Anda di halaman 1dari 22

Anti hipertensi

Dosen pengampu
IFORA, M. Farm, Apt.

Kelompok 9 Kelompok 10
Fadlan fachrurrozi (1701170) Sinta wulandari (1701177)
Fauzi saputra (1701171) Exsa Rahmayani (1701178)
Rizki lizaldi putra (1701173) Wulan Yunita (1701179)
nurhazira (1701174) Nurhalimah (1701180)
Mimo saputra (1701175) Ica elpitha sandi (1701181)
Nizam murahmi (1701176)
Definisi

Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah


tinggi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah didalam arteri (pembuluh nadi)
diatas angka normal. Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.
Faktor peningkat tekanan darah
1. Garam
2. Merokok
3. Pil antihamil
4. Stres (ketegangan emosional)
5. Drop
6. Hormon pria dan kortikosteroid
Kalsifikasi tekanan darah orang dewasa
(jnc7)
klasifikasi sistolik diastolik
Normal < 120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Tahap 1 hipertensi 140-159 90-99
Tahap 2 hipertensi ≥160 ≥100
Penggolongan
obat
Tiazid

diuretik Diuretik kuat

Diuretik hemat
ACEI
kalium
Penggolongan obat
antihipertensi
Yang utama
ARB

Csalcium canal
blocker
vasodilator
Penggolongan
antihipertensi selektif
lainnya
Bet blocker

Non-selektif
PENGGOLONGAN OBAT BESERTA
CONTOH

hidroklortiazid,
Tiazid
bendroflumetiazid, klortiazid

furosemid, torasemid,
1. Diuretik Diuretik kuat
bumetanid, asam etakrinat

Diuretik hemat spironolakton, traimteren,


kalium amilorid
Bekerja langsung : kaptopril dan
2. ACE-Inhibitor lisonopril
Prodrug : ramipril, enalapril,
benazepril, kuinapril

3. Angiotensin
reseptor blocker Valsartan, losartan, telmisartan
(ARB)

Phenil akylamin (verapamil, galopamil)


4. Antagonis
Benzothiazepins (diltiazem)
kalsium
Dihidropiridin (nifedipin, amlodipin)

hidralazin, minoksidil, diazoksid, natrium


vasodilator
nitroprusid, belapros, ilopros

Asebutolol, atenolol, betaksolol, bisoprolol


Β-blocker fumarat, karvedilol, labetalol hcl, metoprolol
tartrat, nadolol, okprenolol hcl, pindolol,
propranolol, sotalol hcl
6. Penghambat
Reserpin, guanetidin, guanadrel
saraf adrenegik

7. Agonis α-2 Metildopa, klonidin, guanfasin,


sentral guanabenz, moksinidin, rilmedin
Mekanisme kerja

Diuretik
B- Blocker
Bekerja melalui berbagai
mekanisme untuk Angiotensin reseptor blocker
mengurangi curah jantung Bekerja pada reseptor Beta
dan menyebabkan ginjal jantung untuk menurunkan
meningkatkan ekskresi kecepatan denyut dan curah Menghambat reseptor alfa
garam dan air. jantung. diotot polos vaskuler yang
secara normal berespon
terhadap rangsangan
simpatis dengan
vasokonstriksi.
Kalsium antagonis
Menurunkan kontraksi otot polos ACE inhibitor
jantung dan atau arteri dengan
mengintervensi influks kalsium yang Berfungsi untuk menurunkan vasodilator
dibutuhkan untuk kontraksi. angiotensin II dengan menghambat
Penghambat kalsium memiliki enzim yang diperlukan untuk
Obat golongan ini bekerja langsung
kemampuan yang berbeda-beda mengubah angiotensin I menjadi
pada pembuluh darah dengan
dalam menurunkan denyut jantung. angiotensin II. Hal ini menurunkan
relaksasi otot polos (otot pembuluh
Volume sekuncup dan resistensi tekanan darah baik secara langsung
darah). Yang termasuk dalam
perifer. menurunkan resisitensi perifer. Dan
golongan ini adalah : Prasosin,
angiotensin II diperlukan untuk
Hidralasin. Efek samping yang
sintesis aldosteron, maupun dengan
kemungkinan akan terjadi dari
meningkatkan pengeluaran netrium
pemberian obat ini adalah : sakit
melalui urine sehingga volume
kepala dan pusing.
plasma dan curah jantung menurun.
Renin Angiostensin Aldosteron System
Indikasi

Diuretik
B- Blocker
1.untuk mengobati edema yang
disebabkan oleh gagal jantung Angiotensin reseptor blocker
kongestif, sirosis hati, serta 1.menurunkan tekanan darah
terapi kortikosteroid dipilih untuk pengobatan awal
dan estrogen. pada hipertensi. 1. Hipertensi
2. Obat ini juga digunakan untuk 2. Untuk mengurangi frekuensii 2. migren
menurunkan ekskresi kalsium denyut nadi .
pada urin, yang bermanfaat
untuk mencegah batu ginjal.
Kalsium antagonis
ACE inhibitor
1. Tekanan darah
tinggi Melemaskan
vasodilator
2. Menyempitnya pembuluh darah
Hipertensi paru
pembuluh darah Hipertensi (tekanan primer, perbaikan
akibat dipicu oleh darah) tukak, nyeri dan rasa
udara dingin atau
dingin yang
stres.
disebabkan oleh oklusi
arteri kronik.
Kontra indikasi

Diuretik
B- Blocker
1. Gangguan ginjal
Angiotensin reseptor blocker
2. Hiperkalemia 1. Penyakit paru obstruktif
3. Hipernatremia 2. Diabetes militus 1. Sumbatan pada saluran
4. Kehamilan dan menyusui 4. Penyakit vaskuler cerna
5. Disfungsi jantung 2. Penyempitan atau
penyumbatan dalam saluran
kemih.
3. Infeksi saluran kemih yang
sudah berlangsung lama.
4. Batu kandung kemih.
Kalsium antagonis
ACE inhibitor
1. Syok kardiogenik,
angina tidak stabil, vasodilator
1. Absolut
stenosis aorta
signifikan -riwayat edema Pendarahan,
angioneurotik kehamilan.
2. Ibu menyusui
-stenosis arteri
renalis bilateral
-kehamilan.
Efek samping

Diuretik
B- Blocker
1. Menyebabkan hipokalemia
Angiotensin reseptor blocker
1. Diare
2. kejang-kejang perut
1. Serangan jantung
3. Mual dan muntah
2. Kelemahan pada lengan dan
4. ruam, penglihatan yang kabur, kaki atau kesulitan berbicara
kejang-kejang otot, dan kelelahan
mungkin juga terjadi. 3. Pembengkakan pada wajah,
lidah, atau tenggorokan yang
5. Sakit kepala, depresi, merupakan alergi, nyeri dada,
kebingungan, kepeningan, angina, napas pendek, sulit
halusninasi. bernapas, napas berbunyi,
denyut jantung meningkat dan
menurun atau tidak beraturan.
Kalsium antagonis
ACE inhibitor
Sakit kepala, pusing,
pembengkakan kaki dan Batuk kering yang terus-
vasodilator
tungkai bagian bawah, menerus, penurunan
sembelit, ruam, fungsi ginjal, Sakit kepala, mual,
mengantuk, mual, angioedema, hipotensi, takikardia,
jantung berdebar. hiperkalemia, kelelahan, palpitasi, angina
pusing, serta kehilangan pektoris.
daya pengecap
Interaksi obat

Diuretik
B- Blocker
Obat-obat (NSAID’S) Dapat Angiotensin reseptor blocker
memperlemah efek diuretik dan Interaksi penggunaan
antihipertensif akibat sifat retensi
natrium dan lainnya. bersama beta bloker
Interaksi dengan
Kortikosteroida dapat memperkuat dengan diltiazem,
furosemid, ketokonazol,
kehilangan kalium digoksin,klonidin,insulin
Aminoglikosida Ototoksitas diperkuat diuretik hemat kalium,
menghambat
berhubung diuretika sendiri dapat suplemen kalium,
menyebabkan ketulian (reversible) adrenoseptor beta.
meningkatkan substansi
Furosemid + indometasin dapat
menurunkan efek diuretik garam yang mengandung
kalium.
Kalsium antagonis
ACE inhibitor
Digunakan bersamaan beta blocker
dapat menurunkan denyut jantung
1. Obat yang menurunkan efektifitas
ACE-I
vasodilator
Diltiazem + amiodaron dan digoksin -Antasida
mempengaruhi konduksi jantung
-anti inflamasi non-steroid
Nipedifin + beta bloker menimbulkan Hidralazin + diazodsid hipotensi
hipotensi berat atau eksaserbasi 2. Obat yang meningkat efek
vasodilatasi ACE-I: berat
angina.
Nipedifin + Antikoagulan -Diuretik
Meningkatkan waktu protombin. 3. Obat yang meningkatkan kadar
Nipedifin + Simetidin meningkatkan kalium
kadarnya dalam plasma. -diuretik hemat kalium
Verapamil + Rifampin menurunkan -suplementasi kalium
efektivitasnya
3. ACE-I meningkatkan kadar digoksin
plasma
Regiment dosis

Diuretik : Spironolakton
B- Blocker : Bisoprolol
100-200 mg sehari, jika perlu Angiotensin reseptor
ditingkatkan sampai 400 mg, blocker : Losartan
Untuk pasien dewasa, dosis
anak dosis awal 3 mg/kg bb
bisoprolol awal yang Edema: 50 mg sekali sehari
dalam dosis terbagi
diberikan dapat berkisar (usia 75), gangguan fungsi
antara 1,25-10 mg, satu kali ginjal sedang sampai berat
sehari. Dokter dapat mulai dari 25 mg sekali
memberikan dosis sehari bila perlu ditingkatkan
maksimum hingga 20 mg per setelah berminggu-
hari jika diperlukan. minggumenjadi 100 mg
sekali sehari Losartan
Kalsium antagonis : nifedipin
Hipertensi (dewasa) : bentuk ACE inhibitor : lisinopril
immediate release : dosis
awal 5 mg, 3 kali per hari. Hipertensi, dosis awal 10 mg
Bentuk extended release: sehari, dosis penunjang Vasodilator : Minoksidil
10-40 mg, 2 kali sehari atau lazim 20 mg sehari,
30-90 mg satu kali perhari maksimal 80 mg sahari Dosis awal 5 mg (lansia 2,5),
dalam 1-2 dosis ditingkatkan
Angina pectoris (dewasa) :
menjadi 5-10 mg setiap 3
dosis awal 5 mg, 3 kali
hari atau lebih maksimal 50
perhari. Dosis lanjutan 10-20
mg sahari
mg 3 kali per hari
Sindrom raynuad (dewasa) :
5-20 mg3 kali per hari

Anda mungkin juga menyukai