Anda di halaman 1dari 23

BIMBEL SUKSES UKAI

MODUL SUKSES UKAI 2021


Mentor : Apt. Khoirul Anwar, M.Farm.

SISTEM KARDIOVASKULER

A. HIPERTENSI
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan berulang (PERKI, 2015).

Klasifikasi Hipertensi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Klasifikasi TD
Normal < 120 <80
Pra-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II ≥ 160 ≥ 100

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

No Golongan obat Nama Obat Mekanisme Kerja Efek samping


1 DIURETIK Mengatur volume darah,
eksresi natrium, klorida dan
air
a. Diuretic Furosemid, Bekerja di lengkung Hipokalemia,
kuat / Loop Torsemid henle sehingga hiperurisemia,
diuretic pengeluaran kalium lebih hiperglikemia,
banyak hipotensi.
Indikasi : udema, efusi
pleura, ascites KI : Lansia, DM
Aman px ginjal
b. Diuretic Spironolakton, Pengeluaran ion kalium Hipotensi,
hemat Amilorid lebih terkontrol, sehingga Ginekomastia,
kalium ESO nya hiperkalemia Hiperkalemia
Indikasi : Gagal jantung
kongensif (CHF), Sirosis KI : ginjal
hati (dg ascites/tidak)
Off label : U/ px jerawat
c. Diuretik Hidroklortiazid Mengurangi penyerapan Hipokalemia,
Tiazid Indapamid natrium di distal tubule Hiperurisemia
diuretik
Lini pertama HT tanpa
Compelling indication
Digunakan kombinasi
bersama
furosemide/tiazid
Aman u px lansia
2 Angiotensin Captopril, Menghambat enzim yang Batuk Kering,
Converting Lisinopril, mengubah AT-I menjadi Hyperkalemia,
Enzym- Ramipril, AT-II Pusing, Angioedema
Inhibitor Enalapril,
(ACE-I) Benazepril Yg perlu pantau :
Enzim ACE Serum elektrolit

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

RAAS (Kalium)
Fungsi ginjal (BUN,
serum kreatinin)
3 Angiotensin Valsartan, Menghambat langsung Hyperkalemia,
Reseptor Candesartan, reseptor angiotensin II hipotensi
Blocker (ARB) Irbesartan,
Losartan Yg perlu panatau :
Serum elektrolit
(Kalium)
Fungsi ginjal (BUN,
serum kreatinin)
4 Calsium Amlodipin, Menghambat influx kalsium Anoreksia, mual,
channel Nikardipin, pada sel otot polos muntah, sakit kepala
blocker Nifedipin, pembuluh darah dan edema perifer
Diltiazem, miokardium
Verapamil Parameter yg
dipantau :
Gejala gagal jantung
5 Beta blocker Bisoprolol, Mempengaruhi sel beta Bradikardia,
a. Selektif Atenolol, pada otot jantung hipoglikemia,
(hanya β1) Metoprolol, disfungsi seksual
Acebutolol
Parameter yg
Singk : BAMA dipantau :
1. Gejala gagal jantung
2. Gula darah
b. Non Propanolol, Mempengaruhi sel beta Jantung berdebar,
selektif (β1 Carvediol, pada otot jantung dan paru bronkokonstriksi
& β2) Timolol,
Labetolol
(bumil aman)
Nadolol.

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Singk : PCTLN
6 Vasodilator Hydralazine and Bekerja langsung relaksasi Neuropati perifer,
minoksidil otot polos arteriol gagal jantung
kongestif
7 Agonis α2 Clonidine, Menstimulasi reseptor α2 Retensi cairan, sedasi
sentral guanabenz, adrenergik di otak dan mulut kering
guanfacine, and sehingga terjadi
metildopa penurunan denyut Parameter yg
Reserpin jantung dan curah jantung dipantau :
Metildopan aman untuk Enzim liver
BUMIL (metildopa)
Metildopa mempunyai
efek samping berupa
peningkatan SGOT
SGPT dan anemia
hemolitik (Rosendroff, et
al., 2007).
8 α1 reseptor Prazosin, Menghambat reseptor α1 di Pusing, hipotensi
blocker terazosin, and arteri dan vena sehingga oetostatik
doxazosin pembuluh darah melebar

BPH Pertanyaan mekanisme


BPH : Merelaksasi jaringan
otot polos prostat.
Sumber : Dipiro, JT., 2009, Pharmacotherapy Handbook Ed 9, Mc. Graw Hill
Nafrialdi, 2007, Farmakologi dan Terapi, Jakarta : FK UI
Sukandar dkk,, 2013, ISO Farmakoterapi, Jakarta: PT ISFI Penerbitan

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

KASUS SOAL UKAI

1. Diuretik Thiazid : HCT, Klortalidon

a. Mekanisme : menghambat reabsorbsi elektrolit natrium air dan klorida pada tubulus distal,

sehingga bias menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler, akibatnya terjadi

penurunan curah jantung dan tekanan darah

b. Lini pertama pada pasien pada pasien HT tanpa komplikasi dan firs line untuk pasien

lansia jadi kalo ada pasien lansia nanti pilih diuretik thiazid, jangan pilih furosemid,

spironolakton karena KI pada pasien lansia.

Digunkaan untuk pasien udema karena minum efek samping obat amplodipin

c. Jika ada soal pasien minum amplodipin kemudian terjadi udema, diuretik yang cocok

adalah HCT.

d. ESO sering keluar di UKAI pilih saja hiperurisemia(karena dapat eksresi asam urat dari

ginjal), hiponatremia, hypokalemia, hipomagnesia, hiperkalsemia.

e. Diuretik thiazid merupakan obat yang relatif aman pasien DM. Diuretik thiazid

bermanfaat pada diabetes, bisa sendiri atau sebagai bagian dari regimen terapi yang

dikombinasikan. Pada pasien diabetes diuretik thiazid dapat menurunkan resiko penyakit

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

kardiovaskular (Torre et al., 2006). Perhatian potensial adalah kecenderungan dari diuretik

thiazid menyebabkan hiperglikemia buruk, tetapi efek yang ditunjukkan kecil dan tidak

memproduksi kejadian kardiovaskular dibandingkan golongan obat yang lain (Chobanian

et al., 2004).

f. Seorang pasien dikasih ARB maupun ACEI tapi tidak mempan, bisa dikombinasi dengan

golongan tiazid. Contoh merk dagang Valsartan 80 mg + HCT 12,5 mg (Co-Diovan

80/12,5)

2. Diuretik Kuat (Loop diuretik) Furosemid, torasemid

a. Mekanisme : menghambat reabsorbsi elektrolit natrium, air dan klorida pada ditubuh pada

asending lengkung henle, loop dieretik mulai kerja lebih cepat dan diuretiknya lebih kuat

dibandingkan golongan thiazide. Obat ini cepat sekali menguras cairan tubuh dan

elektrolit, sehingga tidak dianjurkan sebagai obat hipertensi kecuali pada pasien HT yg

menderita retensi cairan yang berat

b. Lini pertama untuk pasien dengan retensi cairan berat (udema, efusi pleura, ascites),

sirosis hepatitis.

c. Diuretik yang aman untuk pasien ginjal : Furosemid

d. ESO sering keluar hipokalemia, hiponatremia, hipokalsemia, hiperurisemia,

hiperglikemia, ototoksisitas (gangguan pendengaran dan keseimbangan), meningkatkan

LDL kolesterol dan menurunkan HDL.

e. Parameter data lab apa yg dipantau adalah kreatinin serum, BUN, Srcr, GFR.

f. KI pada pasien lansia dan DM ditakutkan terjadi hipokalemia

g. Furosemid cocok dikombinasi sama spironolakton untuk mengurangi terjadinya ESO

hyperkalemia

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

h. Interaksi Obat :

Pemberian bersama ACE I dapat menyebabkan penurun TD secara tajam

Hipokalemia dapat meneyebabkan toksisitas dari digoksin (digitalis lanata)

Pemberian bersamaan aminoglikosida, cisplatin dapat meningkatkan ototoksisitas.

Pemberian bersama aminoglikosida, sefaloridin dapat meneyebabkan nefrotoksisistas.

3. Diuretik Hemat Kalium (Antagonis aldosteron) : Spironolakton, amilorid

a. Mekanisme : menghambat reabsorbsi semua elektrolit kecuali kalium, jadi mekanisme

hampir sama seperti diuretik kuat furosemid dan tiazid pembedanya diuretik hemat kalium

tidak menghambat kalium.

b. Spironolakton merupakan antagonis aldosterone, spironolakton adalah diuretic lemah dan

penggunaanya biasanya dikombinasi sama diuretic HCT/Furosemid untuk mencegah

hypokalemia.

c. Indikasi : Edema, ascites pada sirosis hati, gagal jantung kongenstif. dikombinasi sama

diuretic HCT/Furosemid.untuk mencegah hypokalemia. Diuretik untuk pasien infark

miocard.

d. ESO : Hiperkalemia, gynecomastia (Pembesaran payudara pada pria).

e. Interaksi Obat : Jika digunakan bersama ARB, ACEI, NSAID, betabloker dan suplemen

kalium dapat menyebabkan hiperkalemia.

4. Beta Bloker : BB dibagi menjadi 2-> Selektif dan non selektif

a. Selektif (BAMA) : Bisoprolol, Atenolol, Metoprolol, Acebutolol (Aman untuk pasien

asma)

b. Non seletif (PCTLN) : Propanolol, carvediol, timolol, labetolol, nadolol (KI px asma)

c. Mekanisme penurunan TD betabloker :

Penurunan denyut jantung dan kontraksilitas miokard sehingga dapat meurunkan curah

jantung.

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Hambatan sekresi renin di sel jukstaglomerular ginjal dengan akibat penurunan

produksi angiotensin II.

Efek sentral yang mempengaruhi aktifitas saraf simpatis, parubahan pada

sensitifitasbaroreseptor, perubahan aktifitas neuron adrenergic perifer dan peningkatan

biosintesis prostasiklin (vasodilator pembuluh darah).

5. Aginis alfa 2 : Menstimulasi reseptor alfa 2 yang berdaya vasodilatasi.

a. Klonidin (Sering digunakan untuk HT yang resisten)

b. Metildopa (lini pertama bumil tp lebih disukai dgn Labetolol) : Jika digunakan bukan
untuk bumil: hrus dikombinasi dg diuretik untk mencegah ketumpulan thdap efek
hipertensi.
6. ACE I : Enalapril, Benazepril, Fosinopril, Moexipril, Quianapril, Lisinopril

a. Mekanisme : Secara langsung menghambat pembentukan Angiotensin II (menghambat

AI menjadi AII) dan pada saat yang bersamaan meningkatkan jumlah bradikinin.

b. Indikasi umum ACE I :

Penderita HT dengan DM (karena ACE I ini dapat menurunkan rsistensi insulin).

Penderita HT dengan proteinuria, gagal jantung, paska infark miokard dengan

gangguan fungsi diastolik, pasien ginjal.

c. ESO :

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Batuk Kering akibat dari penghambatan mediator inflamsi bradikinin. Hal ini

menyebabkan pemilihan obat golongan angiotensin II receptorblocker sebagai

terapi alternative (Dipiro).

Memicu batuk kering sehingga memperburuk ASMA.

Eso lain : Hiperkalemia, hipoglikemia.

d. KI : Pada bumil karena bersifat teratogenik (X), Ibu menyusui (dieksresikan kedalam ASI

dan berakibat buruk pada ginjal bayi), pasien hiperkalemia.

e. IO :

Pemberian bersamaan diuretik hemat kalium dapat menimbulkan hyperkalemia

Pemberiaan bersama OAINS akan mengurangi efek anti hipertensi ACE I dan

menambah resiko hiperkalemia.

Pemberian bersamaan antasida mengurangi absorbsi ACE I.

f. Captopril sebaiknya dikonsumsi saat lambung kosong, idealnya 1 jam sebelum atau 2 jam

sesudah makan, karena bersama makanan dapat mengahambat absorbsinya.

g. Parameter yang perlu di pantau : Serum elektrolit (Kalium) dan Fungsi ginjal (BUN,

serum kreatinin)

h. Penghambat ACE pemberian awal penghambat ACE perlu dilakukan dengan hati-hati.

Dosis pertama dapat menyebabkan hipotensi terutama pada pasien yang sedang

menggunakan diuretika dosis tinggi, diet rendah garam, dialisis, dehidrasi atau pasien

dengan gagal ginjal.

7. ARB : Losartan, candesartan (memiliki waktu paruh pendek shg perlu 2x/hari agar efektif)

a. Mekanisme kerja : memblokade reseptor AT1 sehingga menyebabkan vasolidasi,

peningkatan eksresi Na dan cairan (mengurangi volume plasma)menurunkan hipertrofi

vascular. ARB memiliki efek samping dengan ACE I. Perbedaanya adalah ARB tidak

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

mempengaruhi metabolism bradikinin sehingga ARB tidak memiliki efek samping batuk

kering seperti yang terjadi dengan ACEI.

b. Indikasi : sama seperti ACE I, ARB merupakan alternative yang berguna untuk pasien

yang harus menghentikan ACEI akibat batuk kering. ARB digunakan sebagai alternatif

dari ACEI dalam tatalaksana gagal jantung atau nefropati akibat diabetes. Cocok untuk px

HT + DM, ginjal, jantung, struk.

c. KI : kehamilan (X), ibu menyusui tidak boleh diberikan ARB.

d. IO : Pemberian bersamaan diuretik hemat kalium, OAINS dan suplementasi kalium dapat

menimbulkan hyperkalemia

e. ESO : Hiperkalemia, hipotensi, penurunan HB.

f. Parameter yang perlu di pantau : Serum elektrolit (Kalium) dan Fungsi ginjal (BUN,

serum kreatinin)

8. CCB ( Mengahambat pada kanal kalsium, kalsium di sel untuk kontraksi sel)

a. CCB ada 2 : Dihidropiridin dan non dihidropiridin.

Dihidropiridin : Memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium pembuluh darah

sehingga memiliki efek vasodilatasi yang kuat. Sangat bermanfaat untuk pasien

hipertensi usia lanjut, angina pectoris, atheroklesrosis, penyakit vaskuler perifer.

Contoh : Amplodipin, nifedipin, nicardipin (hipertensi dalam keadaan darurat, krisis

HT akut selama operasi.

ESO jangka panjang : gingiva hyperplasia. Hiperplasia gingiva merupakan akibat

pemberian beberapa obat-obatan antikonvulsan, imunosupresan, dan calcium

channel blockers yang diketahui dengan baik dapat menimbulkan masalah saat

berbicara, mastikasi, erupsi gigi, dan estetik.

Non dihidropiridin : Memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium di jantung

sehingga memiliki afinitas yang besar pada kanal kalsium di jantung sehingga memiliki

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

efek kronotropik dan inotropic negative yang mirip beta bloker.

Contoh : Verapamil, diltiazem (Jantung).

b. Kalsium merupakan zat yang tersebar di seluruh tubuh dan merupakan intraseluler

messangger untuk menjembatani rangsangan menajdi respon. Sebuah sel dapat kontraksi

apabila terjadi peningkatan kalsium intrasel. Jika tidak ada kalsium maka sel kontraktif

seperti miokard dan sel otot polos pembukluh darah tidak dapat berkontraksi.

Pada ateroklerosis seperti HT, PJK, DM, homeostasis kalsium intrasel terganggu

sehingga pembuluh darah menjadi sangat sensitive terhadap substansi vasoaktif dan

cenderung berkontraksi. Hal iiini bias menyebabkan resistensi perifer dan dan TD

meningkat.

c. Pemberian CCB akan menghambat kalsium masuk ke dalam sel sehingga salah satu

efeknya vasodilatasi, memperlambat laju jantung dan menurunkan kontraksi miokard

sehingga menurunkan TD.

d. Indikasi : HT, profilaksis angina.

e.
Catatan Penting
Nifedipin terdiri atas 2 jenis yaitu :
1. Nifedipin : Memiliki formula yang sangat cepat & durasi kerja yang pendek (hanya 6-8 jam)
sehingga meprovokasi suatu reflek takikardi dan TD menjadi fluktuatif. Karenma itu nifedipin
jarang digunakan.
2. Nifedipin formula lepas lambat : memiliki durasi 24 jam sehingga lebih stabil dalam menurunkan
TD dan tidak memiliki reflek takikardi yag nyata.

f. Perhatikan

CCB non dihidropiridin memiliki efek inotropic negative sehingga dapat berbahaya bila

diberikan pada psien dengan gagal jantung kongestif, karena memiliki efek bradiaritmia

shg tdk boleh diberikan pada pasien bradikardi.

Tidak boleh mengkombinasikan (diltiazem dan verapamil) dgn β bloker dpt

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

mengakibatkan resiko Heart Block. Sebaiknya gunakan dihidropiridin sebagai

kombinasi

g. Amplodipin + Simvastatin : Rhabdomiolisis/miolisis

h. Jika ada soal pasien diberikan HCT tetapi tidak mengatasi maka dikombinasinya

kombinasi dengan CCB (Partnernya HCT=CCB)

i. ESO : edema perifer (UDEMA)

9. Preeklamsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam

urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Preeklampsia adalah suatu sindrom akibat ketidakmampuan trofoblast menginvasi desidua

sehingga menyebabkan gangguan perkembangan plasenta, perfusi plasenta dan menurunnya

pengiriman zat gizi ke janin, menyebabkan gangguan multiorgan yang penyebabnya belum

diketahui ditandai dengan peningkatan resistensi pembuluh darah, peningkatan agregasi

trombosit, pengaktifan sis-tem koagulasi dan disfungsi endotel.

Ada beberapa teori mengenai ter-jadinya preeklamsia, diantaranya adalah iskemia plasenta,

maladaptasi imun, gangguan invasi trofoblas, dan gangguan angio- genesis.

Iskemia plasenta menyebabkan keluarnya stres oksidatif dan reaksi imunologis akibat dari

maladaptasi imun ibu ter-hadap reaksi penolakan pada allograf janin. Selain itu proses

inflamasi juga bisa menyebabkan preeklampsia. Monosit dan neutrophil yang terikat pada sel

sinsitiotrofoblast mengakibatkan peningkatan produksi TNF-α, IL-12, dan radikal bebas.

Secara khusus TNF-α mengakibatkan dis-fungsi sel endotel dan menyebabkan ke-bocoran

mikrovaskuler. Peningkatan jumlah TNF-α, IL-6 dan IL-12 mengakibatkan peningkatan

reaksi T helper-1 sehingga menyebabkan abortus, IUGR dan pre-eklampsia.

a. Kasus di UKAI biasanya dintanyakan, untuk diagnosa preeklamsia perlu di cek jumlah

protein dalam urin

b. Normalnya pada setiap manusia yang sehat, kurang lebih sekitar 150

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

mg protein dikeluarkan ke dalam urin setiap harinya. Jika terdapat lebih dari 150 mg per

hari maka disebut sebagai proteinuria.

c. Terapinya : Metildopa, nifedipin, labetolol (Aman untuk bumil)

d. Pada preeklamsia berat terjadi kejang maka ditambahkan dengan Mgso4

e. Ekspresi GRE sebagai indikator gen penyandi anti inflamasi pada endotel pembuluh darah

tepi hewan coba mencit (Mus musculus) model preeklamsia.

Pemberian kortikosteroid (metilprednisolon) untuk pasien preeklamsia, akan memperbaiki

proses inflamasi yang terjadi pada mencit model preeklamsia. Dengan perbaikan kondisi

tersebut, akan menjadikan perbedaan bermakna ekspresi GRE pada kelompok mencit

preeklamsia. Hasil penelitian ini, selain membuktikan adanya proses infla-masi pada

endotel pembuluh darah proses preeklamsia, juga membuktikan adanya pengaruh

kortikosteroid metilprednisolon, terhadap menurunnya proses inflamasi tersebut.

10. IO

FUROSEMID, HCT + Digoksin : hipokalemia---Toksisitas obat DIGOXIN (IT sempit)

NSAID, Spinorolakton + ACEI, ARB : Hiperkalemia

Thiazid + Karbamazepin, chlorpropamid : Hiponatremia

B Bloker selektif + verapamil, diltiazem : Bradikardi

B bloker + ADO, insulin : Gejala hipoglikemia tidak diketahui

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Target Terapi
JNC 7 JNC 8 Terapi Hipertensi Ibu Hamil
Umum : <140/90 ≥60 th : <150/90 1. Hidralzain
DM : <140/80 <60th : <140/90
2. Labetolol
CKD : <130/80 DM : <140/90 3. Metildopa
4. Nifedipin
CKD : <140/90

Klasifikasi Hipertensi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Klasifikasi TD
Normal < 120 <80
Pra-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II ≥ 160 ≥ 100

Non Komplikasi Komplikasi


Stage I CKD :
Monoterapi : 1st : ACI, ARB
ACEI/ARB, CCB, Tiazid Tambahan :
Diuretika CKD : Furosemid.
Kombinasi : Hindari spironolakton (karena menyebabkan
ACEI/ARB + CCB/Tiazid hiperkalemia)

Stage II DM : Beta Bloker KI


ACEI/ARB + CCB/Tiazid 1st : ACEI/ARB pada pasien DM
2nd : CCB menyebabkan
3rd : Tiazid-diuretik hipoglikemik

CHF :
ACEI, ARB + BB + diuretik (spironolakton)
Post Miokard Infarct :
ACEI/ARB + BB + Antagonis Aldosteron

CAD :
ACEI, BB, Diuretik, CCB

Cegah kambuh stroke :


ACEI, Diuretik

Hamil :
Labetolol, Nifedipin, Metildopa, Kejang
(MgSO4), kortikosteroid (anti inflamasi)
*ACEI jika pasien diberikan mengalami batuk dan sangat mengganggu pasien berikan
ARB

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Inotropik (+) : Meningkatkan kontraktilitas (digoksin, dopamin, dobutamin)


Inotropik (-) : Munurunkan kontraktilitas (CCB)
Antimuskarinik/antikolinergik :
Atropin, Skopolamin,
Ipratropium (hambat reseptor muskarinik)
Captopril sebagai Renalprotektif dg cara relaksasi pembuluh darah ginjal
Terapi untuk Udem : Furosemid jika udem bukan karna ESO obat tensi.
HCT : jika udem karna ESO/ sbg terapi + an
Sistolik Tinggi ≥160 dan Diastolik 80 : Antagonis kalsium (CCB) dihidropiridin.
Diastolik Tinggi ≥ 100 mmHg/>140 mmHg Sistolik 120 : memerlukan β Bloker (misalnya
atenolol atau labetalol)
Golongan Nitrat (Isosorbid dinitrat, isosorbid mononitrat, nitrogliserin) digunakan untuk
mengurangi nyeri jantung. Pengunaan oral jika kasus tidak akut dan pengunan sublingual
untuk kasus akut boleh diulang jika tidak berefek selama 10 menit.
HT emergensi : Natrium nitropusid
Klonidin sering digunakan untuk HT yg sudah resisten dg obat HT yang lain.

Hiperkalemia

Hiperkalemia adalah suatu kondisi ketika jumlah kalium dalam darah lebih tinggi dari nilai
normal. Kalium berfungsi untuk memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Pada
hiperkalemia, aktivitas listrik di dalam jantung akan terganggu, yang ditandai dengan
melambatnya detak jantung dan dapat berujung pada kematian. Berikut ini jenis-jenis
hiperkalemia:
 Hiperkalemia ringan, yaitu jumlah kalium dalam darah 5,1-6,0 mmol/L.
 Hiperkalemia sedang, yaitu jumlah kalium dalam darah 6,1-7,0 mmol/L.
 Hiperkalemia berat, yaitu jumlah kalium dalam darah di atas 7,0 mmol/L.

Penyebab Hiperkalemia

Penyebab hiperkalemia yang paling umum adalah akibat penyakit gagal ginjal. Pada keadaan
normal, ginjal bekerja mengeluarkan kalium melalui urine. Pada kondisi gagal ginjal, fungsi
ginjal tersebut terganggu, sehingga kalium akan menumpuk dalam darah.

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

SOAL UKAI SEPTEMBER 2021

Hipertensi Portal diberikan apa? Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan dalam
sistem vena porta yang disebabkan oleh adanya tahanan (resistensi) aliran darah di sistem
porta.

Obat ideal untuk menurunkan tekanan portal adalah yang dapat menurunkan resistensi
pembuluh darah tanpa menurunkan aliran darah splanknik dan vasodilatasi sistemik.
Pengobatan jangka panjang hipertensi portal :
1. non-selective β blocker (PCT LN).
2. Jika gagal, ditambahkan long acting nitrate. Furosemid dan spironolakton ditambah

diet rendah garam juga dapat menurunkan tekanan portal.


3. Vasopresin dan analognya, terlipressin, serta somatostatin dan analognya, octreotide

dan vapreotide, digunakan untuk mengatasi perdarahan varises akut. Obat-obatan ini
bekerja menurunkan aliran darah splanknik melalui vasokonstriksi, yang menyebabkan
penurunan tekanan portal. Vasopresin dapat menurunkan HVPG sebesar 23%, namun
memiliki efek samping infark miokard, hipertensi, dan iskemi vaskular perifer
4. Somatostatin bekerja menghambat peptide vasodilatasi dari traktus gastrointestinal;
dapat menurunkan tekanan portal pasien hipertensi portal, namun kurang dibandingkan
dengan vasopressin.4 Karena waktu paruhnya yang pendek, yaitu dua menit,
somatostatin digunakan dalam bentuk bolus untuk mengatasi perdarahan varises akut.

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Ibu hamil hipertensi, obat yang kontra indikasi pada ibu hamil apa?
a. Lisinopril
b. Nifedipin
c. HCT
d. Metildopa
e. Labetolol
Pembahasan :

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

HIPERLIPIDEMIA

Menurut NCEP ATP III, dalam tatalaksana penururnan LDL dan manajemen resiko
peyakit degeneratif ada faktor resiko yang harus diketahui , berikut adalah factor resiko
menrut ATP III :
1. Umur
a. Laki-laki >45 tahun
b. Wanita > 55 tahun yang telah menaupos tanpa menggunakan terapi esterogen.
2. PJK
3. Hipertensi ( diatas 140/90 tanpa pengobatan / memakai pengobatan tekanan darah
4. Merokok
5. Kadar HDL yang rendah (< 40 mg/dl)

Dengan mengetahui faktor resiko, target penurunan LDL dan memulai terapi dapat
diketahui. Berikut adalah target dan nilai LDL memulai terapi
Kategori resiko Target LDL LDL dengan LDL dengan
(mg/dl) perubahan gaya pemberian terapi
hidup (TLC) obat
Resiko tinggi : <100mg/dl >100 mg/dL >130 mg/dl (100-
PJK dan setara PJK (target opsional 129 mg/dl )
resiko 10 tahun > <70)
20%
Resiko sedang : <130mg/dl >130mg/dl >130mg/dl (100-
Memiliki lebih dari 129) dianjurkan
2 faktor resiko, untuk terapi obat
(resiko 10 tahun 10-
20%)
Resiko Rendah : <160 mg/dl >160 mg/dl >190 mg/dl (160-
0-1 faktor resiko 189 mg/dl
dianjurkan terapi
obat)

Keterangan : Beberapa ahli merekomendasikan penggunaan obat penurunan LDL jika


target <100 md/dL tdk dpt diterapi dg TLC

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

ESO : KONSTIPASI

Niacin (Vitamin B3) : Dapat menurunkan LDL, TG, menaikkan HDL, dengan mekanisme kerja
menghambat lipolysis di jaringan adipose, mengurangi sintesis VLDL
ESO : Muka kemerahan (flushing), hiperglikemia dan hiperurisemia

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

INTERAKSI STATIN
Amlodipin Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Verapamil Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Makrolida Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Cylosporin Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
STATIN + Fibrat Meningkatkan toksisitas
(Rhabdomyolisis/miopati)
Gol sulfonilurea (glimepirid Menurunkan konsentrasi sulfonilurea
dll)

Colestiramin, Colestipol Menurunkan efek terapi HMGCoA


Warfarin Menurunkan efek warfarin
Levotiroksin Pengaruhi kadar hormon
Fenitoin Fenitoin memperlambat metabolisme
simvastatin
1. Familial Hiperkolesterolemia : Simvastatin (golongan statin)
KASUS YANG SERING KELUAR DI SOAL UKAI
Hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan kelainan genetik tersering penyebab
terjadinya penyakit jantung koroner. Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor
terpenting terbentuknya aterosklerosis (Murwani dkk., 2006).
2. Kolesterol + PJK : Statin cocok bgt untuk pasien PJK dengan kolesterol ya.
3. DM+Kolesterol, obat kolesterolnya apa : Simvastatin (golongan statin)
Statin yang digunakan simvastatin 10 mg dan 20 mg, serta atorvastatin 20 mg.
4. Kolesterol + DM, obat DM nya apa : Metformin (golongan biguanida)
Metformin terhadap perbaikan profil lemak, metformin menurunkan 10-20% kadar
trigliserid, menurunkan sintesis VLDL di liver, menurunkan 5-10% kolesterol total,
menurunkan LDL-C dan meningkatkan HDL-C (Matthael et al., 2000; Golay, 2008).
5. Statin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit hati
atau peminum alkohol (hindari penggunaan pada penyakit hati yang aktif) (PIONAS).
6. Obat kolesterol KI pada hati : Statin, asam nikotinat dan fibrat
7. Obat kolesterol aman untuk pasien hati : Resin asam empedu (Kolestiramin dan
kolestipol)
8. Obat kolesterol KI ginjal : Fibrat
9. Obat kolesterol aman untuk pasien ginjal : Simvastatin
10. Cara minum obat statin : Pada malam hari sebelum tidur

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI

Statin terhadap pasien ginjal


1. Statin juga terbukti dapat memblok produksi koenzim Q10 yang dapat menyebabkan

kerusakan ginjal. Koenzim Q10 merupakan suatu enzim larut lemak yang memiliki efek

antioksidan. Banyak penelitian menyebutkan bahwa koenzim Q10 berhubungan dengan

peningkatan fungsi ginjal pada subyek dengan penyakit ginjal (Dormuth et al.,2013).

2. Coenzyme Q10 adalah suplemen antioksidan yang digunakan untuk memelihara

kesehatan. Suplemen ini juga sering digunakan sebagai penunjang dalam pengobatan

penyakit jantung, diabetes, migrain, atau penyakit Parkinson dan pasien hiperlipidemia

dengan pengobatan statin.

3. Tatalaksana dislipidemia pasien dengan GFR, penurunan 60-70 mg/dl dengan statin dan

kombinasi dengan ezetimibe. Penurunan kolesterol LDL dengan kombinasi statin dan

ezetimibe menurunkan kejadian aterosklerotik mayor secara bermakna dan tidak

mengakibatkan perburukan fungsi ginjal (Pedoman Tatalaksana Dislipidemia

PERKI 2013)

Penurunan berat badan dapat digunakan orlistat, apabila target dengan terapi non-

farmakologi tidak mencapai penurunan 10% berat badan. Orlistat memiliki efek samping

feses berlemak dan mengganggu absorbs vitamin, siklosporin dan levotiroksin

Kondisi Pilihan Terapi


Kenaikan kadar Firs line : Statin
LDL Statin digunakan sampai dosis terbesar yang dapat ditoleransi sampai
mencapai target LDL
Target : Penurunan 50% (Resiko sangat tinggi)
Kombinasi statin-ezetimibe/resin asam empedu/asam nikotinat
Tunggal resin asam empedu/asam nikotinat : bila intoleransi dengan
statin
Kenaikan kadar Firs line : Fibrat
TG Asam nikotinat, omega 3 PUFA, statin + asam nikotinat

BIMBEL SUKSES UKAI


BIMBEL SUKSES UKAI
STATIN DAPAT MENINGKATKAN KADAR GULA DARAH

Terdapat beberapa kemungkinan mekanisme penyebab terjadinya diabetes pada pengguna


statin :
1. Wang et al menyebutkan bahwa peningkatan kadar gula darah puasa pada penggunaan
statin jangka panjang disebabkan oleh peningkatan glukoneogenesis dengan peningkatan
ekspresi gen dari enzim yang berperan dalam peningkatan produksi glukosa di hepar, yatu
phosphoenolpyruvate carboxykinase (PEPCK) dan glucose-6- phospatase (G6Pase).
2. Penelitian lain menyebutkan bahwa statin merusak jalur sinyal insulin serta menurunkan
regulasi GLUT-4 transporter yang berperan dalam uptake glukosa di sel perifer.
3. Statin juga ditemukan dapat memicu perubahan pada free fatty acid (FFA) di sirkulasi,
merubah hormon seperti adiponektin dan leptin, mengganggu dan merusak fungsi sel beta,
serta mengganggu diferensiasi/ maturasi adiposit.
4. Beberapa studi merekomendasikan penggunaan statin dapat tetap dilakukan setelah
dilakukan perbandingan antara efek samping serta manfaatnya, dengan tetap melakukan
monitoring serta perubahan gaya hidup. Manfaat proteksi terhadap kejadian kardiovaskular
dan mortalitas lebih menguntungkan dibandingkan risiko kejadian diabetes termasuk pada
populasi dengan rentan terhadap diabetes, dengan tetap beracuan pada gaya hidup sehat,
olahraga, dan berhenti merokok sebagai pencegahan primer untuk kejadian infark
miokardium, stroke dan kematian kardiovaskular.
BIMBEL SUKSES UKAI
BIMBEL SUKSES UKAI

KASUS UKAI SEPTEMBER 2021

Pasien diagnosa hiperlipidemia. Kadar kolesterol total, LDL, dan TG tinggi, kadar HDL
rendah. Pasien diberikan terapi awal gemfibrozil. Apoteker di klinik ingin melakukan
monitoring efek samping obat. Apa efek samping utama yang perlu dilakukan
pemantauan pada pasien?
A. Gangguan hati B. Aritmia C. Hiperurisemia D. Konstipasi E. Kolelitiasis

Efek Samping :

Sangat umum : gangguan saluran cerna, dispepsia. Umum : nyeri abdomen, apendisitis
akut, diare, lelah, mual/muntah, eksim, ruam, vertigo, konstipasi, sakit kepala.
Tidak umum : fibrilasi atrium. Tidak diketahui frekuensinya : ikterus kolestatik,
pankreatitis, pusing, kantuk, paraestesia, neuritis perifer, penurunan libido, depresi,
pandangan kabur, impotensi, artralgia, sinovitis, mialgia, miopati, miastenia, nyeri pada
ekstremitas, rabdomiolisis, dermatitis eksfoliatif, dermatitis, pruritus, angiodema, urtikaria,
udem laring, fotosensitivitas, alopesia, kolesistitis (PIONAS).

Mengapa atorvastatin diminum pada pagi hari ?


a. Bioekivalensi tinggi
b. Waktu paruh panjang
c. Absorbsi sepanjang waktu
d. Metabolisme panjang
e. Ekskresi nya cepat

PEMBAHASAN :
Obat atorvastatin memiliki masa kerja panjang baik bahan atifnya (14 jam) maupun
metabolit aktifnya (masa paruh waktunya 20-30 jam), sehingga dapat dikonsumsi pada pagi
atau siang hari.

JANGAN DISEBAR LUASKAN

HANYA UNTUK ANGGOTA BIMBEL SUKSES UKAI

BIMBEL SUKSES UKAI

Anda mungkin juga menyukai