Anda di halaman 1dari 10

Prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam

Nama Anggota :
• Alya Mustika
• Nadia Alzena Zafirah
• Rosma Salsabilla R

Jl. Melati Raya 2 No. 54 Bekasi Kaum, RT 01, RW 01,


Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur-Kota Bekasi
Ekonomi Islam

PENGERTIAN
Ekonomi Islam secara terminologi dalam bahasa Arab berarti al-iqtisad al-
islami yang berarti ekonomi yang bersifat Islami. Secara harfiah al-iqtisad (ekonomi)
berarti qasada; bertujuan dalam suatu perkara, tidak berlebihan, berhemat dalam
membelanjakan uang atau tidak boros sebagaimana tertulis dalam kamus Lisanul Arab
karangan Ibnu Manzur. Ekonomi Islam secara terminologi berarti analisa tentang hal-hal
seputar ekonomi yang berasaskan hukum-hukum syariah (Al Qur'an dan hadis).

Sistem perekonomian pada zaman Rasulullah Saw, fokus tertuju pada


pemenuhan kebutuhan, keadilan, efisiensi, pertumbuhan dan kebebasan. Ekonomi Islam
juga mendorong tercapainya keselamatan disunia dan di akhirat, seperti keselamatan
keyakinan agama (hifz ad-din), keselamatan jiwa (Hifz an-nafs), keselamatan akal (hifz
al-aql), keselamatan keluarga (hifz an-nasl) dan keselataman harta benda (hifz al-mal)

Allah SWT berfirman:

ِۤ ‫ن ال َّسبِ ۡي‬
ۤ‫ل ك َۡى‬ ِۤ ‫ل َو ِلذِى ۡالقه ۡربٰى َو ۡاليَ ٰتمٰ ى َو ۡال َمسٰ ك ِۡي‬
ِۤ ‫ن َو ۡاب‬ ِۤ ‫ِلرس ۡهو‬ ِٰۤ ِ َ ‫ل ۡالقه ٰرى‬
َّ ‫ِلَف َول‬ ۤۡ ۤ‫ع ٰلى َرس ۡهولِه‬
ِۤ ‫مِن اَ ۡه‬ ۤ‫َماۤ اَفَا ٓ َۤء ٰه‬
َ ‫ّللا‬
ٰۤ َّۤ‫ّللا ؕۤ اِن‬
َ‫ّللا‬ ‫ه‬ َّ ْ
َٰۤ ‫عنهه فَانتَ هه ۡوۤا ؕۤ َواتقوۤا‬ ۡ ‫ه‬ ‫ه‬
َ ۤۡ‫ل فَ هخذ ْوههۤ َو َما نَهٰ ٮكم‬ ‫ه‬ ٰ ٰ ‫ه‬ ۡ ۡ
َّ ‫الغنِيَآءِۤ مِ نكمۡۤ ؕۤ َو َماۤ اتٮك هۤم‬
ۤ‫الرس ۡهو ه‬ ۡ َ
َ َۤ‫ل يَكه ۡونَۤ د ۡهولةۤ بَ ۡين‬ َۤ
‫َشد ِۡي هۤد ۡۤال ِعقَا‬
Artinya :
“Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang
berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul),
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan,
agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras
hukuman-Nya.’’ (Q.S. al-Hasyr/59;7)

Ekonomi Islam terbagi menjadi 2:

1. Ekonomi Islam Normatif


Studi tentang hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan urusan harta
benda (al-mal). Cakupannya adalah kepemilikan(al-milkiyah), pemanfaatan
kepemilikan( tasarruf al-milkiyah) dan distribusi kekayaan kepada
masyarakat(tauzi’ as-sarwah baina an-nas).

2
2. Ekonomi Islam Positif
Studi tentang konsep-konsep iklan yang berkaitan dengan urusan harta
benda khususnya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa, cakupannya
adalah segala cara dan sarana yang digunakan dalam proses produksi dan jasa.

SISTEM EKONOMI ISLAM


Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri karena
memandang kehidupan sebagai kesatuan yang utuh, memandang kehidupan
seseorang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Individu-individu menurut ekonomi Islam saling membutuhkan dan saling
melengkapi dalam skema tata sosial karena manusia adalah entitas individu
sekaligus kolektif. Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam mendorong adanya
pemerataan kesejahteraan di masyarakat.

Sistem ekonomi Islam muncul jauh terlebih dahulu ekonomi di masyarakat. dari
kedua sistem di atas. Sistem ekonomi Islam muncul pada abad ke-6 sedangkan
sistem ekonomi kapitalis pada abad ke-17 dan soialis muncul pada abad ke 18.
Dalam sistem ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan
distribusi pendapatan. Bertujuan untuk menciptakan kestabilan dalam
perekonomian dan terhindar dari perbuatan yang mengarah pada perbuatan riba.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:


...... ‫َو ََل تَأْكُلُ ْْٓوا اَ ْم َوالَكُ ْم بَيْنَكُ ْم بِالْبَاطِ ِل‬

Artinya :
“ Dan janganlah kamu makan harta diantara kamu dengan jalan yang batil…”(Q.S.
al-Baqarah/2: 188)

Pada ayat lain Allah SWT juga berfirman :

ِّۗ ِ ‫ِي يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ مِنَ ْال َم‬


‫س ٰذلِكَ بِاَنَّ ُه ْم قَالُ ْْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع‬ ْ ‫الربٰوا ََل يَقُ ْو ُم ْونَ ا ََِّل َك َما يَقُ ْو ُم الَّذ‬ِ َ‫اَلَّ ِذيْنَ يَأْكُلُ ْون‬
ِّۗ ‫الرب‬
‫ٰوا‬ ُ ‫الربٰو ۘا َواَ َح َّل ه‬
ِ ‫ّٰللا ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ِ ‫مِ ثْ ُل‬

Artinya :
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah halalkan jual beli dan
mengharamkan riba...."(QS. al-Baqarah/2:275)

3
Allah mengharamkan riba karena, sebagaimana dijelaskan pada ayat di atas,
riba dapat merugikan orang lain Riba dalam pengertian bahasa berarti az-ziyadah
(tambahan) sedangkan menurut istilah riba adalah pengambilan tambahan dari
harta pokok (modal) dengan cara yang batil. Riba diharamkan dalam keadaan dan
bentuk apa pun. Macam-macam riba :
1) Riba Yad
Berupa penundaan dalam membayar suatu barang. Kedua belah pihak
(pembeli dan penjual) yang melakukan transaksi ini telah terpisah dari
tempat akad sebelum diadakannya serah terima barang.

2) Riba Nasiah
Berupa penambahan nilai atas sanksi yang diberikan pihak pemberi
utang kepada peminjam karena keterlambatan pembayaran utang yang
tidak sesuai dengan jatuh tempo pembayaran.

3) Riba Qard
Berupa peminjaman barang atau utang kepada orang lain dengan syarat
si peminjam akan diberikan kelebihan atau keuntungan kepada pihak yang
memberikan pinjaman.

4) Riba Fadl
Riba jenis ini mengambil kelebihan atau penambahan nilai dari adanya
pertukaran barang yang sejenis.

PRINSIP EKONOMI ISLAM & KONVENSIONAL


Ekonomi Islam mempunyai tujuan memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia.
Esensi ekonomi Islam adalah pemenuhan kebunuhan manusia yang berlandaskan
nilai-nilai islam untuk mencapai tujuan agama, yaitu keberuntungan dunia dan
akhirat. Pada prinsipnya ekonomi islam mengatur asas berikut :
▪ Setiap individu dipandang sebagai manusia yang harus dipenuhi kebutuhan
primernya secara menyeluruh.
▪ Setiap individu dipandang dengan kapasitas pribadinya untuk memenuhi
kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai dengan kadar kemampuannya.
▪ Setiap individu dipandang sebagai pribadi yang terikat dengan sesamanya
dalam interaksi tertentu. Dilaksanakan dengan mekanisme tertentu, dan
sesuai dengan gaya hidup tertentu, sehingga harus menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan tidak membiarkan mereka bebas dalam berinteraksi.

4
PERBEDAAN EKONOMI ISLAM & KONVENSIONAL
Ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan yang boleh dan tidak boleh
ditransaksikan. Dalam praktiknya, ekonomi Islam menunjukkan adanya hal baru
dibandingkan sistem-sistem klasik yakni berupa penekanan yang tidak hanya pada
pendekatan hasil (output), melainkan juga menekankan pada prosesnya.

Berikut perbedaan antara Ekonomi Islam, Kapitalis, dan Sosial Komunis :

5
MACAM-MACAM KEGIATAN EKONOMI ISLAM
Pada Surah al-Baqarah/2 Ayat 275, Allah Subhanahu wata'ala
berfirman, "Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba
.... " Pada ayat ini kata al-bai' disebutkan dalam bentuk ma'rifah (khusus) , yakni
diawali dengan alif lam yang artinya jual beli yang sudah ditentukan. Hanya jual
beli yang memenuhi syarat yang dianggap sah. Oleh karena itu, bagi orang yang
ingin melakukan transaksi dalam bentuk apa pun hendaknya belajar ketentuan-
ketentuan syara' di dalamnya. Jika tidak, maka ia akan terjebak dalam transaksi
riba tanpa ia sadari.
Berikut ini beberapa kegiatan ekonomi yang telah diatur dalam Islam:
1. Mudarabah atau qirad
Akad kerja sama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama
menyediakan seluruh modal (şahibul-mal) sedangkan pihak yang lain
menjadi pengelola. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang
tertuang dalam kontrak sedangkan kerugian ditanggung oleh pihak yang
melakukan kelalaian. Mudarabah terbagi dua macam yaitu mudarabah
mutlaqah dan mudarabah muqayyadah. Dasar hukum mudarabah ada
dalam hadis nabi sallallahu 'alaihi wasallam, yaitu :

"Dari Ibnu Abas, ia berkata bahwa jika Abbas bin Abdul Mutallib
memberikan dana kepada mitra usahanya secara mudarabah, ia
menyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni
lembah yang bahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi syarat
tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana
tersebut. Kemudian syarat tersebut disampaikan kepada Rasulullah
sallallahu 'alaihi wasallam dan beliau pun membolehkannya." (H.R. at-
Tabrani)

2. Musyarakah/Syırkah
Menurut bahasa berarti al-ikhtilat yang artinya
percampuran. Masing masing dari pelaku syirkah dapat melakukan
usaha dalam harta tersebut yang keuntungan dan kerugiannya tertentu
yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau
amal/expertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko
ditanggung bersama. Muamalah dengan cara musyarakah boleh
dilakukan antara sesama muslim dan nonmuslim dengan syarat bukan
usaha yang diharamkan, baik dari sisi cara dan barangnya.
Dasar hukum musyarakah adalah sebagai berikut:

‫فَ ُه ْم ش َُركَا ُء في الثلث‬


Artinya:
“... Maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu...."
(Q.S. an-Nisa' /4: 12)

6
3. Musaqah
Diambil dari kata as-saqa' yaitu seseorang yang bekerja di kebun
kurma, anggur, atau tanaman tanaman lain yang mendatangkan
kemaslahatan. Pekerja tersebut mendapat bagian dari hasil kerjanya
sebagai imbalan. Menurut istilah, musaqah adalah sebuah akad
memberikan pekerjaan kepada orang lain kebun yang mengasilkan
buah-buahan atau hal yang memberikan kemaslahatan dengan
menyiram, memelihara, dan menjaganya.

4. Muzara'ah dan Mukhabarah


Kerja sama antara pemilik lahan dan petani (penggarapnya). Jika
bibit berasal dari pemilik lahan, maka disebut mukhabarah sedangkan
jika bibitnya berasal dari petani atau penggarapnya, maka disebut
muzara'ah.

Praktik perekonomian Islam diterapkan dalam sistem perbankan syariah. Berikut ini
beberapa produk perbankan yang berbasis syariah :

A. Simpanan
Simpanan terbagi dua macam yaitu :
1) Al-wadi’ah
Jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana tersebut
sewaktu-waktu.
2) Deposito Mudarabah
Penyimpanan dana di bank dalam kurun waktu tertentu
B. Bagi hasil
Bagi hasil pada perbankan dibagi menjadi 4, yaitu :
• Musyarakah
Suatu konsep yang diterapkan pada model partnership. Keuntungan
yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian
akan dibagi berdasarkan ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak.
• Mudarabah
Pinjaman antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap
keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang
disepakati.
• Muzara’ah
Pemberian biaya oleh bank kepada nasabah yang bergerak di bidang
pertanian/ perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen.
• Musaqah
Bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah, di mana nasabah hanya
bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharan. Sebagai
imbalannya, nasabah berhak atas nisbah (bagian) rertentu dari hasil
panen.

7
C. Jual beli
Jual beli terbagi tiga macam yaitu seperti berikut :
o Bai’al-Murabahah
Penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan
membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian
menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang
dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank dan
pengguna jasa dapat mengangsur barang tersebut.

o Bai' As-Salam
Pembelian barang oleh bank yang dibutuhkan di
kemudian hari sedangkan pembayaran dilakukan di muka.
Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan
spesifik. Penetapan harga belinya berdasarkan keridaan yang
utuh antara kedua belah pihak.

o Bai' al-Istishna’
Bentuk bai’ as-salam khusus di mana harga barang bisa
dibayar saat kontrak, dibayar secara berangsur atau dibayar di
kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli
dan penjual secara terpisah, tidak seperti bai’ as-salam di mana
semua pihak diikat secara bersama sejak awal. Dengan
demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang
bertanggung jawab kepada nasabah atas kesalahan
pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi
tersebut.

D. Sewa
Sewa terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
▪ Al-Ijarah
Akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas barang itu sendiri.

▪ Al-Ijarah al-Muntahi Bi at-Tamlik


Akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui
pembayaran upah sewa. Namun, pada masa akhir sewa terjadi
pemindahan kepemilikan atas barang sewa.

8
E. Jasa
Jasa dibagi menjadi 4 macam :
➢ Al- Wakalah
Memberikan jaminan yang diberikan oleh penanggung
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau yang ditanggung.

➢ Al- Kafalah
Memberikan jaminan yang diberikan oleh penanggung
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua
atau yang ditanggung.

➢ Ar-Rahn
Suatu akad pada transaksi perbankan syariah yang
merupakan akad gadai yang sesuai dengan syariah.

➢ Al-Qardh
Pinjaman baik berupa uang ataupun lainnya tanpa
mengharapkan imbalan atau bunga (riba).

MENERAPKAN PRINSIP EKONOMI ISLAM


Ada 6 prinsip dalam ekonomi islam, yaitu :
1. Kejujuran
Ayat yang mengandung larangan berbuat curang dalam jual beli,
ada dalam Q.S. al-Mutafifin/83:1-3.

Setiap transaksi yang mengandung unsur penipuan adalah


perbuatan haram, berbuat curang dan penipuan adalah sesuatu
yang susah untuk dihindarkan dalam jual beli karenanya Islam
memberikan derajat yang tinggi bagi pedagang yang jujur.

2. Amanah
Menjadi kewajiban bagi seseorang untuk mencari harta yang
halal sebagaimana berkewajiban menafkahkannya dinjalan yang
halal pula. Sifat amanah dalam hal ini diperlukan agar seseorang
tidak menghalalkan segala cara dalam mencari harta. Allah SWT
berfirman dalam Q.S an-Nisa’/4:58

3. Keikhlasan

9
Setiap ibadah harus didasarkan pada niat ikhlas agar memdapatkan
rida Allah. Al-Qur’an memerintahkan kita ikhlas dalam beribadah.

4. Persaudaraan
Atas dasar persaudaraan dalam setiap transaksi diharuskan adanya
keridhaan dari dua belah pihak. Ikatan persaudaraan antarsesama
muslim dijelaskan dalam Q.S. al-Hujurat/49:10

5. Ilmu pengetahuan
Setiap melalukan akad transaksi, masing-masing dari kedua belah
pihak harus mengetahui cara bertransaksi yang benar agar terhindar
dari transaksi yang dilarang oleh syara. Di samping itu juga harus
mengetahui kadar barang yang hendak dijadikan transaksi.

6. Keadilan
Adil dalam hal ini dimaksudkan untuk menempatkan sesuatu pada
tempatnya dan tidak berbuat zalim terhadap yang lainnya. Hal yang
sangat penting dalam pembagian hasil usaha, baik ketika
mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian.

10

Anda mungkin juga menyukai