Anda di halaman 1dari 93

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Ari Rahmatulloh
Axis 01 09 029
ANAMNESIS

Proses pengumpulan
informasi dari pasien
berupa tanya jawab yg
bersifat sistematis
RIWAYAT
IDENTIFIKASI KELUHAN UTAMA
PENYAKIT
PASIEN + TAMBAHAN
SEKARANG

RIWAYAT SOSIAL, RIWAYAT RIWAYAT


EKONOMI, PENYAKIT PENYAKIT
LINGKUNGAN KELUARGA DAHULU

60%!!
KELUHAN
UTAMA +
TAMBAHAN

keluhan yang membuat


seseorang datang dan
penyertanya
RIWAYAT
Faktor-faktor PENYAKIT
yang
Kualitas
keluhan (rasa meringankan SEKARANG
seperti apa ?), keluhan,
Kuantitas analisis sistem
keluhan (ringan faktor-faktor
yang
atau berat, yang
memperberat menyertai
Onset / seberapa sering keluhan
terjadi ?) keluhan
awitan dan utama
kronologis
(kapan
Lokasi terjadinya?
(dimana ? berapa
menyebar lama?)
atau tidak ?)
Pernah sakit serupa
sebelumnya atau penyakit
lain

RIWAYAT
PENYAKIT
DAHULU

RIWAYAT
PENYAKIT
KELUARGA

Penyakit keturunan (DM,


hipertensi, tumor, dll)
atau riwayat penyakit
menular
Mengetahui
status sosial
Riwayat pasien, yang
sosial, meliputi
ekonomi, pendidikan,
lingkungan pekerjaan
pernikahan,
kebiasaan yang
sering dilakukan
Memberi kesempatan pada pasien untuk
KETERAMPILAN menceritakan
MENGEKSPLORASI Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara
tepat
MASALAH PASIEN
Dengarkan dengan penuh perhatian

Berilah kesempatan pada pasien untuk memberikan


respons baik secara verbal maupun nonverbal
Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang
ditunjukkan oleh pasien
Mengklarifikasi pernyataan pasien yang kurang jelas

Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan


Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah
dipahami
Buatlah urutan waktu suatu kejadian
Sebuah proses
PEMERIKSAA memeriksa tubuh
N FISIK pasien untuk
menemukan tanda
klinis penyakit

TINJAUAN
KEADAAN
TANDA VITAL MENURUT
UMUM
ORGAN

INSPEKSI PALPASI PERKUSI AUSKULTASI


Pemeriksaan ini untuk
Keadaan mengetahui keadaan
Umum umum kesehatan
pasien

Pada pasien normal : pasien kooperatif,


gerakannya terarah dan hanya merasa sedikit
tegang atau cemas.
Tingkat Kesadaran
compos mentis

somnolen

sopor

koma ringan

koma dalam
GLASGOW COMA SCALE

GCS : 14-15 = CKR


(cedera kepala ringan)
GCS : 9-13   = CKS 
(cedera kepala
sedang)
GCS : 3-8     = CKB
(cedera kepala berat)
Kesan Sakit
• Ringan
• Sedang
• Berat
Status Gizi
Cara Berjalan
Keadaan umum yang lain

Sikap dan
watak
Cara berbaring/duduk
Cara berbicara dan
penderita
Kooperatif
suara
Non kooperatif
Ada tidaknya
Negativistik
dypsnoe,oedema,deh
Pasif
idrasi,kejang,chorea,a Apatis
thetosis,tremor Waspada
Hiperaktif
SUHU

PERNAPASAN
TANDA NADI
VITAL

TEKANAN
DARAH
TANDA VITAL
• INDIKATOR :
PERADANGAN
SUH • normal : 36,5 –
37,2’C
U

• - Jumlah : 60 –
100 per menit
• - Irama teratur
NADI • - Kekuatan
denyut sama
secara bilateral
TANDA VITAL
• JNC VII
• NORMAL,
PREHIPERTENSI,
HIPERTENSI
TEKANAN GRADE 1 DAN 2
DARAH

• Jumlah : 8 – 20
/min
• Irama: teratur
• Kedalaman :
PERNAPASA pergerakan dada
N seimbang kiri
kanan dengan
ukuran sekitar 1-2
inci
KEPALA
Palpasi :
Rambut (tekstur rambut dan
Inspeksi: mudah rontok atau tidak)
Bentuk kepala dan turgor kulit.
Ukuran kepala. Semua kelainan yang
Penonjolan tulang terlihat.
Rambut Bila indikasi , arteri
Ciri- ciri kulit temporalis, kelenjar parotis
Ekspresi muka dan submandibularis, dan
sinus-sinus
Mata
• Inspeksi :
– Alis mata
– Kelopak
– Konjunctiva
– Kornea
– Sklera
– Iris
• Palpasi
– Tekanan intraokuler
• Pemeriksaan organ mata
– Fungsi otot ekstraokuler

• Refleks cahaya langsung dan tidak


langsung
• Ketajaman penglihatan
• Pemeriksaan funduskopi :
– Kornea
– Kamera okuli anterior 
– Korpus vitreus
– Retina
Telinga
Inspeks
Palpasi
i

Tulang rawan telinga (

Ukurantelinga seharusnya keras

Tulang rawan telinga tetapi tidak kaku)

Prosesus mastoideus ●
Prosesus mastoideus

Apa ada nyeri tekan
• Pemeriksaan otoskopik
– Kanalis eksternus
– Membran timpani

• Pemeriksaan fungsi pendengaran


– Rinne
– Weber
– Schwabach
Hidung
Inspeksi  Bentuk hidung Palpasi  Sinus paranasal
( ada tidaknya
deformitas )
Pemeriksaan dengan speculum
hidung
- Konka
- Meatus
- Sekret
- septum
Bibir
• Bentuk, warna, kelainan bibir dan kulit di
sekitarnya.
• labioscizis (bibir terbelah, biasanya congenital)
• bibir bengkak (trauma, oedemaangioneurotik, alergi)
• bibir kering (dehidrasi, DM, demam)
• bibir pucat (shock, anemia)
• sianotik (decompensatio cordis, kelainan jantung kongenital,
pneumonia/bronchopneumonia ,asthma bronchial berat,
kedinginan)
Gigi, Gusi dan Lidah

Pada gigi dan gusi perlu


diperiksa kebersihan
(hygiene), jumlah dan
kelainan pada gigi,
warna mukosa, dan
pembengkakan gusi.
Lidah perlu diperiksa :
ukuran, bentuk, bercak-
bercak lidah dan papil,
warna.
Mukosa mulut dan Palatum
• Warna yang normal adalah ‘pink’.
• Terlihat pucat pada anemia dan terlihat merah padaradang.
• Selain itu dapat terlihat sianotik pada kelainan jantung dan
saluran pernafasan.
Uvula

•Hal yang diperiksa adalah


warna, ukuran, dan
gerak/pulsasi.
•Pada peradangan
terlihat berwarna merah
dan memanjang.
•Pulsasi uvula yang sinkron
dengan denyut jantung
(Muller’s sign) dapat
ditemui pada Aorta
Insufisiensi (AI).
Laring dan Pharynx
•Hal yang diperiksa
adalah warna dan
kelainan-kelainan
lain.
•Untuk memeriksa
faring dengan jelas,
tekan lidah kebawah
dengan spatel tongue
sehingga faring akan
tampak.
Tonsil
Bentuk leher 

Gerak dan
kekakuan pada
leher 
Pembesaran
kalenjar getah
bening (KGB

Leher Kelenjar thyroid

Arteri carotis

Vena jugularis
externa

Trachea
• Gerak dan tanda
rangsang meningeal
• Brudzinky 1
• Brudzinky 2
Kelenjar getah bening

Hal-hal yang
diperiksa adalah :
1.lokasi
2.ukuran
3.nyeri tekan
4.konsistensi
5.melekat pada
dasar atau pada kulit
6.permukaan kulit
diatasnya
Tiroid

Penbesaran thyroid disebut


Konsistensi normalnya
Nyeri tekan adaatau positif struma (goiter) yang
adalah seperti Dapat terdengar bruit
bila infeksi akut kelenjar, mungkin bersifat
jaringanotot, bila lunak thyroid sistolik pada goiter
perdarahan kedalam toksik (hyperthyroidisme)
terdapat goiter toksika, toksika
kelenjar.- atau non toksik (euthyroid
noduler atau difus.
atau hypothyroidisme).
V. jugularis ekstrerna  menentukan
tingginya tekanan di atrium kanan yangdapat
ditetapkan dengan melihat tingginya kolom
pengisian darah di vena jugularis.
Trachea
Normalnya trachea berada di tengah leher/ incisura jugularis
sterni.
Thorax
Inspeksi
• Bentuk thorax 
simetris.
• Tidak ada kelainan
seperti barrel chest
(dada tong) seperti
pada emfisema atau
penyakit
paruobstruktif kronis.
• Dari lateral: gibbus,
kifosis, lordosis.
• Dinding posterior
adanya skoliosis.
• Dinding thorax dan
mammae.
PECTUS CARINATUM PECTUS EXCAVATUM
Kelainan kulit  spider
nevi pada sirosis
hati dan
kehamilan, roseola
pada demam
tifoid.

Vena kulit normal


tidak
melebar/menonjol

Pulsasi pada dinding


thorax

Gerak dinding thorax


pada saat
pernafasan
• Palpasi
– Memeriksa dengan perabaan
kelainan pada dinding toraks
– Membandingkan pergerakan
dinding dada kanan-kiri
– Memeriksa ‘ vocal fremitus’
– Meraba ictus cordis
– Meraba thrill
– Menilai sudut angulus sub
costae
Tympani

Pekak Hipersonor

Perkusi

Redup Sonor
• Perkusi dada depan
– Melakukan perkusi secara sistematis dari atas ke bawah,
membandingkan hemitoraks kanandan kiri  sonor
– Melakukan perkusi untuk mencari batas paru dan hati pada garis
midklavikula kanan dan memberi tanda  ICS V midclav dextra,
melakukan perkusi untuk meletakkan peranjakan hati.
– Mencari batas paru dan jantung kanan.
(ICS IV parasternal dextra)
– Mencari batas bawah paru dan lambung.
(ICS VIII axillaris ant sin)
– Mencari batas paru dan jantung kiri.
(ICS V midclav dext 1 cm medial)

Mencari batas atas jantung


dengan paru (ICS III
sternalis sin
• Perkusi punggung
– Meminta pasien untuk duduk
– Melakukan perkusi dari atas ke bawah,
membandingkan kanan dan kiri (sonor, redup ,
pekak.Garis Ellis-Damoisseau)
– Tentukan batas paru bawah kanan (Th X) dan kiri (Th
XI)
•Auskultasi Suara Nafas Normal
• Suara napas tracheal 
didaerah leher  Fase
inspirasi:fase ekspirasi=1:3
• Suara napas bronchial 
bronchus besar  1:2
• Suara napas bronkovesikuler
 bronchus sedang  1:1
• Suara napas vesikuler 
bronchioles  3:1
Ronchi Wheezing

Suara nafas
tambahan

Stridor Krepitasi
• Auskultasi jantung

Yang kita periksa


adalah  bunyi
jantung I dan II

Katup AV  BJ I > BJ II
Katup Aorta Pulmonal  BJ II > BJ I
Bunyijantung
III

Bunyijantung
Murmur
1V

Bunyi
Jantung
Gallop
Tambahan Opening snap

Ejection
Sistolic click
sound
• Pasien dalam
keadaan rileks,
untuk memudahkan
keadaan tersebut
antara lain
• Daerah abdomen
ABDOME mulai dari prosesus
xiphoideus sampai
N simfisis pubis harus
terbuka
• Pemeriksa disebelah
kanan pasien
Inspeksi
Simetris,Bentuk / kontur, ukuran, kondisi dinding perut, pergerakan
dinding perut
ASCITES
DILATASI VENA
Auskultasi
• Bising usus (bunyi peristaltik)
 normal 1-3 x/menit
• Suara dari pembuluh darah
(arterial bruit  daerah epigastrium cm diatas umbilikus)
(venous hum  umbilikalis/hipokondrium kanan
• Bunyi gesek (‘friction rub’)
Perkusi
Untuk konfirmasi pembesaran hati
dan limpa, untuk menentukan ada
tidaknya nyeri ketok, untuk diagnosis
adanya cairan atau masa padat

Perkusi secara umum  tymphani


Palpasi
• Palpasi Superfisial
• Palpasi Dalam

•Secara umum
•Nyeri tekan
•Nyeri lepas

•Hepar,
vesica felea
•Lien
•Ginjal
Digunakan ujung jari
Digunakan patokan 2 garis, yaitu  :
1) Garis yang menghubungkan pusar dengan titik potong garis mid
calvicula kanan dengan arcus aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan processus kifoideus
Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis ini dinyatakan dengan
beberapa bagian dari kedua garis tersebut. ( 1/3 – ½ ). Harus pula dicatat  : 
Konsistensi, tepi, permukaan dan terdapatnya nyeri tekan
MURPHY’S SIGN
Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu  : untuk  Jarak
maximal dari pusar ke garis singgung
pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian
yang sama. Garis ini diteruskan
kebawah sehingga memotong lipat
paha. Garis dari pusat kelipat paha
pun dibagi 4 bagian yang sama,
menggunakan teknik palpasi yang
sama dengan hepar.
Klasifikasi Hackett

Teknik palpasi lien dimana


ditarik garis lurus dari
lokasi lien ke arah
ipsilateral kiri

Klasifikasi ini untuk


menilai pembesaran lien
yang telah diterima WHO
untuk survei malaria dan
juga pemeriksaan fisik
rutin.
Hackett
H.0 Limpa tidak teraba pada inspirasi
maksimal

H.1 Limpa teraba pada inspirasi


maksimal

H.2 Limpa teraba tapi proyeksi tidak


melebihi garis horizontak yang
ditarik melalui pertengahan arcus
costae dan umbilicus pada garis
mamilaris kiri

H.3 Limpa teraba dibawah garis


horizontal melalui umbilicus

H.4 Limpa teraba dibawah garis


horizontal pertengahan umbilicus
dan symphisis pubis

H.5 Limpa teraba dibawah garis H.4


H.3
Splenomegali
sedang
H.1 – H.2 H.4 – H.5
Splenomegali Splenomegali
ringan masif

Hackett
Dapat diraba dengan cara
Ballotement  meletakkan tangan
kiri pemeriksa dibagian posterior
tubuh pasien sedemikian rupa,
sehingga jari  telunjuk berada di
angulus costovertebralis. Kemudian
jari telunjuk ini menekanorgan
keatas. Sementara itu tangan kanan
melakukan palpasi  secara dalam dari
anterior dan akan merasakan organ
tersebut menyentuh.
Cara pemeriksaan asites:
•Undulasi
•Shifting dullness
•Knee-chest position
KNEE CHEST POSITION
Inspeksi
Palpasi

Sesuai
indikasi

Genitalia
Pada Pria  Ukuran, bentuk penis dan testis
Apakah ada: Hipospadia, epispodia,
pseudohermaphrodit
Pada Wanita  Bayi kurang bulan labium minora &
klitoris lebih menonjol
Anus dan Rektum

SESUAI INDIKASI; HEMORRHOID,


HERNIA, TUMOR dan lainnya
Extremitas

• Kuku halus
warna merah
Inspeks muda
• Jar kulit utuh
i kulit dan pengisisna
kapiler < 3 detik
dan • Cembung dan
sudut antara
kuku kuku dan dasar
160 derajat
Proporsi ukuran
Kulit
terhadap tubuh
• Akromegali • Pucat, eritema,
sianosis
• Palmar eritema
• Efloresensi
lainnya dan
luka
PEMBAGIAN JENIS LUKA
LUKA ABRASI / BABRAS /
LECET  TAK DALAM
(SUPERFISIAL). • MENGENAI
SEBAGIAN/ SELURUH KULIT.
• TAK SAMPAI JARINGAN
SUBCUTIS. • SANGAT NYERI
KARENA BANYAK UJUNG-
UJUNG SYARAF YANG
TERLUKA
LUKA ROBEK( LACERASI)  BANYAK TERJADI KARENA BENDA
TAJAM ATAU TUMPUL. • BENDA TAJAM: – TEPI LUKA RATA,
TERATUR. • BENDA TUMPUL: – TEPI LUKA TAK RATA DAN TAK
TERATUR. • BENTUK LUKA ROBEK : – LURUS, LENGKUNG,PATAH
ATAU BERBENTUK BINTANG(STELAT)
LUKA TUSUK 
PENYEBAB: – BENDA
TAJAM DAN RUNCING.
• CIRI LUKA: – LEBAR
LUKA LEBIH KECIL
DIBANDINGKAN
DALAMNYA. •
PERHATIKAN LUKA
TUSUK PADA THORAX
DAN ABDOMEN,
APAKAH MENGENAI
ORGAN DALAMNYA •
LUKA TEMBAK  MUDAH TERJADI
PENYEBAB: – PELURU. INFEKSI OLEH BAKTERI
• CIRI LUKA: – LUKA ANAEROB- TETANUS
TEMBAK MASUK DAN
LUKA TEMBAK
KELUAR. – KADANG 2
HANYA LUKA TEMBAK
MASUK . • LUKA
STERIL KERENA
PELURU PANAS
LUKA GIGITAN  GIGITAN
BINATANG BERBISA ATAU
TIDAK BERBISA. • CIRI
LUKA: – KECIL TAPI DALAM.
• GIGITAN ULAR BERBISA,
SERUM ANTI BISA
ULAR(SABU). • GIGITAN
MANUSIA : BERBAHAYA,
KOMPLIKASI INFEKSI BERAT
LUKA AVULSI  KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT
TERKELUPAS, TAPI SEBAGIAN MASIH ADA HUBUNGAN
DENGAN TUBUH. • PERLU PENANGANAN KHUSUS
• Irama teratur
• Kekuatan
denyut sama
Palpasi disetiap
brachiali denyutan
• Denyutan
s dan terasa penuh
radial dan mudah
pulsasi di palpasi
• Frekuensi
dalam batas
normal
Evaluasi • Bergerak bebas tanpa nyeri / spasme
otot / sendi bengkak / kontraktur

range of
motion
• Terdapat kontraksi otot

Kekuatan • Rentang gerak penuh dengan


melawan gravitasi
• Kekuatan otot secara bilateral simetris
otot terhadap tahanan tenaga dorongan
Refleks • Gerekan respon singkat
(tidak berlebihan atau
otot sangat lambat)
• Reflek berupa flexi
biceps (biceps) dan ekstensi
(triceps)
dan • Hipo/hiper refleks 
patologis
triceps
• Gerakan respon singkat (tidak berlebihan

Tes refleks atau sangat lambat)


• Refleks berupa ekstensi tungkai kaki

patella dan (patela)


• Reflek di ketuk pada tendon achilles 
plantar fleksi
achilles
REFLEKS –REFLEKS PATOLOGIS
Hoffman Trommer
• Goresan pada kuku • Colekan ujung jari
jari tengah tengah
• Refleks  jari-jari • Refleks  seperti
lainnya fleksi hoffman
Brudzinski I Brudzinski II Laseque Kernig
• Leher di • Fleksi • Positif  • Positif 
fleksikan tungkai range of ekstensi
maksimal maksimal motion hip sendi lutut
• Refleks  • Refleks  joint pada < 180
fleksi fleksi fleksi < 70 derajat
tungkai tungkai derajat
lainnya
• Gores telapak kaki lateral dari posterior ke anterior
• Refleks  ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
Babinski jari-jari lainnya

• Gores dorsum pedis lateral sekitar maleolus lateral


dari posterior ke anterior
Chaddock • Refleks  seperti babinski

• Urut krista anterior tibia dari proksimal ke distal


• Refleks  seperti babinski
Oppenheim
• Tekan betis secara keras
Gordon • Refleks  seperti
babinski

• Pencet tendon achilles


Schaefe secara keras
r • Refleks  seperti
babinski
THANKYOU DOCTORS

Anda mungkin juga menyukai