Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM

TAHUN 2021
Nama/NIM Aldillah Abdul Hanif/K100160028
Kelompok A1
Pengampu Muhammad Pribadi, S. Farm

Bagian 1 (resume singkat)

Praktikum 3
Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Metode
Golongan

Spektrofoto-

Spektrofoto-
PolariMetri*

Metode Lain

Polarimetri*

Metode lain
ekstraksi/

Gravimetri*
Senyawa Reaksi Tabung (2 metode)
ke Sub Golongan

meter*

meter*
yang dipilih

KLT*
penyiapan

IR*
-
sampel
Metode Prinsip Prosedur Hasil positif

3 Antrakuinon Antron 1.Maserasi 1. Uji Fitokimia 1. Pereaksi KOH- 1. filtrat dimasukkan 1.warna kuning, kuning √
Antrakuinon metanol 10% ke dalam tabung coklat
dapat reaksi. Kemudian
menghidrolisis ditambahkan
glikosida dan larutan KOH 10%
mengoksidasi dalam methanol
derivat
antrakuinon yag
tereduksi
Fenilpropanoid

HPLC
2.Sokletasi 2. Reaksi modifikasi Uji 2. Hidrolisis glikosida 2.Bahan tanaman 2.terbentuk warna merah
Brontrager antron dan diuapkan, pada lapisan amonia
antranol, dimasukkan
membentuk garam kedalam campuran
kalium dengan larutan 10mL KOH
aglikon 5N dan 1ml H2O2
3%, ditambahkan
asam glasial,
ditambah amonia.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Kafein Sokletasi 1. Uji reagen murexid 1. Perombakan 1.Sampel 1. terbentuk warna merah √ √
oksidatif dari ditambahkan H2O2 violet.
spekt
heterosiklik, di dan HCl P yang
ro
mana diantaranya dipanaskan diatas
UV-
akan membentuk penangas air Lalu
Vis
asam purpurat. dilakukan
Alkaloid

penambahan NH3
6N
2. Uji reagen parry 2. Ion kobalt 2. Sampel dilarutkan 2. terbentuk warna biru
mengikat gugus dengan etanol tua/hijau
nitrogen yang ada 96% secukupnya
di dalam senyawa lalu ditambahkan
kafein. reagen parry dan
NH3 (ammonia)
Sinigrin Maserasi 1. Uji Molisch 1. Karbohidrat 1. Ekstrak sampel 1. terbentuknya cincin
direaksikan sebanyak 2 mL ungu pada batas kedua
dengan alfa-naftol dimasukkan ke cairan menunjukkan
dalam alkohol dalam centrifuge adanya gula
kemudian tube, lalu
ditambah dengan ditambahkan 5
asam sulfat pekat tetes Molisch dan
melalui dinding 10 tetes asam
tabung, apabila sulfat 90% melalui
terbentuk cincin dinding tabung

HPLC TOF-MS
Glukosinolat

berwarna ungu agar tidak terjadi

HPLC
kemerahan maka letupan
hasilnya positif.
2. Lieberman Burchard 2. Pembentukan 2. 1 g ekstrak kental 2. terjadi warna biru atau
kompleks warna metanol rimpang hijau menunjukkan
Zingiber adanya glikosida
purpureum Roxb.
dalam cawan
porselin,
ditambahkan
dengan 5 mL asam
asetat anhidrat P.
Asam sulfat P
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
ditambahkan 10
tetes
Gula sederhana Fruktosa Refluks 1. Uji Benedict 1. Gugus aldehid atau 1. Sebanyak 1 ml 1.terbentuk endapan √ √
(mono- keton bebas pada larutan sampel warna merah bata jika
Spek
deksasakarida) gula reduksi yang hasil ekstraksi sampel mengandung
tro
terkandung dalam dimasukan dalam gula pereduksi
UV-
sampel mereduksi tabung reaksi
VIS
ion Cu2+ dari kemudian
CuSO4.5H2O tambahkan reagen
dalam suasana Benedict, gojog,
alkalis menjadi Cu+ kemudian didihkan
yang mengendap dengan api kecil
menjadi Cu2O. selanjutnya
Suasana alkalis didinginkan.
diperoleh dari
Na2CO3 dan Na
sitrat yang
terdapat pada
Karbohidrat

reagen Benedict.
2. Uji Barfoed 2. Ion Cu2+ dari 2. Sebanyak 1 ml 2.terbentuk endapan
pereaksi Barfoed larutan sampel merah
dalam suasana hasil ekstraksi
asam akan dimasukan dalam
direduksi lebih tabung reaksi
cepat oleh gula kemudian
reduksi tambahkan reagen
monosakarida dari Barfoed campur
pada disakarida dengan baik,
dan menghasilkan kemudian didihkan
Cu2O (kupro dengan api kecil,
oksida) berwarna perhatikan
merah bata endapan merah
yang terbentuk
3. Uji Seliwanoff 3. Dehidrasi fruktosa 3. Sebanyak 1 ml 3.adanya larutan
oleh HCl pekat larutan sampel berwarna merah
menghasilkan hasil ekstraksi oranye
hidroksimetilfurfur dimasukan dalam
al dengan tabung reaksi
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
penambahan kemudian
resorsinol akan tambahkan reagen
mengalami Seliwanoff campur
kondensasi dengan baik,
membentuk kemudian didihkan
kompleks dengan api kecil
berwarna merah
oranye.

Keterangan :
* : Isilah dengan tanda centang saja(√)
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
Bagian 2 (resume detail untuk tiap senyawa)

A. FENILPROPANOID
1. Golongan : Fenilpropanoid
Sub Golongan : Antrakuinon
Nama Senyawa : Antron
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Maserasi

Filtrat yang
Diremaserasi Filtrat disaring diporoleh
Ditimbang Serbuk
sebanyak tiga kali menggunakan dipekatkan
simplisia simplisia herba Dimaserasi serbuk
dengan pelarut corong Buchner menggunakan
dihaluskan sampai Patikan Kebo simplisia dengan
yang sama pada untuk memisahkan rotary evaporator
menjadi serbuk sebanyak 457,5 pelarut etanol 75%
suhu ruangan filtrat dengan pada suhu 40oC
gram
selama 24 jam maserat. sampai diperoleh
ekstrak kental.

b. Sokletasi

Dilakukan penyaringan dengan


Sebanyak 35 g serbuk simplisia Residu kemudian dimaserasi buchner untuk memisahkan
diekstraksi Soxhlet Residunya dikeringkan untuk (direndam dalam etanol selama ekstrak etanol dari ampasnya.
menggunakan 350 mL proses selanjutnya. 24 jam disertai dengan Filtrat yang terkumpul
petroleum eter selama 6 jam. pengadukan). dipekatkan dengan destilasi
biasa.

3. Metode Kualitatif :
a. Uji Fitokimia Antrakuinon
i. Prosedur : filtrat dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan larutan KOH 10% dalam methanol
ii. Prinsip : Pereaksi KOH-metanol 10% dapat menghidrolisis glikosida dan mengoksidasi derivat antrakuinon yag tereduksi, proses ini akan membuat larutan akan berubah menjadi
warna kuning hingga menjadi cokelat karena ada proess oksidasi
iii. Hasil Positif : warna kuning, kuning coklat
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
b. Reaksi modifikasi Uji Brontrager
i. Prosedur : Bahan tanaman sebanyak 5 gram diuapkan di atas penangas air sampai kering. Bahan kering yang sudah dingin tersebut kemudian dimasukkan ke dalam campuran
larutan 10 ml KOH 5N dan 1 ml H2O2 3% dan dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit, kemudian disaring. Ke dalam filtrat yang diperoleh setelah penyaringan ditambahkan asam
asetat glasial sampai larutan bersifat asam, kemudian diekstraksi dengan benzena. Ekstrak benzena yang diperoleh kemudian diambil 5 ml dan ditambah dengan 5 ml amonia, lalu dikocok
ii. Prinsip : Hidrolisis glikosida antron dan antranol, membentuk garam kalium dengan aglikon
iii. Hasil Positif : terbentuk warna merah pada lapisan amonia
c. KLT
i. Prosedur : Fase diam yang digunakan adalah plat silika gel GF254, dan fase gerak yang digunakan adalah nheksana : etil asetat (7:3) v/v. Pengamatan dilakukan di bawah sinar UV
254 dan 366. kemudian silika gel dicuci dengan methanol. Lalu diaktivasi dengan oven pada suhu 1000oC selama 10 menit. Sebanyak 10 mg ekstrak dilarutkan dalam 1 mL etanol kemudian
ditotolkan pada fase diam. Kromatogram disemprot dengan pereaksi semprot kalium hidroksida metanolik. Apabila memberikan warna violet merah maka hasil dikatakan positif
mengandung senyawa antrakuinon
ii. Prinsip : pemisahan komponen-komponen berdasarkan adsorbsi atau partisi oleh fase diam dan fase gerak.
4. Metode Kuantitatif :
a. HPLC
i. Instrumen : HPLC
ii. Jenis kolom : Sunfire C18 (150 × 4,6 mm, id, 5 m; Waters)
iii. Fase gerak : elusi gradien 0,5% asam asetat (pelarut A) dan metanol (pelarut B)
iv. Kecepatan alir : 1 ml/menit
v. Volume injeksi : 10 mikro liter
vi. Detektor : Waters 2996 Photodiode array panjang gelombang 254 nm
vii. Prinsip : pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam bentuk kromatogram
viii. Prosedur :
1. Preparasi larutan standar

Larutan stok campuran yang Larutan stok diencerkan Kurva kalibrasi dibangun Larutan standar disaring
mengandung 6 analit disiapkan dengan metanol sampai dengan memplot peak area melalui membran 0,45 mm
dalam metanol dan disimpan di konsentrasi yang sesuai untuk versus konsentrasi masing- sebelum disuntikkan ke dalam
tempat gelap pada suhu 4°C. membuat kurva kalibrasi. masing sampel. sistem HPLC.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
2. Persiapan sampel

Serbuk ditimbang secara akurat


ke dalam labu ukur 10 mL Hasil yang diperoleh berupa
Ekstrak kemudian disaring ke
dengan 5 mL metanol, dan Sampel disaring dan 10 mL spektrum dengan puncak
dalam labu ukur 25 mL dan
diekstraksi selama 30 menit disuntikkan ke dalam alat HPLC. (peak) dan dibandingkan
ditambahkan metanol hingga
menggunakan perangkat Analisis dilakukan 3 kali. dengan baku pembanding
25 mL.
ultrasonik kontrol suhu pada antrakinon.
suhu kamar.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
B. ALKALOID
1. Golongan : Alkaloid
Nama Senyawa : Kafein
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Sokletasi

Hasil ekstrak
Dimasukkan Ditambahkan ditampung
Dipanaskan
Ditimbang Dibungkus sampel ke pelarut etanol pada cawan dan
Disiapkan simplisia dan
serbuk biji kopi menggunakan dalam tabung 96% sebanyak diuapkan di atas
seperangkat ditunggu
sebanyak 30 kertas saring (sifon) pada 150 mL ke penangas air
alat soklet sampai sirkulasi
gram dan diikat rangkaian alat dalam labu sampai
15 kali
soklet. soklet diperoleh
ekstrak kental

3. Metode Kualitatif :
a. Uji reagen murexid
i. Prosedur : Sampel ditambahkan H2O2 dan HCl P yang dipanaskan diatas penangas air Lalu dilakukan penambahan NH3 6N
ii. Prinsip : Perombakan oksidatif dari heterosiklik, di mana diantaranya akan membentuk asam purpurat.
iii. Hasil Positif : terbentuk warna merah violet
b. Uji reagen parry
i. Prosedur : Sampel dilarutkan dengan etanol 96% secukupnya lalu ditambahkan reagen parry dan NH3 (ammonia)
ii. Prinsip : Ion kobalt mengikat gugus nitrogen yang ada di dalam senyawa kafein.
iii. Hasil Positif : terbentuk warna biru tua/hijau
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
c. Uji KLT
i.
Fase diam : Lempeng silika gel GF254
ii.
Fase gerak : CHCl3 : Etanol (96 : 4)
iii.
Pereaksi semprot : Pereaksi Dragendorff
iv.Prosedur : Dimasukkan fase gerak (CHCL3 : etanol) (96 : 4) kedalam bejana dan dimasukkan kertas saring, tutup bejana sampai jenuh oleh fase gerak -> Disiapkan sampel
dan standar timbang masing-masing 10 mg yang dilarutkan dalam 1 ml CHCl3 -> Ditotolkan sampel dan standar dengan jarak antara totolan 1 cm pada silika gel -> Dimasukkan fase
diam (silika gel) kedalam bejana dan tutup bejana rapat-rapat à Dielusi dengan fase gerak -> Didiamkan fase diam hingga batas tanda, setelah itu dikeringkan -> Diamati dibawah
lampu UV 254 nm ditandai ditempat pemadaman bercak, kemudian mengamati warnanya -> Diambil pelat silika gel, semprot dengan pereaksi Dragendorff -> Diamati bercak warna,
dan hitung Rf nya
v. Hasil positif : Diperoleh bercak berwarna jingga dan nilai Rf standar sebesar 0,4 serta nilai Rf sampel sebesar 0,4.
4. Metode Kuantitatif :
a. Spektro Uv-Vis
i. Pembuatan Larutan Stok Baku Kafein
Ditimbang 50 mg baku kafein, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan di add kan dengan etanol 96%
ii. Penentuan panjang gelombang
Deteksi absorbasi larutan standar pada panjang gelombang 200-400 nm, selanjutnya dibuat kurva baku konsentrasi vs absorbansi
iii. Pembuatan kurva baku
Dibuat larutan baku dengan konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 ppm dengan memipet masing-masing 2, 3, 4, 2, 6, 7 dan 8 ml dari larutan stok kemudian dimasukkan ke dalam labu
takar 250 ml dan 100 ml dan diadd kan dengan etanol 96%. Diukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum dengan blanko serapan akuades dan dihitung jumlah kafein dari
angka serapan masing-masing
iv. Penetapan kadar sampel
v. Hasil ekstrak kental ditimbang 0,1 g kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan dengan etanol 96%. Kemudian dibaca absorbansinya pada 275 nm. Perhitungan
kadar kafein dilakukan dengan rumus: 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛=(𝐴𝑏𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)/(𝐴𝑏𝑠 𝐵𝑎𝑘𝑢) 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝑃
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
C. GLUKOSINOLAT
1. Golongan : Glukosinolat
Nama Senyawa : Sinigrin
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Maserasi
2 ml metanol 70% supernatan kemudian
Sampel dimasukkan ke Kemudian tabung kemudian diulangi
mendidih ditambahkan dituangkan ke dalam
dalam tabung 10 ml didinginkan pada suhu procedure seperti
dalam tabung, disimpan tabung baru. 2 ml dari
kemudian disimpan ke kamar sebelum sebelumnya.
sekali lagi selama 1 jam metanol 70% mendidih
dalam waterbath pada disentrifugasi pada Supernatan disesuaikan
di dalam waterbath dan ditambahkan ke tabung
suhu 75°C selama 1 5000 rpm selama 3 dengan air murni dan
dikocok setiap 20 yang berisi sedimen (oil
menit. menit dihomogenkan
menit. cakes)

3. Metode Kualitatif :
a. Uji Molisch
i. Prosedur : Ekstrak sampel sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam centrifuge tube, lalu ditambahkan 5 tetes Molisch dan 10 tetes asam sulfat 90% melalui dinding tabung agar tidak
terjadi letupan, terbentuknya cincin ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya gula, dengan demikian menunjukkan adanya glikosida. Kemudian diukur volume cincin ungu
yang terbentuk dalam centrifuge tube. Volume cincin ungu yang dihasilkan dikonversikan dalam satuan ppm dengan bantuan kurva standar yang telah dibuat.
ii. Prinsip : Karbohidrat direaksikan dengan alfa-naftol dalam alkohol kemudian ditambah dengan asam sulfat pekat melalui dinding tabung, apabila terbentuk cincin berwarna
ungu kemerahan maka hasilnya positif.
iii. Hasil Positif : terbentuk cincin berwarna ungu kemerahan maka hasilnya positif.
b. Lieberman Burchard
i. Prosedur : Sebanyak 1 g ekstrak kental metanol rimpang Zingiber purpureum Roxb. dalam cawan porselin, ditambahkan dengan 5 mL asam asetat anhidrat P. Asam sulfat P
ditambahkan 10 tetes, terjadi warna biru atau hijau menunjukkan adanya glikosida
ii. Prinsip : Pembentukan kompleks warna
iii. Hasil Positif : terjadi warna biru atau hijau menunjukkan adanya glikosida
c. HPLC
i. Prosedur : Sinigrin dipisahkan pada plantium ODS (C18), Kolom 25 cm (250 × 4.6 mm, ukuran partikel 5 mm), thermo dinyatakan pada suhu kamar. Laju aliran 0,5
mL/menit dan volume injeksi adalah 20 μl. Fase gerak terdiri dari Asetonitril : air (70:30). Dengan menggunakan UV deteksi pada 280 nm. Sampel dijalankan dalam fase gerak untuk
semua perlakuan dengan tiga replikasi.
ii. Hasil Kualitatif : Hasil yang diperoleh dari analisis HPLC menunjukkan bahwa waktu retensi sinigrin murni adalah 6,32 menit sedangkan waktu retensi sinigrin yang diekstraksi
dari bagian tanaman adalah antara 6,3 - 6,5 menit.
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
iii. Hasil Kuantitatif : Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak biji mengandung jumlah sinigrin tertinggi dengan rata-rata 12,75 μg g-1 yang mana berbeda secara signifikan
dari bagian tanaman lainnya. Selain itu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak daun kotiledon, daun asli dan batang dalam jumlah sinigrin yang memberikan nilai
berturut-turut 7,0; 7,1 dan 6,8 μg g-1
4. Metode Kuantitatif :
a. HPLC TOF-MS
i. Instrumen : HPLC Agilent 1200 Series dengan sistem diode array detection (DAD) yang digabungkan ke sistem Agilent G1969A TOF-MS yang dilengkapi dengan sumber ESI
(Agilent, Santa Clara, CA, USA).
ii. Panjang gelombang : 229 nm dengan referensi disetel ke 360 nm
iii. Fase diam : Phenomenex 4u Hydro-RP, 250 mm x 2 mm, 4 μm kolom
iv. Fase gerak : Terdiri dari air (pelarut A) dan asetonitril (pelarut B)
v. Kecepatan Alir : Laju aliran adalah 0,25 mL min-1.
vi. Volume Injeksi : 5 mL
vii. Prinsip : Menggunakan waktu retensi kromatografi, massa monoisotopik pseudomolekuler [MH]- ion (dengan akurasi massa tidak melebihi 10 ppm), dan pola isotop dari
ion pseudo-molekul.
viii. Prosedur :

Alikuot 1-mL ekstrak Glukosinolat desulfat


Kolom dicuci dua kali
metanol yang disaring Kolom ditutup untuk dielusi langsung ke
dengan 1 mL air Lalu, 100ML dari 1 mg
dipindahkan ke kolom mencegah penguapan dalam botol
deionisasi dan terakhir L-1 larutan enzim
yang mengandung 500 dan hidrolisis dibiarkan autosampler HPLC 2-mL
dengan 1 mL buffer sulfatase ditambahkan
mg penukar anion DEAE berlanjut selama 12 dengan dua volume 1-
amonium asetat 0,1 M ke kolom.
dan dibiarkan mengalir jam. mL air deionisasi
(pH 4,0).
dengan bebas. berturut-turut
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
D. KARBOHIDRAT
1. Golongan : Karbohidrat
Sub Golongan : Gula sederhana (mono-deksasakarida)
Nama Senyawa : Fruktosa
2. Metode Ekstraksi / penyiapan sampel
a. Refluks
Proses ekstraksi dilakukan untuk mengambil senyawa sakarida yang akan diteliti. Pelarut yang digunakan adalah air panas. Pemberian air panas ini bertujuan untuk melarutkan
kandungan gula dalam sampel karena sifat gula yang polar larut dalam air.

Direfluk dan disaring dengan Disentrifuse untuk


Ditimbang masing-masing 5,0 Dilarutkan dalam aquadest
corong Buchner untuk memaksimalkan pencampuran,
gram sampel tepung simplisia 100,0 ml tambahkan HCl
mendapatkan ekstrak bebas diambil fase atas sebagai
dan pati sampai pH 1
endapan. larutan uji.

3. Metode Kualitatif :
a. Uji Benedict
i. Prinsip : Gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang
mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen Benedict.
ii. Prosedur Sebanyak 1 ml larutan sampel hasil ekstraksi dimasukan dalam tabung reaksi kemudian tambahkan reagen Benedict, gojog, kemudian didihkan dengan api kecil
selanjutnya didinginkan.
iii. Hasil Positif : terbentuk endapan warna merah bata jika sampel mengandung gula pereduksi.
b. Uji Barfoed
i. Prinsip : Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro
oksida) berwarna merah bata
ii. Prosedur : Sebanyak 1 ml larutan sampel hasil ekstraksi dimasukan dalam tabung reaksi kemudian tambahkan reagen Barfoed campur dengan baik, kemudian didihkan dengan api
kecil, perhatikan endapan merah yang terbentuk
iii. Hasil Positif : terbentuk endapan merah
LEMBAR KERJA (RESUME) PRAKTIKUM BAHAN ALAM
TAHUN 2021
c. Uji Seliwanoff
i. Prinsip : Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk kompleks berwarna
merah oranye.
ii. Prosedur : Sebanyak 1 ml larutan sampel hasil ekstraksi dimasukan dalam tabung reaksi kemudian tambahkan reagen Seliwanoff campur dengan baik, kemudian didihkan dengan
api kecil.
iii. Hasil positif: adanya larutan berwarna merah oranye
d. Uji KLT
i. Fase diam : Silika gel G
ii. Fase gerak : Etil asetat-isopropanol- air-piridin (26:14:7:2).
iii. Reagen Semprot : anilin difenilamin
iv. Prosedur : Larutan ekstrak sampel dibuat konsentrasi 2 mg/ml kemudian sebagai pembanding digunakan standart glukosa, mannosa, maltosa, dan fruktosa, galaktosa.
Kemudian filtrat dan standar ditotolkan 0,5µL pada lempeng KLT kemudian dielusi sampai batas tertentu.
4. Metode Kuantitatif :
a. Spektrofometer UV-Vis
i. Pembuatan kurva standar diukur dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada Panjang gelombang 520 nm. Pengukuran larutan standar menggunakan konsentrasi 0 ppm, 5
ppm, 10 ppm, 15 ppm dan 20 ppm.
ii. Prinsip Reaksi : Hidrolisa karbohidrat menggunakan asam kuat pekat (asam sulfat) dengan reagen anthron menghasilkan monosakarida yang kemudian diukur kadarnya
menggunakan spektrofotometer uv-vis dengan panjang gelombang 520 nm.Spektrofotometri UV-Vis
iii. Prosedur :
Cara pembuatan baku standar:

Dipersiapkan larutan yang diukur Ditambahkan 6,0 ml reagen anthrone


dengan menggunakan divortex dan dipanaskan penangas air
spektrofotometer uv-vis dilakukan dengan suhu 100C selama 12 menit
Dibuat terlebih dahulu larutan baku induk
100 ppm
dengan cara dipipet 2,0 ml dari baku didinginkan,larutan disaring kemudian
standart 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 diukur menggunakan spektrofotometer
ppm dan 20 ppm dimasukkan ke dalam uv vis dengan panjang gelombang 520
tabung reaksi nm.

Anda mungkin juga menyukai