Anda di halaman 1dari 5

Analisis Indeks Bahaya Erosi Pada Lahan Reklamasi: 141 - 145

ANALISIS INDEKS BAHAYA EROSI PADA LAHAN REKLAMASI


Lia Risti Anggraini1, Agus Triantoro2, Yuniar Siska Novianti3, Efendi Eko Mulyono4, Yuliyanto5
1-3Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat
4-5PT Arutmin Indonesia

e-mail: * liaristianggraini@gmail.com, agus@ulm.ac.id , 3yuniar@ulm.ac.id , 4eemulyono@arutmin.com , 5yuliyanto@arutmin.com


1 2

ABSTRAK
Erosi dapat mengikis top soil yang disebarkan di area lahan reklamasi dan dapat mempengaruhi tanaman yang ditanam diatasnya
sehingga berdampak pada penurunan produktivitas tanah pada lahan reklamasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besar laju
erosi pada lahan reklamasi yang kemudian diklasifikasikan ke dalam Indeks Bahya Erosi (IBE). Penelitian ini dilakukan di PT Arutmin
Indonesia Tambang Batulicin pada area reklamasi selama 3 bulan.
Metode Penelitian yang digunakan ada 2 metode yaitu, metode petak yang merupakan metode pengukuran langsung dilakukan
di lapangan menggunakan petak yang berukuran 21 m x 2 dan metode USLE (Universal Soil Lose Equation) dengan melakukan
pengukuran panjang dan kemiringan lereng, analisis data curah hujan dan pengambilan sampel tanah di lapangan yang kemudian di uji
di laboratorium. Petak dibuat sebanyak 3 petak pada area reklamasi yang memiliki kemiringan dan pertumbuhan vegetasi yang berbeda.
Pengambilan sampel tanah untuk metode USLE dilakukan di dalam petak dengan sampel tanah tidak terganggu yang diambil dengan
mengunakan ring sampel dan sampel tanah terganggu dengan menggunakan hand boring.
Dari hasil penelitian dengan Metode Petak menunjukan bahwa besar laju erosi pada petak 2 sebesar 106,09ton/ha/th, petak 3
sebesar 1691,03 ton/ha/th dan petak 4 sebesar 268,29 ton/ha/th. Besar laju erosi dengan metode USLE pada petak 2 sebesar 45,07
ton/ha/th, petak 3 sebesar 2564 ton/ha/th dan petak 4 sebesar 508,82 ton/ha/th. Pendugaan besar laju erosi berperan penting dalam
menentukan klasifikasi Indeks Bahaya Erosi. Klasifikasi IBE yang paling besar terdapat pada petak 3 dan 4 sehingga diperlukan
tindakan khusus untuk mengurangi IBE yang akan mendatang dengan melakukan pembuatan bangunan pengendalian erosi seperti
guludan kombinasi teras kredit, teras bangku dan penanaman covercrop (rumput Brachiara Decumbens dan pohon Samanea Saman).

Kata-kata kunci: Erosi, USLE, Petak, Brachiara Decumbens, Topsoil

PENDAHULUAN Dengan demikian perlu adanya pengukuran


Kerusakan lingkungan yang terjadi biasanya prediksi erosi untuk mengetahui besaran dan laju erosi
disebabkan oleh manusia itu sendiri. Semakin yang akan terjadi pada setiap lahan agar tindakan dan
bertambahnya populasi manusia maka kebutuhan hidup langkah-langkah pengendalian erosi yang dilakukan dapat
juga ikut meningkat, sehingga kebutuhan akan lahan di sesuai dan tepat dengan kondisi lahan reklamasi. Sehingga
sektor pertambangan dan pertanian semakin meningkat. pengendalian erosi memiliki peran penting dalam
Hal tersebut juga didukung dengan kemampuan teknologi penilaian keberhasilan reklamasi.
yang semakin canggih untuk memodifikasi alam [1].
Kegiatan pertambangan batubara dapat berpotensi METODOLOGI
merubah bentang alam sehingga berdampak pada Penelitian ini dilakukan di PT Arutmin Indonesia
perubahan dan kerusakan ekosistem, hal tersebut membuat Tambang Batulicin yang berlokasi di Kabupaten Tanah
ekosistem tidak dapat berfungsi secara optimal [2]. Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan. Peralatan yang
Dampak negatif dari kegiatan pertambangan digunakan ialah ring sampel (3 buah) untuk mengambil
tersebut harus dikendalikan agar masih berada pada batas sampel dengan kedalaman 5-10 cm , hand bor digunakan
kewajaran. Reklamasi merupakan langkah kegiatan dalam untuk pengambilan sampel tanah dengan kedalaman 0-50
memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah diakibatkan cm, kantong plastik digunakan untuk mnyimpan sampel
oleh kegiatan pertambangan. Selain itu kegiatan reklamasi agar kedap udara, klinometer digunakan untuk mengukur
harus dianggap sebagai kesatuan yang utuh dari kegiatan kemiringan lereng, meteran, GPS, pisau tipis, cangkul,
pertambangan dan kegiatan reklamasi harus dilakukan palu, kertas label, bak air kapasitas 60 liter dan 80 liter,
sedini mungkin dan tidak harus menunggu proses pipa, patok (50 cm), dan kayu papan digunakan untuk
penambangan secara keseluruhan selesai [3]. membuat petak.
Menurut Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Pengamatan besar laju eros di lapangan dilakukan
[4] reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang dengan menggunakan sistem petak dengan ukuran 21 x 2
usaha pertambangan untuk menata, memulihkan dan m (plot) dengan ukuran, kemiringan, panjang lereng, dan
memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar jenis tanah tertentu [5]. Petak dibuat sebanyak 3 petak
dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Dalam pada area reklamasi dengan kemiringan lahan yang
pelaksanaan reklamasi perusahaan harus mencapai target berbeda begitu juga dengan kondisi tutupan lahan.
keberhasilan reklamasi yang telah diatur oleh Kepmen USLE adalah suatu model erosi yang dirancang
ESDM No. 1827 Tahun 2018, salah satu penilaian untuk memprediksi erosi rata-rata jangka panjang dari
keberhasilan reklamasi ialah langkah pengendalian erosi erosi lembar atau alur dibawah keadaan tertentu [6].
dan sedimentasi yang memiliki bobot sebesar 10%. Erosi Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang
dapat mengikis top soil yang disebarkan di area lahan dikembangkan oleh Wichneir dan smith (1978).
reklamasi dan dapat mempengaruhi tanaman yang ditanam A = R.K.L.S.C.P (1)
diatasnya karena erosi berdampak pada penurunan Keterangan :
produktivitas tanah pada lahan reklamasi. A = Laju tanah yang tererosi (ton/ ha/ tahun)
R = Faktor indeks (erosivitas) hujan.

Jurnal GEOSAPTA Vol. 5 No.2 Juli 2019 141


Analisis Indeks Bahaya Erosi Pada Lahan Reklamasi: 141 - 145

K = Faktor erodibilitas tanah covercrop yang hampir 80% menutupi permukaan tanah
LS = Faktor gabungan panjang dan kecuraman lereng dan tanaman sengon dengan tinggi ± 1 meter, petak 3
C = Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan dengan kemiringan 15%, petak 4 dengan kemiringan 7%
tanaman tidak terdapat vegetasi sama sekali karena lahan ini
P = Faktor tindakan-tindakan khusus konservasi tanah merupakan area spreading top soil. Sehingga didapatkan
Pengambilan sampel tanah untuk metode USLE hasil besar laju erosi dengan metode petak.
dilakukan di dalam petak dengan menggunakan ring
sample (undisturbed soil sample digunakan untuk uji C- Tabel-2 Besar Laju Erosi Metode Petak
Organik tanah di laboratorium) dan hand boring Besar Laju Jumlah hari Besar laju
(disturbed soil sample digunakan untuk uji sifat fisik Petak Erosi dalam erosi
tanah). Masing-masing petak diambil satu sampel dengan (Ton/ha/hr) Setahun (ton/ha/th)
ring sample dan juga dengan hand boring. Pengukuran 2 0,29 365 106,09
kemiringan lereng (LS) dilakukan dengan menggunakan
klinometer. 3 4,63 365 1691,03

Tujuan penetapan batas laju erosi yang dapat 4 0,74 365 268,29
dibiarkan adalah agar dapat menurunkan laju erosi yang
terjadi pada suatu lahan baik pertanian maupun non Petak 2 merupakan area penelitian dengan
pertanian terutama pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan yang paling besar dibandingkan dengan petak
kemiringan yang berlereng [7]. 3 dan 4 namun memiliki nilai laju erosi yang paling kecil..
Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya vegetasi berupa
DE = fdkt × fdmax (2) sengon dengan tinggi sekitar ± 1 meter dan covercrop
Keterangan : berupa semak belukar yang hampir 80% yang menutupi
DE = Kedalaman ekivalen tanah permukaan lahan sedangkan pada petak 3 tidak terdapat
fdkt = Faktor kedalaman tanah (0,8) vegetasi sama sekali. Seperti pada penelitian Yamani
fdmax = Faktor kedalaman maksimum (2012)[11] menunjukan bahwa bagian pada tanaman
seperti batang, daun, ranting dan tumbuhan bawah
TLH = ((DE-DMN))/RL) + SRF (3) berperan dalam menghalangi tumbukan langsung dari
Keterangan : butir-butir air hujan kepermukaan tanah dan pada akar
DMN = Kedalaman minimum tanah untuk pertumbuhan tanaman yang tersebar luas berperan dalam penghisapan
RL = Resource Life (diasumsikan 200 tahun) air untuk keperluan pertumbahan tanaman sehingga besar
SFR = Laju pembentukan tanah (0,55 mm/tahun) dan kecepatan aliran permukaan tanah dapat dikurangi.
TLH = Tinggi lapisan tanah yang hilang
Metode USLE
TSL = bit × TLH ×10 (4) Penelitian dengan menggunakan Metode USLE
Keterangan : dilakukan pada 4 lokasi di area reklamasi dengan masing-
TSL = Batas erosi yang dapat ditoleransi masing lokasi penelitian memiliki kemiringan sebesar 5%,
bit = Bobot isi tanah (gr/cm3) petak 2 sebesar 20%, 3 sebesar 15% dan petak 4 sebesar
Tingkat bahaya erosi yang merupakan rasio 7%. Pada petak 1 covercrop 40% menutupi permukaan
antara laju erosi tanah dengan laju erosi yang masih dapat tanah, petak 2 covercrop 80% menutupi permukaan tanah,
ditoleransi, dapat dihitung dengan persamaan sebagai sedangkan petak 3 dan 4 tidak terdapat covercrop karena
berikut [8] : merupakan area spreading top soil.
IBE = A/TSL (5)
Tabel-3 Besar Laju Erosi Metode USLE
Keterangan :
IBE = Indeks Bahaya Erosi A
Petak R K LS C P
(Ton/ha/th)
A = Laju erosi tanah (ton/ha/th)
2 399,7 0,19 20,56 0,038 0,75 45,07
TSL = Laju erosi yang masih dapat di toleransi
3 399,7 0,47 13,62 1 1 2564,53
(ton/ha/th)
4 399,7 0,32 3,99 1 1 508,82
Tabel-1 Kriteria Indeks Bahaya Erosi [10]
Klasifikasi Nilai IBE
Petak 2 merupakan area yang memiliki nilai LS
Rendah ≤ 1,0 paling besar yakni 20,56 dengan kemiringan 20% dan
Sedang 1,0 – 4,0 terdapat vegetasi yang menutupi area permukaan tanah
Tinggi 4,01 – 10,0 hampir 80%. Dengan nilai LS yang besar berbanding
Sangat Tinggi ≥ 10,0 terbalik dengan nilai laju erosi yang cukup rendah
dibandingkan dengan nilai laju erosi pada petak 3 dan 4.
Hal tersebut disebabkan karena pada petak 2 terdapat
vegetasi yang hampir menutupi seluruh permukaan tanah.
HASIL DAN DISKUSI
Dengan demikian diketahui bahwa dengan kemiringan
Metode Petak yang besar dan terdapat vegetasi yang hampir menutupi
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan seluruh permukaan maka besar laju erosi akan semakin
di 3 lokasi pada area reklamasi dengan kemiringan lereng rendah.
yakni pada petak 2 dengan kemiringan 20% terdapat

142 Jurnal GEOSAPTA Vol. 5 No.2 Juli 2019


Analisis Indeks Bahaya Erosi Pada Lahan Reklamasi: 141 - 145

Petak 3 dan petak 4 merupakan area penelitian IBE (Indeks Bahaya Erosi)
yang merupakan area tanpa tindakan konservasi dan Indeks Bahaya Erosi (IBE) diketahui dari besar
revegetasi dengan kemiringan lereng sebesar 7%. erosi yang terjadi pada setiap lahan kemudian dibagi
(Gambar-1) Butiran-butiran air hujan langsung menumbuk dengan nilai toleransi setiap lahan. Kelas IBE USLE
ke permukaan tanah. Dengan demikian diketahui jika sedang terjadi pada petak 2 sedangkan Indeks Bahaya
semakin besar suatu kecuraman lereng suatu lahan yang Erosi (IBE) yang sangat tinggi terjadi pada petak 3 dan 4.
tidak terdapat vegetasi maka nilai laju erosi juga semakin Pada metode petak Indeks Bahaya Erosi (IBE) yang
besar hal tersebut disebabkan karena tidak terdapat sedang terjadi pada petak 2, pada petak 3 sangat tinggi dan
tindakan konservasi tanah yang digunakan sebagai pada petak 4 masuk kedalam kelas tinggi. Pengendalian
pengendali erosi untuk mengurangi laju aliran permukaan erosi perlu dilakukan untuk menurunkan kelas Indeks
dan memperkecil laju erosi. Hal ini sependapat dengan Bahaya Erosi (IBE) pada setiap lokasi penelitian
Yamani (2012)[12] menyatakan jika semakin besar suatu terkhususnya pada kelas yang sangat tinggi untuk Metode
panjang lereng dan kecuraman lereng akan memperbesar USLE. Hal ini dilakukan agar dimasa yang akan datang
kekuatan angkut air dan jumlah butir-butir hujan semakin besar erosi yang terjadi tidak semakin besar.
banyak.
Table-4. Indeks Bahaya Erosi
TSL (Ton/ A (ton/ha/th) IBE Kelas IBE
Petak
ha/th) USLE Petak USLE Petak USLE Petak
2 42,67 45,07 106,09 1,06 2,57 Sedang Sedang
Sangat Sangat
3 38,97 2564,53 1691,03 65,81 44,8
Tinggi Tinggi
Sangat
4 42,85 508,82 268,29 11,87 6,46 Tinggi
Tinggi

Petak 2 Petak 3 Petak 4


Gambar-1 Besar Laju Erosi Gambar-2 Indeks Bahaya Erosi Metode USLE dan Petak

Dalam penelitian Rusdi dkk (2013) [13] kecepatan aliran permukaan dan memungkinkan
berpendapat jika komponen yang dapat diperbaiki untuk peningkatan infiltrasi air dari permukaan tanah.
mengurangi dan mencegah erosi ialah faktor vegetasi (C), Pada petak 4 rekomendasi pengendalian erosi
faktor tindakan konservasi (P) dan juga faktor panjang dan berupa guludan yang dikombinasikan dengan teras kredit
kemiringan lereng (LS), sedangkan untuk nilai erodibiltas dianggap lebih tepat dengan kemiringan 7%. Untuk
tanah (K) biasanya dianggap akan konstan kendati dapat penggunaan covercrop sebaiknya menggunakan rumput
berubah tergantung struktur tanah, tekstur tanah, bahan Brachiara Decumbens, tanaman ini dianggap efektif
organik dan permeabilitas. dalam menahan erosi pada teras dan guludan. Dengan
Langkah pengendalian erosi yang dilakukan harus demikian nilai faktor P pada petak 3 menjadi 0,15 dan
tepat dan sesuai dengan kebutuhan lahan agar nilai laju pada petak 4 menjadi 0,4. Nilai faktor C setelah
erosi dapat diperkecil dan klasifikasi IBE juga kecil. mengunakan tanaman Brachiara Decumbens menjadi
Langkah pengendalian erosi untuk petak 3 ialah dengan 0,287 untuk tahun pertama dan 0,002 untuk tahun kedua.
membuat bangunan pengendali erosi berupa teras bangku Setelah memperkecil nilai faktor P dan faktor C maka
dengan lebar 3 meter dan tinggi 1,8 meter. Menurut besar laju erosi juga semakin kecil begitu juga dengan
Barchia (2009) [14] teras bangku dapat berfungsi untuk nilai IBE. Klasifikasi IBE untuk metode petak 3 dan petak
mengurangi panjang lereng, sehingga dapat mengurangi 4 sangat tinggi menjadi sedang untuk tahun pertama dan
rendah untuk tahun kedua.

Jurnal GEOSAPTA Vol. 5 No.2 Juli 2019 143


Analisis Indeks Bahaya Erosi Pada Lahan Reklamasi: 141 - 145

Tabel-4. Besar Laju Erosi dan Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi dengan Rekomendasi Tanaman Trambesi, Tanaman Penutup Rumput
Brachiara Decumbens dan Guludan kombinasi dengan Teras Kredit
Penggunaan
Tanaman
Nama
Rumput R K LS C P A T IBE Kelas IBE
Petak
Brachiara
Decumbens
3 399,70 0,47 13,62 0,287 0,40 294,41 38,97 7,56 Tinggi
Tahun Pertama
4 399,70 0,32 3,99 0,287 0,40 146,03 42,85 3,41 Sedang
Tahun Kedua 3 399,70 0,47 13,62 0,002 0,40 2,05 38,97 0,05 rendah
4 399,70 0,32 3,99 0,002 0,40 1,02 42,85 0,02 rendah

Tabel-5. Besar Laju Erosi dan Klasifikasi Indeks Bahaya Erosi dengan Rekomendasi Tanaman Trambesi, Tanaman Penutup Rumput
Brachiara Decumbens dan Teras Bangku
Penggunaan
Tanaman
Nama
Rumput R K LS C P A T IBE Kelas IBE
Petak
Brachiara
Decumbens
3 399,70 0,47 13,62 0,287 0,15 110,40 38,97 2,83 Sedang
Tahun Pertama
4 399,70 0,32 3,99 0,287 0,15 21,90 42,85 0,51 rendah
Tahun Kedua 3 399,70 0,47 13,62 0,002 0,15 0,77 38,97 0,02 rendah
4 399,70 0,32 3,99 0,002 0,15 0,15 42,85 0,00 rendah

KESIMPULAN
Berikut merupakan kesimpulan dari penelitian ini : [3] Irsan, dkk. 2011. Pengendalian lahan bekas tambang
1. Besar laju erosi dengan menggunakan Metode Petak. batubara ditinjauan dari kewenangan otonomi daerah
Petak 2 sebesar 106,09 ton/ha/th, petak 3 sebesar sumatera. Universitas Sriwijaya
1691,03 ton/ha/th, petak 4 sebesar 268,29 ton/ha/th
2. Besar laju erosi dengan menggunakan metode USLE [4] Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
yang paling besar terjadi pada petak 3 sebesar 2564,53 No. 1287K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman
ton/ha/th, petak 4 memiliki nilai laju erosi sebesar Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang
508,82 ton/ha/th, Pada petak 1 sebesar 7,32 ton/ha/th Baik.
yang dikarenkan. Pada petak 2 nilai laju erosi sebesar
45,07 ton/ha/th. [5] Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan
3. Indeks bahaya erosi dengan Metode Petak yang sangat Air. Yogyakarta : Andi.
tinggi terjadi pada petak 3 sedangkan untuk kelas
tinggi pada petak 4 dan kelas sedang pada petak 2. [6] Arsyad. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor:
Indeks bahaya erosi dengan Serial Pustaka IPB Press.
Metode USLE yang sangat tinggi terdapat pada petak 4
dan 3 sedangkan untuk Indeks bahaya erosi yang [7] Zulkarnain, Iskandar. 2012. Evaluasi Erosi
rendah terjadi pada petak 1. Pada petak 2 kelas indeks Laborataorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
bahaya erosinya adalah Sedang. Universitas Lampung Melalui Pendekatan Satuan
4. Pengendalian erosi perlu dilakukan untuk menurunkan Lahan. Universitas Lampung.
Indeks Bahaya Erosi (IBE) dengan melakukan langkah
pengendalian seperti pembuatan teras guludan pada [8] Rusdi dkk, 2013. Evaluasi Degradasi Lahan
petak 4 dan pembuatan teras bangku pada petak 3, Diakibatkan Erosi Pada Areal Pertanian Di
serta melakukan penanaman covercrop berupa rumput Kecamatan Lembah Seulah Kabupaten Aceh Besar.
bede dan penanaman pohon trambesi (samanea saman) Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.

DAFTAR PUSTAKA [9] Banuwa, Irawan Sukri. 2013. Erosi. Jakarta:


Prenamedia Group.
[1] Suprapto, Sabtanto Joko. 2007. Tinjauan Reklamasi
Lahan Bekas Tambang dan Aspek Konservasi Bahan [10] Yamani, ahmad. 2012. The Magnitude of Erosion in
Galian. Kelompok Program Penelitian Konservasi : the area of coal mine reclamation PT Arutmin
Pusar Sumber daya Geologi Indonesia Kotabaru District. Universitas Lambung
Mangkurat
[2] Hidayat, Nur et al. 2017. Reclamation Of Former
Coal Mine with Planting LCC and biological Agents [11] Yamani, ahmad. 2012. The Magnitude of Erosion in
Trichorderma. Politeknik Pertanian Negeri the area of coal mine reclamation PT Arutmin
Samarinda

144 Jurnal GEOSAPTA Vol. 5 No.2 Juli 2019


Analisis Indeks Bahaya Erosi Pada Lahan Reklamasi: 141 - 145

Indonesia Kotabaru District. Universitas Lambung


Mangkurat

[12] Rusdi dkk, 2013. Evaluasi Degradasi Lahan


Diakibatkan Erosi Pada Areal Pertanian Di
Kecamatan Lembah Seulah Kabupaten Aceh Besar.
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

[13] Barchia, M. Faiz. 2009. Agroekosistem Tanah


Mineral Asam. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Jurnal GEOSAPTA Vol. 5 No.2 Juli 2019 145

Anda mungkin juga menyukai