Anda di halaman 1dari 8

J. Akad. Kim.

3(3): 58-65, August 2014


ISSN 2302-6030
ANALISIS VITAMIN C PADA BUAH PEPAYA, SIRSAK, SRIKAYA DAN
LANGSAT YANG TUMBUH DI KABUPATEN DONGGALA

Analysis of Vitamin C in The Fruit of Papaya, Soursop, Sugar Apple and Langsat
That Grown in Donggala.
*Cresna, Mery Napitupulu dan Ratman
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118

Recieved 09 July 2014, Revised 05 August 2014, Accepted 07 August 2014

Abstract
Vitamin C is known as ascorbic acid. The function of vitamin C is to help the synthesis of collagen
and antioxidants that the body needs. Vitamin C can be obtained from fruits, and each fruit had
different levels of vitamin C. This study aims to determine the levels of vitamin C in the fruit papaya,
soursop, sugar apple and complexioned fruit. This study uses a volumetric method that uses a solution of
iodine (I2) as the titer, and using starch as an indicator, and each piece studied every day for three days
with the same treatment. The results obtained levels of vitamin C in papaya fruits in a row are the first
day of 46.89 mg, the second day 34.6 mg, third day and 22.88 mg. Vitamin C in the complexioned
fruits are the first day 82.28 mg, the second day 61.31 mg, and third day 37.14 mg. Vitamin C in the
sweetsop fruit are the first day 49.83 mg, the second day 35.2 mg, and third day 20.46 mg. And the
soursop fruit vitamin C content was obtained on the first day 62.42 mg, the second day 33.44 mg, and
third day of 23.14 mg. The results demonstrated that levels of Vitamin C in four fruits had decreased
each day since the time of storage.

Keywords: Vitamin C, Papaya, Soursop, Sweetsop, Langsat.

Pendahuluan
Kabupaten Donggala adalah salah satu berhasil mengisolasi antiskorbut dari jaringan
kabupaten yang berada di wilayah Propinsi adrenal, jeruk dan kol yang dinamakan vitamin
Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah C. Zat ini kemudian berhasil disintesis pada
sebesar 10.471,71 kilometer persegi. Potensi tahun 1933 oleh Hawort Hist sebagai asam
lahan pertanian Donggala sebesar 404.965 Ha askorbat. Vitamin C adalah kristal putih
yang terdiri dari lahan sawah sebesar 32.838 Ha, yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
lahan kering 359.165 Ha dan lahan pekarangan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam
sebesar 12.962 Ha. Memperhatikan potensi keadaan larut vitamin C mudah rusak karena
sumber daya pertanian, wilayah Kabupaten bersentuhan dengan udara terutama bila
Donggala memiliki peluang besar untuk terkena panas.Vitamin C tidak stabil dalam
pengembangan usaha tani padi sawah dan buah larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam
– buahan karena ditunjang oleh potensi sumber larutan asam (Almatsier, 2003). Berdasarkan
daya lahan yang luas, iklim dan letak geografis pendapat Naidu (2003) juga menyatakan
yang strategis (Jatam Sulteng, 2012). bahwa vitamin C merupakan vitamin yang
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks larut dalam air dan esensial untuk biosintesis
yang dibutuhkan tubuh yang tidak dapat kolagen. Kandungan vitamin C yang sedikit
dibentuk oleh tubuh. Tiap vitamin mempunyai kemudian dilakukan pemanasan maka kadar
tugas spesifik dalam tubuh (Dani, 2009). Pada vitamin C yang dihasilkan akan semakin kecil
tahun 1923 Szent-Gyorgy dan C. Glenn king (Yanti, dkk., 2012).Vitamin C bertindak
sebagai agen pereduksi dalam larutan cair
*Korespondensi: seperti darah dan dalam sel. Suplementasi
Cresna
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan vitamin C dalam jumlah banyak diperlukan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako jika tubuh dalam kondisi stres emosional atau
email: iznafg@gmail.com cekaman lingkungan, untuk mempertahankan
© 2014 - Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako konsentrasi asam askorbat yang normal

121
Volume 3, No. 3, 2014: 121-128 Jurnal Akademika Kimia

dalam plasma darah (Pilliang 2001). Selain Buah Sirsak yang sudah masak lebih berasa
itu Vitamin C memainkan peran penting asam dari pada manis. Pengembangbiakan
dalam homeostasis sel, bertindak sebagai sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi
antioksidan kuat serta modulator positif dan akan menghasilkan buah pada usia 4
diferensiasi sel (Daniel, dkk., 2013). Fungsi tahunan setelah ditanam (Novi, 2007).
vitamin C adalah membantu sintesis kolagen Selain buah sirsak di Indonesia, srikaya
(berguna menguatkan pembuluh darah untuk dikenal sejak zaman penjajahan Belanda.
penyembuhan luka dan pembentukan tulang), Umumnya buah yang lebih dikenal dengan
berfungsi sebagai kekebalan dan vitamin sebutan buah nona sri ini, hanya ditanam
C dapat mempercepat penyerapan besi di di pinggir pagar pekarangan rumah. Buah
dalam tubuh, sehingga kadar hemoglobin yang masih hijau dan biji mudanya memiliki
bisa meningkat (Linder, 1992). Dan vitamin sifat anti cacing dan insektisida yang efektif.
C dapat juga bertindak sebagai antioksidan Sedangkan akar, daun, dan kulit kayu srikaya
nonenzimatik eksogen yang berpartisipasi dapat digunakan untuk pengobatan berbagai
dalam pertahanan paru primer terhadap jenis penyakit seperti batuk, demam, disentri,
spesies oksigen reaktif (Bowler & Crapo. sembelit dan lain-lain. Kandungan zat gizi
2002). Beberapa penelitian epidemiologi telah dan fitonutrien buah srikaya diantaranya
menunjukkan bahwa makanan yang kaya yaitu provitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2,
antioksidan dapat mengurangi efek ozon pada Vitamin C, Mineral besi, Potasium/kalium,
kesehatan pernapasan (Keranis, dkk., 2010). Kalsium, fosfor, dan serat (Meri, dkk, 2013).
Pepaya merupakan salah satu buah tropika Dan mengkonsumsi ekstrak daun srikaya dapat
unggulan Indonesia untuk ekspor maupun menurunkan diabetes selama 30 hari secara
konsumsi dalam negeri. Buah ini untuk signifikan mengurangi kadar glukosa darah,
perdagangan termasuk buah yang menduduki hemoglobin glikosilasi, urea dan kreatinin
tempat penting. (Paramastri & Anindha, (Subramanian & Basha. 2011).
2011). Pepaya atau (Carica papaya) memiliki Selain srikaya, buah langsat juga dapat
banyak keunggulan selain rasanya yang enak tumbuh di Indonesia. Langsat yang memiliki
juga memiliki kandungan gizi tinggi seperti, nama Lansium domesticum adalah tanaman
kalsium, pro-vitamin A dan asam askorbat tropis yang populer memproduksi buah-
(Nakasone & Paull, 1998). Betakaroten buahan yang dapat dimakan ekonomi
merupakan salah satu pigmen karotenoid yang ditemukan terutama di Asia Tenggara (Aranya,
ada pada pepaya. Kandungan betakaroten pada dkk. 2013). Sebagai negara yang terletak di
pepaya sebesar 0,56±0,09 mg/100g (Sauza, daerah tropis, Indonesia kaya akan tumbuh
dkk., 2000). Buah papaya dapat dikatakan buah tumbuhan tropis, diantaranya tanaman langsat.
yang sangat bergizi . Yaitu dengan mengandung Langsat merupakan tanaman buah yang
tinggi Vitamin , magnesium , besi , tembaga dan sudah di kenal di Indonesia. Pada umumnya
beberapa asam amino esensial, dan juga dikomsumsi dalam bentuk segar, tapi ada pula
mengandung sejumlah besar riboflavin, niacin, yang mengawetkannya dalam bentuk sirup dan
kalsium, fosfor dan seng (Wurochekke, dkk., dibotolkan. Kontribusi buah langsat terhadap
2013). eksport menduduki tempat ketiga setelah
Selain buah-buahan yang disebut diatas, mangga dan manggis. Lansat memilik ciri
ada juga buah sirsak (Annona muricata) milik berkulit tipis, halus, licin, putih kekuningan,
keluarga Annonaceae, dan itu tersebar luas bergetah, cenderung bulat telur (memanjang).
di daerah tropis dan subtropis frost-free dari Manis atau masam (Saleh, 2010)
dunia (Rene, dkk., 2013). Buah sirsak yang Menurut Jacob (2005) Secara biokimia
bernama latin Annona Muricata juga salah satu vitamin C mempunyai berbagai peran yaitu:
buah yang digemari masyarakat dan banyak memperkaya reduktan biologi sebagai suatu
tumbuh di pekarangan rumah penduduk di kofaktor penting untuk reaksi-reaksi reduksi
Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten logam seperti besi dan tembaga, sebagai suatu
Donggala. Sirsak (Annona muricata L) berupa antioksidan protektif, kofaktor reduktif untuk
tumbuhan atau potion yang berbatang utama hydroksilasi selama pembentukan kolagen,
berukuran kecil dan rendah. Di Indonesia, berperan dalam fungsi sistem oksigenasi,
sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang biosintesis karnitin, dan meningkatkan
mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter penyerapan serta metabolisme zat besi.
di atas permukaan laut. Nama Sirsak itu sendiri Salah satu manfaat mengkonsumsi vitamin
sebenarnya berasal dari bahasa Belanda Zuurzak C adalah dapat memberikan efek terbaik untuk
yang kurang lebih berarti kantung yang asam. menurunkan prevalensi anemia baik pada anak

122
Cresna Analisis Vitamin C pada Buah Pepaya, Sirsak, Srikaya ................

maupun orang dewasa. Hasil penelitian oleh dihancurkan dalam blender hingga menyerupai
Saidin & Sukati (1997) membuktikan bahwa sluri. sampel yang selesai diblender sebanyak
pemberian vitamin C dapat meningkatkan 10 gram dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
kadar hemoglobin yang tertinggi. Vitamin C kemudian ditambahkan akuades hingga tanda
juga berperan untuk pembentukan kolagen batas. Kemudian disaring untuk memisahkan
yang sangat bermanfaat untuk penyembuhan filter dan filtratnya. Filtrat yang diperoleh siap
luka. Ketersediaan vitamin C yang cukup dalam untuk dijadikan sampel.
darah dapat mendorong kerja selenium dalam
menghambat sel kanker, terutama kanker paru- Larutan Iodin 0,01 N
paru, prostat, payudara, usus besar, empedu, Sebanyak 1,27 gram serbuk iodin ditambah
dan otak (Winarno, 1984). 2,3 gram KI dan dilarutkan dengan aquades
sedikit demi sedikit hingga larut semua. Larutan
Metode tersebut dipindahkan dalam labu ukur 100 mL
Alat dan bahan yang digunakan antara lain: ditambah dengan aquades hingga tanda batas.
Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, labu ukur,
batang pengaduk, buret, statif dan klem, corong, Larutan Amilum 1%
pipet volume, pipet tetes, botol semprot, pisau, Menimbang 2 gram amilum dilarutkan
blender, kain saring (screen), neraca digital dan dengan air panas 100 mL dalam gelas kimia.
penangas listrik, buah langsat, buah pepaya, Larutan ini digunakan sebagai indikator.
buah sirsak, buah srikaya, aquades, padatan KI,
larutan amilum 1 %, dan larutan iodin 0,01 N. Pengambilan Data
Diukur 10 mL ekstrak buah papaya lalu
Cara kerja: dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125 mL
Buah pepaya dikupas dan bijinya dibuang, kemudian ditambahkan 2 mL larutan amilum
dipotong kecil-kecil kemudian ditimbang 1% dan 20 mL aquades. Setelah itu dititrasi
hingga 200 gram dan dihancurkan dalam dengan larutan iodin 0,01 N sampai warna
blender hingga menyerupai sluri (jus). larutan menjadi biru.Diukur 10 mL ekstrak
Menimbang sampel yang selesai diblender buah langsat lalu dimasukkan ke dalam
sebanyak 10 gram dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer 125 mL kemudian ditambahkan 2
ukur 100 mL kemudian ditambahkan akuades mL larutan amilum 1% dan 20 mL aquades.
hingga tanda batas. Kemudian disaring untuk Setelah itu dititrasi dengan larutan iodin 0,01
memisahkan filter dan filtratnya. Filtrat yang N sampai warna larutan menjadi biru. Diukur
diperoleh siap untuk dijadikan sampel. Buah 10 mL ekstrak buah sirsak lalu dimasukkan
langsat dikupas, memisahkan daging dan bijinya. ke dalam erlenmeyer 125 mL kemudian
Bijinya dibuang dan dagingnya ditimbang
hingga 200 gram kemudian dihancurkan ditambahkan 2 mL larutan amilum 1% dan
dalam blender hingga menyerupai sluri (seperti 20 mL aquades. Setelah itu dititrasi dengan
jus). Menimbang sampel yang selesai diblender larutan iodin 0,01 N sampai warna larutan
sebanyak 10 gram dan dimasukkan dalam menjadi biru. Diukur 10 mL ekstrak buah
labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan sirsak lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer
akuades hingga tanda batas. Kemudian disaring 125 mL kemudian ditambahkan 2 mL larutan
untuk memisahkan filter dan filtratnya. Filtrat amilum 1% dan 20 mL aquades. Setelah itu
yang diperoleh siap untuk dijadikan sampel. dititrasi dengan larutan iodin 0,01 N sampai
Buah Sirsak dipisahkan daging dari bijinya, warna larutan menjadi biru.
kemudian ditimbang hingga 100 gram dan
dihancurkan dalam blender hingga menyerupai Analisis data
sluri. Menimbang sampel yang selesai diblender Penentuan kadar vitamin C masing-masing
sebanyak 10 gram dan dimasukkan dalam sampel :
labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan Kadar vitamin C pada buah pepaya, buah
akuades hingga tanda batas. Kemudian disaring langsat dan buah jambu biji dapat ditentukan
untuk memisahkan filter dan filtratnya. Filtrat secara titrasi dengan menggunakan larutan
yang diperoleh siap untuk dijadikan sampel. Iodin 0,01 N, dimana 1 mL larutan iodin 0,01
Buah Srikaya dipisahkan daging dari bijinya, N = 0,88 mg asam askorbat
kemudian ditimbang hingga 100 gram dan

123
Volume 3, No. 3, 2014: 121-128 Jurnal Akademika Kimia

N1 V1
Kadar Vitamin C (N 2 ) =
V2
Dimana 1 mL larutan I2 0,01 N ≈ 0,88 mg
vitamin C.

Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini menggunakan sampel
buah pepaya, langsat, srikaya dan sirsak dengan
berat tiap sampel 100 mg sebelum diekstrak. Gambar 1. Reaksi oksidasi asam askorbat
Lalu mengambil 10 mL masing-masing
sampel setelah diekstrak ke dalam erlenmeyer
ditambahkan 2 mL amilum dan 20 mL aquades. Pada gambar diatas, setelah I2 habis bereaksi
Tabel 1. Hasil analisis kadar vitamin C hari dengan asam askorbat maka I2 akan dikurung
pertama pada buah pepaya, langsat, srikaya dan oleh amilum. Sehingga terbentuk warna biru
pada titik akhir tirasi.
sirsak (per 100 gram sampel)
Hari ke-1 Reaksi :
No Sampel buah Kadar vitamin C Amilum + I2 → I2 + amilum
1 Pepaya 46,89 mg
2 Langsat 82,28 mg Dapat dilihat dari hasil penelitian kadar
3 Srikaya 49,83 mg vitamin C pada buah pepaya berturut-turut
4 Sirsak 62,42 mg adalah hari pertama 46,89 mg, hari kedua
34,6 mg, dan hari ketiga 22,88 mg. Pada buah
langsat kadar vitamin C hari pertama 82,28
Tabel 2. Hasil analisis kadar vitamin C hari mg, hari kedua 61,31 mg, dan hari ketiga
kedua pada buah pepaya, langsat, srikaya dan 37,14 mg. Pada buah srikaya diperoleh kadar
sirsak (per 100 gram sampel) vitami C hari pertama 49,83 mg, hari kedua
Hari ke-2 35,2 mg, dan hari ketiga 20,46 mg. Dan pada
No buah sirsak di peroleh kadar vitamin C pada
Sampel buah Kadar vitamin C
hari pertama 62,42 mg, hari kedua 33,44 mg,
1 Pepaya 34,6 mg dan hari ketiga 23,14 mg. Dari data tersebut
2 Langsat 61,31 mg dapat dilihat bahwa keempat buah tersebut
3 Srikaya 35,2 mg mengalami penurunan kadar vitamin C setiap
4 Sirsak 33,44 mg hari saat dilakukan penyimpanan.
Penurunan kadar vitamin C tersebut
disebabkan adanya peningkatan kegiatan
Tabel 3. Hasil analisis kadar vitamin C hari enzim asam askorbatoksidase yang berperan
ketiga pada buah pepaya, langsat, srikaya dan dalam perombakan vitamin C akibat lamanya
sirsak (per 100 gram sampel) penyimpanan. Dengan lama penyimpanan
Hari ke-3 2 sampai 3 hari, asam askorbat oksidase yang
No
Sampel buah Kadar vitamin C berperan dalam perombakan vitamin C,
aktivitasnya menurun. Reaksi perombakan
1 Pepaya 22,88 mg vitamin C tersebut masih berlangsung tetapi
2 Langsat 37,14 mg berjalan lambat, sehingga terjadi penurunan
3 Srikaya 20,46 mg kadar vitamin C. Hal ini berarti aktivitas enzim
4 Sirsak 23,14 mg yang berperan dalam perombakan vitamin C
masih berlangsung terus dengan bertambahnya
waktu penyimpanan. Noor (1992) mempertegas
Saat proses titrasi untuk menentukan bahwa intensitas pengaruh enzim tersebut
kadar vitamin C, pada titik akhir titrasi terjadi tergantung pada jumlahnya yang terdapat pada
perubahan warna pada ekstrak sampel dimana bahan, lama pengaruhnya dan kondisi kerja
warna putih menjadi biru. Dapat dilihat pada enzim. (Nurhayati, dkk., 2007).
reaksi berikut. Hasil analisis penelitian memperlihatkan
Reaksi yang terjadi adalah bahwa perlakuan lama penyimpanan

124
Cresna Analisis Vitamin C pada Buah Pepaya, Sirsak, Srikaya ................

berpengaruh terhadap kadar vitamin C pada (Adarwulan & Sutrisno, 1992).


buah papaya, srikaya, sirsak dan langsat. Kadar Vitamin C dapat terbentuk sebagai asam
vitamin C pada penyimpanan 3 hari mengalami L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat,
perubahan dibandingkan hari pertama. Hal keduanya mempunyai keaktifan sebagai
ini dikarenakan vitamin C mudah sekali vitamin C. Asam askorbat sangat mudah
terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya teroksidasi secara reversible menjadi asam
maupun udara sekitar sehingga kadar vitamin L-dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat
C berkurang. Proses kerusakan atau penurunan secara kimia sangat labil dan mengalami
vitamin C ini disebut oksidasi. Dimana reaksi perubahan lebih lanjut menjadi asam
oksidasi adalah reaksi yang melepaskan elektron L-diketogulonat yang tidak memiliki keaktifan
oleh sebuah molekul, atom, atau ion dalam vitamin C lagi. Secara lengkap reaksi perubahan
reaksi kimia. Secara umum reaksi oksidasi vitamin C dapat dilihat pada Gambar 2:
vitamin C ada dua macam yaitu proses oksidasi
spontan dan proses oksidasi tidak spontan.
Proses oksidasi spontan adalah proses oksidasi
yang terjadi tanpa menggunakan enzim atau
katalisator. Sedangkan proses oksidasi tidak
spontan yaitu reaksi yang terjadi dengan
adanya penambahan enzim atau katalisator,
misal enzim glutation. Enzim ini adalah suatu
tripeptida yang terdiri dari asam glutamat,
sistein, dan glisin (Andarwulan & sutrisno,
1992). Gambar 4. Reaksi perubahan vitamin C
Pada penelitian ini reaksi yang terjadi adalah (Winarno, 1984)
proses oksidasi spontan yaitu dengan adanya Vitamin C disebut juga asam askorbat,
pengaruh dari udara sekitar. Mekanisme oksidasi merupakan vitamin yang paling sederhana,
spontan terjadi sebagai berikut: monoanion mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat
asam askorbat merupakan sasaran penyerangan berguna bagi manusia. Struktur kimianya
oksidasi oleh molekul oksigen menghasilkan terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya
radikal anion askorbat dan H2O yang diikuti tidak stabil (C6H8O6), karena mudah
pembentukan dehidro asam askorbat dan bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam
hydrogen peroksida. Dehidro asam askorbat dehidroaskorbat. Vitamin ini merupakan fresh
(asam L-dehidroaskorbat) merupakan bentuk food.Vitamin C pada tumbuhan merupakan
oksidasi dari asam L-askorbat yang masih metabolit sekunder, karena terbentuk dari
mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. glukosa melalui jalurasam D-glukoronat dan
Namun asam L-dehidroaskorbat bersifat sangat L-gulonat. Pada manusia, binatang menyusui
labil dan dapat mengalami perubahan menjadi tingkat tinggi,dan marmot, biosintesis ini tidak
2.3-L-diketogulonat (DKG). DKG yang terjadi, karena adanya hambatan biosintetik
terbentuk sudah tidak mempunyai keaktifan yang sifatnya genetik antara L-golonolakton
vitamin C lagi sehingga jika DKG tersebut dan 2keto-L-gulonolakton sehingga untuk
sudah terbentuk maka akan mengurangi spesiestersebut vitamin C merupakan faktor
bahkan menghilangkan vitamin C yang ada pentingdalam makanan (Manitto, l98l). Asam
askorbat mudah bereaksi dengan O2 di udara,
dalam produk (Adarwulan & Sutrisno, 1992).
Seperti pada gambar berikut asam askorbat adapun reaksinya sebagai berikut :
teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat : C6H8O6 + 2 O2 → 3 CO2 + 4 H2O


asam askorbat asam dehidroaskorbat
Vitamin C (bentuk tereduksi) Vitamin C (bentuk teroksidasi)
125
Volume 3, No. 3, 2014: 121-128 Jurnal Akademika Kimia

Asam L-askorbat dengan adanya enzim Sinar atau cahaya matahari


asam askorbatoksidase akan teroksidasi menjadi Sinar matahari banyak berpengaruh pada
asam L-dehidroaskorbat. Konsumsi vitamin C perpaduan zat makanan dalam jaringan
untuk anak anak antara 30-45 mg/hari, untuk tanaman melalui fotosintesis. Contoh: pada
dewasa antara 50-60 mg/hari, sedangkan untuk buah tanaman yang banyak menerima sinar
ibu hamil dan menyusui perlu ditambah 10-25 matahari kandungan vitamin C nya akan lebih
mg/hari (Nurhayati, dkk., 2007). Perubahan tinggi dibanding dengan buah yang tanamannya
warna merupakan salah satu perubahan yang kurang memperoleh sinar matahari. Namun
sangat menonjol pada proses pematangan buah. cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu
Perubahan warna pada buah-buahan tersebut sama pada setiap tanaman.
merupakan proses sintesis dari suatu pigmen
tertentu, seperti karotenoid dan flavonoid, Temperatur
selain juga terjadi perombakan klorofil. Warna Bagi pertumbuhan tanaman, temperatur
pada buah segar dikelompokkan ke dalam empat lingkungan yang optimum demikian
kelompok besar, yaitu: klorofil, antosianin, yang tentunya pula berpengaruh terhadap
flavonoid dan karotenoid. Perubahan kimiawi pembuahan atau produktivitas hasilnya.
pada buah segar yang umum terjadi selama
pematangan adalah perubahan kadar gula, Musim, Tempat / Daerah Pertumbuhan
kadar asam dan kadar vitamin C. Kadar vitamin Zat Makanan / Hara
C pada buah segar dipengaruhi oleh jenis buah, Dianjurkan kepada para petani untuk
kondisi pertumbuhan, tingkat kematangan melakukan pemupukan dengan dosis yang
saat panen dan penanganan pasca panen memadai sesuai dengan yang diperlukan
(Winarno, 1984). Dan juga semakin rendah (pemupukan berimbang bijaksana), agar
ketinggian tempat, intensitas sinar matahari diperoleh hasil tanaman yang lebih baik sifat
dan temperature semakin tinggi, maka vitamin dan mutunya.
C semakin mudah teroksidasi, sehingga kadar
vitamin C di ketinggian 1400 m dpl lebih Faktor Tingkat Kemasakan Hasil Tanaman
rendah disbanding pada ketinggian 1900 dan Buah atau hasil tanaman berbeda-beda
tingkat kemasakannya yang diperlukan
2400 m dpl (Fatchurrozak, dkk., 2013).
konsumen, ada pada tingkat masih muda,
Vitamin C adalah vitamin yang dapat larut tingkat mendekati masak dan tingkat masak.
dalam air. Vitamin C tidak disimpan melainkan (Setiono, 2011).
dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh. Karena Kabupaten Donggala memiliki
Sehingga membutuhkan asupan vitamin sumber daya lahan yang luas, iklim dan letak
tersebut setiap hari. Vitamin C langsung diserap geografis yang strategis serta merupakan daerah
melalui saluran darah dan ditransportasikan ke tropis sehingga cocok untuk pertumbuhan
hati, dan mekanisme penyerapan dalam usus buah papaya, langsat, sirsak dan srikaya serta
halus difusi pasif (lambat) (Rahayu, 2010). Kabupaten Donggala memiliki peluang besar
Adapun beberapa faktor yang dapat untuk pengembangan usaha tani sebagai lahan
mempengaruhi kadar vitamin C pada setiap sawah untukpenanaman padi, sayur-sayuran
jenis buah-buahan sehingga tiap jenis buah dan dan dan buah – buahan lainnya yang dapat
setiap daerah memiliki kadar vitamin C yang tumbuh di daerah tropis (Jatam Sulteng, 2012).
berbeda : Faktor dalam atau faktor pembawaan
(genetik) yang berpengaruh terhadap hasil Kesimpulan
panen yaitu rasa, bau (aroma), komposisi Kadar vitamin C pada buah pepaya
kimia, nilai gizi dan kemampuan produksinya berturut-turut adalah hari pertama 46,89 mg,
(produktivitas). hari kedua 34,6 mg, dan hari ketiga 22,88 mg.
Pada buah langsat kadar vitamin C hari pertama
Faktor Lingkungan 82,28 mg, hari kedua 61,31 mg, dan hari ketiga
Faktor lingkungan merupakan faktor 37,14 mg. Pada buah srikaya diperoleh kadar
luar dari tanaman yang banyak berpengaruh vitami C hari pertama 49,83 mg, hari kedua
terhadap sifat buah/hasil tanaman (komposisi, 35,2 mg, dan hari ketiga 20,46 mg. Dan pada
tekstur, warna dan kenampakannya). Faktor buah sirsak di peroleh kadar vitamin C pada
lingkungan hidup terbagi menjadi dua hal, hari pertama 62,42 mg, hari kedua 33,44 mg,
yaitu faktor iklim dan faktor tanah. dan hari ketiga 23,14 mg.

126
Cresna Analisis Vitamin C pada Buah Pepaya, Sirsak, Srikaya ................

Lama penyimpanan mempengaruhi Philadelphia: Waverly Company.


kadar vitamin C pada buah, yaitu terjadinya
penurunan kadar vitamin C yang dikarenakan Jatam Sulteng. (2012). Ironi pertanian Donggala
struktur dari vitamin C yang mudah rusak. di Sulawesi Tengah. Jaringan advokasi
tambang sulawesi tengah (jatam sulteng).
Ucapan Terima kasih Diunduh kembali dari www.jatamsulteng.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada or.id.
Tasrik, Yusi, Mega, Novi, Alto yang membantu
secara intensif selama penelitian. Keranis, E,. Makris D,. Rodopoulou, P,.
Martinou, H,. Papamakarios, G,. Daniil, Z,.
Zintzaras, E,. & Giurgoulianis, KI. (2010).
Referensi Impact of dietary shift to higher antioxidant
foods in copd a randomized trial. Eur Respir
J, 36(4), 774-780.
Almatsier, S. (2003). Prinsip dasar ilmu gizi.
Jakarta: Gramedia. Linder, M. C. (1992). Nutritional biochemistri
and Metabolic, diterjemahkan oleh Zulaikha,
Andarwulan., & Sutrisno. (1992). Kimia Sitti. (2007). Efek Sumplementasi Besi,
vitamin. Jakarta: Rajawali Pers. Vitamin C dan Pendidikan Gizi Terhadap
Perubahan Kadar Hemoglobin Anak
Aranya, M,. Charinya, C,. Worapaka, M,. & Sekolah Dasar yang Anemia di Kecamatan
Jiradej, M. (2013). Anti-proliferative and Karatasura Kabupaten Sukoharjo. Magister
matrix metalloproteinase-2 inhibition of GiziMasyarakat. Semarang: Universitas
Lansium domesticum extracts on human Diponegoro.
mouth epidermal carcinoma. Pharmaceutical
Biology, 51(10),1311-1320. Manitto, P. (1981). Biosintesis produk alami.
Terjemahan: Koensoemardiyah. Semarang:
Bowler, R. P & Crapo, J. D. (2002). Oxidative IKIP Semarang Press.
Stress in allergic respiratory diseases. Journal
of Allergy and Clinical Immunology, 110(3), Meri, M., Bustanul, A., & Hazli, N. (2013). Uji
349-356. antioksidan dan isolasi senyawa metabolit
sekunder dari daun srikaya (Annona
Broto, W,. Suyanti., & Sjaifullah. (1991). squamosa L) Jurnal Kimia Unand. 2(1), 6.
Karakterisasi varietas untuk standardisasi .
mutu buah pepaya (Carica papaya L). Hort, Naidu, K, A. (2003). Vitamin C in human
1(2), 41-44. health and disease is still a mystery. Nutrition
Journal, 2(7), 1-10.
Dani, I. 2009. Alat otomatis pengukur kadar
vitamin C dengan metode titrasi asam basa. Noor. Z. (1992). Senyawa anti gizi. PAU
Jurnal. Neutrino, 1(2), 163-178. Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Pantastico, E.B. l997. Fisiologi Pasca Panen.
Daniel, S,. Jorje, O,. Marcela, L,. Francisco, Yogyakarta: UGM Press.
N,. Sylvain, M,. Nelson, O,. & Juan, P,
H,. (2013). The vitamin C transporter Novi, P. (2007) Morfologi tumbuhan sirsak.
SVCT2 is down-regulated during postnatal Diunduh kembali dari http://novi-biologi.
development of slow skeletal muscles. blogspot.com/2011/08/sirsak-annona-
Histochemistry and cell Biology, 139(6). muricata-l.html.

Fatchurrozak., Suranto., & Sugiyarto. (2013). Nurhayati, S,. Haryanti. S,. & Hastuti. E,
Pengaruh ketinggian tempat terhadap D. (2007). Pengaruh suhu dan lama
kandungan citamin C dan zat antioksidan penyimpanan terhadap penurunan kadar
pada buah carica pubescens di dataran vitamin C brokoli (Brassica oleracea L).
tinggi dieng. El-Vivo, 1(1), 24-31. Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. 15 (2),
39-45.
Jacob, R. A. (2005). Vitamin C in modern
nutrition in health and disease 1. Edition. A. Paramastri, & Anindha. (2011). Pepaya

127
Volume 3, No. 3, 2014: 121-128 Jurnal Akademika Kimia

yang tak busuk saat distribusi. Diunduh kembali pada http://setiono774.blogspot.


kembali dari http://repository.ipb.ac.id/ com/2011/05/faktor-yang-mempengaruhi-
handle/123456789/52408. sifat-individu.html.

Pilliang, W. G. (2001). Nutrisi vitamin. Bogor: Simbala, E, I., Rondonuwu S, J., Achmad A,
Institut Pertanian Bogor. S., & Dequeljoe E. (2004). Pemberdayaan
keragaman hayati tumbuhan obat di sulawesi
Rahayu, I. D. (2010). Klasifikasi, fungsi dan utara. Kajian Botani, Etnobotani, Fitokimia
metabolisme vitamin. Fakultas Pertanian- dan Konservasi. Laporan Penelitian
Peternakan. Malang : Universitas RISTEK, Kementerian Riset dan Teknologi.
Muhammadiyah.
Subramanian., & Basha. (2011). Biochemical
Rene, G,. Degnon,. Euloge, S,. Adjou, Jean, evaluation of antidiabetic and antioxidant
P, N,. Grace, M,. Fortune, B,. Edwige, D, potential of Annona Squamosa leaves
A,. Mohamed, S,. Dominique, C, K. & extracts studied in stz induced diabeticrats.
Sohounhloue. (2013). Investigation on International Journal of Pharmaceutical
nutritional potential of soursop (Annona
muricata L.) from benin for its use as Science and Research, 2(3), 643-655.
food supplement against protein-energy
deficiency. IJB, 3(6), 135-144. Sudarmadji, S., Sukardi., & Haryono, B.
(1989). Analisa bahan makanan dan
Saidin & Sukati. (1997). Pengaruh pemberian pertanian. Liberty Yogyakarta bekerjasama
pil besi dengan penambahan vitamin dengan pusat pangan dan gizi Universitas
terhadap perubahan kadar Hb dan feritin Gajah Mada.XL.
serum pada wanita remaja. Penelitian Gizi
dan Makanan. Bogor. 20, 91-101. Winarno, F. G. (1984). Kimia pangan dan gizi.
Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
Saleh, M. (2010). Identifikasi keragaman buah
langsat di kalimantan selatan. Kalimantan Wurochekke, A. U., Eze1, H. T, & B.
Selatan: Balai Penelitian Pertanian Lahan Declan. (2013). Comparative study on
Rawa, 17(2), 86-89. the nutritional content of Carica Papaya
at different ripening stages. International
Sauza, L. M. D., Ferreira, K. S., Chaves, J. B. Journal of Pure Applied Sciences Technology,
P., & Teixeira, S. L. (2000). L ascorbic acid, 14(2), 80-83.
betacarotene and lycopene content in papaya
fruits (Carica papaya ) with or without Yanti, O., Sitti, A., & Jamaluddin, S.
physiologocal skin freckles. UENF. Brazil. (2012). Pengaruh lama penyimpanan dan
konsentrasi natrium benzoate terhadap
kadar vitamin C cabai merah (Capsicum
Setiono. (2011). Faktor yang mempengaruhi hasil annuum L). Jurnal Akademika Kimia, 1(4),
tanaman. Gudang Ilmu Pertanian. Diundu 193-199.

128

Anda mungkin juga menyukai