2. Penunasan/wiwil
➢ Tujuan dari penunasan adalah untuk memperoleh tanaman yang baik
dengan batang yang mulus dan lurus. Penunasan sebaiknya dilakukan
menggunakan pisau yang tajam. Rotasi penunasan dilakukan 7-10 Hari
sekali pada tahun pertama.
3. Perangsangan percabangan
➢ Kecepatan tanaman karet dalam membentuk percabangan tergantung
PEMELIHARAAN TBM
7. Pemupukan
➢ Pemupukan dilakukan untuk menambah kesuburan tanaman dan
produksi lateks yang baik.
8. Pembuatan Rorak.
➢ Rorak dibuat untuk menampung air dan sisa daun dengan ukuran
panjang 2 m, lebar 0,6 m, dan dalam 0,6 m.
9. Cangkul Gruwel.
➢ Tanah disekitar tanaman dicangkul atau digemburkan agar sirkulasi
PEMELIHARAAN TBM
>>> Salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi adalah adanya
serangan OPT yang terdiri dari penyakit, hama, dan gulma.
>>> Beberapa OPT penting pada tanaman karet adalah sebagai berikut :
1. Penyakit
2. Hama
3. Gulma
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
1. Penyakit
>> Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
>> Penyakit Bidang Sadap
- Mouldy Rot
- Kering Alur Sadap (KAS)
>>Penyakit Gugur Daun
>>Jamur Upas
2. Hama
>> Rayap (Microtermes inopiratus dan Coptotermes confignathus)
>> Babi hutan (Sus barbatus, Sus scrofa vittatus)
3. Gulma
Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet, antara lain :
>> Imperata cylindrica L. (alang-alang) >> Chromolaena odorado (kirinyu)
>> Mikania micranta (sembung rambat) >> Paspalum conjugatum Berg (rumput paitan)
>> Melastoma affine (harendong) >> Scleria sumatrensis
>> Lantana camara (tembelekan)
Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
Penyakit Bidang Sadap - Mouldy Rot
Penyakit Bidang Sadap - Kering Alur Sadap (KAS)
Pemeliharaan Karet
(TBM)
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN
❑ Pemeliharaan TM (Tanaman
Menghasilkan) adalah
kelanjutan dari kegiatan
pemeliharaan TBM (Tanaman
Belum Menghasilkan) dan
sebagai langkah awal masa
panen.
❑ Pemeliharaan TM bertujuan
untuk mengotimalkan tanaman
karet untuk dapat
menghasilkan produksi lebih
baik.
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN
❑ Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan yang sehat dan
baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5 – 6
tahun. Dengan mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur 6
tahun tanaman karet dapat dikatakan telah merupakan tanaman menghasilkan
atau TM.
ESTIMASI PRODUKSI
❑ Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan,
kesesuaian lahan dan agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya.
❑ Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi
seluruh kriteria yang dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet
diatas, maka estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada
standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat
atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.
❑ Karena produksi kebun karet adalah lateks, maka estimasi produksi per
hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet basah
Catatan : Estimasi produksi didasarkan atas asumsi kadar karet kering (KKK) = 25%