memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh
setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh
seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang
dilakukan orang, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca cerita kepada calon bayi
bahkan bertutur kata serta bertingkah laku yang baik selama bayi dalam kandungan, dengan
harapan dirinya bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Anggota keluarga mempunyai
peran pendidikan yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari
mereka, walaupun pendidikan dari anggota keluarga berjalan secara tidak resmi. Salah satu
anggota keluarga yang paling berperan dalam pendidikan adalah seorang ibu yaitu sesosok
wanita yang tanpa kenal lelah mendidik putra putrinya sampai mencapai kesuksesan.
dalam dunia pendidikan.“ Statement ini sudah menyebar di telinga masyarakat, apalagi
masyarakat awam yang masih kental dengan budaya mereka. Kebanyakan dari mereka
menyatakan bahwa seorang wanita tidak seharusnya sekolah tinggi-tinggi untuk melanjutkan
sekolahnya, apalagi sampai mendapatkan beasiswa keluar negri, karena pada akhirnya ketika
mereka sudah berkeluarga akan lebih besar peran mereka untuk mengurusi suami. Ditambah
lagi ketika sudah dikaruniai anak, otomatis peran mereka sebagai ibu rumah tangga akan
semakin aktif.
Tidak sedikit orang berpikir bahwa pendidikan “tidak terlalu penting” bagi
wanita, karena bila pada saatnya nanti seorang wanita menikah dan menjadi seorang istri,
maka wanitalah yang diberi nafkah oleh suami, bukan malah wanita yang memberi nafkah
kepada suami seperti kebanyakan orang sekarang ini.Saya tidak meragukan sedikitpun
mengenai istilah “ujung-ujungnya wanita pasti kembali ke dapur juga”, karena semua itu
Selain untuk menunjang karir, pendidikan juga berfungsi untuk memperbaiki pola
pikir, memperbanyak relasi, dan menambah wawasan yang mungkin akan berguna bagi diri
sendiri, keluarga, sahabat, orang lain, dan khususnya bagi suami apabila suatu saat nanti
Telah banyak kita ketahui, zaman telah berubah. Dahulu, seorang laki-laki identik
dengan tugasnya yang mencari nafkah untuk keluarga, sedangkan seorang perempuan
bekewajiban untuk mengurus dan mendidik anak, serta menjadi seorang ibu rumah tangga.
Tetapi, zaman sekarang perempuan juga bisa melakukan tugas seorang laki-laki untuk
mencari nafkah tanpa mengesampingkan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Perempuan tentunya juga berhak mengenyam pendidikan yang tinggi. Perempuan berhak
untuk mengejar cita-cita nya. Jadi, tidak ada anggapan bahwa pendidikan tinggi untuk
perempuan itu sia-sia. Pendidikan bagi perempuan juga dapat menjadi bekal di masa
mendatang. Tentunya, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok, lusa, setahun,
atau sepuluh tahun lagi. Bila suatu keadaan mendesak terjadi, perempuan pun bisa
menggantikan peran seorang laki-laki untuk menafkahi keluarganya. Pernah saya membaca
di sebuah media ada percakapan antara motivator terkenal dan seorang penanya. Ketika
seorang penanya bertanya padanya,“Apa gunanya istri anda mengenyam pendidikan tinggi
sampai ke luar negri, bila pada nyatanya sekarang dia tidak berkarir?”Lalu sang motivator
pun menjawab, “ Istri saya memang seorang ibu rumah tangga, ibu dari anak-anak saya,
wanita yang saya cintai, penasehat saya dalam membangun usaha, pemilik asset dan
pengelola dari bisnis-bisnis keluarga serta pemelihara kesehatan keluarga. Pendidikan istri
saya sangatlah berguna.”Dari sini kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa pendidikan
itu penting bagi setiap orang termasuk kaum perempuan. Kaum perempuan juga berhak
Pernah suatu ketika saya mengalami sendiri, pengalaman yang sangat luar biasa
tentunya dan tidak akan pernah terlupakan seumur hidup saya. Sejak kecil saya berkeinginan
sekali untuk melanjutkan sekolah setinggi tingginya, bersyukur pada Allah saya bisa
melanjutkan pendidikan sampai uiversitas hingga akhirnya setelah saya lulus saya bisa
bekerja di salah satu lembaga pendidikan swasta, pada saat bekerja saya berfikir bahwa saya
harus lebih bisa meningkatkan kualitas diri saya dengan melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi lagi, yaitu dengan melanjutkan pendidikan pascasarjana. Kemudian dengan kegigihan
dan kemauan keras saya diterima di salah satu universitas untuk mengambil program
Pascasarjana. Pada saat saya mengenyam pendidikan tersebut berbagai kendala saya
dapatkan. Saya sadar semua itu hambatan yang harus saya hadapi, dan saya berusaha kuat
karena saya yakin memang tidak mudah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, di
butuhkan kemauan, doa, dan usaha yang gigih. Seperti apa yang di katakan oleh Thomas
otak itu 1 persen, 99 persen adalah usaha dan kerja keras. Tapi pada nyatanya, semua orang
bisa untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan bila mereka mau bekerja keras dan tidak
berbagai aspek dalam kehidupan kita. Mengeyam pendidikan tinggi bukan hanya sekedar
mendapatkan ijazah. Ijazah bukanlah tujuan utama untuk megenyam pendidikan. Perlu kita
watak, dan tentunya mengajarkan kita untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab.
kesempatan yang sama dalam mengisi pembangunan, yang terrefleksi dalam bentuk
hubungan saling menghargai, menghormati, mengisi dan membantu antara lain dalam
pembangunan. Dengan demikian akan tercipta: (1) peningkatan kualitas perempuan sebagai
sumber daya manusia pembangunan yang handal, (2) peningkatan kualitas dan perlindungan
tenaga kerja wanita (TKW) di semua sektor kerja, (3) peningkatan peran ganda perempuan
yang mendukung kemajuan perempuan dalam segala bidang, dan (5) terrealisasinya
kelembagaan dan organisasi perempuan secara lebih produktif dan inovatif (Suroyo, 1999).