Anda di halaman 1dari 8

Membangun Akhlak Mulia

Alhamdulillah wasyukuri ala ni’matillah. Ashaduanla ilaha illahu wahdahula syarikalah wa


ashaduanna muhammadan ’abduhu warasuuluh, a’ma ba’du.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak Nya, yang
telah menciptakan makhluk Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan
kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan
para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan khotbah tentang membangun akhlak mulia
sebagaimana yang telah diajarkan oleh junjungan besar Nabi Muhammad saw.

Hadirin yang berbahagia.

Suatu ketika seorang pria bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang akhlak yang baik, maka
Rasulullah membacakan firman Allah Swt:

“Bersikap pemaaf menganjurkan kebajikan, dan berpaling dari orang orang yang bodoh. ”

Kemudian Rasulullah saw, bersabda: ”Itu berarti kamu harus menjalin hubungan baik
dengan orang orang yang memusuhimu, bersikap dermawan kepada orang-orang yang bersifat kikir
terhadapmu, dan memaafkan orang-orang yang berbuat zalim atas dirimu.”

Itulah salah satu ajaran yang disampaikan Rasulullah saw dalam membangun akhlak yang
baik. Sepintas kita mudah saja mengatakannya tetapi dalam melaksanakannya membutuhkan
ketulusan, keikhlasan, dan kebersihan hati. Dari ketiga hal yang disampaikan Rasulullah saw
tersebut, justru itulah yang paling sering kita hindari.

Hadiri yang berbahagia,

Hal pertama agar kita mencapai akhlak yang baik adalah tetap menjalin hubungan yang baik
dengan orang orang yang memusuhi kita. Biasanya kita tidak ingin mau menjalin silaturahmi
dengan orang yang memusuhi kita. jangankan dengan musuh, dengan kerabat pun kadang kadang
hubungan kita kurang baik. Artinya, melakukan itu tidaklah mudah, sebab membutuhkan sebuah
perjuangan dan ketulusan hati yang tinggi.

Selain itu, berbuat derma kepada orang yang kikir kepada kita juga pekerjaan yang sulit. Kita
sering menolak untuk memberikan bantuan kepada orang yang jelas-jelas terkenal kikir atau pelit.
Menurut pandangan kita, orang yang kikir kepada orang lain jangan diberi bantuan supaya tahu rasa.
Bisikan itu yang sering muncul dalam hati kita.

Akan tetapi, dalam pandangan Allah Swt ternyata tidak demikian. Kepada siapa pun dan
bagaimana pun orangnya, ketika kita diberi keleluasaan untuk berderma maka kita harus
mendermakan harta kita. Kita harus yakin bahwa Allahlah yang akan menggantinya.

Hal ketiga juga tak kalah sulitnya. Memaafkan orang yang telah jelas-jelas berbuat zalim
kepada kita sangatlah sulit dilakukan. Sikap kita biasanya justru terbalik, Kita sering tidak mau
memaafkan orang yang telah menyakiti kita, bahkan cenderung ingin membalas dendam. Padahal
sikap seperti itu bukanlah cermin dari akhlak yang baik. Memaafkan orang lain bukan berarti kita
kalah, melainkan kita menunjukkan kebesaran hati kita.

Hadiri yang berbahagia,

Kita sebagai umat Rasulullah Saw. sudah seharusnya mengikuti ajaran tersebut jika ingin
mencapai derajat akhlak yang baik di sisi Allah dan rasul-Nya. Kita harus berupaya untuk melatih
ketiga hal tersebut atas dasar karena Allah dan bukan karena ingin dipuji orang lain.

Mari kita tingkatkan amal ibadah kita dimulai dengan memperbaiki akhlak diri kita sendiri.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya, tidaklah aku diutus kecuali untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak.”

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam
menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini.

Allahu yakhuzdu biaydina illa maa fiihi khoeron lil islami wal muslimien.

Wassalamu ‘alaikum warrahmatullahi wa barrokatuh.


Taat

Alhamdulillahiladzi bi’dzatihi ya’tarulmu ‘minuna wa bi’inaa yatihi wa tauliqihiyahtadii dholimun.


Ashaduanla ilahaillahu wahdahula syarikalah wa ashaduanna muhammadan ‘abduhu warasuuluh,
a’ma ba’du.

Segala puji bagi Allah, yang telah mengatur segala sesuatu menurut kehendak-Nya, Yang
telah menciptakan makhluk-Nya dengan sangat sempurna. Semoga rahmat dan salam dikaruniakan
kepada Muhammad, Rasul Allah, Nabi-Nya yang tercinta dan terpilih, juga kepada keluarga dan
para sahabatnya, serta umatnya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan ceramah singkat tentang taat kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Kata taat sering diartikan atau dipadankan dengan kata “disiplin”. Dalam pengertian yang
lebih khusus, taat diartikan sebagai satu sikap menerima segala aturan dan perintah Allah Swt dan
Rasul-Nya, serta siap untuk melaksanakannya.

Dapat ditegaskan bahwa sikap taat itu adalah sami’na wa atha’na, saya mendengar serta siap
melaksanakannya. Sedangkan sikap melanggar terhadap perintah Allah Swt dan Rasulnya disebut
maksiat.

Setiap manusia mempunyai tugas untuk taat terhadap segala aturan Allah SWT dan Rasul-
Nya. Tidak ada alasan untuk tidak taat, apalagi berniat untuk meninggalkannya secara sengaja.

Allah Swt berfirman dalam QS. An Nisa, 59:

“Hai orang orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri
(pemimpin) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Berdasarkan firman Allah Swt tersebut, sikap taat itu bukan saja kepada Allah dan Rasul-
Nya, melainkan juga kepada pemimpin kita. Kita wajib taat kepada pemimpin sepanjang pemimpin
itu tidak melanggar aturan aturan Allah Swt.

Sikap taat kita harus didasari oleh ilmu yang memadai. Jangan sampai kita taat kepada
pemimpin yang tidak taat. Kita pun jangan sampai melakukan ibadah yang tidak ada sunnahnya dari
Rasulullah saw. hanya karena taat dan mencontoh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai pelajar
harus lebih serius lagi dalam belajar, terutama belajar ilmu agama. Agar setiap perbuatan yang kita
lakukan dapat dikontrol sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunnah.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah ceramah singkat yang saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam
menyampaikannya. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat bagi hadirin yang hadir di sini.

Allahu yakhuzdu biaydina illa maa fiihi khoeron lil islami wal muslimien.

Wassalamu ‘alaikum warrahmatullahi wa barrokatuh.


‫‪Do’a Penutup Acara‬‬

‫اِص يَك ‪ِ ،‬م َطاَعِتَك ا ِّلُغَنا ِبِه‬ ‫ِه‬ ‫ِت‬ ‫ِم‬ ‫ِس‬
‫َم ُتَب‬ ‫َو ْن‬ ‫الَّلُه َّم اْق ْم َلَنا ْن َخ ْش َي َك َم ا َتُح وُل ِب َبْيَنَنا َو َبْيَن َمَع‬
‫َج َّنَتَك ‪َ ،‬و ِم َن اْلَيِق يِن َم ا ُتَه ِّو ُن َعَلْيَنا َمَص اِئَب الُّد ْنَيا ‪،‬الَّلُه َّم َم ِّتْعَنا بأْس َم اِع نا ‪َ ،‬و َأْبَص اِر َنا ‪،‬‬
‫ِم‬ ‫ِت‬
‫وُقَّو َنا َم ا أْح َيْيَتَنا ‪َ ،‬و اْجَعْلُه الوارَث َّنا ‪َ ،‬و اْجَعْل َثأَر َنا َعَلى َمْن َظَلَم َنا ‪َ ،‬و اْنُصْر َنا َعَلى َمْن‬
‫َعاَداَنا ‪َ ،‬و َال َتْجَعْل ُمصيَبَتَنا ِفي ِد يِنَنا ‪َ ،‬و َال َتْجَعِل الُّد ْنَيا َأْك َبَر َه ِّم َنا ‪َ ،‬و َال َم ْبَلَغ ِع ْلِم َنا ‪َ ،‬و َال‬
‫ُتَس ِّلْط َعَلْيَنا َمْن َال َيْر َح ُم َناَر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآْل ِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر‬
Teks MC

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, wabihi nasta’in, wa ala umuriddunya wad din. Washollallahu ala
sayyidina muhammadin, wa ala alihi wa sahbihi ajma'in.

Puji syukur senantiasa kita ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan
karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul bersama-sama di di Madrasah tercinta kita yakni
Madrasah Tsanawiyah NU Wahid Hasyim Salafiyah jekulo Kudus pada pagi hari ini.

Tak lupa, selawat serta salam, kita haturkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW.

Yang kami hormati, Ibu Hj. Naf’in Nihayatie, S.Ag, S.Pd, M.S.I selaku Kepala sekolah MTs NU
Wahid Hasyim Salafiyah Jekulo Kudus

Yang kami hormati, Segenap Dewa Guru Astatit dan asatidah serta staf-staf MTs NU Wahid
Hasyim Salafiyah Jekulo Kudus

Yang kami hormati, Bapak Ahmad Syafi’i, S.Pd selaku wali kelas 8 D yang telah hadir pada pagi
hari ini

Serta tak lupa pula yang kami hormati, segenap pengurus kelas serta teman-temanku baik putra
maupun putri yang sangat saya sayangi dan saya banggakan

Perkenankan saya .................................................. disini sebagai pembawa Acara akan membacakan


susunan acara Khitobah pada pagi hari ini:

1. Pembukkaan (MC) : ....................


2. Pembacaan Ayat Suci Al Qur’an : ....................
3. Khotib
- Khotib 1 : ....................
- Khotib 2 : ....................
- Khotib 3 : ....................
- Khotib 4 : ....................
- Khotib 5 : ....................

- (Kesimpulan Akhir ) : ....................


4. Pembacaan Do'a : ....................
5. Penutup (MC) : ....................

Untuk membuka acara ini, marilah kita bersama-sama memulai dengan bacaan Basmalah bersama-
sama semoga dengan pembacaan ini acara pada pagi hari ini bisa berjalan lancar tanpa ada halangan
suatu apapun, Bismillahirrohmanirrohim. (dibaca bersama)

Kami ucapkan terima kasih.Alhamdulillah telah sampailah kita di penghujung acara. Terima kasih
kepada teman-temanku yang telah menjalankan tugas khitobahnya dengan baik. Semoga dengan
kegiatan khitobah pada pagi hari ini bisa menambah berkah manfaat bagi kita semua Aamiin...Juga
kami sampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas partisipasinya sudah mengikuti kegiatan
Khitobah pada pagi hari ini dari awal hingga akhir.

Saya .................. selaku pembaca Acara dan panitia yang bertugas, mohon dimaafkan atas salah-
salah kata dan perbuatan. Kami pamit undur diri.

Wassalamualaikum wr. wb.


Ketekunan Dalam Ibadah

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita nikmat iman dan hidayah-
Nya. Kita bersyukur dapat berkumpul di hadapan-Nya pada kesempatan yang mulia ini.

Hari ini, saya ingin berbicara tentang sebuah konsep penting dalam agama kita, yaitu ketekunan
dalam ibadah. Dalam perjalanan hidup ini, kita sering dihadapkan pada tantangan dan cobaan yang
menguji keteguhan iman kita. Namun, dengan ketekunan yang kuat dalam ibadah, kita dapat
melewati setiap ujian dengan penuh kekuatan dan keyakinan.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur'an, "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103). Firman-Nya ini menunjukkan
betapa pentingnya untuk tetap teguh dalam menjalankan ajaran-Nya, tanpa terpengaruh oleh godaan
dan kesulitan di sekitar kita.

Dalam mengembangkan ketekunan dalam ibadah, kita perlu memahami bahwa setiap amal ibadah
yang kita lakukan memiliki nilai yang besar di hadapan Allah. Doa yang kita panjatkan, sedekah
yang kita berikan, dan puasa yang kita laksanakan, semuanya memiliki bobot yang tak ternilai.
Ketekunan dalam menjalankan ibadah juga merupakan wujud kesyukuran kita kepada-Nya atas
segala nikmat yang telah diberikan.

Selain itu, ketekunan dalam ibadah juga melatih kita untuk menjaga konsistensi dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Dengan kedisiplinan dalam menjalankan ibadah, kita belajar untuk disiplin
dalam segala aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun interaksi dengan sesama
manusia.

Marilah kita tingkatkan ketekunan dalam ibadah kita sehingga setiap langkah yang kita ambil di
dunia ini selalu diiringi dengan keberkahan dan rahmat-Nya. Dengan memperkukuh ikatan kita
dengan-Nya melalui ibadah yang konsisten, kita akan meraih kebahagiaan sejati di dunia dan
akhirat.

Akhir kata, semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan dan petunjuk untuk tetap istiqamah
dalam beribadah. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Kesederhanaan dan Kebahagiaan Dalam Islam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita
nikmat iman dan Islam. Dalam ceramah singkat ini, saya ingin menyampaikan pesan tentang
pentingnya kesederhanaan dan kebahagiaan dalam Islam.

Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan sederhana dan rendah hati, tanpa
terjebak dalam nafsu duniawi yang melulu mengejar materi dan kekayaan. Beliau mencontohkan
betapa pentingnya berbagi, memberikan sedekah, dan peduli terhadap sesama. Dengan mengikuti
teladan Rasulullah, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Dalam Al-Qur'an, Allah Swt menegaskan bahwa kehidupan dunia hanyalah perhiasan semu,
sedangkan kehidupan akhirat adalah tempat yang kekal. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita
diingatkan untuk tidak terlalu terikat pada dunia fana ini. Kekayaan, kedudukan, dan materi
bukanlah penentu utama kebahagiaan sejati. Sebaliknya, kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam
ketaatan kepada Allah dan kedekatan dengan-Nya.

Ketika kita hidup dengan kesederhanaan dan ketaatan, kita dapat menemukan kedamaian dalam hati.
Allah Swt. menjanjikan pahala yang besar bagi mereka yang sabar dan tawakal dalam menghadapi
ujian hidup. Oleh karena itu, mari kita berusaha memperbaiki hubungan kita dengan Allah, dengan
sesama, dan dengan lingkungan sekitar.

Kesederhanaan bukanlah tanda kelemahan, tetapi merupakan wujud kekuatan dan keteguhan iman.
Dengan menjaga hati dan pikiran tetap bersih dari godaan duniawi, kita dapat mencapai kedamaian
jiwa yang sejati. Mari kita jadikan Islam sebagai pedoman utama dalam hidup kita, dan semoga
Allah senantiasa memberikan kita kekuatan dan keberkahan dalam menjalani kehidupan ini.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama berdoa agar Allah senantiasa memberikan kita kekuatan
untuk tetap istiqamah dalam mengikuti ajaran-Nya, serta memberikan kebahagiaan dan kedamaian
yang hakiki di dunia maupun di akhirat. Amin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Pentingnya Rendah Hati dalam Islam

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang dengan rahmat dan karunia-Nya, kita dapat
berkumpul di majlis ilmu pada hari ini.

Saudaraku yang dirahmati Allah, kita hidup dalam dunia yang sering kali mengajarkan kita untuk
menonjolkan diri, mengejar kesuksesan duniawi, dan mengunggulkan ego pribadi. Namun, agama
Islam dengan tegas menekankan pentingnya sifat rendah hati.

Rendah hati adalah landasan utama dalam mencapai kesucian hati dan memperoleh keridhaan Allah.
Rasulullah saw. adalah contoh yang paling sempurna dalam hal ini. Meski memiliki keagungan dan
kepemimpinan yang luar biasa, beliau tetap rendah hati dan penyayang terhadap semua orang.

Dalam Al-Qur'an, Allah Swt berfirman, "Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang adalah
orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati..." (Q.S. Al-Furqan: 63). Ayat ini
menggarisbawahi bahwa rendah hati adalah satu di antara ciri utama hamba yang dicintai Allah.

Rendah hati bukanlah tanda kelemahan, melainkan merupakan tanda kebesaran hati. Itu
mencerminkan ketulusan dan kesadaran kita akan segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Rendah
hati mengajarkan kita untuk tidak merasa lebih baik daripada orang lain, melainkan selalu bersikap
ramah, sopan, dan menghormati.

Saudaraku, mari kita renungi pentingnya bersikap rendah hati dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dengan rendah hati, kita akan mendapatkan cinta dan simpati dari sesama manusia, dan yang lebih
penting, kita akan mendapatkan rahmat dan keridaan Allah.

Sekian ceramah singkat ini. Semoga kita semua dapat mengamalkan ajaran agung Islam dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadi hamba yang rendah hati di hadapan-Nya. Terima kasih atas
perhatian dan kesediaan Anda.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai