Anda di halaman 1dari 2

Tugas UAS Mata Kuliah Civic Education – Indita Albina ( 221310038 )

MENINGKATKAN KUALITAS PEREMPUAN SEBAGAI TIANG NEGARA

Menurut opini saya, pemimpin perempuan dari zaman nabi sudah ada, yaitu
Ratu Bilqis, Siti Maryam, dan Siti Khadijah. Adapun pada masa penjajahan yaitu R.A
Kartini dan tokoh – tokoh perempuan lainnya. Dengan begitu, kita bisa melihat
banyak tokoh – tokoh perempuan yang sangat berperan penting dalam negaranya.
“Perempuan yang baik akan menghasilkan Negara yang baik”. Kata-kata tersebut
sudah banyak disebutkan oleh beberapa ulama, tandanya perempuan sangat
berpengaruh dalam dunia kehidupan. Banyak juga yang mengatakan “ Seorang anak
pintar, lahir dari ibu yang pintar “. Maka dari itu, kita sebagai perempuan harus bisa
meningkatkan kualitas untuk bisa menjaga dan melindungi negara kita. Bagaimana
caranya ? caranya adalah rajin belajar, karena sebagai perempuan yg cerdas harus
konsisten dalam belajar, tidak malas dan tidak mudah menyerah. Karena dengan rajin
belajarnya itu, perempuan mempunyai wawasan yang luas, cerdas dan berpendidikan.
Jika seorang perempuan mempunyai akal yang cerdas, sudah pasti memiliki cara
untuk menjaga dan melindungi negara kita, dan tentu saja akan melahirkan generasi
yang lebih pintar nantinya. Sebaliknya, jika perempuan tidak memiliki akal yang
cerdas, dan tidak bisa menjaga diri maka negara kita akan hancur. Faktor pendukung
lain nya selain rajin belajar agar perempuan menjadi pemimpin atau tiang negara
adalah, faktor lingkungan. Faktor lingkungan bisa dari keluarga dan masyarakat.
Contoh faktor pendukung dari lingkungan keluarga adalah, mendapatkan dukungan
dari suami dan anak – anak nya. Jika sudah ada dukungan, istrinya pun merasa
percaya diri akan kemampuan dan potensi yang dia miliki untuk menjadi pemimpin,
namun pastinya seorang istri sekaligus seorang ibu tidak lupa akan kewajiban nya
untuk mengurus anak dan melayani suami. Jika faktor lingkungan dari masyarakat
adalah, adanya gerakan feminisme dari masyarakat yang membuat para perempuan
merasa dihargai akan kemampuannya untuk memimpin dan menjadi tiang negara.
Namun sayang nya, ada beberapa faktor penghambat untuk perempuan menjadi
pemimpin, yaitu budaya patriarki, yaitu menempatkan laki-laki diatas kekuasaan
negara dibandingkan dengan perempuan. Masyarakat beranggapan bahwa
perempuan masih diposisi yang rendah dan tidak bisa apa – apa dalam memegang
kekuasan negara, hanya bisa menjadi ibu rumah tangga yang pekerjaan nya tidak jauh
dari menjaga rumah, mengurus anak, dan melayani suami. Padahal, tidak ada
perbedaan dari keduanya, jika perempuan mempunyai wawasan yang luas,
berpendidikan, dan berpotensi, maka bisa saja seorang perempuan tersebut menjadi
pemimpin untuk negaranya. Budaya ini harus segera dihilangkan, karena sangat
disayangkan untuk menyia-nyiakan seorang perempuan yang seharusnya bisa
menjadi pemimpin, mereka hanya melakukan pekerjaan ibu rumah tangga. Padahal,
perempuan sendiri sangat berpengaruh untuk negara. Jika kita tidak meningkatkan
kualitas kita sebagai perempuan, mau seperti apa anak keturunan kita ? akan kita ajari
apa anak keturunan kita, kalau kita saja tidak bisa memberi pendidikan yang layak
untuk anak – anak kita ?. Maka dari itu, kita sebagai perempuan harus cerdas,
berwawasan luas, dan berpendidikan. Karena, perempuan adalah madrasah atau
sekolah pertama bagi anak keturunan kita. Agar kelak, keturunan kita menjadi
penerus bangsa yang cerdas juga dan dengan begitu negara kita terus menjadi
berkembang. Dan gunakan masa muda untuk meningkatkan kualitas dengan cara
1
memperbanyak pengalaman, menambah pendidikan dan memperluas wawasan, agar
dapat ikut serta menyelesaikan dan menyuarakan masalah dengan tegas dan bijak.

Anda mungkin juga menyukai