan ezetimibe. Penurunan kolesterol LDL dengan kombinasi statin dan

ezetimibe menurunkan kejadian aterosklerotik mayor secara bermakna dan tidak

mengakibatkan perburukan fungsi ginjal (Pedoman Tatalaksana Dislipidemia

PERKI 2013)

Penurunan berat badan dapat digunakan orlistat, apabila target dengan terapi non-

farmakologi tidak mencapai penurunan 10% berat badan. Orlistat memiliki efek samping

feses berlemak dan mengganggu absorbs vitamin, siklosporin dan levotiroksin

Kondisi Pilihan Terapi


Kenaikan kadar Firs line : Statin
LDL Statin digunakan sampai dosis terbesar yang dapat ditoleransi sampai
mencapai target LDL
Target : Penurunan 50% (Resiko sangat tinggi)
Kombinasi statin-ezetimibe/resin asam empedu/asam nikotinat
Tunggal resin asam empedu/asam nikotinat : bila intoleransi dengan
statin
Kenaikan kadar Firs line : Fibrat
TG Asam nikotinat, omega 3 PUFA, statin + asam nikotinat

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

STATIN DAPAT MENINGKATKAN KADAR GULA DARAH

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Terdapat beberapa kemungkinan mekanisme penyebab terjadinya diabetes pada pengguna


statin :
1. Wang et al menyebutkan bahwa peningkatan kadar gula darah puasa pada penggunaan
statin jangka panjang disebabkan oleh peningkatan glukoneogenesis dengan peningkatan
ekspresi gen dari enzim yang berperan dalam peningkatan produksi glukosa di hepar, yatu
phosphoenolpyruvate carboxykinase (PEPCK) dan glucose-6- phospatase (G6Pase).
2. Penelitian lain menyebutkan bahwa statin merusak jalur sinyal insulin serta menurunkan
regulasi GLUT-4 transporter yang berperan dalam uptake glukosa di sel perifer.
3. Statin juga ditemukan dapat memicu perubahan pada free fatty acid (FFA) di sirkulasi,
merubah hormon seperti adiponektin dan leptin, mengganggu dan merusak fungsi sel beta,
serta mengganggu diferensiasi/ maturasi adiposit.
4. Beberapa studi merekomendasikan penggunaan statin dapat tetap dilakukan setelah
dilakukan perbandingan antara efek samping serta manfaatnya, dengan tetap melakukan
monitoring serta perubahan gaya hidup. Manfaat proteksi terhadap kejadian kardiovaskular
dan mortalitas lebih menguntungkan dibandingkan risiko kejadian diabetes termasuk pada
populasi dengan rentan terhadap diabetes, dengan tetap beracuan pada gaya hidup sehat,
olahraga, dan berhenti merokok sebagai pencegahan primer untuk kejadian infark
miokardium, stroke dan kematian kardiovaskular.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Kasus Hipertensi UKAI Sep 2021


Pasien diagnosa hiperlipidemia. Kadar kolesterol total, LDL, dan TG tinggi, kadar
HDL rendah. Pasien diberikan terapi awal gemfibrozil. Apoteker di klinik ingin
melakukan monitoring efek samping obat. Apa efek samping utama yang
perlu dilakukan pemantauan pada pasien?
A. Gangguan hati B. Aritmia C. Hiperurisemia D. Konstipasi E. Kolelitiasis

Efek Samping :

Sangat umum : gangguan saluran cerna, dispepsia. Umum : nyeri abdomen,


apendisitis akut, diare, lelah, mual/muntah, eksim, ruam, vertigo, konstipasi, sakit
kepala.
Tidak umum : fibrilasi atrium. Tidak diketahui frekuensinya : ikterus
kolestatik, pankreatitis, pusing, kantuk, paraestesia, neuritis perifer, penurunan
libido, depresi, pandangan kabur, impotensi, artralgia, sinovitis, mialgia, miopati,
miastenia, nyeri pada ekstremitas, rabdomiolisis, dermatitis eksfoliatif, dermatitis,
pruritus, angiodema, urtikaria, udem laring, fotosensitivitas, alopesia, kolesistitis
(PIONAS).

Mengapa atorvastatin diminum pada pagi hari ?


a. Bioekivalensi tinggi
b. Waktu paruh panjang
c. Absorbsi sepanjang waktu
d. Metabolisme panjang
e. Ekskresi nya cepat

PEMBAHASAN :
Obat atorvastatin memiliki masa kerja panjang baik bahan atifnya (14 jam) maupun
metabolit aktifnya (masa paruh waktunya 20-30 jam), sehingga dapat dikonsumsi pada pagi
atau siang hari.

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Kasus Kolesterol UKAI


SOAL PEMBAHASAN
Seorang Ibu sedang hamil 12 minggu. Golongan HMG CoA Reduktase Inhibitor
Ibu tersebut menjalani tes kadar atau golongan statin dikontraindikasikan pada
kolesterol dan didaptakan bahwa hasil ibu hamil. Jika pemakaian simvastatin
laboratorium sebagai berikut : HDL diberikan pada ibu hamil, hentikan
40; LDL 210; TG 120. Dokter pengobatan tersebut. Simvastatin mebuat
berencana memberikan obat cacat yang parah pada janin. Simvastatin
antihiperlipidemia kepada pasien. memiliki katagori X pada ibu hamil.
Obat apa yang dikontraindikasikan Sumber : DIH 17th
pada pasien tersebut?
a. Colestipol
b. Simvastatin
c. Asam Nikotinat
d. Ezetimibe
e. Gemfibrozil
Seorang pasien dislipidemia dengan Dari data pasien diperoleh bahwa kadar TG
TG: 400; kolestrol total: 210; LDL : mengalami peningkatan 2 kali lipat dari nilai
100 dan HDL: 45. Pasien memiliki normal. Golongan Fibrat bekerja utamanya
riwayat diabetes mellitus, terapi apa untuk menurunkan kadar trigliserida serum
yang sesuai diberikan pada pasien ? dan merupakan pilihan utama pada pasien
a. Kolesteramin dengan hipertrigliserida berat.
b. Atorvastatin
c. Niasin
d. Ezetimibe
e. Fenofibrat
Seorang pasien didiagnosis oleh Pasien dengan dyslipidemia dengan
dokter mengalami dyslipidemia, CKD komplikasi penyakit DM dan CKD stage 3
stage 3 dan DM tipe 2. Hasil atau 4 termasuk dalam kelompok pasien
pemeriksaan laboratorium dengan resiko sangat tinggi mengalami
menunjukkan bahwa kadar LDL ASCVD sehingga harus mendapatkan terapi

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

pasien 170 mg/dl, kadar trigliserida statin saat nilai LDL > 130 mg/dl. Oleh Karen
pasien sebesar 250 mg/dl dan nilai itu jawaban yang benar adala Atorvastatin 40
HDL pasien sebesar 50 mg/dl. Dokter mg. Sedangkan penggunaan obat golongan
meminta saran kepada anda sebagai fibrat dipilih ketika kadar trigliserida > 500
apoteker tentang obat dyslipidemia mg/dl atau 200 mg/dl dengan HDL < 40
yang tepat di berikan kepada pasien. mg/dl (Pedoman Pengelolaan Dislipidemia di
Apa obat yang anda sarankan ? Indonesia, 2019)
a. Atorvastatin 40 mg
b. Fenofibrat 150 mg
c. Niacin 500 mg
d. Ezetimib 10 mg
e. Kolestiramin 4 gram
Seorang bapak nyeri dada menjalar ke
lengan kiri dan leher. Didiagnosis
terkena angina, berdasarkan hasil lab
diperoleh nilai kolestrol 270, LDL 160
dan HDL 40. Terapi apa yang tepat
untuk antihiperlipidimia tersebut?
a. Gemfibrozil
b. Atorvastatin
c. Fenofibrat
d. Ezetimib
e. Minyak ikan

Kasus UKAI Kolesterol Feb 2022


HDL 40, LDL 180, TG 210, apa obat Lihat materi kolesterol diatas
yang diberikan?
a. Simvastatin,
b. Gemfibrozil
c. Kolasevelam
d. Kolestipol
e. Kolestiramin
Seorang pasien dengan nilai LDL 270, Lihat materi kolesterol diatas
HDL 80, TG 300. Apakah obat yang
direkomendasikan?
Success UKAI Bersama
Success UKAI Bersama

a. Fenofibrat
b. Ezetimibe
c. Simvastatin
d. Atorvastatin
e. Allopurinol
Obat fenofibrat yang dipantau Lihat materi kolesterol diatas
adalah….
a. TG
b. LDL
c. HDL
d. Kolesterol total
Keberhasilan dari meminum fenobirat Lihat materi kolesterol diatas
a. Penurunan ldl
b. Penurunan tg
c Penurunan kolestrol total
LDL, kolesterol total tinggi diberikan Lihat materi kolesterol diatas
apa? Statin

JANGAN DISEBARLUASKAN
“Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak
hal yang akan Anda ketahui”

Success UKAI Bersama


Success UKAI Bersama

Success UKAI Bersama

Anda mungkin juga menyukai