Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum Wr Wb

Bismillahhirrohmanirrohiim

Alhamdulillahi robbil ‘alamin wabihi’ nasta’iinu wa ‘ala ‘umuriddunya waddin, wassholatu wassalamu
‘ala ashrofil ‘anbiyaa’i walmursalin, wa’ala aalihi wasohbihi ajma’iin. Amma ba’du.

Hadirin yang Allah muliakan, alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah Allah berikan kepada kita Nikmat yang tidak bisa kita hitung dan sebutkan satu
demi satu, seperti yang tercantum dalam firman Allah QS. An-Nahl Ayat 18

‫ّٰللاَ لَغَفُ ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬ ‫َواِ ْن تَعُدُّ ْوا ِن ْع َمةَ ه‬


ُ ‫ّٰللاِ ََل ت ُ ْح‬
‫ص ْوهَا ۗاِ َّن ه‬
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh,
Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Dan salah satu nikmat tertinggi adalah diberikan kesempatan belajar, nikmat menuntut ilmu dan
mengejar ilmu nafi’ karena ilmu yg bermafaat/ilmu nafi’ lah yang merupakan kunci kebahagiaan kita
di dunia dan akhirat.

Nabi kita SAW bersabda

ِ‫الدي ِّْن‬
ِّ ‫ي‬ِْ ِّ‫للاُ ِّب ِِّه يُفَ ِّق ْه ِهُ ف‬ ِْ ‫َم‬
ِ ‫ن يُ ِّر ِِّد‬
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan pahamkan/faqihkan ia dalam masalah
agama dan Allah buat ia mengamalkan imu tersebut.“

Dan itulah hakikat ilmu Nafi’ ilmu yang bermafaat. Untuk itu hadirin yang Allah muliakan, banyak2lah
bersyukur agar Allah tambah

‫ِّيد‬
ِ ‫شد‬ َ َ‫عذَا ِّبيِل‬ َ ‫َِل َ ِّزي َدنَّ ُك ْم‬
َ ِ‫ِولَئِّ ْنِ َكفَ ْرت ُ ْمِ ِّإ َّن‬ َ ِ‫لَئِّ ْن‬
َ ‫ش َك ْرت ُ ْم‬
Apabila kalian bersyukur, maka sungguh Aku akan tambah untuk kalian (akan nikmat). Dan jika kalian
kufur, sesungguhnya siksa-Ku sangatlah pedih."

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqomah berjalan dibawah naungan sunnah
beliau sampai hari kiamat kelak.

Hadirin yang Allah muliakan. Dalam kesempatan majelis shubuh ini saya akan mencoba untuk sharing
salah satu kajian Riyaadusaalihiin bersama Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri yang membahas mengenai
bab memberikan kasih sayang pada pihak2 yang membutuhkan.

Kita akan membahas mengenai Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ta'ala anhu:
Hadirin yang Allah muliakan,

Sekali lagi Nabi kita SAW bersabda barang siapa dari kita mengurusi 2 orang anak perempuan sampai
anak itu baligh maka dia akan datang pada hari kiamat dalam kondisi saya dengan dia kata Nabi kita
SAW seperti dua jari ini dan keterangan para ulama seperti jari telunjuk dan jari tengah. Banyak
pelajaran yang kita bisa ambil dari hadits yang cukup singkat ini tapi memiliki arti yang sangat dalam.

Pelajaran yang pertama, apa yang dimaksud dengan Aala? Yang dimaksud disini adalah mengurusi
kebutuhan-kebutuhan mereka baik kebutuhan fisik materiil, kebutuhan tarbiyah pendidikan-
pendidikan iman, ketaqwaan, pengetahuan dan seluruh kebutuhan-kebutuhan anak tersebut.

Jadi Hadirin yang Allah muliakan, barangsiapa mengurusi kebutuhan anak perempuan sampai baligh
kebutuhan fisik kebutuhan materiil maupun kebutuhan iman, kebutuhan ketaqwaan, kebutuhan hati,
kebutuhan jiwa dan seluruh kebutuhan-kebutuhan nya maka aku dengan dia seperti jari telunjuk dan
jari tengah. Itu sangat luar biasa Hadirin.

Pelajaran yang kedua, apa yang dimaksud dengan Jaa riyah itu artinya wanita yang masih kecil bukan
sebatas hamba sahaya karena salah satu makna Jaa riyah adalah hamba sahaya atau bukan sebatas
anak kandung perempuan kita tapi ini wanita secara umum. Dijelaskan oleh sebagian para ulama, bisa
anak perempuan bisa saudari peremepuan bahkan bisa tante atau bibi bahkan sebagian ulama
mengatakan bisa saja wanita lain, dalam arti anak yatim atau misalkan anak yang dibuang.

Ini menunjukkan bahwa barang siapa yang mengurusi anak perempuan sampai dia baligh maka akan
ada pahala yang besar, tapi kenapa wanita dinamakan Jaa riyah dalam Bahasa Arab. Ini menarik,
dijelaskan sebagain para ulama, karena wanita itu senantiasa berlari/aktif dalam membantu support,
nurut terhadap urusan-urusan yang menanggungnya tanpa pamrih. Karakter Wanita senantiasa
membantu men-support, nurut tanpa pamrih. Membantu siapa, bisa Ayahnya karena yang
menanggungnya, bisa Kakak laki-lakinya karena melindunginya, dan kalau dia sudah menikah maka
membantu siapa, ya suaminya, men-support nurut dan merendah (idlal) dan semua ini dilakukan tulus,
ikhlas tanpa pamrih itu kenapa Wanita dinamakan Jaa riyah.

Makanya jangankan bagi orang beriman hadirin yang Allah muliakan, bagi orang arab jahiliyah saja
wanita itu tidak cocok untuk marah-marah/bentak-bentak terhadap suami, kalau wanita karakternya
suka membangkang, mendebat, tidak mau diatur maka mreka tidak akan menamakan Wanita dengan
nama Jaa riyah. Dan itu bukan merupakan pencitraan bukan karena ingin misalkan uang bulanan
ditambah, atau dibeilan barang yang bagus-bagus. Jadi bagi ibu-ibu, ini merupakan karakter dasar
wanita yang sesungguhnya kecuali jika wanita itu diajak maksiat oleh ayahnya misalnya, dijerumuskan
ke jurang dosa oleh kakaknya atau diarahkan ke hal2 yg tidak baik oleh suaminya.

‫ق‬ ْ ‫صيَ ِّة‬


ِِّ ‫ِالخَا ِّل‬ ٍ ‫عةَِ ِّل َم ْخلُ ْو‬
ِّ ‫قِ ِّفيِ َم ْع‬ َ َِ‫ِّإنَّهُِال‬
َ ‫طا‬
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad, shahih)

Jadi kalau wanita diajak berbuat kemungkaran maka boleh dibuka pintu nasihat dan tidak boleh nurut
memang tapi bukan berarti jadi pembangkang. Pada dasarnya mental wanita itu penurut dan suka
membantu.

Kita lanjutkan hadirin, kembali ke Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ta'ala anhu.

Pelajaran yang ketiga, Hatta artinya sampai dia baligh, apa yang dimaksud dengan baligh, kata para
ulama baligh disini bukan hanya sebatas dewasa yang ditandai dengan haid atau berusia 15 thn tapi
baligh disini djelaskan sebagian para ulama seperti Al Qurthubi rahimahullahhu taala sampai mereka
di titik bisa hidup mandiri tidak ketergantungan dengan yang mengurusinya selama ini. Sebagian
ulama juga mengatakan sampai dia menikah bahkan di sebagian kasus wanita yang sudah baligh
walaupun sudah bisa hidup mandiri tapi jika kita selami kehidupan para wanita mereka sangat rentan
untuk itu sehingga perlu tetap dijaga, dikontrol, diurusi sampai terjadi peralihan dari pihak keluarga
ke pihak suami. Dan biasanya wanita itu tidak bercerita tentang kesulitan2 hidupnya yang penting
uang bulanan untuk orang tuanya lancar, SPP adik2nya dibayarin.

Hadirin yang Allah muliakan,

Pelajaran yang keempat, kata Imam Nawawi hadits ini mennjukkan keutamaan berbuat baik kepada
anak perempuan atau wanita secara umum dan menafkahi mereka dan sabar dalam mengurusi
urusan-urusan mereka dan keutamaannya sangat besar Bersama Nabi SAW pada hari kiamat. Ada
keutamaan yang lbh indah dari itu hadirin??

Pelajaran yang kelima, Sebagian ulama mengatakan kenapa anak peremuan/wanita yang ditekankan,
ini menunjukkan bahwa kita sering kali tidak memberikan perhatian yang cukup pada anak-anak
perempuan kita dan pada Wanita kita. Sering pada banyak kasus wanita kurang diperhatikan haknya
oleh karena itu ditekankan oleh Nabi SAW. Dan ini menunjukkan keutamaan wanita dan bagaimana
wanita harus dijaga dan tidak boleh meremehkan urusan-urusan mereka. Seorang penyair ternama
Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: "Al-Ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta
sya'ban thayyibal a'raq".

Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik,
maka sama halnya engkau persiapkan generasi yang baik pokok pangkalnya.

Mengurus urusan wanita dan mendidik wanita menjadi ibu yg hebat itu bukan sebatas mencetak 1
orang tapi 1 generasi kata para ulama dan sebaliknya ketika kita menelantarkan dan tidak memberikan
haknya sehingga mereka menjadi ibu yg lemah maka itu bukan brarti menelantarkan 1 orang tapi bisa
jadi menelantarkan 1 generasi. Karena mereka lah yang langsung berinteraksi dengan generasi
berikutnya yang menanamkan iman, menanamkan tauhid, menanamkan aqidah, menanamkan rasa
cinta pada Allah menanamkan rasa takut pada Allah, jika kita tidak kasih senjata yang komplit
bagaimana mereka akan mendidik apa yang mau dikasih ke anak-anak.

Hadirin, maka pahalanya sangat besar saya dengan dia seperti 2 jari ini itu kata Nabi SAW
Jika kita renungkan dalam hadits ini adakah sisi merendahkan wanita, justru wanita benar2 diangkat,
dimuliakan, dilindungi, dididik, dikasih ilmu. Wanita harus diberi pendidikan semaksimal mungkin,
karena dia merupakan madrasah kehidupan.

Oleh karena itu semoga Allah memberikan taufiq pada kita, kagum dan takjub bagaimana Islam sangat
memuliakan Wanita dan diberikan pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang menjaga wanita,
mengurus urusan Wanita, mendidik Wanita Bersama nabi kita SAW.

Akhir kata saya cukupkan sampai disini pertemuan kita. Saya mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak
berkenan sedang kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Kita tutup dengan doa kafaratul majelis.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai