Anda di halaman 1dari 32

Hardiansyah Sinaga S.P., M.Agr.

Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat


NIDN.0103098002
menjelaskan perkembangan kelapa sawit dan karet di Indonesia,
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian ekonomi dan ekologi tanaman kelapa sawit dan karet, botani dan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara morfologi tanaman kelapa sawit dan karet, pembibitan kelapa sawit dan
081250003980 karet, budidaya tanaman kelapa sawit dan karet, serta panen dan
pengolahan kelapa sawit dan karet.
hardiansyah.sinaga@umsu.ac.id
Pokok Bahasan
1. Perkembangan perkebunan kelapa sawit dan karet.
2. Botani dan morfologi kelapa sawit dan karet.
3. Pembibitan kelapa sawit dan karet.
4. Budidaya kelapa sawit dan karet.
5. Hama, penyakit dan gulma kelapa sawit dan karet.
6. Panen dan pengolahan hasil panen kelapa sawit dan karet.
7. Keunggulan dan manfaat kelapa sawit dan karet.
Hama, Penyakit dan
Gulma (Pemeliharaan
Tanaman Karet )
Pemeliharaan
Karet (TBM)
❑ Pemeliharaan tanaman belum
mengasilkan merupakan kegiatan
PEMELIHARAAN TBM

yang dilakukan untuk menjaga


kondisi tanaman dilapangan
sehingga dapat tumbuh dan
berkembang dengang baik dan
menghasilkan dengan baik.
❑ Pemeliharaan TBM sangat penting
dilakukan karena dapat
mempengaruhi hasil produksi saat
tanaman telah memasuki fase
tanaman menghasilkan (TM).
❑ Untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan matang sadap tepat waktu
PEMELIHARAAN TBM

yaitu 5 tahun, maka perlu diperhatikan :


1. Penyulaman
2. Penunasan/wiwil
3. Perangsangan percabangan
4. Pengendalian gulma
5. Pemeliharaan Jalan dan Saluran Air
6. Pemeliharaan Teras dan pembuatan Rorak
7. Pemupukan
1. Penyulaman
➢ Penyulaman dilakukan segera jika terlihat tanaman yang kurang sehat
PEMELIHARAAN TBM

atau mati agar pertumbuhan tanaman seragam, penyulaman ini hanya


dilakukan pada TBM 1.

2. Penunasan/wiwil
➢ Tujuan dari penunasan adalah untuk memperoleh tanaman yang baik
dengan batang yang mulus dan lurus. Penunasan sebaiknya dilakukan
menggunakan pisau yang tajam. Rotasi penunasan dilakukan 7-10 Hari
sekali pada tahun pertama.
3. Perangsangan percabangan
➢ Kecepatan tanaman karet dalam membentuk percabangan tergantung
PEMELIHARAAN TBM

pada jenis klon. Tanaman karet yang lambat dalam membentuk


percabangan perlu dilakukan perangsangan agar tumbuhnya lebih
cepat. Beberapa cara yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
➢ Vooling/penyanggulan
➢ Pemotongan Pucuk
➢ Penggeratan
➢ Cara yang banyak digunakan adalah pemotongan pucuk karena sangat
mudah, praktis, ekonomis dan pertumbuhan tanaman lebih cepat.
Caranya adalah dengan memotong pucuk di atas payung terakhir
dengan ketinggian 2,5-2,75 m dan menggunakan sabit atau pisau yang
tajam. Jangan memotong pada pertengahan payung atau pertengahan
antar payung.
4. Pengendalian gulma
➢ Secara manual, dengan menggunakan alat seperti parang atau sabit.
PEMELIHARAAN TBM

➢ Secara kimiawi, dengan menggunakan bahan kimia (Herbisida). Menurut


cara kerjanya herbisida dibagi menjadi dua yaitu kontak dan sistematik.
➢ Secara biologis, dengan menggunakan tanaman penutup tanah (LCC).

5. Pemeliharaan Jalan dan Saluran Air


➢ Pemeliharan jalan dilakukan untuk memperlancar transportasi
sewaktu pemeliharaan. Pemeliharaan saluran air perlu diperhatikan
terutama pada saat musim penghujan agar tidak terdapat genagna-
genangan air.
6. Pemeliharaan Teras dan pembuatan Rorak
➢ Pemeliharaan teras dilakukan pada teras longsor untuk mencegah
PEMELIHARAAN TBM

kerusakan yang lebih parah. Pemeliharaan teras dilakukan bersamaan


dengan pembuatan rorak, sebagai pengganti rorak lama yang telah
penuh oleh seresah.

7. Pemupukan
➢ Pemupukan dilakukan untuk menambah kesuburan tanaman dan
produksi lateks yang baik.

8. Pembuatan Rorak.
➢ Rorak dibuat untuk menampung air dan sisa daun dengan ukuran
panjang 2 m, lebar 0,6 m, dan dalam 0,6 m.
9. Cangkul Gruwel.
➢ Tanah disekitar tanaman dicangkul atau digemburkan agar sirkulasi
PEMELIHARAAN TBM

udara di dalam tanah baik.

10. Pengukuran lilit batang.


➢ Pertumbuhan yang baik dapat dilihat dari besar lilit batang diukur 7-8
cm dari kaki gajah.
➢ TBM 1 : 8 cm
➢ TBM II : 18 cm
➢ TBM III : 38 cm
➢ TBM IV : 45 cm
➢ TBM V : 48 cm
Tujuan pemupukan adalah :
>>> meningkatkan pertumbuhan tanaman,
>>> menjaga keseimbangan hara tanah ,
>>> meningkatkan dan mempertahankan produksi,
>>> meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama penyakit,
>>> mempertahankan kesuburan tanah serta menjaga kelestariannya.
Gejala tanaman kurang/tidak mendapat pemupukan yang sempurna :
>>> tanaman kerdil,
>>> daun berwarna pucat dengan ukuran kecil,
>>> ukuran lilit batang lebih kecil dari ukuran standar,
>>> periode tanaman belum menghasilkan lebih dari 6 tahun,
>>> serta produksi karet kering jauh dibawah potensi.
Faktor keberhasilan pemupukan dipengaruhi oleh :
>>> dosis pupuk,
>>> jenis pupuk, Note :
>>> waktu dan Setiap akan melakukan pemupukan, perlu dilakukan
pembersihan gulma sebelumnya, karena gulma dapat
>>> frekuensi pemupukan, menyerap sebagian dari pupuk yang ditabur, yang
>>> cara pemupukan akhirnya merugikan tanaman karetnya
Dosis Pemupukan
• Dosis pemupukan dibedakan atas dosis untuk tanaman di pembibitan, polybag
dan di lapangan, dengan rincian sebagai berikut :
Pemupukan di polybag :
Waktu Pemupukan Jenis pupuk (gram/polybag)
(bulan setelah Urea TSP KCl Kieserit **)
ditanam di polybag)
0 *) 2 2 1 1
1 5 5 2 2
2 5 5 2 2
3 5 5 2 2
dst setiap bulan 5 5 2 2
Keterangan :
*) kira-kira 1 minggu setelah tanam
**) kieserit dapat diganti dengan dolomit
Dosis Pemupukan
Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun :
Kondisi Tanah Kurang Subur
Jumlah Pupuk (gram/pohon)
Umur (Bulan) Urea TSP RP KCl Kies
0 - - 250* - -
2 25 - - - -
4 25 60 - 20 10
6 40 - - 30 -
9 60 60 - 50 20
12 75 - - - -

Kondisi Tanah Subur


Jumlah Pupuk (gram/pohon)
Umur (Bulan) Urea TSP RP KCl Kies
0 - - 250* - -
2 25 - - - -
4 25 75 - 25 25
6 50 - - 50 -
9 75 75 - 75 25
12 100 - - - -
Dosis Pemupukan
Pemupukan pada masa TBM (2-5 tahun)
Jenis pupuk (gram/pohon)
Umur (Tahun)
Urea TSP MoP Kies
2 250 175 200 75
3 250 200 200 100
300 200 250 100
4
5 300 200 250 100

Pemupukan pada masa TM (2-5 tahun)


Jenis pupuk (gram/pohon)
Umur tanaman (Tahun)
Urea TSP KCl Kies
Pupuk dasar - 100 - -
1 125 200 125 75
2 150 225 125 75
3 175 275 150 100
4 225 275 150 100
5 250 275 150 100
6 250 225 150 100
>7 175 150 300 100
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

>>> Salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi adalah adanya
serangan OPT yang terdiri dari penyakit, hama, dan gulma.

>>> Beberapa OPT penting pada tanaman karet adalah sebagai berikut :
1. Penyakit
2. Hama
3. Gulma
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
1. Penyakit
>> Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
>> Penyakit Bidang Sadap
- Mouldy Rot
- Kering Alur Sadap (KAS)
>>Penyakit Gugur Daun
>>Jamur Upas

2. Hama
>> Rayap (Microtermes inopiratus dan Coptotermes confignathus)
>> Babi hutan (Sus barbatus, Sus scrofa vittatus)

3. Gulma
Jenis gulma yang dominan pada perkebunan karet, antara lain :
>> Imperata cylindrica L. (alang-alang) >> Chromolaena odorado (kirinyu)
>> Mikania micranta (sembung rambat) >> Paspalum conjugatum Berg (rumput paitan)
>> Melastoma affine (harendong) >> Scleria sumatrensis
>> Lantana camara (tembelekan)
Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)
Penyakit Bidang Sadap - Mouldy Rot
Penyakit Bidang Sadap - Kering Alur Sadap (KAS)
Pemeliharaan Karet
(TBM)
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN

❑ Pemeliharaan TM (Tanaman
Menghasilkan) adalah
kelanjutan dari kegiatan
pemeliharaan TBM (Tanaman
Belum Menghasilkan) dan
sebagai langkah awal masa
panen.
❑ Pemeliharaan TM bertujuan
untuk mengotimalkan tanaman
karet untuk dapat
menghasilkan produksi lebih
baik.
PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN

❑ Secara teoritis, apabila didukung dengan kondisi pertumbuhan yang sehat dan
baik, tanaman karet telah memenuhi kriteria matang sadap pada umur 5 – 6
tahun. Dengan mengacu pada patokan tersebut, berarti mulai pada umur 6
tahun tanaman karet dapat dikatakan telah merupakan tanaman menghasilkan
atau TM.

Catatan: Tanaman karet diremajakan pada umur 31 tahun


PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN

ESTIMASI PRODUKSI
❑ Produksi lateks per satuan luas dalam kurun waktu tertentu
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan,
kesesuaian lahan dan agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum
menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya.
❑ Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi
seluruh kriteria yang dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet
diatas, maka estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada
standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat
atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.
❑ Karena produksi kebun karet adalah lateks, maka estimasi produksi per
hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet basah
Catatan : Estimasi produksi didasarkan atas asumsi kadar karet kering (KKK) = 25%

Anda mungkin juga menyukai