Anda di halaman 1dari 4

Peran Ibu dalam Dunia Pendidikan

Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak. Tidak ada pendidik yang paling baik bagi anak-anak
selain orangtuanya sendiri. Baik ayah maupun ibu, keduanya memiliki tanggung jawab yang
saling menguatkan untuk kebutuhan pendidikan anak.

Di tengah kesibukannya menunaikan tugas sebagai istri, seorang ibu juga memiliki peran yang
sama dengan ayah untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Ibu adalah
contoh pertama kali bagi anak. Saat usianya tumbuh dari 0 hingga 6 tahun, seorang ibulah yang
akan menjadi guru sehari-hari bagi anaknya.

Pidarta dalam bukunya yang berjudul ‘Manajemen Paguron’ menyebutkan para ibu di negara
bagian Victoria, Australia terlihat langsung terhadap pelaksanaan pendidikan anak-anaknya. Para
ibu-ibu di negara ini terlibat langsung mencari biaya tambahan untuk pendidikan di SD-SD
setempat, menyumbangkan tenaga untuk mengajar, melatih siswa berolahraga, membantu
penyelenggaraan bazar di sekolah, ikut berwisata, memantau proses belajar mengajar, hingga
ikut terlibat dalam pembuatan kurikulum.

Apa yang dilakukan oleh orang-orang Barat di atas menunjukkan peran keterlibatan seorang ibu
secara langsung meskipun anak sudah diserahkan kepada pengelola pendidikan formal.

Kondisi yang umum terjadi di masyarakat adalah ketika orangtua sangat yakin anaknya akan
mendapatkan pendidikan yang terjamin di sebuah lembaga pendidikan yang dianggap paling
bagus. Menyekolahkan anak dengan biaya yang mahal dinilai sebagai prestasi, sementara peran-
peran mendidik baik ibu maupun ayah kerab diabaikan.

Inilah Peran Seorang Ibu Bagi Pendidikan Anak

Bukan hanya bertugas melayani suami dalam rumah tangga, seorang ibu pun memiliki peran-
peran penting untuk mewujudkan pendidikan yang baik bagi seorang anak, di antaranya adalah:

1. Mendampingi Ayah Mewujudkan Visi Misi Pendidikan

Ayah adalah perumus visi misi pendidikan bagi anak, sementara ibu berperan membantu
mewujudkan hal tersebut. Perempuan memiliki sifat empati dan kasih sayang yang lebih
tinggi, sehingga pelaksaan teknis pendidikan yang telah dirumuskan ayah dapat
dilaksanakan dengan lebih optimal atas dukungan seorang ibu.

Misalkan seorang ayah ingin agar anaknya menjadi penghafal Al Quran, maka ibu
membantu pelaksanaan teknisnya. Dalam beberapa kesempatan, ibu mengajari anak,
membantu hal-hal teknis untuk mewujudkan visi misi yang dirancang ayah.

2. Memberikan Motivasi yang Tidak Bisa Dilakukan Ayah


Perempuan sifatnya membasuh luka, demikian yang akan terjadi pada anak. Mungkin
suatu ketika anak akan merasa galau, sedih dan tak bersemangat dalam menempuh
pendidikan yang dilaluinya, atau terhadap sesuatu yang ingin diraihnya terkait
pendidikan, maka tuga ibu adalah memberikan motivasi dengan sentuhan perasaan yang
akan membuat anak bangkit kembali.

Ibu adalah kekuatan bagi anak untuk tumbuh. Ibu menumbuhkan fitrah anak untuk
semangat belajar, bangkit dari masalah dan keterpurukan, bangkit dari kesedihan. Peran
ini juga harus sinkron dengan yang diberikan oleh sang ayah.

3. Memberikan Contoh Teladan yang Baik

Pada anak usia pra aqil baligh (di bawah 10 tahun), anak-anak sangat butuh contoh
teladan. Pendidikan bukan hanya terkait pendidikan formal, tetap pendidikan yang
dimulai dari dalam rumah menjadi hal yang paling penting.

Para ibu tak perlu sedih saat secara akademis mereka hanya biasa-biasa saja. Peran
pendidikan di dalam justru sangat menentukan kesuksesan anak setelah besar. Dari
rumah, ibu harus menjadi contoh akhlak yang baik bagi anak, contoh beribadah yang
baik, contoh dalam segala hal yang baik.

Inilah pendidikan yang akan paling diingat oleh anak-anak setelah mereka dewasa.
Termasuk menanamkan adab, selain dari ayah, ibulah yang akan mengontrol
pelaksanaannya sehari-hari dengan cara menumbuhkan cinta pada adab tersebut.

4. Teman Belajar yang Baik bagi Anak

Menemani anak dalam belajar juga bisa dilakukan oleh seorang ibu. Belajar apa saja yang
mampu dilakukan oleh ibu, meski hanya sekedar membuat masakan yang enak. Menjadi
teman belajar bagi anak juga tentang akhlak prilaku dan ibadah. Anak merasa memiliki
teman yang mengerti dengan kemampuannya, yang hal itu mungkin tidak ditemukannya
di sekolah.

Melalui peran ini, seorang anak akan bisa lebih termotivasi untuk bangkit lebih baik.
Pendidikan bagi anak bukan lagi kompetisi semu seperti yang ia dapatkan di lembaga
pendidikan. Pendidikan adalah soal menumbuhkan fitrah untuk suka terhadap suatu
pelajaran, kebaikan dan hal-hal yang bermanfaat.

5. Pendidikan di Alam Kandungan

Pendidikan alam kandungan atau yang sering disebut dengan istilah pendidikan prenatal
melibatkan peran ibu secara utuh.
DR. Mansur, M.A dan Ubes Nur Islam dalam teori konsep pendidikan pranatalnya
mengungkapkan, pendidik alam kandungan meliputi doa, ibadah, membaca, menghafal,
zikir, instruksi, dialog, aktivitas bersama dan alamiah.

Ibu sebagai orangtua yang mengandung anak menjadi guru bagi anaknya sejak anak
berada dalam kandungan. Keberhasilan ibu mendidik anaknya sejak dari alam kandungan
akan mempercepat proses pendidikan ketika anak sudah berada di dunia.

6. Menumbuhkan Fitrah Anak

Menurut Imam Al-Ghazali, pendidikan pada dasarnya adalah mengembangkan fitrah


manusia yang sudah ada. Manusia memiliki kecenderungan untuk bersikap baik dan
buruk dalam hidup, maka peran pendidikan adalah mengembangkan fitrah baik tersebut.

Ibu sebagai subjek yang selalu hadir bersama anak memiliki peran yang sangat besar
untuk menumbuhkan fitrah kebaikan pada anak. Sejak dari usia pra aqil baligh hingga
baligh, peran ibu untuk menumbuhkan fitrah tersebut sangat signifikan. Bersama-sama
ayah, ibu juga memiliki peran yang sama untuk menghidupkan fitrah dalam diri anak.

7. Pendidikan dalam Aspek Psikologi

Seorang ibu juga memiliki peran pendidikan secara psikologi pada anak. Di antaranya
seperti menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, saling menyayangi, rasa peduli, hadir
sebagai penghibur bagi anak, dan sebagainya.

Contoh akhlak dan prilaku yang baik dari seorang ibu akan memberikan efek psikologi
yang baik pula bagi anak-anak.

8. Peran Literasi Seorang Ibu

Menumbuhkan kecintaan pada baca tulis sangat bisa dilakukan oleh seorang ibu pada
anak-anaknya. Mengajarkan anak dekat dengan buku, membacakan cerita dan buku-buku
pada anak akan sangat membantu kecintaan anak pada ilmu sejak dini.

9. Teman Beribadah bagi Anak

Saat fitrah anak dalam beribadah dapat tumbuh dengan baik, maka peran ibu selanjutnya
adalah menjadi sahabat anak dalam beribadah. Jangan malu untuk diingatkan anak ketika
lalai mengerjakan suatu ibadah. Bangunlah hubungan kedekatan dan saling mengingatkan
antara orangtua dan anak.

Belajar untuk menjadi ibu yang baik tidak pernah terlambat. Terkadang seorang ibu sering abai
dengan perannya terhadap anak karena sibuk menggantikan peran ayah mencari nafkah.
Komunikasi yang baik suami istri dapat menjadi solusi pendidikan yang baik bagi anak-anak.
Anak adalah investasi dunia dan akhirat, sementara kesibukan bekerja hanyalah godaan
kehidupan di dunia. Saat kita telah tiada, maka anaklah yang akan menjadi penolong kita. Maka
mendidik anak dengan baik semestinya dilakukan dengan visi misi yang baik di dalam keluarga.

Bicarakan sekarang tentang bagaimana keluarga membangun visi misi peradabannya hingga
masa akan datang. Belum terlambat sebelum anak-anak kita pergi menjauh dari kita dan telah
memilih jalan hidupnya sendiri karena kurangnya peran kita sebagai ibu, sebagai ayah dalam
mendidik.

Referensi:

https://media.neliti.com/media/publications/102716-ID-peranan-ibu-dalam-pendidikan-anak.pdf

http://www.academia.edu/34400627/
PERAN_IBU_MENURUT_KONSEP_PENDIDIKAN_KELUARGA_DALAM_ISLAM

http://etheses.uin-malang.ac.id/12063/1/14110137.pdf

https://klubwanita.com/peran-ibu-dalam-psikologi-anak-usia-dini

Anda mungkin juga menyukai