Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM

TAHUN 2021
Nama/NIM Aldillah Abdul Hanif/K100160028
Kelompok A1
Pengampu Muhammad Pribadi, S. Farm

Bagian 1 (resume singkat)

Praktikum 1
Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Metode
Golongan

Spektrofoto-

Spektrofoto-
PolariMetri*

Metode Lain

Polarimetri*

Metode lain
ekstraksi/

Gravimetri*
Senyawa Reaksi Tabung (2 metode)
ke Sub Golongan

meter*

meter*
yang dipilih

KLT*
penyiapan

IR*
-
sampel
Metode Prinsip Prosedur Hasil positif

1. Flavonoid Flavonol Maserasi 1. Uji Wilstater 1.Penambahan HCL 1. Ekstrak ditambah 2 1. Terbentuk warna √ √
dan logam Mg. tetes HCl dan orange atau merah
Membentuk garam logam Mg
flavilium. Reduksi
menghasilkna
senyawa orange
atau merah
Polifenol

2. Uji Shinoda 2.Reaksi netralisasi 2. Diuapkan larutan 2. Timbul warna merah


antara gugus uji, ditambah 2-3
hidroksil flavanoid tetes etanol,
(-) dengan logam ditambah serbuk
Mg (+) Mg dan beberapa
tetes HCl 5M
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
3. Uji Wilson Taubach 3.Reaksi 3. Lar. Uji 1 mL 3. Timbul warna hijau
pembentukan diuapkan, kuning pada sinar UV
kompleks gugus ditambah aseton
hidroksil dengan beberapa tetes,
as. borat ditambah sedikit
serbuk as. Borat
dan as. Oksalat,
dikeringkan.
Residu dilarutkan
dalam 10mL eter
dan dilihat pada
sinar UV
Tanin Pirogalotani Maserasi 1. Uji FlCl3 1.Prinsip dasar reaksi 1. Sampel + FeCl3 1. Endapan biru-hitam √ √
terhidrolisis n ini adalah reaksi (tanin terhidrolisis) dan

Permanganometri
pengendapan yang endapan hitam
membentuk kehijauan (tanin
kompleks terkondensasi).
berwarna
2. Uji Gelatin 2.Prinsip dasar reaksi 2. Sampel + gelatin 2. Jika timbul endapan
ini adalah reaksi 1% yang berarti mengandung
pengendapan mengandung NaCl tanin.

Tanin tidak Katekin 1.Maserasi 1. Uji FlCl3 1.Pembentukan 1. Ekstrak ditambah 1. Terbentuknya warna √ √
terhidrolisis 2.Penyedu kompleks warna. reagen FeCl3 hijau ungu atau hitam.
han hingga terbentuk
warna hijau
kehitaman.
2. Uji Steasny 2.Pembentukan 2. Ekstrak ditambah 2. Terbentuknya endapan
(Formaldehide 20% endapan. reagen steasny merah jingga
dan HCl pekat 2:1) (Formaldehide
20% dan HCl pekat
2:1)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Seskuiterpen Artemisinin Maserasi 1. Uji terpenoid 1. Prinsip reaksi = 1. Ekstrak dilarutkan 1. Seskuiterpen √
dengan pereaksi reaksi adisi dalam petroleum menghasilkan larutan
vanillin eter dan diuapkan berwarna biru tua
hingga kering
Setelah pekat,
ditambahkan
pereaksi vanilin
10% dalam asam
sulfat
Terpenoid

HPLC
2. Uji terpenoid 2. kemampuan 2. Diambil sejumlah 2. Hasil menunjukkan
menggunakan senyawa ekstrak dan perubahan warna
metode Liebermann triterpenoid dan dilarutkan dalam menjadi coklat ungu
Bouchard steroid kloroform
membentuk kemudian
warna oleh H2SO4 ditambah pereaksi
dalam pelarut Liebermann
asam asetat Bouchard asam
anhidrid asetat anhidrat H2
SO4

Keterangan :
* : Isilah dengan tanda centang saja(√)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Bagian 2 (resume detail untuk tiap senyawa)

A. Falavonoid
1. Golongan : Polifenol
Sub Golongan : Flavonoid
Nama Senyawa : Flavonol
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Maserasi

Filtratnya
dikumpulkan
Ekstraksi Sebanyak 50 g
Residu di kemudian
dilakukan serbuk kering
Ditambah 500 Larutan Residu dan remaserasi diuapkan
menggunakan simplisia
mL pelarut didiamkan filtrat kemudian dengan dengan dengan rotary
500 mL (1:10) dimasukkan ke
etanol 70%. selama 1 hari dipisahkan 100 mL alkohol evaporator
pelarut etanol dalam
70% sehingga
70%. maserator.
diperoleh
ekstrak kental.

3. Metode Kualitatif :
a. Uji Wilstater
i. Prosedur : Ekstrak ditambahkan dengan 2 tetes HCl dan logam Mg kemudian diamati perubahan warna yang terjadi.
ii. Prinsip : Fungsi penambahan HCl untuk mendeteksi senyawa yang mengandung inti benzofenon, sehingga setelah ditambahkan HCl akan menghasilkan garam benzopiriium
yang juga disebut garam flavilium. Reduksi dengan Mg dan HCl menghasilkan senyawa kompleks berwarna orange atau merah yang menandakan adanya flavonol.
iii. Hasil Positif : Terbentuk warna orange atau merah
b. Uji Shinoda
i. Prosedur : Larutan uji diuapkan hingga kering, ditambahkan 2-3 tetes etanol, kemudian ditambah dengan serbuk Mg dan beberapa tetes asam klorida 5M
ii. Prinsip : Terjadi reaksi Netralisasi antara gugus hidroksil pada Flavonoid yang bermuatan negatif dengan logam Mg yang bermuatan positif.
iii. Hasil Positif : Timbul warna merah yang merupakan hasil reaksi gugus hidroksil dengan logam Mg.
c. Uji Wilson Taubach
i. Prosedur : Larutan uji 1 mL diuapkan, kemudian ditambah aseton beberapa tetes, lalu ditambahkan sedikit serbuk asam borat dan asam oksalat, selanjutnya dikeringkan. Residu
dilarutkan dalam 10 mL eter yang kemudian dilihat pada sinar UV.
ii. Prinsip : Reaksi Pembentukan kompleks Gugus hidroksil dengan asam borat
iii. Hasil Positif : warna hijau kuning pada sinar UV karena adanya cincin aromatik.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
d. KLT
i. Fase Diam : Silika Gel GF254
ii. Fase Gerak : heksana: etil asetat (7:3)
iii. Reagan Semprot : Sitroborat
iv. Prosedur : Ekstrak ditotolkan pada plat KLT, kemudian dielusi menggunakan fase gerak. Hasil elusi kemudian diuapi dengan iodin dan diamati di bawah sinar 366 nm.
v. Hasil Positif : Terbentuk warna kuning
4. Metode Kuantitatif :
a. Spektrofotometri UV-VIS
i. Panjang gelombang : 435,5 nm.
ii. Prosedur : Ditimbang ekstrak kental sampel, dilarutkan dalam 25 mL metanol. Diambil 5 mL, ditambahkan 3 mL metanol. 0,2 mL dari 10% AlCl 3, 0,2 mL sodium asetat 1M.
Ditambahkan dengan aquades hingga 10 mL. Larutan ditempatkan di tempat gelap hingga diperoleh OT lalu diabsorbansi dan diukur pada spektrofotometri UV-VIS dengan quarsetin
dengan lamda maks, direplikasi 3 kali dan replikasi tripo. Dihitung kadar flavonoid menggunakan persamaan regresi.
iii. Prinsip :
Prinsip reagent AlCl3 : Pembentukan senyawa kompleks antara AlCl3 dengan gugus keto pada atom C-4 dan gugus hidroksil pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga dari
golongan flavon dan flavonol.
Reagen AlCl3 merupakan reagen berwarna bening. Senyawa flavonoid dengan reagen AlCl3 akan membentuk senyawa kompleks berwarna kuning yang tahan basa dan tidak tahan
asam kemudian terjadi pergeseran batokromik.
iv. Membuat larutan standar quarsetin:
Diambil dengan pipet larutan 1,4 mL (70 ppm) dari larutan standar stok → Ditambahkan 3 mL metanol, 0,2 ml AlCl3 10%, 0,2 mL 1 M sodium asetat → ditambahkan ke aquadest
sebanyak 10 mL → Dimasukkan ke gelas ukur 10 mL.
Konsentrasi larutan standar yang digunakan yaitu: 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110 ppm.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
B. Tanin Terhidrolisis
1. Golongan : Polifenol
Sub Golongan : Tanin Terhidrolisis
Nama Senyawa : Pirogalotanin
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Maserasi

Pembuatan ekstrak
Ampas dimaserasi ulang
etanol 70% buah
3x dan filtrat Digunakan metode
Penentuan kandungan bungur muda secara
Penyiapan bahan : Buah dipekatkan maserasi kinetik
lembab : 5 gram serbuk maserasi kinetik :
bungur muda dicuci, menggunakan rotary (ekstraksi dingin) untuk
simplisia dimasukkan ke ditambahkan etanol
dikeringkan, dihaluskan evaporator kemudian menghindari adanya
dalam Moisture 70% 300 mL ke dalam
dengan blender, diayak diuapkan di atas senyawa dalam buah
Content Balance dan 100 gram serbuk buah
dengan ayakan mesh waterbath hingga bungur muda yang
dioperasionalkan bungur muda dan
30. didapatkan ekstrak rusak jika dipanaskan
hingga selesai. diaduk selama 2 jam
etanol 70% dengan pada suhu tinggi.
kemudian didiamkan
bobot konstan.
semalam lalu disaring.

3. Metode Kualitatif :
a. Uji FeCl3
i. Prosedur : Sampel ditambahkan FeCl3 akan menghasilkan endapan biru-hitam (tanin terhidrolisis) dan endapan hitam kehijauan (tanin terkondensasi).
ii. Prinsip : Prinsip dasar reaksi ini adalah reaksi pengendapan yang membentuk kompleks berwarna.
iii. Hasil Positif : Endapan biru-hitam (tanin terhidrolisis) dan endapan hitam kehijauan (tanin terkondensasi).
b. Uji Gelatin
i. Prosedur : sampel ditambahkan gelatin 1% yang mengandung NaCl dan jika timbul endapan berarti mengandung tanin.
ii. Prinsip : Prinsip dasar reaksi ini adalah reaksi pengendapan.
iii. Hasil Positif : Adanya endapan.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
c. Uji KLT
i. Fase Diam : silika G 60 F254
ii. Fase Gerak : n-butanol: asam asetat : air (4:1:5)
iii. Prosedur : Pada pemisahan dengan KLT analitik digunakan plat silika G 60 F254 yang sudah diaktifkan dengan pemanasan dalam oven pada suhu 100 C selama 10 menit
setelah itu Masing-masing plat dengan ukuran 1cm x 10cm selanjutnya Ekstrak tanin ditotolkan pada jarak 1 cm dari tepi bawah plat dengan pipa kapiler kemudian dikeringkan dan
dielusi dengan fase gerak n-butanol : asam asetat : air (4:1:5). Setelah fase gerak sampai pada garis batas, elusi dihentikan. Noda yang terbentuk masing-masing diukur nilai Rf nya.
Noda-noda diperiksa di bawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.
4. Metode Kuantitatif :
a. Spektrofotometri UV-VIS
Sebanyak 50,0 mg ekstrak etanol 70% buah bungur dilarutkan dengan aqua demineralisata sampai volume 50,0 mL → Larutan ekstrak yang diperoleh dipipet dengan jumlah tertentu dan
ditambahkan 1 mL reagen Folin Ciocalteu, dikocok dan dibiarkan selama 5 menit selanjutnya ditambahkan 5 mL larutan Na2CO3 15% ke dalam larutan, dikocok homogen dan dibiarkan 5
menit Selanjutnya ditambahkan aqua demineralisata sampai volume 10,0 mL, diamkan pada range waktu stabil yang diperoleh. Absorbansi larutan ekstrak diamati pada panjang gelombang
maksimum. Konsentrasi yang didapatkan direplikasi sebanyak dua kali.
Prinsip reaksi ini yaitu reaksi oksidasi senyawa fenol dalam suasana basa oleh pereaksi Folin Ciocalteu menghasilkan kompleks berwarna biru. Sehingga bisa diukur oleh spektrofotometri
dengan panjang gelombang 500-900 nm.
b. Permanganometri
Prinsip dasar reaksi permanganometri ini adalah reaksi oksidasi reduksi pada suasana asam.
Sebanyak 2 gr serbuk buah bungur muda dimasukkan ke dalam beaker glass kemudian ditambahkan 50 ml aqua demineralisata, dipanaskan di atas waterbath sampai mendidih selama 30
menit sambil diaduk. Didiamkan beberapa menit, diendapkan, lalu dituang melalui kertas saring ke dalam labu ukur 250,0 ml dan didapat filtrat kemudian ampasnya disari kembali dengan
aqua demineralisata mendidih dan dimasukkan ke dalam labu ukur yang sama. Penyarian dilakukan beberapa kali hingga residu tidak menunjukkan perubahan warna menjadi berwarna biru
hitam apabila direaksikan dengan FeCl3. Larutan didinginkan dan ditambah aqua demineralisata sampai 250,0 ml secara kuantitatif ke dalam labu ukur kemudian dipipet 25,0 ml, dipindahkan
ke dalam erlenmeyer 1000 ml, ditambah 750 ml aqua demineralisata dan 25,0 ml indikator asam indigo sulfonat LP kemudian dititrasi dengan KMnO4 hingga terjadi perubahan warna dari
biru tua menjadi berwarna kuning keemasan. Dicatat volume KMnO4 yang digunakan. Dilakukan replikasi sebanyak 5 kali.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
C. Tanin Tak Terhidrolisis
1. Golongan : Polifenol
Sub Golongan : Tanin Tak Terhidrolisis
Nama Senyawa : Katekin
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Maserasi

Disaring kembali, filtrat


Dipisahkan filtrat dan
Diserbukkan masing- dikumpulkan dan
Diekstrasi Didiamkan di tempat residu. Residu di
masing sampel dengan pelarut diuapkan
menggunakan pelarut yang terlindung cahaya remaserasi dengan
derajat halus yang sama dengan rotavapor
etanol 70% sebanyak selama 1x24 jam sambil pelarut yang sama
dan ditimbang kemudian dipekatkan
300 mL selama 1 hari sesekali diaduk. sebanyak 300 mL
sebanyak 50 gram. hingga diperoleh
selama 1x24 jam.
ekstrak kental.

b. Penyeduhan

Diaduk menggunakan
magnetik stirer dengan
Ditimbang masing- Diseduh dengan Disaring dan dicukupkan Dilakukan perlakuan
variasi waktu
masing teh hijau aquadest sebanyak 100 volumenya hingga 100 yang sama pada suhu
penyeduhan 5 dan 10
sebgayak 5 gram. mL pada 70°C. mL dengan air suling. 85°C dan 98 °C.
menit hingga diperoleh
ekstrak teh.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
3. Metode Kualitatif :
a. Uji FeCl3
i. Prosedur : Ekstrak ditambah reagen FeCl3 hingga terbentuk warna hijau kehitaman

Dipipet 2 mL masing-
Apabila terbentuk
masing filtrat dan
Ditimbang masing- Ditambahkan dengan air Didinginkan dan disaring warna hijau ungu atau
dimasukkan ke dalam
masing serbuk teh hijau 100 mL dan dididihkan sehingga didapatkan hitam maka dinyatakan
tabung reaksi lalu
sebanyak 2 gram. selama 15 menit. filtrat. bahwa sampel
ditambahkan dengan
mengandung katekin.
larutan FeCl3 1 %.

ii. Prinsip : Pembentukan kompleks warna.


Katekin merupakan senyawa polifenol yang dapat terbentuk kompleks antara gugus fenol (–OH) dari sampel dengan adanya Fe3+ (besi) yang ditandai dengan terbentuknya perubahan
warna kompleks menjadi hijau, biru atau merah kehitaman. Terbentuknya senyawa kompleks antara tanin dan FeCl3 karena adanya ion Fe3+ sebagai atom pusat dan tanin memiliki
atom O yang mempunyai pasangan elektron bebas yang bisa mengkoordinasikan ke atom pusat sebagai ligannya. Ion Fe3+ pada reaksi disamping mengikat tiga tanin yang memiliki 2
atom donor yaitu atom O pada posisi 4’ dan 5’ dihidroksi, sehingga ada enam pasangan elektron bebas yang bisa dikoordinasikan ke atom pusat. Atom O pada posisi 4’ dan 5’ dihidroksi
memiliki energi paling rendah dalam pembentukan senyawa kompleks, sehingga memungkinkan menjadi sebuah ligan.
iii. Hasil Positif : Terbentuknya warna hijau ungu atau hitam.
b. Uji Steasny (Formaldehide 20% dan HCl pekat 2:1)
i. Prosedur : Ekstrak ditambah reagen steasny (Formaldehide 20% dan HCl pekat 2:1.)
Dilakukan dengan cara yang sama seperti Ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang
Apabila terbentuk endapan merah jingga
FeCl3, digunakan reagen steasny berisi masing-masing larutan sampel dan
maka sampel positif mengandung gallokatekin
(Formaldehide 20% dan HCl pekat 2:1) dipanaskan.
ii. Prinsip : Terbentuknya endapan merah jingga
Tanin katekol merupakan salah satu jenis tanin terkondensasi, terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal membentuk senyawa dimer kemudian menjadi oligomer yang lebih
tinggi melalui ikatan karbon. Fungsi penambahan HCl panas dan formaldehid ini digunakan untuk mendeteksi adanya leukoantosianidin yang ditandai dengan adanya endapan merah.
iii. Hasil Positif : Terbentuknya endapan merah jingga
c. KLT
i. Prinsip reaksi : Memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan
ii. Hasil positif : Terbentuknya spot warna biru pucat menunjukkan adanya katekin dan diuji kimia dengan menyemprotkan larutan FeCl3 warna hitam kebiruan menunjukkan
adanya katekin.
iii. Fase diam : Silika gel GF254 (10 cm x 20 cm)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
iv. Fase gerak : etil asetat : air : asam format (18:1:1)
toluen : aseton : asam format (3:3:1),
dan kloroform : methanol : air (6,5 : 3,5 : 1)
v. Reagen semprot : FeCl3
vi. Prosedur Analisis :
1. Pemisahan Ekstrak Katekin

Ditotolkan ekstrak daun


teh pada jarak 1 cm dari
tepi bawah plat dengan
Diuapkan noda-noda pada
Digunakan plat silika gel pipa kapiler kemudian
permukaan plat dengan
GF254 yang sudah dikeringkan dan dielusi Dihentikan elusi setelah Ditentukan perbandingan
uap amoniak sambil
diaktifkan dengan dengan fase gerak etil gerakan larutan larutan pengembangan
diperiksa di bawah sinar
pemanasan dalam oven asetat:air:asam format pengembangan sampai yang paling baik untuk
UV pada panjang
pada suhu 30 - 40 °C (18:1:1), pada garis batas. keperluan preparatif.
gelombang maksimum
selama 10 menit. toluen:aseton:asam
254 nm.
format (3:3:1) dan
kloroform:methanol: air
(6,5:3,5:1)

2. KLT Preparatif

Dilakukan KLTP lagi Dipipet cairan diatas


Dites noda-noda
untuk endapan dan
pada permukaan plat
mengumpulkan noda dikumpulkan yang
Ditotolkan fraksi yang Dielusi dengan dengan cara
berbentuk pita, noda merupakan isolat
diperoleh sepanjang menggunakan eluen diuapkan dengan uap
yang diperoleh katekin, diambil
plat pada jarak 1 cm yang memberikan amoniak sambil
dikerok kemudian sedikit isolat cair
dari garis bawah dan pemisahan terbaik diperiksa dibawah
dilarutkan dalam kemudian di tes
1 cm dari garis tepi. pada KLT analitik. sinar UV pada
sedikit air dan dengan cara
panjang gelombang
centrifuge untuk mereaksikan dengan
maksimum 254 nm.
mengendapkan silika. FeCl3.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
4. Metode Kuantitatif :
a. Spektrofotometri UV-VIS
i. Prinsip reaksi : Larutan sampel dan larutan standar katekin (20 ppm) di scanning dengan kecepatan 240 nm/cm pada rentang panjang gelombang 200-400 nm dengan
menggunakan kuvet 1 cm.
ii. Hasil positif : Panjang gelombang sampel dibandingkan dengan panjang gelombang standar.
iii. Prosedur Analisis :
1. Pembuatan larutan standar katekin

Dilarutkan dengan
Dipipet dari larutan
pelarut etanol absolut Dipipet sebanyak 1 mL
induk (100 μg/mL)
sebanyak 10 mL larutan katekin murni
Dibuat konsentrasi 10, sebanyak 0,5; 1; 1,5; 2;
Ditimbang 10 mg didalam labu 10 mL μg/mL dan dilarutkan
20, 30, 40, dan 50 2,5 mL dan diencerkan
katekin murni. sehingga didapatkan dengan etanol absolut
μg/mL dengan pelarut etanol
konsentrasi larutan dalam labu 10 mL (100
absolut di dalam labu
katekin murni 1000 ppm)
10 mL hingga tanda.
μg/mL.
2. Penentuan panjang gelombang: Dilakukan dengan mengukur larutan baku katekin (20 μg/mL) spektrofotometer pada panjang gelombang 200-400 nm.
3. Penentuan kadar katekin

Dibuat konsentrasi 1000 μg/mL masing-


Dipipet 0,5 mL, dimasukkan ke dalam labu Diukur serapannya dengan spektrofotometer
masing dari larutan seduhan dan larutan
tentukur 10 mL kemudian dicukupkan UV-Visible pada panjang gelombang
ekstrak teh hijau sebanyak 100 mL dan dipipet
volumenya hingga batas. maksimum 280 nm
1 mL, dicukupkan volumenya hingga 10 mL.

4. Analisis data:

Dianalisis hasil penelitian berdasarkan persamaan regresi linier y = bx ±


Dilanjutkan menggunakan uji ANOVA one way dengan program SPSS 17
a yang diperoleh dari data absorbansi dan konsentrasi dari larutan
version
standar.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
D. Seskuiterpen
1. Golongan : Terpenoid
Sub Golongan : Seskuiterpen
Nama Senyawa : Artemisinin
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Maserasi

Diekstraksi 5 g sampel
Digiling setiap sampel
bubuk dalam ekstraktor Disesuaikan larutan
Dikeringkan daun segar kering menjadi bubuk Didistilasi vakum
soxhlet dengan 100 ml dengan tanda etanol ,
pada suhu 50 dalam halus dalam penggiling larutan ekstraksi dalam
petroleum eter dan n kemudiam dipipet 5 mL
oven udara panas yang dilengkapi sirkulasi rotatory evaporator
Heksana (2 : 1) selama 4 diatas larutan
air dingin
jam

3. Metode Kualitatif :
a. Uji terpenoid dengan pereaksi vanillin
i. Prosedur : Ekstrak dilarutkan dalam petroleum eter dan diuapkan hingga kering Setelah pekat , ditambahkan pereaksi vanilin 10% dalam asam sulfat
ii. Prinsip : Reaksi adisi.
iii. Hasil Positif : Seskuiterpen menghasilkan larutan berwarna biru tua
b. Uji Terpenoid menggunakan metode Liebermann Bouchard
i. Prosedur : diambil sejumlah ekstrak dan dilarutkan dalam kloroform kemudian ditambah pereaksi Liebermann Bouchard asam asetat anhidrat H 2SO4 jika hasil menunjukkan
perubahan warna menjadi coklat ungu maka positif mengandung senyawa terpenoid
ii. Prinsip : Reaksi triterpenoid dengan pereaksi Liebermann menghasilkan warna merah ungu hal ini didasari oleh kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk
warna oleh H2SO4 dalam pelarut asam asetat anhidrid
iii. Hasil Positif : menghasilkan warna merah ungu
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
c. KLT

Peralatan kromatografi dua chamber 20 10 cm, perangkat perendaman Automatic TLC Sampler 4 sistem dokumentasi digital, TLC Scanner 3 dibuat oleh CAMAG (Swiss). Jumlah standar dan
crude ekstrak berbagai Artemisia annua L 20 dan 15 uL

i. Fase diam : Silica RP C18 gel 60 F254


ii. Fase gerak : Metanol /acetonitrile, ethyl acetate, acetic acid (30:20:2:
iii. Reagen semprot : Reagen vanilin asam sulfat
iv. Detektor : Lampu UV 254 nm
v. Prinsip : Memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk
plat silica dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.
vi. Prosedur :
1. Prosedur KLT

Untuk memplot kurva kalibrasi,standar pada Dianalisis kromatogram yang didapatkan


Setelah pengembangan pelat dikeringkan
konsentrasi 10 100 M g=mL(10,20,50,100) secara densitometri dengan software
pada suhu kamar
disiapkan MACHEREY NAGEL

2. Identifikasi dan kuantifikasi

Dibandingkan faktor retensi (Rf) standar Dihitung konsentrasi artemisin sebagai Kandungan artemisin dalam sampel dengan
artemisin dengan sampel persentase berat kering (DW) TLC UV adalah 0,32% berat kering

4. Metode Kuantitatif :
a. HPLC
i. Detektor : Diode array
ii. Sampel bubuk (5 g) diekstraksi dalam ekstraktor Soxhlet dengan 100 mL petroleum eter dan n Hexane (2: 1) selama 4 jam.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
iii. Larutan ekstraksi didistilasi vakum dalam evaporator berputar
iv. Analisis dilakukan dengan menggunakan elusi gradien berikut: Pelarut A 0,9 mM Na2HPO4; 3,6 mM NaH2PO4 buffer (pH 7,76); Pelarut B adalah asetonitril
v. Prosedur:

Dimulai gradien segera


Diimbangi kolom
setelah injeksi . 70% A = Diikuti setiap proses Disaring setiap sampel Diatur temperatur
dengan fase gerak A
30% B tahan selama 5 dengan pencucian 10 dengan filter 0,45 mm kolom pada 30 dengan
selama 10 menit
menit , hingga 60% B menit dengan 85% dan diinjeksikan 20 mL panjang gelombang
Sebelum injeksi sampel
dalam 13 menit asetonitril setiap kali. deteksi pada 258 nm
berikutnya
berikutnya
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
5.

Anda mungkin juga menyukai