2
1
PENGKAJIAN
DIAGNOSIS
5
3
EVALUASI
PEREN-
CANAAN
4
IMPLEMEN
TASI
Data harus faktual, bukan interpretasi,
opini, general, dan osion
LUARAN, IMPLEMENTASI,
EVALUASI
Ns. Henny Dwi Susanti.,Mkep.Sp.Kep.Mat., PhD
TUJUAN PENYUSUNAN SLKI
Contoh Diagnosa keperawatan menurut Nanda NIC-NOC
IMPLEMENTASI
• Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
• Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
• Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar
sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan
interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
• Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
EVALUASI
• Meskipun proses keperawatan mempunyai tahap-tahap, namun
evaluasi berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan proses
keperawatan
• Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien
dan tenaga kesehatan lainnya.
• Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai
tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan.
Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil.
Tujuan dari evaluasi antara lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mendapatkan umpan balik.
e. Sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan
satu sama lain. Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya tidak
dilaksanakan secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan
berjalan dengan baik, karena jika satu saja langkah atau tahap itu tidak
dilakukan maka akan mempengaruhi tahap yang lain karena mereka
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
Intervensi Keperawatan :
NANDA – NIC – NOC (NNN)
Based on NIC and NOC book
Indri Wahyuningsih
Proses Dokumentasi Keperawatan (semester 2)
PSIK FIKES UMM
Ta onomy – Nomenc lature
NAN x – NIC – NOC (N NN
D
A
◼ 1. Identifikasi keluhan
◼ 2. Masukkan domain
◼ 3. Masukkan kelas
◼ 4. Lihat definisi
◼ 5. Lihat batasan karakteristik
Contoh :
◼ 1. Identifikasi keluhan : sering terbangun
jika tidur tidak tahu penyebabnya
◼ 2. Masukkan domain : 4 (activity /rest)
◼ 3. Masukkan kelas : 1
◼ 4. Lihat definisi : insomnia
◼ 5. Lihat batasan karakteristik : insomnia
Components of
a Nursing Diagnosis
◼ 1. Label or Name and definition
(Axis 1 – 2 – 3)
◼ 2. Related Factors OR Risk Factors
◼ 3. Defining Characteristics
◼ Axis 1 – 7
Penulisan axis lengkap, mempermudah NOC NIC
Contoh
◼ 1. Aktual : Ketidakefektifan (axis 3) bersihan jalan nafas
(axis 1), individu (axis 2, jika individu tdk ditulis),
kardiopulmonal (axis 4), dewasa (axis 5), kronis (axis 6),
aktual (axis 7) b.d mukus dalam jumlah berlebih ditandai
dengan wheezing, sianosis, dispnea
◼ 2. Aktual : Ketidakefektifan (axis 3) bersihan jalan nafas
(axis 1) individu (axis 2, jika individu tdk ditulis) b.d
mukus dalam jumlah berlebih ditandai dengan wheezing,
sianosis, dispnea
◼ 3. Aktual : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus
dalam jumlah berlebih
Contoh
◼ 4. Resiko : Resiko Infeksi b.d penyakit
kronis (kanker paru)
◼ 5. Promosi : Kesiapan meningkatkan
(axis 3) rasa nyaman (axis 1) keluarga
(axis 2)
◼ 6. Kesejahteraan : Diare b.d keracunan
makanan (petis)
Dx Medis dan Dx Keperawatan
POSSIBLE NURSING
CLINIC AL SITUATIONS DIAGNOSTIC CONCEPT
DIAGNOSES
SYSTEMIC ARTERIAL
Cardiac output Decreased cardiac output
HYPOTENSION
HYPOVOLEMIA Fluid balance Deficient fluid volume
PAIN Pain Acute pain
Tissue perfusion:
METABOLIC ACIDOSIS Tissue perfusion cardiopulmonary,
ineffective
WOUND DRAINAGE Skin integrity Impaired skin integrity
Tissue perfusion:
SYSTEMIC ARTERIAL
Tissue perfusion cardiopulmonary,
HYPERTENSION
ineffective
OLIGURIA Urinary elimination Impaired urinary elimination
POLYURIA Urinary elimination Impaired urinary elimination
HYPERTHERMIA Body temperature Hyperthermia
HYPOAL
C CEMIA Cardiac output Decreased cardiac output
Prioritas diagnosa
◼ Standar asuhan keperawatan : (1) mengancam kehidupan,
(2) mengancam kesehatan, (3) mempengaruhi perilaku
manusia
◼ DEPKES RI ; (1) aktual, (2) potensial/resiko
◼ Maslow : (1) fisiologis, (2) aman&nyaman, (3) cinta&kasih
sayang, (4) harga diri, (5) aktualisai diri
◼ Per sistem : B1, B2, B3, B4, B5, B6
NOC
(Nursing Outcomes Classification)
◼ Severe 1
◼ Substantial 2
◼ Moderate 3
◼ Mild 4
◼ None 5
Features of NOC
Fluid Balance 0601
Balance of water in the intracellular and extracellular compartments of the body
Extremely Substantially Moderately Mildly Not
Compromised Compromised Compromised Compromised Comprised
1 2 3 4 5
Indicators:
BP IER
1 2 3 4 5
Mean arterial pressure IER
1 2 3 4 5
Pulmonary wedge pressure IER
1 2 3 4 5
Peripheral pulses palpable
1 2 3 4 5
Ascites not present
1 2 3 4 5
Neck vein distention not present
1 2 3 4 5
Peripheral edema not present
1 2 3 4 5
Sunken eyes not present
1 2 3 4 5
Confusion not present
1 2 3 4 5
NANDA/NOC Linkage
◼ Each nursing Diagnosis is followed by a list
of suggested outcomes to measure whether
the chosen interventions are helping the
identified problem
◼ Each outcome can be individualized to the
patient or family by choosing the
appropriate indicators or adding additional
indicators as necessary
Membuat NOC
Tanpa NNN Dengan NNN
◼ 1. Tentukan diagnosa ◼ 1. Tentukan diagnosa
◼ 2. Masukkan domain ◼ 2. Pilih kriteria
◼ 3. Masukkan kelas ◼ 3. Pilih indikator
◼ 4. Pilih kriteria ◼ 4. Tentukan skala
◼ 5. pilih indikator
◼ 6. Tentukan skala ◼ NIC NOC Judith M
Wilkinson
NIC
(Nursing Intervention Classification)
Intervensi
NIC
◼ “The nursing interventions classification
(NIC) is a comprehensive, standardized
language describing treatments that nurses
perform in all settings and in all
specialties.” (Iowa Intervention Project,
2008)
FENOMENA
◼ Apa yang dilakukan perawat ?
◼ Apakah kegiatan perawat mempengaruhi
tingkat kesembuhan ?
◼ Efektifkah kegiatan perawat dalam
pengurangan biaya ?
Tujuan Penyeragaman NIC :
◼ Standarkan intervensi
◼ Memberikan definisi yang sama tentang diagnosa
◼ Mempermudah sistem informasi keperawatan
◼ Memudahkan pengajaran
◼ Mengukur biaya keperawatan
◼ Memudahkan perencanaan administrasi/unit cost
◼ Meminimalkan kesalah fahaman antar perawat
Komponen intervensi :
◼ Pengkajian/Diagnostik/Observasi
◼ Tindakan Mandiri perawat/terapeutik
◼ Pendidikan kesehatan/health education
◼ Kolaborasi/(LIMPAHAN) tindakan medis
NIC component
◼ Name or label
◼ A definition
◼ A set of activities the nurse does to carry out
the intervention
Example : Diagnose : “Risk for Infection”
NOC yang di pilih :
◼ 6550 infection protection
◼ 1100 nutrition management
◼ 3590 skin surveillance
◼ 6650 surveillance
◼ 3660 wound care
Infection Protection 6550
◼ Definition: Prevention and early detection of
infection in a patient at risk
◼ Activities:
◼ Monitor for systemic and localized s & sx of
infection (central line site check every 4 hours.)
◼ Monitor WBC, and differential results (qd or qod)
◼ Follow neutropenic precautions
◼ Provide a private room
◼ Limit number of visitors
Infection Protection (Cont.)
◼ Activities (Cont.)
◼ Screen all visitors for communicable disease
◼ Maintain asepsis
◼ Inspect skin and mucous membranes for redness,
extreme warmth or drainage (q4 hours)
◼ Inspect condition of surgical incision ( central line
insertion site q 4 hours)
◼ Obtain cultures, as needed (Blood cultures prn
T>38.3 C q 24 hours) (Drainage @ Central line site)
◼ Promote Nutritional intake (1500 kcal per day, Pt.
likes cereal)
Infection Protection (cont.)
◼ Activities (cont.)
◼ Encourage fluid intake (1225 cc per day, Pt likes orange
Gatorade)
◼ Encourage rest (naps every afternoon from 1-3 PM, bedtime
at 2030)
◼ Monitor for change in energy level/malaise
◼ Instruct patient to take anti-infective as prescribed
(Bactrim BID, po, MTW and Nystatin 5cc,s & s, TID)
◼ Teach Family about s & sx of infection and when to report
them to HCP
(NIC, 2008)
Features of NIC
ELECTROLYTE MANAGEMENT 2000
Definition: Promotion of electrolyte balance and prevention of complications resulting from abnormal
or undesired serum electrolyte levels
Activities:
- Monitor for manifestations of electrolyte imbalance
- Maintain patent IV access Administer fluids, as prescribed, if appropriate
- Maintain intravenous solution containing electrolyte(s) at constant flow rate, as appropriate
- Administer supplemental electrolytes (e.g., oral, NG, and IV) as prescribed, if appropriate
- Consult physician on administration of electrolyte-sparing medications (e.g., spiranolactone), as appropriate
- Administer electrolyte-binding or -excreting resins (e.g., Kayexalate) as prescribed, if appropriate
- Obtain ordered specimens for laboratory analysis of electrolyte levels (e.g., ABG, urine, and serum levels)
- Monitor for loss of electrolyte-rich fluids (e.g., nasogastric suction, ileostomy drainage, diarrhea, wound
drainage, and diaphoresis)
- Irrigate nasogastric tubes with normal saline
- Provide diet appropriate for patient's electrolyte imbalance (e.g., potassium-rich, low-sodium, and low-
carbohydrate foods)
- Teach patient and family about the type, cause, and treatments for electrolyte imbalance, as appropriate
- Consult physician if signs and symptoms of fluid and/or electrolyte imbalance persist or worsen
- Monitor patient's response to prescribed electrolyte therapy
- Place on cardiac monitor, as appropriate
NANDA/NIC Linkage
◼ Each NANDA diagnosis is followed by a list
of suggested interventions for resolving the
identified problem
◼ Interventions and activities should be
chosen to meet the individual clients needs
◼ Activities can be further individualized by
adding client specific information
◼ Additional activities may be added if
appropriate
PENULISAN NNN
Sample Care Plan using Case Study
NANDA Nursing Diagnoses NOC Outcomes and Indicators NIC Intervention Label and select nursing activities
NOC (Nursing
728
Outcomes 7 domain 32 kelas
Classification) kriteria
564
NIC (Nursing Intervention 7 domain 30 kelas
Classification) intervensi
NANDA-I North American Nursing Diagnosis Association
Herdman et al.: NANDA International, Inc. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2021-2023. 12th Ed. Page 79
NANDA-I Taxonomy II Domains and Classes (p. 144)
DOMAIN 1: HEALTH PROMOTION
Domain : 12
Kelas : 1
Aksis 1 : nyeri
Aksis 2 : individu
Aksis 3 : terganggu
Aksis 4 : gigi
Aksis 5 : dewasa
Aksis 6 : akut
Contoh
• Aktual : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih
• Resiko : Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
dengan faktor resiko trauma kepala
Made a priority of diagnosis
• Masalah yang mengancam nyawa
• Masalah keamanan
• Prioritas menurut klien
• Prioritas menurut perawat
• Jika ditangani, akan mengatasi diagnosis
keperawatan lainnya.
NOC (Nursing Outcomes Classification)
Specific
Measurable
Achieveable
Reasonable
Time
• NOC terkait dengan NANDA
• NOC diciptakan berdasarkan → penelaahan dan penelitian oleh
ahli-ahli keperawatan
• NOC memberikan kepuasan pasien pada segi :
– Lingkungan fisik
– Ketersediaan dan akses perawatan
– Perlindungan pada hak-hak pasien
– Caring
– Aspek tehnis dari perawatan
– Pertemuan dengan dokter sesuai dengan kebutuhan
– Perawatan yang berkesinambungan
– Pendidikan dan konsultasi
– Komunikasi
– Mengontrol gejala dan tanda
– Biaya efektif
– Aman
Kekuatan NOC menurut Moorhead dkk
• NOC disusun secara komprehensif yang mempu mengcover
berbagai bidang yang spesifik
• Disusun berdasarkan riset
• Berdasarkan praktik klinik dan riset
• Menggunakan bahasa klinik yang jelas
• Mengoptimalkan informasi untuk mengevaluasi hasil apa yang
tidak efektif dari intervensi keperawatan yang dilakukan
• Telah melalui tes dibeberapa setting klinik
• Termasuk dalam pencatatan klinik secara elektronik
• Dikembangkan sebagai penyerta NIC
• Menerima pengakuan internasional
• Struktur bisa dikembangkan dan dihaluskan
NOC Taxonomy
• Terdiri dari 7 domain dan 32 kelas (pg. 48-67)
Domain 1 Domain 2 Domain 3 Domain 4 Domain 5 Domain 6 Domain 7
Definisi : meningkatkan kecukupan dalam jumlah dan kualitas untuk mencapai kondisi yang
diinginkan
07 ≥ 10 7-9 4-6 1-3 Tak satupun
• Komprehensif
• Berdasarkan riset
• Merefleksikan praktek klinik terkini dan penelitian
• Sudah teruji dilapangan
• Berkaitan dengan NANDA
• Menerima pengakuan internasional
NIC Taxonomy
• Terdiri dari 7 domain dan 30 kelas (pg. 40-59)
Domain 1 Domain 2 Domain 3 Domain 4 Domain 5 Domain 6 Domain 7
Oleh:
Indri Wahyuningsih, S.Kep.Ns., M.Kep.
PSIK-FIKES UMM
2
BERFIKIR KRITIS
5
TAHAPAN BERFIKIR KRITIS DALAM
PROSES KEPERAWATAN
❑ Berfikir kritis dalam merancang intervensi
keperawatan: Memilih intervensi keperawatan yang
sesuai adalah proses pembuatan keputusan. Pada saat
merumuskan rencana keperawatan, perawat
menggunakan pengetahuan dan alasan untuk
mengembangkan hasil yang diharapkan sebagai bahan
acuan dalam mengevaluasi asuhan keperawatan yang
diberikan.
❑ Keterampilan berfikir kritis dalam implementasi
keperawatan: perawat menerapkan ilmu yang dimiliki
terhadap situasi nyata yang dialami klien. Dalam metode
berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesa.
6
CONTOH PERTANYAAN BERFIKIR KRITIS DALAM
PROSES KEPERAWATAN
TAHAPAN PENGKAJIAN
❑ Apakah semua data telah lengkap?
❑ Data apalagi yang saya butuhkan?
❑ Bagaimanakah dari sudut pandang pasien terkait penyakitnya?
TAHAPAN DIAGNOSIS
❑ Apa arti dari data-data yang telah dikumpulkan?
❑ Apa saja yang mungkin bisa terjadi pada pasien?
❑ Apakah data yang saya dapatkan ini sama atau berbeda?
7
CONTOH PERTANYAAN BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES
KEPERAWATAN
TAHAPAN IDENTIFIKASI LUARAN DAN RENCANA INTERVENSI
KEPERAWATAN
❑ Apakah tujuan yang ingin dicapai pada pasien?
❑ Apa yang ingin perawat vcapai dalam membantu pasien?
❑ Intervensi keparawatan apa yang akan dipilh?
❑ Siapakah perawat yang memiliki ketrampilan sangat baik untuk
melakukan tindakan keperawatan ini?
❑ Bagaimanakah keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan?
TAHAPAN IMPLEMENTASI
❑ Bagaimanakah kondisi pasien pada saat ini?
❑ Bagaimanakah respon pasien selama dan setelah dilakukan intervensi?
❑ Apakah selama melakukan intervensi selalu menjalankan prinsip safety
for patient? 8
Matrix Thinking Exercise
❑ Contoh kasus:
Seorang perawat mengkaji seorang pasien perempuan
berusia 75 tahun setelah melakukan implementasi
keperawatan untuk mengatasi masalah Delirium.
Untuk setiap pengkajian yang telah ditemukan, gunakan
tanda (X) untuk memilih intervensi yang effective
(mencapai luaran yang diinginkan), innefective (tidak
mampu mencapai luaran yang diharapkan), atau
unrelated (tidak berhubungan dengan luaran yang
diinginkan)
9
Matrix Thinking Exercise
Rasional:
• Delirium adalah kebingungan akut yang sering terjadi
pada orang dewasa yang lebih tua dan klien yang
memiliki gangguan penggunaan zat. Selain kebingungan,
klien sering memiliki masalah dengan siklus tidur-bangun
dan manifestasi perilaku atau emosionalnya, seperti
berteriak, agitasi, dan agresi.
• Berorientasi, mengenali putrinya, dan menggunakan
lampu panggilannya dengan tepat menunjukkan bahwa
deliriumnya teratasi sebagai akibat dari tindakan
keperawatan dan kolaboratif interprofesional yang tepat.
11
12
Pendekatan Evaluasi
Subjective
Objective
Assessment
Planning
Subjective
• Merupakan data evaluasi yang berasal dari pasien
• Berupa kalimat uraian yang menggambarkan kondisi yang
dirasakan pasien setelah dilakukan implementasi
• Contoh :
• Pasien mengatakan sudah bisa mengontrol nyeri
• Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
• Pasien mengatakan mual mulai berkurang
Objective
• Merupakan data evaluasi yang bersumber dari kriteria hasil di SLKI
• Berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran
• Skor awal SLKI bisa menjadi tetap, kurang atau lebih
• Contoh :
Penerapan SDKI
Standar Kompetensi
- Pendidikan: Vokasi, Ners
Generalis, Ners Spesialis, Ners
Subspesialis
Standar Asuhan
- Kekhususan: Medikal Bedah,
Gadar, Kamar Bedah, Kritis, Keperawatan
Jiwa, Maternitas, dll. - Diagnosis
- Intervensi
- Luaran (outcome)
SK
Undang Undang Kep.
No. 38 Tahun 2014
P
Standar
Profesi
P
N SKP
I
SAK
Standar Kinerja Profesional
- Penjaminan Mutu
- Pendidikan
- Riset
- Etika
- Penilaian Kerja
LATAR BELAKANG (Lanjutan …)
Perawat merupakan
‘Penegak Diagnosis’ (Diagnostician)
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI
Evaluasi
Diag- Inter-
nosis vensi
Diagnosis Keperawatan
merupakan bagian vital dalam
Implemen-
menentukan asuhan tasi
keperawatan yang sesuai untuk
membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal
Nursing Diagnosis International Classification for Nursing
Practice – Diagnosis Classification
ZEFP
Nursing NANDA
Diagnosis
Home Health
Care
ICF HHCC Classification
International
Classification of SNOMED
Functioning, Disability CT
and Health
Systematized Nomenclature of
Medicine Clinical Terms
PROSES KEPERAWATAN DAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DPP PPNI
Tanda & Gejala
Kriteria Hasil
Faktor Risiko
Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)
Intervensi
(SIKI)
3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI
Membakukan dan
mengesahkan SDKI
Membahas dan
merevisi Draft SDKI
Finalisasi
Tim Kerja menyiapkan Workshop
Draft SDKI 29 Des 2016
Revisi 30 Nov 2016
Kontinu
Template
Pembentukan
Panitia
& Tim Kerja
Pengembangan
SDKI Panitia
SDKI
Rapat pertama Panitia
21 Juni 2016
Level 1 LEVEL OF
Reviu
Sistematik EVIDENCE
Level 2
Studi Kohort
Level 3
Studi Kasus-Kontrol
Level 4
Studi Kasus
Level 5
Opini Ahli
Tanda/Gejala
Aktual Mayor dan Minor
Negatif
Diagnosis Risiko Faktor Risiko
Keperawatan
Promosi Tanda/Gejala
Positif
Kesehatan Mayor dan Minor
Diadaptasi dari:
Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification of
Nursing Practice – Diagnosis Classification (ICNP, 2015)
PROSES DIAGNOSTIK
(DIAGNOSTIC PROCESS)
1 Analisis Data
• Bandingkan data dengan nilai normal
• Kelompokkan data
Diadaptasi dari:
Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); Ackley, Ladwig & Makic (2017);
Berman, Snyder & Frandsen (2015); Potter & Perry (2013)
PROSES DIAGNOSTIK (LANJUTAN…)
Diagnosis Keperawatan
Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
PROSES DIAGNOSTIK (LANJUTAN…)
1 Analisis Data
2 Identifikasi
Masalah
3 Perumusan
Diagnosis
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK
Pada diagnosis aktual
dan promkes
1) Bio-fisio-psikologis
2) Efek terapi/Tindakan
3) Situasional
4) Maturasional Indikator
Diagnostik
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK
• Ditemukan sebanyak
Mayor 80-100% untuk
validasi diagnosis
Fokus Diagnosis
Deskriptor
Nomor Kode
Label/Masalah
Definisi
Peyebab
Nomor Kode
Label/Masalah
Definisi
Faktor Risiko
Nomor Kode
Label/Masalah
Definisi
Latar Belakang
Pengkajian
SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
DEFINISI
Luaran (Outcome) Keperawatan
• Aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien,
keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap
intervensi keperawatan. Luaran keperawatan
menunjukkan status diagnosis keperawatan setelah
dilakukan intervensi keperawatan (Germini et al, 2010;
ICNP, 2015).
• Hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri atas
indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan
masalah (ICN, 2009).
TUJUAN PENYUSUNAN SLKI
Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)
Intervensi
(SIKI)
3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI
PENETAPAN LUARAN KEPERAWATAN
Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART
M • Measurable
distandarisasi
R • Realistic menggunakan
clinical judgement
T • Timed
perawat
Diadaptasi dari:
Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry (2013),
JENIS LUARAN KEPERAWATAN
Luaran
Positif
Luaran
Keperawatan
Luaran
Negatif
JENIS LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
Label
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran
Ekspektasi
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
• Meningkat, Menurun atau Membaik
Kriteria Hasil
• Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian computer-based
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Menurun Meningkat
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
Memburuk Membaik
PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif meningkat
• Produksi sputum menurun
• Mengi menurun
• Frekuensi napas 12 -20 kali/menit
PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif 5
• Produksi sputum 5
• Mengi 5
• Frekuensi napas 5
CONTOH LUARAN SLKI
Nomor Kode
Panggil
Label Luaran
Definisi Luaran
Ekspektasi
Luaran
Kriteria Hasil
dan Skor
TAUTAN SDKI - SLKI
Launching
Buku SLKI
Revisi Draft
Buku SLKI
Workshop
SLKI
Penyusunan
Label,
Kesepakatan Definisi dan
Konsep SLKI Indikator
SLKI
Tim Pokja SLKI PPNI sangat terbuka atas
saran dan masukan. Silakan dikirimkan ke:
dpp@ppni-inna.org
STANDAR INTERVENSI
STANDAR
KEPERAWATAN INDONESIA
TIM POKJA SIKI - DPP PPNI
LINGKUP BAHASAN
Konstruksi Komponen-Komponen
Komponen-Komponen SIKI
SDKI
SLKI SIKI
MENGAPA PERLU DISTANDARISASI?
Nurse-
initiated Intervensi Indirect
Healthcare
-initiated
RENTANG INTERVENSI KEPERAWATAN
(LANJUTAN)
1. Memudahkan penelusuran intervensi keperawatan
2. Memudahkan untuk memahami beraneka ragam intervensi
keperawatan yang sesuai dengan area praktik dan/atau
cabang disiplin ilmu.
3. Memudahkan pengkodean (coding ) untuk penggunaan
berbasis komputer (computer-based )
SISTEM KLASIFIKASI
INTERVENSI KEPERAWATAN
Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al , 2013).
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
5 KATEGORI
1. Fisiologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi fisik dan regulasi
homeostatik
2. Psikologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi mental, proses
mental dan perilaku.
3. Perilaku
• Intervensi Keperawatan untuk mendukung perubahan perilaku atau
gaya hidup
4. Relasional
• Intervensi keperawatan untuk mendukung hubungan interpersonal
atau interaksi sosial
5. Lingkungan
• Intervensi keperawatan untuk mendukung keamanan lingkungan dan
menurunkan risiko gangguan kesehatan
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
14 SUBKATEGORI
1. Respirasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi
2. Sirkulasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah
4. Eliminasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi eliminasi fekal dan urinaria
6. Neurosensori
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi otak dan saraf
14 SUBKATEGORI (LANJUTAN)
8. Nyeri dan Kenyamanan
• Kelompok intervensi yang memulihkan nyeri dan kenyamanan
2. Integritas Ego
• Kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan dengan diri sendiri secara
emosional
4. Kebersihan Diri
• Kelompok intervensi yang memulihkan perilaku sehat dan merawat diri
6. Interaksi Sosial
• Kelompok intervensi yang memulihkan hubungan antarindividu dan indivi dengan
kelompok
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome)
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Perilaku spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Label
Definisi
Tindakan
Referensi
LABEL INTERVENSI
• Kata benda (noun), bukan kata kerja (verb)
• Contoh: Pemantauan bukan Memantau
• Idealnya terdiri dari tiga kata atau kurang, namun tidak
lebih dari lima kata
• Kapitalkan setiap awal kata
• Label mencakup sekitar 18 deskriptor yang
memerlukan penyeragaman definisi
LABEL INTERVENSI (LANJUTAN)
Observasi
Edukasi
Konstruksi
Tautan (Linkage) SDKI-SIKI
• Level Satu
1 • Intervensi Utama
• Level Dua
• Intervensi
2 Pendukung
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)
2 bulan Launching
dan
2 bulan Revisi Draft Sosialisasi
SIKI Buku SIKI
1 bulan Penyusunan berdasarkan
1 bulan komponen masukan
Survei pada setiap Workshop
Intervensi intervensi
Inventarisasi Keperawatan
intervensi
dari berbagai
referensi
STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN INDONESIA
Komponen-Komponen SIKI
P
Standar
Profesi
P
N SKP
I
SAK
Standar Kinerja Profesional
- Penjaminan Mutu
- Pendidikan
- Riset
- Etika
- Penilaian Kerja
PROSES KEPERAWATAN DAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DPP PPNI
Tanda & Gejala
Kriteria Hasil
Faktor Risiko
Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)
Intervensi
(SIKI)
3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI
MENGAPA PERLU DISTANDARISASI?
• Panduan penyusunan intervensi keperawatan
• Penyeragaman istilah / penyebutan intervensi keperawatan
• Perluasan (ekspansi) ilmu keperawatan
• Pengembangan sistem informasi
• Pembelajaran decision making bagi peserta didik keperawatan
• Penentuan biaya pelayanan kepada perawat
• Pengkomunikasian keperawatan intraprofesi dan interprofesi
kesehatan
KEUNGGULAN YANG HARUS DIMILIKI
STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
• Komprehensif
• Area generalis dan spesialis
• Fisiologis dan psikososial
• Kuratif, preventif dan promotif
• Individu, keluarga, komunitas
• Direct care dan indirect care
• Independent dan collaborative
• Berbasis riset
• Mudah digunakan (easy to use)
• Menggunakan istilah klinis yang jelas
• Dapat dikaitkan dengan diagnosis & outcome keperawatan
Direct RENTANG INTERVENSI
KEPERAWATAN
Nurse-
initiated Intervensi Indirect
Healthcare
-initiated
RENTANG INTERVENSI KEPERAWATAN
(LANJUTAN)
Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
5 KATEGORI
1. Fisiologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi fisik dan regulasi
homeostatik
2. Psikologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi mental, proses
mental dan perilaku.
3. Perilaku
• Intervensi Keperawatan untuk mendukung perubahan perilaku atau
gaya hidup
4. Relasional
• Intervensi keperawatan untuk mendukung hubungan interpersonal
atau interaksi sosial
5. Lingkungan
• Intervensi keperawatan untuk mendukung keamanan lingkungan dan
menurunkan risiko gangguan kesehatan
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
14 SUBKATEGORI
1. Respirasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi
2. Sirkulasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah
14 SUBKATEGORI (LANJUTAN)
8. Nyeri dan Kenyamanan
• Kelompok intervensi yang memulihkan nyeri dan kenyamanan
9. Integritas Ego
• Kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan dengan diri sendiri secara
emosional
10. Pertumbuhan dan Perkembangan
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pertumbuhan dan perkembangan
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome)
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Perilaku spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN
Label
• Nama dari intervensi yang merupakan kata kunci
untuk memperoleh informasi tentang intervensi
tersebut
Definisi
• Makna dari label intervensi berupa perilaku yang
dilakukan oleh perawat
Tindakan
• Rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan
JENIS TINDAKAN KEPERAWATAN
OBSERVASI
1 • Mengumpulkan data status kesehatan pasien
TERAPEUTIK
2 • Memulihkan status kesehatan atau mencegah perburukan masalah
EDUKASI
3 • Meningkatkan pengetahuan/kemampuan merawat diri
KOLABORASI
4 • Bekerjasama dengan perawat atau tenaga kesehatan lainnya
Label Intervensi
Definisi Intervensi
Tindakan (Activity)
Referensi
Tautan (Linkage)
SDKI-SIKI
TIM POKJA SIKI DPP. PPNI
TAUTAN (LINKAGE)
• Tautan (linkage) merupakan suatu hubungan antara dua
elemen/konsep, yakni SDKI dan SIKI
• Membantu menentukan intervensi keperawatan setelah
menegakkan diagnosis keperawatan
• Tautan ini bukan untuk menggantikan clinical
judgement perawat
• Pemilihan intervensi keperawatan tetap didasarkan pada
clinical judgement dengan mempertimbangkan
kekhasan kondisi pasien, keluarga, kelompok atau
komunitas
KARAKTERISTIK TAUTAN
• Level Satu
1 • Intervensi Utama
• Level Dua
2 • Intervensi Pendukung
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)
2 bulan Launching
dan
2 bulan Revisi Draft Sosialisasi
SIKI Buku SIKI
1 bulan Penyusunan berdasarkan
1 bulan komponen masukan
Survei pada setiap Workshop
Intervensi intervensi
Inventarisasi Keperawatan
intervensi
dari berbagai
referensi
SAMBUTAN
MENTERI
KESEHATAN RI
KESIMPULAN
• Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan praktik perawat, semakin dapat
menjamin mutu praktik dan keselamatan klien dalam
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
• SIKI diharapkan tidak hanya bermanfaat dalam
pelayanan dan pendidikan, namun dapat masuk ke
dalam Sistem JKN sebagai upaya peningkatan mutu
pelayanan.
• SIKI juga diharapkan dapat bermakna dalam aspek
penghargaan dan kesejahteraan serta perlindugan
bagi perawat.
TERIMA KASIH
Tim Pokja SIKI DPP-PPNI sangat terbuka dengan
saran dan masukan. Silakan dikirimkan ke:
dpp@ppni-inna.org