Anda di halaman 1dari 9

Catatan Kitab Riyaadush Shalihin

Bab 44 | Memuliakan, memprioritaskan, meninggikan, & menunjukkan


kemuliaan ulama, ahli ilmu, senior, & orang -orang yang punya keutamaan

1239. TENANG DALAM SHOLAT


Selasa, 14 November 2023
Bersama ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah

Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah tabaaraka wata'ala
atas segala nikmat yg Allah berikan kepada kita.
Sebagaimana shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada rasulillah
'alaihi sholawatu wasalam beserta para keluarganya,sahabatnya, dan orang2 yg
istiqomah berjalan di bawah naungan sunnah beliau sampai hari kiamat kelak.

Alhamdulillah atas segala nikmat yg Allah berikan kepada kita khusunya nikmat
waktu, nikmat nyawa, nikmat rasa aman, dan kondisi aman, nikmat iman, nikmt
islam, hidayah, dan nikmat akses adalah sebuah nikmat yg merupakan hal terbesr
dalam hidup, yg melahirkan PR bsr juga yaitu PR bersyukur kepada Allah
subhanahu wata'ala, maka selalu melihat dari 2 sisi setiap kita mendapatkan nikmat,
maka setiap itu juga PR kita bertambah.
Pertanyaanya sudahkah kita mengerjakan PR yg sebelumnya?
Dan bgmn dgn PR kita yg pada saat itu?
Dan kita harus bersyukur kepada robbul’alamiin krn Allah lah yg memberikan ini
semua. Dan bersyukur kepada manusia krn Allah berikan melalui mereka.
Jadi selalu berpikir bersyukur kepada Allah lalu bersyukur kepada manusia
Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah:152
“Dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kalian kufur nikmat”
Nabi shallallahu’alaihi wasalam bersabda kita disuruh bersyukur kepada manusia

Ketika kita sudah mengetahui konsep QS. Al Baqarah:152 ini, maka selanjutnya kita
harus ingat sabda nabi shallallahu’alaihi wasalam dalam hadits yg dikeluarkan oleh
Abu Dawud:

Tidak bersyukur kepada Allah orang yg tdk bersyukur kepada manusia

Maka selalu berpikirlah demikian.

Kita bukan belajar sebagaimana ahli dunia belajar (yg penting tahu, yg penting
mengerti, kemudian lenyap).

Orang2 bertakwa itu kalau belajar di sadar setiap dia mendapatkan ilmu, di situ
ada PR bersyukur. Dan PR bersyukur itu “Bersyukur kepada Allah, lalu
bersyukur kepada manusia”

“Bersyukurlah kepadaKu, lalu janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wassallam bersabda,
َ َّ‫ن لَ ي ْش ُك َُر الن‬
‫اس‬ ََّ ‫لَ ي ْش ُك َُر‬
َْ ‫َللا م‬
“Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak bersyukur (berterima kasih)
kepada manusia.” (HR. Abu Dawud no. 2970, Ahmad no. 7926 dengan isnad sahih,
lihat Al-Shahih no. 417)

Semoga kita dijadikan oleh Allah hamba2 yg senantiasa bersyukur.

Semoga Allah merahmati ulama2 kita, guru2 kita yg belajar ilmu dari mereka, dan
diberikan kemudahan utk mensyukuri mereka, aamiin ya robbal’alamiin.

Dan semoga Allah jaga diri kita, keluarga kita, jaga orang2 yg kita cintai, jaga guru2
dan ulama2 kita, jaga umat di manapun berada khususnya yg terzalimi di Palestina,
dan di berbagai macam tempat, semoga Allah mengutkan mereka, memberikan
kesabaran untuk mereka, memberikan taufiq agar mereka ridho kepada takdirNya,
menjaaga keistiqomahan, menguatkan iman, dan memberikan husnul khotimah bagi
yg wafat. aamiin ya robbal’alamiin.

Semoga Allah memaafkan segala kekurangan dan kekhilafan kita dan memberikan
taufiq kepada kita untuk senantiasa mendoakan dan membantu mereka sesuai dgn
kemampuan kita dan jalur yg telah ditetapkan oleh pihak yg punya kapasitas dan
otoritas dalam masalh ini, aamiin ya robbal’alamiin

Kita akan kembaali melanjutkan pembahasan Riyaadush Shalihin kit, hadits


Abdullah bin Mas’ud.

Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala, semoga Allah merhmati beliau, orang tua beliau,
keluarga beliau, guru2 beliau, dgn rahmat yg sangat luas.

Beliau menyampaikan semoga Allah meridhoi Abdullah bin Mas’ud, berkata


rasulullah shallallahu’alaihi wasalam :
Hendakanya orang2 yg dkt dgnku di dalam shaf sholat adalah orang2 yg
dewasa dan berakal di antara kalian, lalu orang2 yg berikutnya, dan beliau
mengulang itu 3x.

Hendakanya orang2 yg dkt dgnku di dalam shaf sholat adalah orang2 yg


dewasa dan berakal di antara kalian, lalu orang2 yg berikutnya,

terus diulang lagi

Hendakanya orang2 yg dkt dgnku di dalam shaf sholat adalah orang2 yg


dewasa dan berakal di antara kalian, lalu orang2 yg berikutnya.

Lalu nabi shallallahu’alaihi wasalam mengatakan:

“dan hindarilah ribut2 seperti keributan di pasar”

Jadi Nabi shallallahu’alaihi wasalam memperingatkan kita untuk menjauhi

Apa yg dimaksud dgn ?

Dijelaskan oleh para ulama:

itu artinya kondisi semrawut campur baur di pasar, lalu persaingn


permusuhan yg ada di pasar, lalu suara2 tinggi, dan fitnah yg ada di pasar.
Jadi sebagaimana yg nabi shallallahu’alihi wasalam sampaikan, dan ini
penting untuk kita tdk hanya mengandalkan terjemahannya, krn terjemahan

mengungkapkan dgn cara tersimpel. Sedangkan itu panjang artinya.

Apa sih sebenarnya itu?

Campur baur, gimana sih kalau pasar kan rame, desek2an, berantakan.

Walaupun ga semua pasar, tapi mayoritas pasar kalau rame begitu.

Ada campur baur, desek2an, udh ga karu-karuan, lalu nanti ada persaingan antar
penjual, apalagi yg barangnya sama, terus ada ribut2 permusuhan, lalu dijelaskan
juga ada suara tinggi, lalu teriak2, lalu ada fitnah juga di sana, dll.

Itu semua diminta oleh nabi shallallahu’alaihi wasalam dihindari ketika kita sholat.

Jangan dipakai,

Jadi kegaduhan yg banyak terjadi di pasar, terus permusuhan, persaingan tdk sehat,
lalu teriak2, lalu fitnah, lalu suara2 ga jelas krn rame krn saking padatnya orang, kita
ga ngerti pada ngomong apa sih atau memang suara yg ditimbulkan ketika lagi
rame2 tsb yg bising. Hindarilah hal tsb kata nabi shallallhu’alaihi wasalam.

Hadits ini adalah hadits yg menekankan hadits yg sebelumnya.

Kembali nabi mengatakan “yg dkt dgn beliau shallallahu’alihi wasalam adalah orang
yg dewasa dan orang2 yg berakal sehat. Orang2 yg utama, orang2 yg punya ilmu,
yg punya keutamaaan.” Kenapa demikian?

Krn dijelaskan bahwa di antara fungsinya untuk maslahat sholat, misalnya imam
perlu diganti, perlu diingatkana, perlu dikoreksi, lalu menjaga keutuhan sholat, llau
untuk menyampaikan dan mengajarkan kepada yg lain, dan lain sebagaianya.

Dan ini juga menunjukkan bhw pentingnya memprioritaskan yg terbaik, lalu level yg
berikutnya, lalu level yg berikutnya, lalu level yg berikutnya. Sebagaimana yg kata
nabi shallallah’alaihi wasalam. “lalu level yg berikutnya,”

Jadi memprioritaskan seseorang adalah konsep dari rasulullah


shallallahu’alaihi wasalam. Sesuai dgn apa?
Sesuai dgn keutamaan, sesuai dgn akal sehat, sesuai dgn ilmu, sesui dgn
ketkwan, sesui dgn kedewsan dan kematangan, dan lain sebagainya.

Ini menunjukkan menyikapi orang itu tdk sama, berdekatan dgn orang itu tdk sama.
Tdk semua orang itu bisa kita dekati dgn jarak yg sama atau ga semua orang tuh
kita dekati dgn jarak yg sama atau ga semua orang bs dkt dgn kita dgn jarak yg
sama. Seperti kata nabi shallallahu’alaihi wasalam.

“hendakanya yg dkt dgnku dalam shaf sholat adalah orang2 yg memiliki


kedewasaan, akal sehat, kematangan, dst”

Ustadz sudah jelaskan keterangan dari Imam Nawawi bahwa konsep ini bukan
hanya khusus di dalam sholat.

Pelajarannya “ga semua orang bisa dkt dgn kita” #kalau ingin maju

Hanya orang2 yg bertakwa, punya kualitas,punya akal shat, kematangan,


kedewasaan. Tentunya dgn tetap baik kepada semua orang, dgn tetap
menghormati semua orang. Tapi begitulah kehidupan. Hidup itu di mana2 demikian,
krn kita punya ruang dan waktu yg terbatas, itu hal penting.

Dan nabi mengingatkan kepada kita “Dan janganlah kalian membuat kegaduhan
yg terjadi di pasar.”

Kata para ulama, peringatan dari nabi shallallahu’alaihi wasalam ini tujuannya
agar kita menjauhi perselisihan, persengketan, dalam konteks sholat, dalam
semua aspek terutama di masjid, krn masjid itu tempat ketenangan. Masjid itu
tempat ketenangan hati dan jiwa, jadi ga boleh diisi dgn persengketaan, lalu
ribut, berantem. Sebagaimana banyak kejadian di pasar.

Ini masjid. Wong kita aja ga mau ada orang berantem di rmh kita. Kita akan
mengatakan:

“mas kalau mau berantem di luar, jangan di sini. Ini rmh saya”

Di masjid kita juga katakan:

“Mas ini tuh rumah Allah subhanahu wata’ala, maka kita harus menjaga marwah dari
masjid. Dan sholat adalah tempatnya ketenangan. Ga boleh berisik sebagaimana di
tempat umum lainya seperti di pasar.”
Dan ini juga peringatan secara umum untuk menghindari keributan,
persengketan, atau sikap2 yg menurunkan marwah kita, teriak2, suara2 tinggi,
kebisingan, dan lain sebagainya.

Nabi shallallahu’alaihi wasalam mengingatkan “Tenang, tenang” ketika di haji


misalnya. Artinya Nabi shallallahu’alaihi wasalam mengingatakan:

Walaupun di momen di mana orang tuh berkumpul, “Tenang, tenang, jangan


liar, jangan gaduh lalu ga jelas, kita harus tenang.”

Itulah seorang muslim. Dan itulah yg harus kita latih dalam diri kita. Dan itu penting
krn ini adalah peringatan dari rasulullah shallallahu’alaihi wasalam.

Makanya kata Abdullah bin Mas’ud tentang penuntut ilmu, tentang orang yg
diberikan amnt untuk menjaga Al Quran, mempelajari Al Quran, apa kata beliau?

“Hendaknya orang yg menjaga amnat al qurnul karim adalah orang yg sering


menangis dan sedih di waktunya, bijak, matang, tenang. Itulah penuntut ilmu.”

Penuntut ilmu itu orang2 yg sering menangis kekuatan bukan cengeng, lemah
dan rapuh, tapi menngis krn Allah, ketika membaca Al Quranul karim, ketika
mengingat dosa2, tapi itu bukan kelemahan, itu kekuatan.

Makanya bukan hanya nangis aja, hakiman (bijak). Orang yg bijak itu tau
menempatkan diri, di antaranya dia tau kpn dia menangis, kapan dia tdk.

Kpn dia menangis, kpn di menyeka air matanya. Itulah hakim

Haliman yaitu orang2 yg matang, dewasa, yg penuh perhitungan.

Sakinah, orang2 yg tenang, ga panikan, ga grasak grusuk, pembawannya tuh


tenang.

Energik, tapi pada waktunya, ekspresif tapi semua sesuai dgn takaran.

Ini penting bagi penuntut ilmu

Al Hasan mengatakan “DULU TUH ORANG KALAU BELAJAR ILMU AGAMA, GA


BUTUH WAKTU YG PANJANG KECUALI AKAN TERLIHAT PADA DIRINYA.”

Dan diantaranya terlihat pada kekhusyukan, ketenangan.


Dulu itu kalau orang belajar terlihat dan bukan hanya cashing atau wardrobe,
bukan hanya pada pakaian, tapi terlihat pada ketenangannya, pada
kekhusyukan, terlihat pada kematangannya. Dan itu ga butuh waktu lama kata
Al Hasan.

“betul, berubah itu butuh proses, tapi terlihat ada perubahan dalam diri dia.”

Ini yg perlu kita tanamkan bersama dan inilah yg diwanti2 oleh rasulullah
shallallahu’alaihi wasalam

“jangan gaduh, jangan semrawut, jangan teriak2,” itu ga disukai sama nabi
shallallahu’alaihi wasalam, tapi kalau waktunya tertawa ya tertawa, tapi tdk
menghilangkan kewibawan beliau, krn beliau tau porsi, beliau tau takaran.”

Dan bagi kita yg suka humor, suka tertawa, itu positif, tapi coba renungkan
kembali di sisi lain, apakah air mata kita bisa mengimbangi gelak tawa kita?

Kata nabi shallallahu’alaihi wasalam: “kalau kalian mengetahui apa yg aaku


ketahui, kalau ilmu kalian seperti ilmuku, kalian akan banyak menangis dan
sedikit tertawa.”

Jadi ilmu itu berkaitan erat dgn air mata, tapi bukan air mata lemah, tapi air mata
taqorub (mendekat) kepada robbul’alamin. Dan khususnya ketika beribadah, ketika
sholat, ketika berkhalwat, ketik i’tikaf, ketika sedang sendirian.

Makanya salah satu yg dinaungi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yg
berdzikir dan mengingat Allah ketika sedang sendirian dan tak terasa air
matanya pun menetes.

Semoga kita diberikan ketenangan dan semoga kita dijaga dari sikap2 yg
menjatuhkan marwah kita sebagai seorang muslim dan sebagai seorang penuntut
ilmu. Aamiin ya robbal’alamiin

*CATATAN: KESALAHAN PENULISAN ATAU KESALAHAN PEMAHAMAN


SELAMA PROSES PENCATATAN MATERI INI MURNI KESALAHAN DARI
PENULIS BUKAN BERSANDAR KEPADA USTADZ DAN TIM.

Baarakallahu fiikum, Rabbana Taqobbal minna innaka anta sami’ul ‘alim


semoga Allah berikan kita ilmu yg bermanfaat melindungi dari ilmu yg tdk
bermanfaat, dan semoga Allah mudahkan kita untuk mengamalkan ilmu yg
telah kita pelajari
aamiin ya robbal’alamiin

Anda mungkin juga menyukai