Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan dan jawaban

1. Bagaimana langkah2 menjadi suami dalam memberikan dukungan emosional


terhadap ibu menyusui?
a. Mencari informasi sebanyak mungkin tentang ASI. Melakukan diskusi dengan
istri terkait masalah ASI dan menjadi sumber informasi bagi istri.
b. Menjadi pendukung ibu saat menyusui. Dukungan ayah membuat ibu menjadi
lebih rileks dan senang, hal ini dapat memicu peningkatan hormon prolaktin dan
oksitosin yang berperan dalam produksi ASI sehingga ASI menjadi lancar.
c. Menjadi orang tua yang sebenarnya. Tugas ayah bukan sekadar pengambil
keputusan atau pencari nafkah, melainkan harus terlibat dalam urusan rumah
tangga seperti merawat anak.
d. Bertanggung jawab terhadap keluarga. Menjadikan keluarga sebagai prioritas
utama dan melakukan perannya sebagai ayah ASI.
e. Bijaksana dalam mendampingi istri menyusui. Menahan emosi ketika
menghadapi lingkungan yang kurang mendukung ASI.
f. Bekerjasama dengan istri dalam menyukseskan ASI eksklusif dengan saling
berbagi peran dan tidak menjadikannya sebagai beban.
g. Memotivasi istri untuk menyusui. Saat istri merasa lelah dan kesulitan suami
harus bisa memahami keadaan istri, seperti mengajak istirahat sejenak dan
menikmati waktu berdua, menjadi pendengar yang baik serta memberikan solusi
terhadap kesulitan istri.
h. Berbagi dengan orang lain. Tidak menutup diri dan membuka jaringan pergaulan
serta informasi seluas-luasnya, dengan melakukan sharing tentang persoalan
terkait ASI. Bergabung dalam komunitas KP-ASI, Ayah ASI dan AIMI (Asosiasi
Ibu Menyusui Indonesia)
2. Menurut kelompok, apasaja manfaat dari self healing bagi ibu nifas dan menyusui?
a. Melancarkan proses menyusui
b. Memulihkan luka dan trauma pascabersalinan
c. Menyimbangkan siklus tidur ibu dan bayi
d. Melepas rasa takut, khawatirdan stres menghadapi masa parenting
e. Memudahkan komunikasi intuitif orang tua dan bayi

3. Bagaimana cara mendapatkan support dari keluarga hasil MBA (married by Accident)
pada masa post partum?
Dalam kondisi ini sangat penting peran dari keluarga untuk memberikan berbagai
dukungan yang dapat diterapkan dalam membantu ibu postpartum seperti mengganti
popok bayi, menyusu bayinya dll. Hal tersebut membuat ibu postpartum mendapat
istirahat yang cukup dan merasa tenang. Dan pada hakikatnya keluarga diharapkan
mampu berfungsi untuk mewujudkan prosesperawatan bayi yang baik.
4. Apa yang dapat dilakukan Bidan agar ibu dapat mencegah/ melewati fase emosional
healing ?
yang pertama bidan memberikan edukasi kepada ibu dan suami sejak pertama kali
melakukan pemeriksaan kehamilan tentang peran keluarga pentinggnya untuk
membentuk dan menjaga ikatan untuk saling berbagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emotional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari suatu
keluarga, hal ini akan menumbuhkan kesadaran dan kemauan keluarga dalam
memelihara dan meningkatkan status kesehatan, sehingga dapat menciptakan
lingkungan yang sehat, yang di mulai dari memperhatikan ibu hamil,perhatikan apa
yang ibu butuhkan dan dengarkan keluhannya akan membantu ibu menangani
masalah emotional sejak dini, keluarga menjadi supportsystem nomor 1 karena
dengan adanya support keluarga dalam bentuk kenyamanan emotional hal ini bisa d
cegah dari ibu hamil sampai dengan terjadinya di fase nifas.

5. Dalam fase emosional healing ibu membutuhkan dukungan keluarga/suami. Apa saja
peran suami dalam memberikan dukungan emosional terhadap ibu menyusui?
a. Bersabar dan berusaha untuk memahami kondisinya. Sempatkan waktu untuk
selalu ada untuknya agar ia merasa terdukung dan tidak memendam perasaan
negatif tersebut seorang diri.
b. Membantu istri agar ia dapat merawat dan menjaga kesehatannya sendiri,
misalnya dengan membuatkan makanan yang bergizi untuknya.
c. Membantu istri mengurus si kecil yang baru lahir dan melakukan pekerjaan
rumah agar ia memiliki waktu untuk beristirahat. Jika merasa kewalahan, suami
selalu bisa meminta bantuan teman atau kerabat dekat untuk meringankan
pekerjaan di rumah.
d. Jadi pendengar yang baik jika istri mengutarakan perasaannya. Usahakan untuk
mendengarkan apa yang ia ungkapkan dengan empati dan tidak menghakiminya

6. Apa yang di sebut dengan pemberdayaan keluarga?


-Pemberdayaan keluarga merupakan upaya yang dilakukan berbagai pihak untuk
membuat keluarga lebih berdaya dan berkualitas melalui kemampuan yang
dimilikinya. Pemberdayaan keluarga diharapkan dapat melahirkan keluarga yang
mandiri, mempu mengelola masalah dan mencari solusi pemecahan dari suatu
masalah. Keluarga yang berdaya memiliki kreativitas dalam meningkatkan
kesejahteraan anggota keluarganya (Sunarti, 2014: 91).
Pemberdayaan keluarga adalah suatu proses atau upaya untuk menumbuhkan
kesadaran dan kemauan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan status
kesehatan. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang cara-cara memelihara dan
meningkatkan kesehatan adalah awal dari pemberdayaan kesehatan yang selanjutnya
menimbulkan kemauan atau kehendak untuk melaksanakan tindakan kesehatan
sehingga keluarga dapat melaksanakan tindakan untuk berperilaku sehat
(Notoatmodjo, 2012).

Anda mungkin juga menyukai