Anda di halaman 1dari 3

Istri??

Siapa yang bergelar istri, seorang perempuan yang dulunya sendiri dalam
lingkungan kedua orang tua. Yang kemudian dipinang diambil kehalalannya untuk
dilindungi dan dicintai oleh seseorang yang sebelumnya tidak dikenalnya. Yang
diharapkan dapat menemani mengarungi bahtera rumah tangga, menghadirkan
generasi terbaik, penerus yang dibanggakan dihadapannya Kelak, menemani dalam
suka dan duka, bertumbuh bersama menggapai ridho sang pencipta hingga ke
Surga – Nya kelak. Istri adalah pendamping atau parent bagi suami. Mereka berdua
berkolaborasi dan bersinergi secara positif untuk mewujudkan visi serta tujuan-
tujuan muai berumah tangga.

Mereka bekerja sama untunk mengarahan keluarga menuju kepada ridha Allah,
sehingga bisa mendapatkan kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Seperti bunda Aisyah yang tabah mendampingi Nabi Muhammad SAW dalam
melakukan berbagai tugas berat sebagai utusan Allah.

Manusia merupakan faktor paling menentukan dalam setiap organisasi, termasuk


dalam hal ini birokrasi pemerintah yang diawaki sumber daya aparaturnya sebagai
birokrat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Memperhatikan hasil-hasil
pembangunan, secara jujur dapat dikatakan bahwa perempuan belum mampu
memberikan kontribusinya, hal tersebut salah satu sebabnya karena dalam proses,
menurut azas manajemen, perencanaan pembangunan di masa lalu tidak
berperspektif gender. Akhir-akhir ini telah muncul kesadaran dan pengakuan
terhadap kelemahan perencanaan pembangunan dalam memperhatikan secara
penuh dan memperhitungkan secara tepat dan sistematis sumbangan perempuan
terhadap proses pembangunan maupun dampak pembangunan terhadap aspirasi
dan kepentingan perempuan.

Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara seirama dengan meningkatkan kualitas peran dan kemadirian organisasi
perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan bangsa
serta nilai historis perjuangan kaum perempuan yang telah membela dan
membebaskan kaum perempuan dari ketertindasan dan keterkungkungan.

Menjadi ibu adalah kodrat yang diberikan kepada setiap wanita, namun sebagai ibu
tidak berarti menjadi batasan untuk menentukan masa depan. Dewasa ini
kesetaraan gender semakin banyak digaungkan di kalangan masyarakat luas
sehingga wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki, hak untuk berpendapat,
hak mengenyam pendidikan tinggi, hingga hak untuk berkarya dan berkarir. Maka
tidak heran saat ini fenomena wanita karir bukan lagi menjadi hal yang tabu.
Wanita adalah jantung dalam setiap rumah tangga, ketika dia berhenti bekerja maka
berhentilah seluruh kehidupan di dalamnya. Mengandung, melahirkan, dan menyusui
adalah starter pack tugas seorang wanita menjadi ibu. Ibu dalam keluarga
memegang berbagai peranan penting. Ibu adalah “Menteri Pendidikan” bagi anak-
anaknya, mendidik dan mengajari tentang keyakinan beragama, adab dan norma,
fisik dan mental, intelektual, dan psikologi sehingga terbentuk kepribadian yang baik
dalam diri sang anak. Dalam “kegiatan belajar mengajar” tersebut ibu juga harus
menjadi figur dan memberi contoh yang baik untuk anak. Ibu adalah “Menteri
Kesehatan” yang harus memperhatikan asupan nutrisi setiap anggota keluarga,
menyajikan hidangan dengan kreatifitasnya, hingga merawat anggota keluarga yang
sakit. Ibu adalah “Menteri Keuangan” yang mengelola pemasukan dan pengeluaran
setiap harinya, memastikan semua kebutuhan terpenuhi sesuai prioritasnya, dan
mengarahkan untuk mencapai tujuan keluarga. Ibu adalah “Manajer” yang berperan
untuk memastikan setiap tugas dan fungsi dalam keluarga berjalan sebagaimana
mestinya. Memastikan rumah menjadi tempat paling nyaman bagi keluarga baik dari
segi kebersihan maupun suasana di dalamnya.
Sebagai wanita karir, seorang ibu memiliki tugas dan tanggungjawab profesi dalam
organisasi tempat ia bekerja. Ibu dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
apik tanpa membawa embel-embel bahwa dirinya adalah seorang ibu. Selain itu ibu
juga memiliki peran dalam kehidupan bermasyarakat misalnya turut serta dalam
kegiatan rukun tetangga, rukun warga, gotong-royong. Maka dapat dibayangkan
bagaimana seorang ibu me-manage dirinya untuk menjalankan tiga peran dalam
waktu yang berbarengan.
Sangat manusiawi ketika seorang ibu merasa lelah dan jenuh dengan segala
rutinitasnya. Secara naluriah seseorang tidak bisa hidup tanpa orang lain, begitu
pula ibu yang tetap membutuhkan orang lain untuk menjadi supporting
system untuk dirinya, dalam hal ini adalah suami. Selain itu para ibu juga bisa
mencoba beberapa hal berikut untuk me-recharge kekuatan fisik dan batinnya.
Berikut adalah tips bagi para ibu agar tetap memaksimalkan perannya di dalam
keluarga, birokrasi, organisasi tanpa kehilangan jati dirinya :
1. Me time
meluangkan waktu untuk menyendiri terkadang penting untuk dilakukan.
Kesempatan me timedapat dimanfaatkan untuk kembali melihat dan memperhatikan
diri sendiri serta memahami situasi yang sedang terjadi di sekitarnya. Me
time sangat baik digunakan untuk mencari akar permasalahan (misalnya penyebab
stress dan lelah) yang sedang dihadapi sehingga dapat dicari solusi terbaik. Hal ini
sekaligus melatih mental untuk menghadapi masalah dan bukan menghindari
masalah.
2. Self acceptance
Setelah menemukan akar permasalahan yang sedang dihadapi, ibu perlu
menenangkan diri, mengakui dan menerima keadaan dan situasi yang sedang
terjadi. Tanpa disadari sebagian besar dalam diri seseorang menolak untuk
menerima keadaan yang sedang dihadapi, hal inilah yang menyebabkan perasaan
lelah dan jenuh semakin besar. Maka sikap menerima sangat dibutuhkan untuk
menciptakan hati yang lapang. Ibu juga dapat mengingat kembali kenangan dan hal
baik yang sudah ada sebelumnya untuk menciptakan positive response dan positive
vibes. Kegiatan Self acceptance bisa Memenuhi kebutuhan diri dgn mengikuti kelas
atau pelatihan sesuai dgn interest atau kebutuhan. Ex. Kelas Masak, kursus
kecantikan, yoga, public speaking agar skill bertambah dan semakin besar rasa
kecintaan terhadap diri sendiri.
3. Manajemen Waktu
Perasaan jenuh, lelah, dan stress dapat disebabkan oleh manajemen waktu yang
buruk. Masalah-masalah yang timbul dapat menjadi bahan evaluasi dalam mengelola
waktu yang dimiliki. Mindset bahwa ibu punya kendali atas waktu yang ia miliki juga
penting agar dalam menjalankan tugas dan perannya ibu tidak merasa tertekan oleh
waktu.
4. Bersyukur
Bersyukur adalah salah satu cara untuk meredam emosi dan gejolak hati. Rasa
syukur dapat ditunjukkan dengan berbagai cara misalnya menuliskan hal-hal baik,
menikmati waktu bersama keluarga, dan me- review tumbuh kembang anak. Tidak
ada yang sempurna di dunia ini, begitu pula ibu. Terkadang ibu terjebak dalam
target-target yang ia tetapkan yang dapat berakibat menyalahkan diri sendiri
sehingga lupa bersyukur atas yang keberhasilan melewati masa-masa sulit dan
pencapaian yang diraih.
5. Self Reward
Tidak mudah bagi wanita menjalankan peran sebagai ibu, wanita karir, dan bagian
dari lingkungan masyarakat. Maka sesekali ibu perlu memberikan penghargaan
kepada diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai