Anda di halaman 1dari 5

Tugas Resume Artikel Jurnal

Kelompok 9

- Arya Ginanjar (2010815210042)

- Muhammad Fahrizal (2010815210002)

- Abdullah Makarim (2010815210004)

- Abdul Halim (2010815210015)

- Muhammad Azmi Nur Rahman (2010815110012)

Judul artikel : A Review on Criteria and Decision-making Techniques in


Solving Landfill Site Selection Problems

Penulis : Nur Azriati Mat, Aida Mauziah Benjamin, dan Syariza Abdul-Rahman
Jurnal : Journal of Advanced Review on Scientific Research 37, Issue 1 (2017), 14-
32
ISSN : 2289-7887
Penerbit : Akademia Baru

Perencanaan dan Operasional TPA

Pendahuluan
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap akhir
dalam pengelolaannya. Perhitungan dilakukan agar lahan yang disediakan untuk TPA dapat
menampung seluruh sampah untuk mewujudkan kebutuhan saran dan prasarana tempat
pembuangan akhir (TPA). Metode standar yang digunakan secara internasional ialah sanitary
landfill digunakan secara internasional dimana penutupan sampah dengan lapisan tanah
dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan dapat diminimalisir. Sisten Sanitary Landfill
memerlukan dana yang cukup besar karena membutuhkan lahan cadangan dan tanah yang
cukup luas untuk pengolahan sampah sehingga diperlukan perhitunngan untuk merencanakan
kebutuhan lahan dan kebutuhan tanah penutup.
Tentang Sampah
Pertumbuhan penduduk, pendapatan per kapita penduduk , tingkat pertumbuhan ekonomi,
dan pertanian merupakan faktor-faktor terhadap jumlah sampah di sebuah kota.

Metode-metode yang digunakan dalam pemrosesan pembuangan limbah akhir adalah sebagai
berikut :
1. Pembuangan Terbuka, sampah hanya disebar pada suatu lokasi dengan keadaan
dibiarkan terbuka dan ditinggalkan setelah lokasi penuh.
2. Tempat Pembuangan Akhir Terkendali, sampah secara berkala ditimbun dan ditutup
dengan lapisan tanah agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan.
Pengoperasian TPA ini juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah agar
penggunaan lahan dan kestabilan timbunan di permukaan FDS semakin meningkat
3. Tempat Pembuangan Akhir Sanitary Landfill, pada metode ini sampah ditutup dengan
lapisan tanah setiap hari agar meminimalkan potensi gangguan. Metode ini
merupakan metode yang direkomendasikan untuk diterapkan pada kota besar maupun
metropolitan.

Pemilihan lokasi TPA harus dilakukan dengan cermat dan hati hati dikarenakan dapat
menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Cara pemilihan lokasi, yaitu
- bukan daerah rawan geologi ( daerah patahan, rawann longsor, rawan gempa, dll), bukan
daerah hidrogeologi (daerah dengan kedalaman air tanah kurang dari 3 meter, jenis tanah
mudah menyerap air dan dekat dengan sumber air.
- bukan merupakan daerah yang eawan topografi (kemiringan tanah harus <20%)
- bukan daerah yang rawan aktivitas penerbangan (jarak minimum dari bandara adalah 1,5-3
km)
- bukan kawasan/area yang dilindungi
- bukan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahun

Penutupan sampah dengan tanah disesuaikan dengan teknologi atau metode yang digunakan.
Sistem sanitary landfill memerlukan penutupan setiap hari, sedangkan pada controlled
landfill disarankan 3 hari sekali. Hal ini bertujuan untuk memutus siklus hidup lalat (telur
menjadi lalat), mencegah perembangbiakan tikus, mengurangi infiltrasi air hujan yang
membentuk lindi, mengurangi polusi dan bau dengan mengisolasi gas yang dihasilkan,
meningkatkan stabilitas permukaan tanggul, dan meningkatkan estetika lingkungan.
Terdapat tiga jenis tanah penutup yaitu penutup tanah harian, penutup tanah
menengah dan penutup tanah akhir. Penutup tanah harian dilakukan setelah satu hari
pekerjaan selesai atau limbah yang dibuang mencapai ketebalan yang ditentukan. Penutup
tanah menengah dilakukan ketika pembuangan sampah sudah sangat lanjut, pada tahap ini
penutup tanah perantara digunakan untuk menutupi sampah. Penutup tanah akhir dilakukan
ketika seluruh atau sebagian pembuangan sampah selesai dengan tujuan untuk memperbaiki
lanskap, dan mengurangi rembesan air. Penutup tanah yang digunakan perlu memperhatikan
perbandingan jumlah tanah, jenis tanah dan jangka tanah penutup yang disesuaikan dengan
metode pembuangan.
Ketentuan fase tanah dalam penutup untuk sanitary landfill yaitu
1. tanah penutup harian (setebal 15-20 cm)
2. cakupan antara 2-4 lapisan sel harian (tebal 30-40 cm)
3. Tanah penutup akhir dengan ketebalan 50-100 cm (tergantung peruntukan FDS
sebelumnya).
Persyaratan luas lahan dan kapasitas TPA
TPA harus mampu menampung pembuangan sampah selama minimal 5 tahun operasi.
Kapasitas tersebut di pengaruhi oleh:
1. 1. Metode yang digunakan
2. 2. Kedalaman dasar TPA
3. 3. Tinggi isi
4. 5. Volume limbah yang dibuang
5. 6. Kompresi
6. 7. Kemampuan untuk mengurangi volume sampah di sumbernya
7. Pengaturan sel
Sampah masuk setiap hari disebarkan dan dipadatkan menjadi lapisan sampah di area
kerja TPA. Kepadatan sel ditentukan oleh volume sampah masuk ke FDS. Dimensi sel yang
direncanakan akan mengaruh terhadap umur pakai lahan. Penanganan sampah yang tepat di
TPA akan meningkatkan masa pakai lahan. Pembagian lahan menjadi beberapa zona kerja
akan memudahkan pengelolaan lahan secara keseluruhan, disamping dapat mendata jumlah
dan jenis sampah masuk ke dalam area kerja. Penimbunan, penyebaran dan pemadatan
sampah dilakukan secara berlapis-lapis untuk meningkatkan kepadatan sampah. Pengelolaan
yang baik dapat meningkatkan stabilitas tanah dan mengurangi erosi tanah. Tanah disimpan
dari bawah ke atas, dan sistem limbah sanitasi menggunakan periode tertentu untuk satu hari.
Dalam TPA terkontrol, periode tertentu digunakan selama tiga hari atau satu bulan.
Pengelolaan tanah yang tepat dalam TPA akan meningkatkan waktu yang dihabiskan di TPA.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat dimensi sel, antara lain:
1. Pembagian lahan menjadi beberapa zona kerja akan memudahkan pengelolaan lahan
secara keseluruhan, selain itu juga dapat mendata jumlah dan jenis sampah yang masuk
ke dalam area kerja.
2. Mengisi, menyebarkan dan memadatkan sampah secara berlapis-lapis untuk
meningkatkan kepadatan sampah. Pemadatan yang baik diharapkan dapat
meningkatkan stabilitas sampah dan mengurangi bahaya longsor.
3. Hasil akhir dari TPA direncanakan akan membentuk teras-teras. Pembentukan
terasering dapat mengurangi erosi dan mempercepat aliran air di atas permukaan tanah
urug sehingga dapat meminimalisir infiltrasi.
4. Sel harian disusun secara bertahap dari bawah ke atas, lalu naik ke atas selapis demi
selapis.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam regulasi sel adalah:
1. Lebar sel harus berkisar antara 1,5 - 3 kali lebar mata pisau mesin untuk
pengoperasian mesin yang lebih efisien.
2. Ketebalan sel maksimum 1,2 m. Ketebalan yang terlalu besar akan mengurangi
stabilitas permukaan dan terlalu tipis akan menyebabkan pemborosan lapisan tanah
penutup.
3. Panjang sel dihitung berdasarkan volume limbah padat dibagi dengan lebar dan
ketebalan sel.
4. Rasio sisi miring 1: 3
Menutupi Kebutuhan Tanah
Tanah penutup memiliki kegunaan yang sangat besar, termasuk untuk:
1. mencegah sampah terbang dan mengalir keluar
2. mencegah bau
3. mencegah munculnya serangga yang mengganggu kesehatan
4. mencegah kebakaran
5. menjaga lingkungan tetap asri.
Tanah penutup di antara lapisan adalah tanah yang menutupi sampah setelah sampah
mencapai ketinggian 0,85 meter dan telah dipadatkan. Kriteria tanah penutup adalah sebagai
berikut:
1. Kepadatan TPA adalah 0,6 ton/m3
2. Ketebalan tanah penutup 15-20 cm
Tanah penutup dapat berasal dari potongan tebing, tanah yang digali di lokasi, atau tanah
yang diambil di lokasi FDS.

Anda mungkin juga menyukai