Anda di halaman 1dari 18

BUDIDAYA TANAMAN

KARET

NASYAT AFJA
KHERIANTO KONADI
PENGERTIAN TANAMAN KARET

Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang


cukup penting di indonesia. Untuk mendapatkan hasil getah
karet yang maksimal dengan kualitas tinggi, tanaman karet
tentu perlu dikembangkan dengan cara budidaya yang tepat.
SYARAT TUMBUH
Pada teknik budidaya karet, karet akan tumbuh dengan baik jika
beberapa syarat paling mendasar terpenuhi. Lahan yang akan
ditanami karet sebaiknya berada di wilayah dengan temperatur
udara rata-rata 24–18ºC dengan curah hujan rata-rata 1.500–2.000
mm per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar matahari terpapar
sempurna selama 5–7 jam. Tanaman karet juga memerlukan
tingkat kelembaban yang tinggi untuk tumbuh.

Kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman karet adalah tanah


dengan tingkat kesuburan yang tinggi dan tidak mengandung
padas sehingga air bisa diteruskan dengan baik. Tingkat keasaman
tanah yang sesuai adalah sekitar pH 5–6 dengan batas toleransi
pH 3–8. Tanah yang cocok untuk budidaya karet mempunyai
ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
PEMBIBITAN
• Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan bibit karet dengan sifat unggul. Pembibitan karet bisa
dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah
tahap persemaian perkecambahan sedangkan tahap pembibitan
selanjutnya adalah persemaian bibit.

• Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di


bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1–1,2 meter dengan ukuran
panjang yang disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan
tekstur halus disebarkan di atas bedengan dengan ketebalan 5–7 cm.
Natural Glio perlu pula dikembangbiakkan di dalam pupuk kandang
yang ditambah 1 mg Natural Glio sebelum siap ditebar di atas
bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m diperlukan untuk
naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai
naungan sisi barat.
• Benih direndam dalam larutan POC NASA dengan takaran satu tutup untuk
satu liter air selama 3–6 jam. Benih akan disemaikan langsung harus disiram
dengan larutan POC NASA dengan takaran setengah tutup per liter air.
Untuk cara tanam benih yang benar, jarak tanam dipertahankan selebar 1–2
cm. Benih yang sudah disemai harus disiram secara teratur dan normalnya
benih akan mulai berkecambah pasa usia 10–14 hari setelah tanam.

• Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area persemaian


bibit yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60–75 cm kemusian
dihaluskan serta diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan
ketinggian 20 cm termasuk parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm.
Selanjutnya, cara menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam
40x40x60 cm untuk bibit okulasi coklat dan jarak tanam 20x20x60 untuk
bibit okulasi hijau.

• Selain perlu disiram secara teratur, bibit dalam persemaian perlu pula
dipupuk dengan pupuk makro selama 3 bulan sekali dan perlu pula disiram
dengan POC NASA setiap 1–2 minggu sekali. Klon untuk benih dan bibit
unggul bisa ditemukan di lembaga riset pemerintah maupun swasta seperti
Balai Penelitian Karet Getas.
PENGOLAHAN TANAH
• Proses budidaya karet selanjutnya yang harus dilakukan adalah
mengolah tanah sebelum bibit karet siap ditanam. Tanah
dibersihkan dari pohon besar dengan penebangan dan alang-alang
dengan menggunakan herbisida. Sisa penyakit perlu pula dibasmi
dengan menggunakan fungisida. Teras perlu dibuat pada tanah
dengan kemiringan di atas 10 deg sementara rorak perlu dibuat
pada tanah yang landai sebagai aliran air serta pencegah erosi.

• Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai


dengan jarak tanam serta tingkat kerapatan pohon yang
direncanakan. Dua minggu sebelum penanaman karet, lubang
tanam harus dibuat terlebih dahulu pada titik pancang dengan
ukuran 40x40x40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan ke dalam
lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru
saja ditanam. 
Penanaman dan Penyulaman Karet
Waktu yang tepat untuk budidaya karet adalah saat
musim penghujan sehingga intensitas penyiraman bisa
dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit
yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua.
Kantong polybag harus dibuka sebelum bibit diletakkan
di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun dengan
tanah. Setiap 1–2 minggu, pemeriksaan bibit perlu
dilakukan sehingga bibit yang mati bisa segera diganti
untuk mempertahankan populasi tanaman karet.
Perawatan dan Pemeliharan

Langkah perawatan awal yang harus dilakukan pada


tanaman karet adalah dengan membuang tunas palsu
dan tunas cabang sebelum tunas berkayu. Selain
cara pemliharaan tersebut, percabangan tanaman
juga perlu dibentuk dan dirangsang dengan cara
penyanggulan, pengikatan batang, pemotongan ujung
batang, pemotongan ujung tunas, pengguguran daun,
maupun pengeratan batang. Penyanggulan
merupakan cara yang paling direkomendasikan.
Tumpang Sari
• Penanaman tumpang sari pada lahan karet merupakan
salah satu tips yang sangat berguna untuk meningkatkan
produktivitas lahan perkebunan karet itu sendiri. Sebelum
karet siap menghasilkan, tanaman tumpang sari akan
memberikan pendapatan selain akan sangat membantu
mengurangi rendahnya harga komoditas karet.

Pemupukan
• Agar pertumbuhan tanaman karet semakin cepat dan
semakin cepat matang, pemupukan perlu dilakukan.
Pergantian musim penghujan ke musim kemarau
merupakan saat yang paling tepat untuk memberikan
pupuk yang berupa pupuk urea, SP 36, dan KCl dengan
perbandingan dan frekuensi yang sesuai dengan umur
pohon karet.
MENYADAP KARET
Pada awalnya lateks akan mengalir cepat kemudian
lambat, hingga akhirnya berhentib. Terhentinya aliran lateks
karena terjadi penyumbatanpada ujung pembuluh lateks
karena gumpalan lateksc. Lateks akan mengalir bila lapisan
sumbatan dibuangdengan mengiris kulit pada sadapan
berikutnyad. Irisan tipis cukup untuk membuang sumbatan
tersebutFrekuensi penyadapan: jumlah penyadapan yang
dilakukan dalam jangkawaktu tertentu2) Penentuan frekuensi
penyadapan berkaitan dengan panjang irisan danintensitas
penyadapan3) Panjang irisan: ½ S (spiral)4) Frekuensi
penyadapan: 2 tahun pertama: d/3 (3 hari sekali) tahun
selanjutnya:d/2 (2 hari sekali) panjang irisan dan frekuensi
penyadapan bebas.
PENYAKIT DAN HAMA TANAMAN KARET

Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan adalah :

Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus)Penyakit akar putih disebabkan oleh


jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus). Penyakit ini
mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman.Pengobatan tanaman sakit
sebaiknya dilakukan pada waktu serangan dini untuk mendapatkan keberhasilan
pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman. Bila pengobatan
dilakukan pada waktu serangan lanjut maka keberhasilan pengobatan hanya
mencapai di bawah 80%.Cara penggunaan dan jenis fungisida anjuran yang
dianjurkan adalah :Pengolesan : Calixin CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan
Shell CP.Penyiraman : Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC,Bayleton
250 EC, Calixin 750 EC, Sumiate 12,5 WP danVectra 100 SC.Penaburan : Anjap
P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Belerang dan Triko SP+.
Hama bubuk pada karetSerangan hama bubuk tersebut bermula dari
terjadinya KAS total di panel bawah dan penanggulangan yang
terlambat. Pada saat kunjungan tanaman tersebut tidak disadap lagi.
Saran tindakan selanjutnya adalah sebagai berikut ;
batang yang terserang disemprot dengan insektisida ( a.l
menggunakan Matador, atau Decis atau Sumithion 0,3%).
Dua hari kemudian kulit kering di panel bawah dibuang (digebal)
sampai ketemu kulit yang sehat, lalu diolesi lagi dengan insektisida,
sebanyak 3 kali dengan interval 5 hari sekali.
Setelah itu ditutup dengan kulter bebas asam atau TB 192. Agar
tanaman yang terserang hama bubuk ini tidak segera tumbang, maka
topping pada ketinggian m dari permukaan tanah dilakukan. Tanaman
demikian dapat disadap di panel lain yang sehat.
Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast)

Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur


sadap sehingga tidak mengalirkan lateks, namun penyakit ini
tidak mematikan tanaman.Pengendalian penyakit ini dilakukan
dengan:Menghindari penyadapan yang terlalu sering dan
mengurangi pemakaian Ethepon terutama pada klon yang rentan
terhadap kering alur sadap yaitu BPM 1, PB 235, PB 260, PB 330,
PR 261 dan RRIC 100.Pengerokan kulit yang kering sampai batas
3-4 mm dari kambium dengan memakai pisau sadap atau alat
pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang
pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96 sekali satu bulan.
Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida
Matador 25 EC pada bagian yang dioles sekali seminggu untuk
mencegah masuknya kumbang penggerek.
PENANGANAN PASCA PANEN
• Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus
dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan
segera, akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga
komoditas tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain:

- Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas.


Pada biji-bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat
disimpan lama. Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai
kulit mengering.

- Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran


buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk,
tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat
segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah
dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya
dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.
-Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan
kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah
yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah
itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang
8 segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan
menutup luka yang terjadi pada saat panen.

-Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan
pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan
untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.

- Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah
untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu
dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang
terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak
disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan
simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang
pencucian dapat menunda kematangan.
• Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu
membersihkan dari kotoran atau benda asing lain,
mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki
seperti daun, tangkai atau akar yang tidak
dikehendaki.

• Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar


(marketable) dengan yang tidak layak pasar,
terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit
agar tidak menular pada yang sehat.
Penanganan pasca panen umumnya meliputi
pekerjaan:
- Grading (pengkelasan) dan standarisasi
- Pengemasan dan pelabelan
- Penyimpanan
- Pengangkutan.
Pada beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan
tambahan antara lain :
pemberian bahan kimia, pelilinan, pemeraman.
TERIMA KASIH

https://youtu.be/pjJy79rdj1o
https://youtu.be/k8LuWOssElA

Anda mungkin juga menyukai