Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM

TAHUN 2021
Nama/NIM Aldillah Abdul Hanif/K100160028
Kelompok A1
Pengampu Muhammad Pribadi, S. Farm

Bagian 1 (resume singkat)

Praktikum 3
Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Metode
Golongan

Spektrofoto-

Spektrofoto-
PolariMetri*

Metode Lain

Polarimetri*

Metode lain
ekstraksi/

Gravimetri*
Senyawa Reaksi Tabung (2 metode)
ke Sub Golongan

meter*

meter*
yang dipilih

KLT*
penyiapan

IR*
-
sampel
Metode Prinsip Prosedur Hasil positif

5 terpenoid Eugenol Destilasi Uji Minyak Atsiri Kalium permanganat 1 mL ekstrak warna akan menjadi √

GCMS

GCMS
uap dan dalam suasana basa ditambahkan larutan pucat atau hilang
Air dapat menghasilkan kalium permanganat,
reaksi cis-hidroksilasi warna akan menjadi
Minyak Atsiri

dari suatu alkena. pucat atau hilang


Ikatan rangkap dapat
dioksidasi dengan
KMnO4 dapat
membentuk senyawa
diol.
Topik
Parmeter
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Mikotoksin Aflatoksin Sentrifugas √
B1 i

KCKT dan ELISA


Logam berat Pb, Hg dan Maserasi Uji Pengendapan (Pb) Reduksi-Oksidasi larutan diidentifikasi endapan berwarna putih.
As dengan larutan
NaOH.
Uji Reaksi Warna (Hg) reaksi antara Hg Diambil 1 ml larutan endapan merah jingga
dalam sampel uji lalu dimasukkan
dengan KI sehingga ke dalam tabung
Penetapan Cemaran

membentuk HgI2 reaksi. Kemudian


yang berwarna jingga ditambahkan 1-2
dan akan hilang pada tetes larutan KI 0,5 N
penambahan KI lalu diperhatikan
berlebihan karena dengan saksama.
terbentuk senyawa
komplek K2HgI4

AAS
larut.
Test Strips (As) Perubahan warna Dilarutkan sampel Strips berwarna kuning
pada strips Arsen dengan aquades
Test kit hingga larut. Diambil
larutan sampel,
tambahkan reagen
arsenic-1 dan putar
tabung secara
perlahan. Kemudian
tambahkan reagen
arsenic-2 secara
perlahan,
diamati. Dicelupkan
strips ke dalam
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
larutan sampel
diamkan selama 20
menit sambil diputar
perlahan. Kemudian
celupkan selama 2
detik strips ke
dalam air, dianginkan
kemudian amati
perubahan warna
pada strips, dan
dibandingkan
dengan warna yang
ada pada tube Arsen
Test Kit.
Kadar abu Fenil Maserasi Pengabuan Kering Pemanasan suhu Pemanasan pada
ekstrak Propanoid tinggi suhu tinggi (800 o C)
(Minyak dalam tungku
Sirih Hijau) peredam. Air
dan volatil akan

Perhitungan bobot abu


menguap, dan bahan
organik akan
Parameter standarisasi ion kimia

terbakar dengan
adanya oksigen dan
berubah menjadi
CO2 dan oksida N2
Pengabuan Basah Oksidasi Pengoksidasi bahan
organik
menggunakan asam
dan zat pengoksidasi
atau kombinasinya.
Susut Daun Asam Maserasi Penyiapan Sampel Pengeringan Simplisia dikeringkan
pengeringan kemudian
jawa

Perhitungan
simplisia dibersihkan dari
(Tamaridus pengotor yang ikut
tercampur pada saat
indica L.)
panen. Kemudian
dibuat menjadi
serbuk dengan
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
menggunakan
blender dan ukuran
serbuk 100 mesh.
Uji Pendahuluan Maserasi Pembuatan ekstrak
diawali dengan
mencari pelarut yang
tepat dengan melalui
maserasi serbuk
daun asam jawa
dengan
menggunakan
aquades,etanol 10%,
20%, 30%, 40%, 50%,
60%, 70%, 80%, 95%.
Pembuatan Ekstrak Maserasi Simplisia ditimbang
sebanyak kemudian
diekstraksi dengan
cara maserasi.
Maserasi dilakukan
selama 24 jam
dengan beberapa kali
pengocokan selama 6
jam pertama
kemudian didiamkan
selama 18 jam
kemudian maserasi
disaring. Residu
dimaserasi kembali
dengan cara yang
sama sebanyak
empat kali. Filtrat
dikumpulkan dan
dipekatkan dengan
menggunakan
penguap vakum
putar pada suhu 50°
hingga diperoleh
ekstrak kental yang
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
masih dapat dituang.
Pemekatan
dilanjutkan diata
penangas air pada
suhu tidak lebih dari
50° hingga diperoleh
ekstrak kental.

Keterangan :
* : Isilah dengan tanda centang saja(√)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Bagian 2 (resume detail untuk tiap senyawa)

A. Eugenol
1. Golongan : Minyak Atsiri
Sub Golongan : Terpenoid
Nama Senyawa : Eugenol
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Destilasi Uap dan Air

Sebanyak 75 g bunga Sistem pendingin air Penampungan


Bejana dipanaskan
cengkeh kering dialirkan secara minyak atsiri cengkeh
sehingga minyak akan
dimasukkan dalam perlahan dan dijaga Destilat ditampung dihentikan setelah
dibebaskan dari
bejana destilasi uap agar air tetap pada tempat tidak terjadi
kelenjar minyak
yang sudah diisi mengalir selama penampung berskala. penambahan volume
dalam jaringan
aquadest sebanyak 5 proses penyulingan minyak atsiri selama
tanaman.
liter. berlangsung. 30-45 menit.

Waktu destilasi yang Minyak atsiri yang


dibutuhkan untuk diperoleh dari 3 kali
Destilat yang diperoleh Na sulfat anhidrat Volume minyak yang
menyari minyak atsiri proses destilasi
merupakan campuran ditambahkan dalam diperoleh dicatat dan
dalam 75 g bunga dicampur dan disimpan
minyak dengan air yang minyak atsiri untuk ditetapkan rendemen
cengkeh kering adalah dalam botol gelap agar
selanjutnya dipisahkan mengikat adanya sisa minyak atsiri yang
10-27 jam. Penetapan terlindung dari cahaya
dalam corong pisah. air. diperoleh.
rendemen dilakukan 3 dan disimpan ditempat
kali (triplo). yang sejuk.

3. Metode Kualitatif :
a. Uji Minyak Atsiri
i. Prinsip : kalium permanganat dalam suasana basa dapat menghasilkan reaksi cis-hidroksilasi dari suatu alkena. Ikatan rangkap dapat dioksidasi dengan KMnO4 dapat membentuk
senyawa diol.
ii. Prosedur : 1 mL ekstrak ditambahkan Larutan kalium permanganat, warna akan menjadi pucat atau hilang
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
iii. Hasil Positif : warna akan menjadi pucat atau hilang
b. KLT
i. Fase Diam : Silika gel GF254
ii. Fase Gerak : toluene : etil asetat 93:7
iii. Panjang gelombang : 254 nm dan 365 nm
iv. Prinsip : pemisahan komponen-komponen berdasarkan adsorbsi atau partisi oleh fase diam dan fase gerak
v. Prosedur

Disiapkan fase
diam (silica gel Ditotolkan Dimasukkan Disemprotkan
Disiapkan eluen Diamati noda
GF 254) dengan sampel dan baku dalam chamber Dikeringkan → penampang
dalam bejana Dioven selama 5- yang nampak Dihitung Rf dan
mengaktifkannya pembanding yang sudah diamati dibawah bercak (vanilin-
KLT, lakukan 10 menit pada sinar UV HRf
pada oven eugenol pada jenuh → diamati sinar UV 254 nm asam sulfat
penjenuhan 254 nm
selama 5– 10 lempeng KLT kenaikan bercak pekat)
menit

vi. Hasil Positif : Bercak Ungu


c. GCMS
Analisis dilakukan dengan menggunakan Shimadzu GC-2010 dilengkapi dengan detektor mass selektif Shimadzu GCMS-QP2010S dan kolom kapiler RxiTM-1ms (30 m x 0,25 mm, ketebalan film
0,25 μm). Sistem ionisasi elektron untuk deteksi GC-MS menggunakan energi ionisasi sebesar 70 eV. Kecepatan alir helium sebagai gas pembawa diatur 1,0 mL/menit. Injektor dan MS transfer
line temperatures diatur pada 280 dan 245oC, secara respektif. Suhu kolom dijaga pada 50oC, ditingkatkan hingga 100oC dengan kenaikan 10oC/menit (ditahan selama 1 menit), kemudian
ditingkatkan hingga 140 oC dengan kenaikan suhu 5oC/menit, ditingkatkan kembali hingga 160oC dengan kenaikan 2oC/menit dan ditingkatkan hingga 245oC dengan kenaikan 5oC/menit.Waktu
elusi tiap sampel adalah 20 menit.
Prinsip : perbedaan kemampuan menguap dari senyawa dan juga berdasarkan interaksi dengan fase diam (kapilernya)
4. Metode Kuantitatif :
a. GCMS
i. Pembuatan kurva baku Eugenol
Standar eugenol berupa cairan, mempunyai bobot jenis= 1,066 g/mL dan kemurniannya 99%. Satu gram baku eugenol setara dengan 0,938 mL. Stok eugenol (1,0%b/v) dibuat dengan
mengambil 50,0 μL standar eugenol dan dilarutkan dalam metanol p.a hingga 5,0 mL. Konsentrasi Dibuat dala 5 seri, berturut-turut 0,200; 0,100; 0,050; 0,025 dan 0,013%b/v dari larutan
stok baku eugenol (1,0%b/v). Satu mikroliter (1,0 μL) dari tiap konsentrasi disuntikkan ke dalam kolom. Kurva baku dibuat 3 kali (triplo) dengan replikasi pembacaan 2 kali.
ii. Penetapan kadar Eugenol dalam Minyak atsiri
Larutan stok sampel (3,0 %b/v) dibuat dengan menimbang 150,0 mg minyak dan dimasukkan dalam labu takar 5,0 mL. Volume 5,0 mL dicapai dengan penambahan metanol p.a. Dibuat
sampel (0,1 %b/v) dengan mengambil 33,0 μL larutan stok minyak (3,0 %b/v) dan dimasukkan ependorf 1,0 mL. Volume 1,0 mL dicapai dengan penambahan metanol p.a. Satu mikroliter
(1 μL) sampel disuntikkan secara splitless. Sampel dianalisis 3 kali dengan replikasi pembacaan 2 kali. Komponen diidentifikasi dengan membandingkan waktu retensi relatif dan spektra
mass yang ditunjukkan oleh larutan standar eugenol. Kemudian dihitung kadarnya dengan persamaan linier.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
B. Penetapan Mikotoksin
1. Nama Senyawa : Aflatoksin B1
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Penyiapan Sampel

Sebanyak 25 g Cairan jernih


Dikocok selama Diencerkan
sampel Disentrifus bagian atas Dipipet 50 μl
30 menit dengan
Sampel pakan diekstrak 3000 rpm (supernatan) dan dimasukkan
dengan aquades hingga
digiling dengan 100 ml selama 15 dimasukkan ke ke dalam
menggunakan volume 1 ml
metanol dan menit. dalam tabung eppendorf
shaker untuk dianalisis
aquadest 60%, 15 ml

3. Metode Kualitatif :
a. KLT
i. Fase diam : lempeng silica gel
ii. Fase gerak : kloroform : aseton (9:1).
iii. Diamati pada sinar UV 366 nm
iv. Prinsip : Pemisahan senyawa multi komponen dengan menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.
v. Hasil : Berwarna biru atau hijau saat dilihat di bawah sinar UV dengan panjang gelombang 366 nm
4. Metode Kuantitatif :
a. KCKT
i. Instrumen : Seperangkat KCKT dari shimadzu versi 6,1 menggunakan piranti lunak Class-Vp dengan kolom C18 Shimpack ODS, Detektor UV-Vis SPD-10A.
ii. Pemurnian (clean-up) dimulai dengan melewatkan 10 mL filtrat sampai habis melalui kolom dengan kecepatan 1-2 tetes/detik. Kemudian pembilasan dilakukan dengan air 10 mL
dengan kecepatan 2 tetes/detik. Selanjutnya dielusi dengan metanol HPLC grade 1 mL dengan kecepatan 1-2 tetes/detik. Hasil berupa filtrat ditambah air 1 mL dan diinjeksikan pada
sistem HPLC. kemudian data yang dapat dianalisis
iii. Hasil : Didapatkan persamaan Y = 1.02x + 6.0 dengan nilai r = 0.96. Didapatkan 4 sampel dengan hasil positif dengan kadar berkisar antara 0.02-0.1 ppm
b. Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)
i. Sebelum dilakukan analisis, pereaksi yang digunakan dikondisikan pada suhu ruang. Substrat disiapkan dengan menambahkan 30 µl substrat B ke dalam 970 µl substrat A.
ii. Pada pelat pencampur dimasukkan 70 µl standar AFB1 pada masing-masing lubang secara berurutan mulai dari blanko, konsentrasi rendah sampai tertinggi (0; 0,1; 0,37; 1,1; 3,3; 10;
30 ppb), metanol (tanpa konjugat) dan sampel.
iii. Setelah itu ditambahkan 140 µl larutan konjugat kedalam tiap lubang dan dihomogenkan dengan menggunakan pipet multi channel, kemudian dipindahkan 75 µl ke dalam pelat
berlapis antibodi dengan 2 ulangan.
iv. Pelat diinkubasi selama 30 menit, larutan dibuang dan dicuci dengan akuades tiga kali, selanjutnya ditambahkan 100 µl substrat yang telah dicampur dan diinkubasi kembali selama
15 menit.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
v. Selanjutnya ditambahkan 50 µl larutan penghenti reaksi, dan pelat dibaca pada alat pembaca ELISA (ELISA reader) dengan panjang gelombang 450 nm. Hasil pembacaan dan
konsentrasi aflatoksin dalam sampel dihitung dengan menggunakan persamaan garis yang dihasilkan oleh kurva standar (konsentrasi vs persentase inhibisi).
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
C. CEMARAN LOGAM BERAT
1. Nama Senyawa : Pb, Hg, As
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
Simplisia kering
Daun pegagan
dihaluskan
dicuci dengan
dengan Serbuk daun
aquadest
menggunakan Setelah itu Pegagan
mengalir untuk Filtrat Ekstrak kental
blender hingga disimpan dalam diekstraksi
menghilangkan kemudian yang sudah
Dikeringkan menjadi serbuk wadah kering dengan
tanah dan dievaporasi didapat
dengan oven dengan ukuran tertutup rapat menggunakan
pengotor untuk digunakan
pada suhu 50°C derajat dalam ruangan metode
lainnya yang mendapatkan untuk dilakukan
sampai kering. kehalusan yang terlindung dari maserasi
masih ekstrak kental uji parameter
sesuai, lalu cahaya dengan pelarut
menempel pada etanol 70%. non spesifik.
diukur kadar matahari. etanol 96%
bahan yang
airnya dengan selama 7 hari.
sudah disortasi
alat moisture
basah.
balance.
3. Metode Kualitatif :
a. Uji Pengendapan (Pb)
i. Prinsip : Ketika Pb diidentifikasi menggunakan larutan NaOH terjadi reaksi oksidasi reduksi atau redoks, dengan Pb sebagai reduktor dan NaOH sebagai oksidator. Hasil positif jika
sampel mengandung Pb ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna putih.
ii. Prosedur : Ditimbang 5 gram sampel, dilarutkan dalam 10 ml aquadest. Kemudian masing-masing larutan diidentifikasi dengan larutan NaOH.
iii. Hasil Positif : Apabila menghasilkan endapan berwarna putih.
b. Uji Reaksi Warna (Hg)
i. Prinsip : Sampel uji menunjukkan positif Hg ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah jingga. Endapan tersebut merupakan hasil reaksi antara Hg dalam sampel
dengan KI sehingga membentuk HgI2 yang berwarna jingga dan akan hilang pada penambahan KI berlebihan karena terbentuk senyawa komplek K2HgI4 larut.
ii. Prosedur : Diambil 1 ml larutan uji lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N lalu diperhatikan dengan saksama. Hasil menunjukkan
positif jika terjadi endapan merah jingga. Setiap sampel dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali.
iii. Hasil Positif : Hasil menunjukkan positif jika terjadi endapan merah jingga
c. Test Strips (As)
i. Prinsip : Perubahan warna pada strips Arsen Test kit.
ii. Prosedur : Dilarutkan sampel dengan aquades hingga larut. Diambil larutan sampel, tambahkan reagen arsenic-1 dan putar tabung secara perlahan. Kemudian tambahkan reagen
arsenic-2 secara perlahan, diamati. Dicelupkan strips ke dalam larutan sampel diamkan selama 20 menit sambil diputar perlahan. Kemudian celupkan selama 2 detik strips ke dalam
air, dianginkan kemudian amati perubahan warna pada strips, dan dibandingkan dengan warna yang ada pada tube Arsen Test Kit.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
iii. Hasil Positif : Strips berwarna kuning
4. Metode Kuantitatif :
a. Atomic Absorption Spectroscopy (AAS)
i. Instrumen : Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) AA 7000 Shimadzu
ii. Gas yang digunakan : Gas etilen dan nitrous oxide
iii. Panjang gelombang : 190-300 nm
iv. Prinsip : Interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel (Khopkar, 1990)
v. Cara penetapan kadar logam: Destruksi basah
vi. Prosedur:

Ekstrak yang kental dan dingin ditambahkan


Ekstrak ditimbang 1 gram dan ditambahkan
aquadest 10 mL dan asam perklorat 5 mL, Sampel diukur dengan alat Atomic
10 mL HNO3 pekat, panaskan dengan
dipanaskan hingga kental lalu disaring Absorption Spectroscopy (AAS).
heating mantel hingga kering atau kental.
kemudian dimasukkan ke labu ukur 50 mL

vii. Batas Maksimal Cemaran logam Berat


Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 12 Tahun 2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
Cemaran Logam Berat
Pb ≤ 10 mg/kg atau mg/L atau ppm

Cd ≤ 0,3 mg/kg atau mg/L atau ppm

As ≤ 5 mg/kg atau mg/L atau ppm

Hg ≤ 0,5 mg/kg atau mg/L atau ppm

viii. Hasil : Didapatkan kadar logam Pb = 0,27 mg/kg; logam Hg = < 0,001 mg/kg; logam As = < 0,005 mg/kg. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak memenuhi syarat
karena tidak melebihi batas maksimal cemaran logam berat.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
D. KADAR ABU EKSTRAK
1. Parameter Standarisasi Non Kimia Kadar Abu Ekstrak
Golongan : Propanoid
Sub Golongan : Fenil Propanoid
Minyak sirih hijau
2. Prosedur pengabuan yang umum digunakan
a. Pengabuan Kering
Pemanasan pada suhu tinggi (800 o C) dalam tungku peredam. Air dan volatil akan menguap, dan bahan organik akan terbakar dengan adanya oksigen dan berubah menjadi CO2 dan oksida
N2.
b. Pengabuan Basah
Pengoksidasi bahan organik menggunakan asam dan zat pengoksidasi atau kombinasinya.
3. Cara kerja
a. Penyiapan Sampel
Diambil sampel bagian daunnya dan pengambilan sampel dilakukan pada saat daun berwarna hijau sempurna, dimana pada saat itu kadar tertinggi.
b. Sortasi basah
Dipisahkan daun yang telah dipetik dari pengotornya, Dibuang bagian yang tidak diperlukan
c. Pencucian simplisia
Dicuci simplisia dengan air mengalir untuk menghilangkan mikroba dan pengotor
d. Pengeringan simplisia
Dikeringkan simplisia, jangan sampai terkena sinar matahari langsung
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
4. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Pembuatan Ekstrak Kental

Ekstrak
kental
Ditambahka
dibuat dari Dimasukkan Diuapkan
n 10 bagian Persen
serbuk satu bagian dengan
pelarut, rendemen
kering serbuk Didiamkan Dikumpulka penguap
rendam Dipisahkan Diulangi dihitung
simplisia simplisia selama 18 n semua hingga
selama 6 Maserat. proses 2 kali berdasarka
dengan kering ke jam. Maserat diperoleh
jam sambil n presentasi
metode dalam ekstrak
sesekali b/b
maserasi maserator. kental
diaduk.
menggunak
an pelarut.

b. Pembuatan Ekstrak Kering

Ditambahkan pelarut
Dikeringkan ekstrak Dicampurkan sisa
heksan +- 300 mL,
kental yang telah dengan heksan 300 Dikeringkan ekstrak
Digerus hingga diaduk sempurna
didapatkan, mL,diaduk sempurna, pada suhu 70 oC,
homogen beberapa kali selama 2
ditambahkan dengan dipisahkan kelebihan ditimbang
jam, lalu dibiarkan
laktosa heksan
mengendap

c. Penetapan Kadar Abu

Dipijarkan
Ditambahka
Dimasukkan perlahan Dipijarkan Diuapkan,
Ditimbang Jika dengan n air panas
kedalam lahan sisa dan dipijarkan
ekstrak cara ini dan disaring Dimasukkan
krus silikat hingga kertas hingga Dihitung
kering arang tidak menggunak fitrat ke
yang telah arang habis saring bobot Kadar abu
sebanyak 2 dapat an kertas dalam krus
dipijarkan, ,didinginkan dalam kurs tetap,ditim
gram dihilangkan saring
diratakan dan yang sama bang
bebas abu
ditimbang
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
5. Perhitungan
Berat abu = berat wadah dan abu-berat wadah
% Abu = (bobot abu : bobot sampel) x 100%
6. Syarat Kandungan Kadar Abu
Syarat keberterimaan menurut FHI <2,9%
7. Hasil Uji
Diperoleh kadar abu ekstrak kering : 0,6933 %. Diterima karena syarat keberterimaan menurut FHI <2,9%
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
E. SUSUT PENGERINGAN
1. Penetapan Beberapa Parameter Spesifik dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamaridus indica L.)
2. Prosedur

Sebelum ditimbang,
Ditimbang ekstrak ekstrak diratakan Dimasukkan ke
Jika ekstrak sulit
secara seksama dalam botol timbang, dalam ruang
kering dan mencair
sebanyak 1 g sampai dengan pengering, dibuka Dicampurkan silika
pada pemanasan,
2g dan dimasukkan menggoyangkan tutupnya, keringkan tersebut secara rata
ditambahkan 1 g
ke dalam botol botol, hingga pada suhu 105°C dengan ekstrak pada
silika pengering yang
timbang dangkal merupakan lapisan hingga bobot tetap. saat panas,
telah ditimbang
bertutup yang setebal lebih kurang Sebelum setiap kemudian keringkan
seksama setelah
sebelumnya telah 5 mm sampai 10 mm. pengeringan, biarkan kembali pada suhu
dikeringkan dan
dipanaskan pada Jika ekstrak yang botol dalam keadaan penetapan hingga
disimpan dalam
suhu 105°C selama diuji berupa ekstrak tertutup mendingin bobot tetap.
eksikator pada suhu
30 menit dan telah kental, ratakan dalam eksikator
kamar.
ditara. dengan bantuan hingga suhu kamar
pengaduk.

3. Cara kerja
a. Penyiapan Sampel
Simplisia dikeringkan kemudian dibersihkan dari pengotor yang ikut tercampur pada saat panen. Kemudian dibuat menjadi serbuk dengan menggunakan blender dan ukuran serbuk 100 mesh.
b. Uji Pendahuluan (Pemilihan Pelarut yang Tepat)
Pembuatan ekstrak diawali dengan mencari pelarut yang tepat dengan melalui maserasi serbuk daun asam jawa dengan menggunakan aquades,etanol 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%,
80%, 95%.
c. Pembuatan Ekstrak Asam Jawa
Simplisia ditimbang sebanyak 200 g kemudian diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan 2 L pelarut yang sesuai dari hasil uji pendahuluan. Maserasi dilakukan selama 24 jam
dengan beberapa kali pengocokan selama 6 jam pertama kemudian didiamkan selama 18 jam. Setelah itu hasil maserasi disaring. Residu dimaserasi kembali dengan cara yang sama sebanyak
empat kali. Filtrat dikumpulkan dan dipekatkan dengan menggunakan penguap vakum putar pada suhu 50° hingga diperoleh ekstrak kental yang masih dapat dituang. Pemekatan dilanjutkan
diata penangas air pada suhu tidak lebih dari 50° hingga diperoleh ekstrak kental.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
4. Perhitungan
𝑆𝑢𝑠𝑢𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑥100%
𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
5. Syarat Kandungan Kadar Abu
Syarat susut pengeringan : Tidak lebih dari 10%
6. Hasil Uji
Berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata nilai susut pengeringan ekstrak etanol daun asam jawa tidak identik dengan kadar air. Hal ini karenaadanya kandungan minyak atsiri atau senyawa mudah
menguap lainnya dalam ekstrak yaitu limonene dan benzil benzoat (5,7,8). Makin tinggi nilai susut pengeringan maka makin sulit memperoleh ekstrak dalam bentuk kering. Kisaran susut pengeringan
ekstrak etanol daun asam jawa 16,00-25,80% (Tabel 6). Diperoleh hasil nilai susut pengeringan yang berbeda jauh antara ekstrak etanol daun asam asal Tawangmangu dengan yang berasal dari Depok
dan Bekasi karena adanya perbedaan jumlah kandungan senyawa yang mudah menguap pada masing-masing ekstrak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada ketiga sampel tidak memenuhi
persyaratan, karena hasil menunjukkan > 10%.

Anda mungkin juga menyukai